Pendampingan Pembelajaran Berbasis Al Quran untuk Anak-Anak di Dusun Karangmenjangan Kecamatan Mojoagung
Indana Lazulfa, Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng Iftitaahul Mufarrihah, Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng Anita Andriani, Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng Abstract:
Islamic education for children is very important. Islamic education is basic and fundamental education that embeds religious values in children’s personalities. One form of Islamic education for children is learning the Al-Quran. Not only reading and writing Al-Quran, but learning based on the Al-Quran can expand into the introduction of good values and practice of these values in everyday life . The current phenomenon is the rapid advancement of technology and information, and the ease of access to the internet in everywhere. This phenomenon has both positive and negative impacts on children. One of the negative influences is addiction to playing gadgets, making it difficult to manage their time. As a result, children’s interest and motivation to learn decreases. The solution to overcome this problem is to provide useful and innovative Islamic education activities, namely Al-Quran-based learning assistance for children. This activity was carried out together with the children from Karangmenjangan Village and the local people.
The method used is the lecture method, stories, and exemplary. The result of this activity is an increase in children’s interest and enthusiasm for reciting the Al-Quran regularly which can reduce playing with gadgets in their free time. This activity received support from participants and parents as much as 86% rated it very well and the rest rated it as good and sufficient.
Keywords: Al-Quran, Children, Education, Assistance.
Abstrak:
Pendidikan Islam untuk anak-anak adalah hal yang sangat penting. Pendidikan Islam merupakan Pendidikan dasar dan fundamental yang menanamkan nilai-nilai agama pada pribadi anak-anak.
Salah satu bentuk pendidikan Islam untuk anak-anak adalah pembelajaran Al Quran. Tidak hanya membaca dan menulis Al Quran saja, namun pembelajaran berbasis Al Quran ini bisa meluas menjadi pengenalan nilai-nilai kebaikan dalam Al Qur’an dan pengenalan pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Fenomena saat ini adalah kemajuan teknologi dan informasi yang sangat cepat, dan kemudahan akses internet yang ada dimanapun. Fenomena tersebut membawa dampak positif dan negatiif untuk anak-anak. Pengaruh negatifnya salah satunya yaitu kecanduan bermain gadget sehingga sulit memanajemen waktu. Akibatnya minat dan motivasi anak-anak untuk belajar menurun. Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah menyediakan kegiatan Pendidikan islam yang bermanfaat dan inovatif yakni pendampingan pembelajaran berbasis Al Quran untuk anak-anak. Kegiatan ini telah dilaksanakan bersama dengan anak-anak lingkungan Dusun Karangmenjangan dan masyarakat setempat. Metode yang digunakan adalah metode ceramah, kisah-kisah, dan keteladanan. Hasil dari kegiatan ini adalah meningkatnya minat dan antusiasme anak-anak untuk mengaji secara rutin yang dapat mengurangi bermain gadget di waktu luangnya. Kegiatan ini mendapat dukungan peserta dan orang tua sebanyak 86% menilai sangat baik dan sisanya menilai baik dan cukup.
Kata Kunci: Al-Quran, Anak-anak, Pembelajaran, Pendampingan.
Email : [email protected] PENDAHULUAN
Salah satu pendidikan untuk anak-anak terutama anak usia dini yaitu Pendidikan
agama. Pendidikan agama merupakan salah satu pendidikan fundamental yang berperan besar dalam pembentukan karakter dan kepribadian mereka (Reimers, 2020). Menurut Julianti, Pendidikan agama mempengaruhi perilaku dan tingkah laku manusia secara keseluruhan, yang biasa disebut dengan akhlak atau adab. Sehingga dari akhlak yang baik tersebut akan tumbuh menjadi kebiasaan yang baik pula (Julianti et al., 2020). Penanaman nilai-nilai agama yang kuat akan berdampak positif bagi tumbuh kembang anak-anak sehingga mereka mampu menilai hal yang baik dan hal yang buruk. Menurut Grajczonek, Pendidikan bagi anak-anak sebaiknya difokuskan pada contoh-contoh di kehidupan nyata atau cerita berdasarkan pengalaman daripada konsep yang kompleks (Grajczonek, 2010).
Pemberian pendidikan agama pada anak-anak merupakan kewajiban orang tua pada khususnya, dan masyarakat setempat pada umumnya. Proses pembelajaran meliputi pembelajaran Al Quran, pengenalan nilai-nilai kebaikan melalui Al Qur’an dan pengenalan pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari (Colina & Listiana, 2020).
Dalam Islam, Al Quran merupakan pedoman hidup, yang di dalamnya berisi kisah-kisah dan hukum yang mengatur kehidupan manusia selama berkehidupan di dunia. Di dalam Al Quran juga terdapat banyak pengetahuan alam, seperti biologi, astronomi dan sejarah (Tamlekha, 2021).
Berdasarkan pemaparan urgensi pentingnya memahami, menelaah dan mengamalkan dalam kehidupan manusia tersebut, maka diperlukan suatu pembelajaran dan Pendidikan Al Quran pada anak-anak usia dini. Hal ini sebagai bekal mereka dalam berkehidupan agar senantiasa di jalan yang benar dan mengerti tujuan hidupnya. Pembelajaran Al Quran bagi anak-anak membutuhkan sebuah pendampingan belajar yang meliputi pembimbingan, pemeliharaan dan pengawasan terhadap keberlangsungan program Pendidikan ini.
Menurut pengertiannya, Pendidikan adalah sebuah upaya yang dijalankan pengajar untuk melakukan perubahan, dari yang sebelumnya tidak tahu berubah menjadi tahu, atau dari yang sebelumnya tidak bisa berubah menjadi bisa. Menurut Armai Arief, Pendidikan Islam adalah serangkaian tahapan pengembangan dan stimulasi kreativitas peserta didik dengan tujuan untuk memberikan perubahan ke arah lebih baik sehingga diharapkan peserta didik ini menjadi insan yang beriman, bertaqwa, mandiri, berbudi luhur, dan bertanggung jawab (Arief, 2002).
Karangmenjangan merupakan salah satu dusun yang berada di wilayah Desa Karangwinongan, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Desa ini terletak di bagian timur Kabupaten Jombang. Di Desa Karangwinongan terdapat empat dusun, yaitu Dusun Kebonsari, Dusun Karangmenjangan, Dusun Ngingas dan Dusun Winong. Berdasarkan observasi dan analisis situasi yang dilakukan oleh tim, tingkat pendidikan di desa ini tergolong menengah keatas. Dalam arti bahwa fasilitas Pendidikan dan sekolah-sekolah sudah cukup jumlahnya untuk menampung peserta didik. Setiap dusun diwakili oleh satu Taman Pendidikan Al Quran (TPQ). Sehingga di Dusun Karangmenjangan terdapat satu TPQ yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.
Kegiatan belajar mengajar di TPQ tersebut dilaksanakan setiap hari. Kondisi yang ada di TPQ tersebut adalah kurangnya tenaga pengajar atau yang biasa disebut ustadz dan ustadzah. Jika dibandingkan dengan jumlah peserta didik, maka rasio tenaga pengajar dan peserta didik tidak proporsional yakni rata-rata 1:10. Dengan melihat waktu belajar yang sangat singkat yaitu 1,5 jam dan per murid mendapat waktu individu kurang dari 9 menit, maka bisa dikatakan pembelajaran tersebut kurang optimal. Apalagi jika diterapkan matode pembelajaran iqra bisa dipastikan waktu yang dibutuhkan bisa lebih dari 1,5 jam untuk 10 murid. Secara umum di TPQ tersebut menerapkan metode tilawati. Metode tilawati dinilai lebih efektif dibandingkan metode iqra. Namun disana kekurangan tenaga
pengajar berijazah metode tilawati.
Masalah lain yang muncul adalah rendahnya minat anak-anak untuk belajar Al Quran atau mengaji di TPQ karena mereka cenderung menghabiskan waktu mereka dengan gadget. Banyak faktor yang mendasari hal tersebut, diantaranya kemajuan teknologi pada saat ini berdampak pada mudahnya mendapatkan akses gadget dan internet dimanapun, sehingga informasi dapat dengan mudah tersebar. Di samping itu, akses fitur-fitur yang ada di gadget semakin mudah karena jaringan internet yang mudah ditemukan di berbagai tempat. Menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika, dalam kurun waktu lima tahun terakhir (tahun 2017 – 2022), fenomena kecanduan gadget semakin meningkat jumlahnya. Meskipun belum ada jumlah pasti, namun beberapa survei dan penelitian memastikan bahwa fenomena ini berada dalam situasi memprihatinkan (Kominfo, 2021).
Dengan demikian diperlukan suatu program berkelanjutan mengenai Pendidikan Islam untuk anak-anak yang dapat menjadi solusi bagi permasalahan tersebut diatas.
Metode menjadi sangat penting dalam sebuah pembelajaran karena dapat memaksimalkan kegiatan pembelajaran (Jamarah & Zain, 2002). Di samping itu, metode juga menjadi jembatan pemindahan materi guru-murid yang akan membawa proses belajar mengajar menuju kesuksesan (Qowim, 2020). Selain metode, ada satu hal lagi yang dapat menunjang kberhasilan suatu pendidikan yaitu buku ajar. Buku ajar dapat mempermudah dan memperjelas penyampaian materi, dengan tujuan membantu murid untuk belajar mandiri (Lazulfa & Putra, 2020).
METODE KEGIATAN
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini telah dilaksanakan dalam bentuk pendampingan kegiatan belajar mengajar di TPQ. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Maret 2023 selama 4 minggu. Tempat pelaksanaan kegiatan berada di TPQ Dusun Karangmenjangan, Desa Karangwinongan, Kabupaten Jombang. Peserta dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah murid-murid TPQ sebagai masyarakat sasaran, mahasiswa dan tim pengabdian sebagai pendamping pembelajaran. Kemudian para pengajar yaitu ustadz dan ustadzah sebagai mitra pendukung kegiatan. Peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan diantaranya alat tulis kantor, dan beberapa instrumen penelitian berupa angket atau kuesioner.
Selama kegiatan pendampingan pembelajaran Al Quran ini, terdapat beberapa variasi materi diantaranya baca tulis Al Quran, tajwid, Tarikh dan fiqih. Keempat materi tersebut dinilai memiliki kelebihan masing-masing dan sangat bermanfaat untuk anak- anak usia dini karena mengandung pokok-pokok metode dalam Pendidikan Islam. Pokok- pokok metode Pendidikan Islam diantaranya metode khotbah, keteladanan, metode kisah- kisah, dan nasihat.
Tahapan metodenya adalah analisis situasi, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Tahap pertama adalah analisis situasi yang dilakukan dengan mendatangi lokasi kegiatan dan melakukan observasi serta wawancara dengan masyarakat setempat. Dalam hal ini yaitu kepala desa, kepala dusun, ketua RT dan pengurus masjid. Tujuan dari analisis situasi ini adalah untuk mengetahui situasi terbaru lokasi dan memperoleh informasi gambaran masyarakat sasaran. Di tahap ini diperoleh informasi gambaran masyarakat yang lengkap untuk nantinya disesuaikan dengan rencana kegiatan yang akan dilakukan.
Di tahap ini terjadi perubahan rencana yang awalnya akan menerapkan 5 materi dikurangi menjadi 3 materi karena keterbatasan waktu dan tenaga.
Pada tahap kedua, yaitu perencanaan kegiatan dilakukan pertemuan data-data yang sudah terkumpul dengan rencana kegiatan sehingga menghasilkan rumusan kegiatan
beserta peralatan dan perlengkapan yang diperlukan. Kemudian dilanjutkan dengan pembagian job desc masing-masing anggota tim. Setelah itu dilanjutkan ke perizinan kepala desa dan masyarakat selingkungan, pengurus masjid dan guru-guru TPQ.
Tahap ketiga adalah pelaksanaan program. Pada tahap ini semua pihak terlibat dalam kegiatan sesuai job desc nya. Kegiatan pendampingan ini dikemas dalam bentuk program yang bervariasi dan berulang lagi selama seminggu. Setiap hari ada jadwal tersendiri untuk materi yang berbeda. Kegiatan ini diharapkan membawa warna baru dalam kegiatan belajar-mengajar mengaji di TPQ. Hal ini juga diharapkan akan membuat anak-anak tidak mudah bosan dengan rutinitas yang monoton. Materi tambahan yang dibawakan adalah kisah-kisah, keteladanan, dan tajwid. Harapan dari kegiatan ini adalah supaya anak-anak dapat terus meneladani kisah-kisah teladan dan mengamalkan ke kehidupan mereka.
Tahap keempat sekaligus menjadi tahap terakhir adalah tahap evaluasi. Pelaksanaan evaluasi dilakukan seusai kegiatan selama 2 hari. Pada hari pertama, tim akan melakukan evaluasi kegiatan dengan para peserta sebagai bentuk feedback. Peserta dibagikan angket untuk kemudian diisi oleh mereka. Angket tersebut secara umum menggali efektivitas dan manfaat bagi peserta. Hasil dari angket tersebut akan dibahas di hari kedua yakni bersamaan dengan evaluasi keseluruhan kegiatan bersama tim.
Gambar 1 Tahapan metode pengabdian HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan pendampingan pembelajaran Al Quran ini diselenggarakan atas dukungan dari tim pengabdian, universitas, kepala desa dan pengurus desa, kepala dusun, ketua RT, pengurus masjid dan ustadz-ustadzah. Tanpa bantuan dan dukungan dari pihak- pihak tersebut, tidak mungkin suatu kegiatan bisa terlaksana dengan baik dan lancar.
Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Maret 2023. Kegiatan ini bertempat di masjid dusun karangmenjangan yang biasa dibuat untuk TPQ pada sore hari setelah ashar. Dengan mengusung tema “fun mengaji”, setiap harinya akan dibawakan materi Baca tulis Al Quran, tajwid, Tarikh dan fiqih di hari yang berbeda.
Berdasarkan Gambar 1, tahap pertama yang dilakukan adalah analisis situasi.
Untuk hari pertama analisis situasi, masih dilakukan observasi dan wawancara dengan kepala desa dan kepala dusun. Kemudian di hari kedua dilakukan observasi dengan pengurus masjid dan ustadz-ustadzah yang mengajar di TPQ. Kemudian hari berikutnya dilakukan observasi dengan peserta didik atau murid-murid TPQ. Hal ini untuk menggali dan mengukur kemampuan siswa sehingga mayteri yang diterapkan nantinya bisa sesuai.
Gambar 2 Analisis Situasi Bersama dengan pengurus desa dan kepala dusun
Pada saat pelaksanaan program, terdapat beberapa tahapan yang berulang yaitu observasi, pelaksanaan, dan evaluasi. Observasi di langkah ini tidak sama dengan observasi di awal tadi karena observasi kali ini ditekankan pada proses belajar mengajar yang biasa dilakukan peserta didik di TPQ. Hal ini juga sebagai studi pendahuluan untuk lebih mengenal objek sasaran yaitu murid-murid, dan untuk menentukan metode pengajaran seperti apa yang akan diterapkan.
Pembelajaran Al Quran sejak usia anak-anak sangat penting karena Al Quran dikenalkan lebih awal malah lebih baik lagi sehingga anak-anak menjadi generasi tangguh dan berakhlak baik (Colina & Listiana, 2020). Pada hari kedua diisi dengan materi baca tulis Al Quran yang dipandu oleh ustadz dan tim yang bertugas sebagai pengajar.
Kemudian anggota tim yang bertugas sebagai pendamping melakukan pendampingan kepada setiap murid. Kebanyakan dari materi yang agak susah untuk dicerna oleh anak- anak akan dijelaskan lagi oleh para pendamping ini. Selain itu, pendamping juga sebagai pengontrol murid-murid yang aktif sehingga kegiatan belajar mengajar tetap kondusif.
Adanya program pendampingan ini diharapkan dapat mengoptimalkan waktu mengaji yang sangat terbatas dengan suasana yang nyaman dan ceria. Lebih daripada itu, kegiatan pendampingan ini bertujuan untuk memupuk semangat belajar anak-anak dan memotivasi mereka untuk terus belajar Al Quran maupun kisah-kisah teladan Islam.
Program pendampingan ini dapat diandalkan untuk mengisi waktu luang anak-anak dengan kegiatan bermanfaat. Apabila anak-anak menyibukkan diri dengan kegiatan yang positif dan produktif, maka pengaruh negatif dari kecanduan gadget dapat dikurangi.
Menyediakan wadah dan fasilitas untuk anak-anak mengisi waktu luang dengan kegiatan positif yakni belajar dan bermain merupakan tanggung jawab orang tua dan masyarakat.
Kegiatan pendampingan mengaji rutin dimulai setelah sholat ashar selama durasi kurang lebih 1,5 jam. Tim pengabdian dibagi menjadi beberapa tim kecil dengan job desc berbeda. Job desc dari masing-masing tim kecil akan digunakan untuk melengkapi pos-pos penugasan pada saat pelaksanaan. Terdapat tim pemandu, tim pendamping, tim logistic dan tim dokumentasi. TPQ di dusun karangmenjangan banyak menerapkan metode tilawati. Sedangkan tenaga pengajar yang di TPQ tersebut masih kurang yang memiliki ijazah tilawati. Kegiatan ini diawali dengan pembagian lembar doa untuk dibaca Bersama-sama sebelum dan seusai mengaji. Sebelumnya murid-murid belum pernah
memiliki atau diajarkan doa-doa sebelum dan seusai mengaji. Dengan dilaksanakannya kegiatan ini menjadi pengalaman baru bagi para murid dan guru.
Tabel 1. Jadwal Materi Program Pendampingan Hari ke- Kegiatan/materi
1 Baca/tulis/hafalan Al Quran
2 Tajwid
3 Baca/tulis/hafalan Al Quran
4 Tarikh
5 Fiqih
… …
25 Fiqih
Gambar 3 Pendampingan hafalan Al Quran
Gambar 4 Pendampingan baca tulis Al Quran
Tolak ukur keberhasilan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini salah satunya yaitu anak-anak ini dapat mengikuti kegiatan mengaji dan mendalami agama secara rutin setiap harinya, dan dapat mengamalkan kisah-kisah keteladanan dalam hidup mereka sehari-hari. Evaluasi dari kegiatan ini adalah dari wawancara dengan para orang tua dan angket murid-murid serta masyarakat desa. Dari penilaian angket murid-murid didapatkan persentase keberhasilan sebesar 84% menyatakan sangat baik dan 16% lainnya menyatakan baik dan cukup. Kemudian penilaian dari orang tua menyatakan sangat setuju
dengan kegiatan pendampingan sebesar 89% dan menyatakan setuju sebesar 11%. Hal ini menunjukkan bahwa sebanyak 86,5% responden menilai kegiatan ini dengan nilai sangat baik dan sisanya menilai kegiatan ini dengan nilai baik.
Gambar 5 Pembelajaran fiqih
Dengan hasil tersebut diharapkan pelaksanaan kegiatan pendampingan belajar Al Quran dapat memberikan suasana baru dan memberikan kontribusi positif bagi Pendidikan Islam di lingkungan Dusun Karangmenjangan. Respon masyarakat juga sangat baik dan mendukung dari awal sampai akhir kegiatan, baik secara moril maupun materiil. Anak- anak yang menjadi peserta juga antusias mengikuti agenda demi agenda kegiatan. Bahkan mereka sering mengajak teman-temannya untuk ikut bergabung kedalam acara.
Berdasarkan penilaian dari beberapa orang responden baik dari peserta, orang tua dan masyarakat, penilaian sangat baik dengan jumlah responden sebesar 86,5%, kemudian penilaian baik dan cukup sebesar 12% dan 1,5%. Dengan demikian kegiatan pendampingan belajar mengaji dapat dijadikan kegiatan pembelajaran sebagai bagian dari Pendidikan Islam untuk anak-anak. Terdapat beberapa masukan dan saran yang diterima dari orang tua dan masyarakat. Salah satunya yaitu terkait pengadaan buku ajar bagi murid-murid sehingga mereka bisa lebih mudah untuk belajar mandiri dan materi juga lebih terarah dan bertarget. Selain itu, buku ajar ini dapat menyatukan persepsi pembaca yakni pengajar dan murid terkait materi. Buku ajar yang diadakan adalah buku materi tajwid dan fiqih.
KESIMPULAN
Kegiatan pendampingan belajar Al Quran telah berhasil dilaksanakan dan berjalan dengan lancar serta tanpa hambatan apapun. Kegiatan ini bertujuan untuk menyediakan kegiatan produktif dan positif untuk anak-anak usia dini di lingkungan Dusun Karangmenjangan. Di samping itu, kegiatan ini sebagai salah satu Pendidikan agama bagi anak-anak yang aktivitasnya mulai tergeser dengan kesibukan bermain gadget di waktu luang mereka sepulang sekolah. Kegiatan ini telah diikuti dengan baik oleh anak- anak usia sekolah dasar di lingkungan Dusun Karangmenjangan. Antusiasme anak-anak sangat baik dalam mengikuti rangkaian acara pendampingan ini. Target dari kegiatan ini telah tercapai berdasarkan hasil evaluasi dan feedback dari peserta dan orang tua.
Respon sangat baik ditunjukkan oleh kurang lebih 86,5% dari peserta dan orang tuanya.
Kemudian sisanya yakni 12% dan 1,5% responden menilai baik dan cukup baik.
Saran untuk keberlanjutan kegiatan ini yaitu mengadakan buku ajar materi-materi tertentu yang belum ada sumber utamanya. Hal tersebut bermanfaat sebagai media pembelajaran bagi murid-murid TPQ sehingga pembelajaran lebih terarah dan lebih lancar dari sebelumnya. Keberlanjutan program pendampingan ini juga harus dipertimbangkan lagi guna menjaga konsistensi anak-anak belajar Al Quran dan materi lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arief, A. (2002). Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Ciputat Press.
Colina, N., & Listiana, A. (2020). Al Quran Based Learning in Early Childhood Education.
5th International Conference on Early Childhood Education (ICECE 2020), 19–
22. https://doi.org/10.2991/assehr.k.210322.005
Grajczonek, J. (2010). Spiritual Development and Religious Education in the Early Years: A Review of the Literature. http://www.qcec.catholic.edu.au/wpcontent/
uploads%0A/2015/12/Final_SpiritualDevelopment-ReligiousEducation-in-the- Early-Years_A-Review-of-theLiterature.pdf
Jamarah, S. B., & Zain, A. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta.
Julianti, S., Rustam, R., & Kasmiati, K. (2020). Implementasi Penanaman Nilai-Nilai Religius Pada Anak Usia Dini di TK Dharma Wanita Tibo Kecamatan Sindue Tombusabora Kabupaten Donggala. Jurnal Pendidikan Anak: Ana’ Bulava, 1(1), 77–89. https://doi.org/10.24239/abulava.Vol1.Iss1.6
Kominfo. (2021). Kecanduan Gawai Ancam Anak-anak. Kementerian Komunikasi Dan Informatika. https://www.kominfo.go.id/content/detail/13547/kecanduan- gawai-ancam-anak-anak/0/sorotan_media
Lazulfa, I., & Putra, D. B. P. (2020). Pengembangan Modul Matematika Diskrit Berbasis ARIAS Pada Mahasiswa Teknik Informatika. Jurnal Pendidikan Matematika : Judika Education, 3(2), 101–107.
Qowim, A. N. (2020). Metode Pendidikan Islam Perspektif Al-Qur’an. IQ (Ilmu Al- Quran): Jurnal Pendidikan Islam, 3(1), 35–58. https://doi.org/https://doi.
org/10.37542/iq.v3i01.53
Reimers, E. (2020). Secularism and Religious Traditions in Non-Confessional Swedish Preschools: Entanglements of Religion and Cultural Heritage. British Journal of Religious Education, 42(3), 1–10. https://doi.org/10.1080/01416200.2019.1569 501
Tamlekha. (2021). Al Qur’an Sebagai Sumber Ilmu Pengetahuan. Basha’ir : Jurnal Studi Al-Qur’an Dan Tafsir, 1(2), 105–115. https://ejournal.staindirundeng.ac.id/
index.php/bashair/article/view/844