Metode BASMALAH
Nama : Metode Basmalah
Penyusun : Ustad Jalil Ali Yunus Alvarahi
Jilid :
Jenjang : Pemula
Ukuran :
Halaman :
Penerbit : Tahun Terbit -Pertama : -Yang Diteliti :
Pendahuluan
Metode BASMALAH merupakan salah satu metode baca tulis al-Qur;an di era modern yang diusung oleh seorang ustadz yang dikenal dengan sebutan Ustadz JAY (Jalil Ali Yunus) Alvarahi. Metode BASMALAH ini merupakan sebuah singkatan dari Belajar al-Qur’an Sambil Bermain Agar Lebih Asyik dan Mudah. Penggunaan nama BASMALAH ini sendiri adalah diilhami oleh wahyu pertama yang diturunkan kepada Rasulullah pada ayat pertama surat al-‘Alaq (iqra’ bismi rabbika al-ladzi khalaq).
Dengan dinamainya metode ini dengna nama BASMALAH, adalah diharapkan mampu memberikan spirit dan motivasi kepada kaum muslimin untuk selalu bersemangat, penuh totalitas untuk mempelajari al-Qur’an dengan tidak mengenal usia.
Sejarah Penyusunan
Penyusun dan Sanad Keilmuan
Karakteristik Metode 1. Ciri Khas Metode
Metode BASMALAH ini tidak berdasarkan buku panduan sebagainana metode- metode baca-tulis al-Qur’an yang lainnya yang menggunakan buku panduan. Akan tetapi, metode ini memiliki beberapa langkah khusus pembelajaran dengan metode BASMALAH.
2. Media Pembelajaran Peraga Papan
Peraga Kartu
3. Materi Ajar
4. Sistem Pembelajaran
Sistem Pembelajaran Metode Basmalah dibagi kedalam dua kelas: (1) Pembelajaran untuk Anak TPQ-SD, (2) Pembelajaran untuk Remaja dan Dewasa.
Untuk anak TPQ-SD yaitu Minggu pertama, sebagai pengenalan terhadap al-Qur’an.
Misalnya dengan panduan seorang guru menuliskan huruf hijaiyah dan kemudian dinyanyikan bersama para santri secara bersama. Tahap selanjutnya adalah membagi peserta didik ke dalam beberapa kelompok yang kemudian disuruh untuk menyanyikan a-ba-ta-tsa setiap kelomoknya secara bergiliran.Minggu kedua, melatih cara membaca dan menulis huruf hijaiyah dengan tanda baca fathah, kasrah, dlammah, dan juga tanda baca panjang dengan cara mengelompokkan huruf berdasar ejaannya. Misalnya dengan memisah huruf yang dieja O (kho, ro, sho, dll) dengan huruf yang dieja dengan vokal A. Minggu ketiga, membaca dan menulis huruf hijaiyah dengan tanda baca tanwin (an-in-un) serta dikombinasikan dengan huruf dan tanda baca yang lainnya. Selain itu, pada minggu ini setiap anak diajak menuliskan bacaan basmalah,
istighfar, shalawat, dan ataupun lainnya. Kemudian mengurai setiap hurufnya dengan dibubuhkan segala macam tanda baca dalam setiap hurufnya. Minggu keempat, dikenalkan tanda baca sukun dan juga tasydid (diwarnai merah), yakni dimulai dengan huruf-huruf yang tulisannya mirip tapi dibedakan dengan titiknya, lalu dikombinasikan dan diacak dengan huruf lainnya. Minggu kelima, diperkenalkan dengan huruf hamzah sukun dan huruf lain (au, ai, a’) serta tidak lupa dikombinasikan dengan tanda baca yang telah lalu. Minggu keenam, menulis dan membaca kata kerja yang bersumber dari suat al-fatihah. Minggu ketujuh, membaca dan menulis ayat-ayat pendek di papan tulis. Ketika berlanjut hingga pertemuan ke- 20 sampai pertemuan ke-24 maka anak dilatih menggunakan kartu BASMALAH untuk membaca dan menulis ayat-ayat pendek dengan imla’ dan dipandun oleh ustadz. Dari paparan di atas, sedikit menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan metode ini butuh kontinuitas untuk mendapat hasil yang maksimal.
Untuk Remaja dan Dewasa
a. Langkah-langkah Pra-KBM, adalah guru membuat kelompok belajar yang beranggotakan minimal lima orang peserta. Dari setiap kelompok tersebut, dalam setiap pertemuan, akan dibimbing oleh seorang pembimbing (guru) selama sepuluh menit, bersamaan dengan itu adalah disimak dan ditirukan oleh peserta kelompok lainnya.
b. Langkah-langkah selama KBM. Terbagi ke dalam setidaknya lima pertemuan.
1) Pertemuan ke-1. Pengenalan a-ba-ta-tsa dengan nada shalawatan, dilanjutkan dengan pengenalan lima tanda baca secara berurutan (fathah, tanwin, tanda panjang, tanda lain, sukun, tasydid).
2) Pertemuan ke-2. Bermain simulasi kartu BASMALAH dengan semua tanda bacanya. Adapaun setiap peserta didik akan diberikan 5-7 kartu simulasi.
Kemudian disuruh untuk menuliskannya secara bersambung serta dibubuhkan tanda baca secara acak dan kombinasi. Selain itu, peserta didik juga dilatih untuk membaca dan menulis potongan ayat al-Qur’an di dalam buku tulis yang harus dibaca oleh masing-masing peserta.
3) Pertemuan ke-3. Membaca dan menulis satu ayat pendek dengan panduan ustadz.
4) Pertemuan ke-4. Membaca dan menulis satu ayat pendek dengan panduan ustadz.
5) Pertemuan ke-5. Praktik membaca al-Qur’an dengan panduan ustadz.
5. Tipologi dan Analisis Istilah Tajwid
Persebaran Metode
Daftar Pustaka
Lampiran