Pertemuan tanggal 16 maret 2022
Metode Konstruksi Basement
Metode Konstruksi Basement
Ada Dua Macam:
1. Metode Bottom-up.
– Teknik Cut-off
– Teknik Strutting Steel
2. Metode Top-down.
Metode Bottom-up
Metode ini merupakan metode pembangunan gedung yang dimulai dari bawah sampai ke atas. Pada metode ini juga pekerjaan difokuskan pada pembuatan basement terlebih dahulu
Tahap pertama yg dilakukan dalam metode ini adalah menggali tanah terlebih dahulu hingga mencapai elevasi yg direncanakan, kemudian dilakukan /dikerjakan pekerjaan pondasi, pekerjaan kolom, dan pekerjaan pelat hingga ke lantai paling atas.
Urutan Pengerjaan Metode Bottom-Up:
1. Penyiapan akses peralatan dan bahan 2. Penggalian tanah
3. Pembuatan pondasi
4. Pembuatan dinding penahan tanah (bila dibutuhkan)
5. Pembuatan lantai basement
6. Pembuatan kolom, balok, dan pelat lantai berulang sampai ke lantai paling atas
Metode Bottom-up
Teknik Cut-Off
Metode ini merupakan metode yang pada tahap awalnya adalah penggalian seluruh tanah secara langsung hingga ke elevasi perencanaan basement yang paling bawah.
Namun, dengan keadaan seperti ini, maka tanah disekitar galian akan cenderung melakukan dorongan aktif sehingga memacu terjadinya longsor atau jatuhnya tanah sekitar menuju area yang sudah digali
Maka dari itu, dalam penggunaan metode ini, setelah dilakukan penggalian, tanah disekitar area penggalian perlu ditahan dan diberi ground anchor sehingga tanah disekitar area penggalian tidak runtuh
Metode Bottom-up
Teknik Cut-Off
Tidak hanya itu, penggunaan metode ini harus
memperhatikan juga lingkungan di sekitar proyek seperti seberapa banyak gedung yang sudah terbangun di
sekitarnya. Metode ini tidak disarankan jika di sekitar area proyek terdapat banyak gedung-gedung yang sudah berdiri karena hal ini akan sangat mengganggu bagi keberadaan gedung-gedung tersebut.
Gangguan yang terjadi dapat berupa turunnya tanah atau pondasi dari gedung-gedung tersebut hingga runtuhnya bagian struktural dari gedung-gedung tersebut.
Metode Bottom-up
Teknik Cut-Off
Metode Bottom-up
Teknik Strutting Steel
Metode pencegahan runtuhnnya tanah sekitar yang membedakan metode ini dengan metode cut-off.
Dalam metode ini, pencegahan yg dilakukan adalah dng memberikan tahanan struktural berupa
kerangka baja dari satu sisi tanah menuju ke sisi tanah yang lain.
Jika dilihat dari atas, kerangka baja yang dipasang kurang lebih akan terlihat seperti net atau jaring.
Metode Bottom-up
Teknik Strutting Steel
Kelebihan dari Metode Bottom-Up:
• Sumber daya manusia yang terlatih sudah banyak yang memadai
• Tidak membutuhkan teknologi yang tinggi
• Teknik pengendalian pelaksanaan konstruksi sudah dikuasai
• Biaya yang harus dikeluarkan relatif lebih murah
Kekurangan dari Metode Bottom-Up:
• Pelaksanaan dewatering harus lebih intensif
• Penggunaan “konstruksi sementara” sangat banyak
• Tidak memungkinkan untuk melaksanakan dengan super struktural secara efisien
Metode Top-Down
Cara pelaksanaan pembangunan gedung yg dimulai dari atas ke bawah
Proses pelaksanaan metode ini dimulai dengan memasang dinding diafragma, kemudian dipasang pondasi dan kingpost, dilanjutkan dengan pembuatan plat lantai dasar dan setelah itu dilakukan konstruksi basement bagian bawah yang dilakukan bersamaan dengan penggalian.
Metode ini sangat membantu dan digunakan jika kondisi di sekitar proyek terdapat bangunan yang berdekatan, sehingga longsor tanah dari bangunan sekitar dapat dicegah.
Urutan Pengerjaan Metode Top-Down:
1. Memasang dinding diagragma
2. Memasang pondasi beserta kingpost 3. Mengerjakan plat lantai dasar
4. Mengerjakan pengerukkan dan pengecoran lantai basement
5. Mengerjakan lantai basement lebih bawah lagi bersamaan dengan lantai yang lebih atas
Tahapan Pekerjaan Tanah Galian Top-Down
1. Penggalian tanah hingga B1
2. Pengecoran pelat pada level B1
3. Pengecoran pelat pada Level 1
4. Pekerjaan galian pada level B2
Tahapan Pekerjaan Tanah Galian Top-Down
5. Pengecoran pelat pada level B2 6. Dilakukan langkah yg sama hingga level B5
7. Pekerjaan galian pada level B6 8. Pengecoran Matt Foundation
Kelebihan dari Metode Top-Down:
• Resiko teknis lebih kecil
• Jadwal pelaksanaan dapat dipercepat
• Relatif tidak mengganggu lingkungan
Kekurangan dari Metode Top-Down:
• Diperlukan peralatan berat yang khusus
• Sumber daya manusia yang ahli masih terbatas
• Diperlukan pengetahuan spesifik untuk mengendalikan proyek