• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode untuk Menemukan Kebenaran Ilmiah dalam Ilmu-ilmu Sosial (Rasionalisme, Empirisme, dan Metode Ilmiah)

Jeong Jaeeun

Academic year: 2023

Membagikan "Metode untuk Menemukan Kebenaran Ilmiah dalam Ilmu-ilmu Sosial (Rasionalisme, Empirisme, dan Metode Ilmiah)"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

A. Metode untuk Menemukan Kebenaran Ilmiah dalam Ilmu-ilmu Sosial (Rasionalisme, Empirisme, dan Metode Ilmiah)

Istilah metodologi mempunyai beberapa pengertian, yaitu (a) logika dari penelitian ilmiah,

(b) studi terhadap prosedur dan Teknik penelitian, (c) suatu sistem dari prosedur dan teknik penelitian.

Metodologi adalah ilmu tentang metode yang merupakan cara atau upaya untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan karakter ilmu. Metodologi dapat mempengaruhi permasalahan penelitian yang digunakan oleh peneliti.

Penelitian dan metode ilmiah sebenarnya mempunyai hubungan yang sangat erat, karena penelitian itu merupakan suatu kegiatan terencana yang berdasarkan metode ilmiah, dan metode ilmiah itu suatu cara bagaimana penelitian itu dilakukan. Metode ilmiah merupakan upaya memecahkan masalah melalui berfikir rasional dan berfikir empiris. Kemampuan berfikir yang dimiliki manusia telah banyak menghasilkan kebenaran, baik yang bertolak dari pengalaman maupun yang melampaui dan mengatasi pengalaman. Dalam proses berfikir itu seseorang yang menghadapi masalah, berusaha menganalisanya dengan mempergunakan pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya untuk sampai pada pemecahan yang terbaik atau tepat.

Sejarah pola berfikir dalam usaha manusia untuk memperoleh pengetahuan, menurut Ronny Hanitijo Soemitro terdapat dua pola, yaitu:

 Berfikir secara rasional artinya berfikir atas dasar penalaran agar kebenarannya dapat diterima oleh akal sehat yang mana diperlukan teori-teori yang telah teruji kebenarannya.

Menurut Nurchelmans, bahwa ada dua hal pokok yang merupakan ciri dari setiap bentuk rasionalisme, yaitu:

(1) Adanya pendirian bahwa kebenaran-kebenaran yang hakiki itu secara langsung dapat diperoleh dengan menggunakan akal sebagai sarananya.

(2) Adanya suatu penjabaran secara logika atau deduksi yang dimaksudkan untuk memberikan pembuktian seketat mungkin mengenai lain-lain segi dari seluruh sisa bidang pengetahuan berdasarkan atas apa yang dianggap sebagai kebenaran-kebenaran hakiki tersebut.

 Berfikir secara empiris artinya berfikir atas dasar fakta-fakta atau gejala yang terdapat dan atau terjadi sebagaimana adanya, kebenarannya harus ditunjukkan oleh bukti-bukti yang dapat dipercaya. Sumber utama dari kebenaran dalam berfikir adalah fakta yang dapat ditangkap melalui pengalaman manusia.

Dengan demikian orang menyadari bahwa kedua pola berfikir ini yakni rasionalisme dan empirisme, mempunyai kelebihan dan kekurangannya sendiri-sendiri. Oleh karena itu, timbullah gagasan untuk menggabungkan kedua metode tersebut yaitu metode ilmiah.

Metode ilmiah dalam meneliti mempunyai kriteria serta langkah-langkah tertentu dalam bekerja, oleh Moh. Nazir kriteria tersebut adalah sebagai berikut:

a. Berdasarkan fakta,

b. Bebas dari Prasangka (Bias) c. Menggunakan Prinsip Analisa d. Menggunakan Hipotesa

e. Menggunakan Ukuran Obyekyif

Sedangkan langkah-langkah metode ilmiah, menurut Jujun S.Suriasumantri adalah sebagai berikut:

(2)

a) Perumusan masalah

b) Penyusunan kerangka berfikir dalam pengujian hipotesis c) Perumusan hipotesis

d) Pengujian hipotesis e) Penarikan kesimpulan

Apabila hipotesis diterima, maka dianggap menjadi bagian dari pengetahuan ilmiah sebab telah memenuhi persyaratan keilmuan yakni mempunyai kerangka penjelasan yang konsisten dengan pengetahuan ilmiah sebelumnya serta telah teruji kebenarannya, artinya bahwa sampai saat ini belum terdapat fakta yang menyatakan sebaliknya.

Apabila hipotesa diterima secara pragmatis maka hasil penelitian tersebut dapat merupakan hasil generalisasi baru yang akan menambah khasanah pengetahuan ilmiah yang baru. Pada umumnya suatu kebenaran ilmiah dapat diterima dikarenakan oleh tiga hal, yaitu:

1. Adanya koheren;

2. Adanya koresponden;

3. Pragmatis.

Selanjutnya langkah-langkah metode ilmiah menurut Moh.Nazir adalah sebagai berikut:

1. Merumuskan serta mendefinisikan masalah;

2. Mengadakan studi kepustakaan;

3. Memformulasikan hipotesa;

4. Menentukan model untuk menguji hipotesa;

5. Mengumpulkan data;

6. Menyusun, menganalisa dan memberikan interpretasi;

7. Membuat generalisasi dan kesimpulan;

8. Membuat laporan ilmiah.

Sedangkan menurut H. Nana Sudjana, dan H. Awal Kusumah, bahwa langkah-langkah yang biasa ditempuh dalam metode ilmiah, adalah sebagai berikut:

1. Merumuskan masalah,

2. Mengajukan hipotesis atau jawaban sementara terhadap masalah, 3. Mengumpulkan data dan informasi untuk menjawab masalah, 4. Menguji hipotesis berdasarkan data yang telah diperoleh, 5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengujian hipotesis

Menurut Moh. Nazir, bahwa kriteria dan langkah metode ilmiah dapat dilihat sebagai berikut:

 Kriteria

1. Berdasarkan fakta,

2. Bebas dari prasangka (bias),

3. Menggunakan prinsip - prinsip analisa, 4. Menggunakan hipotesa

5. Menggunakan ukuran obyektif, 6. Menggunakan teknik kuantifikasi.

 Langkah

1. Merumuskan serta mendefinisikan masalah;

2. Mengadakan studi kepustakaan;

3. Memformulasikan hipotesa;

(3)

4. Menentukan model untuk menguji hipotesa;

5. Mengumpulkan data;

6. Menyusun, menganalisa dan memberikan interpretasi;

7. Membuat generalisasi dan kesimpulan;

8. Membuat laporan ilmiah.

B. Unsur-unsur dalam Ilmu Sosial (Konsep, Teori, dan Variabel)

1. Konsep (concept) adalah kata yang menyatakan abstraksi yang digeneralisasikan dari hal-hal yang khusus.

Konsep adalah generalisasi dari seluruh fenomena tertentu sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama. Misalnya konsep tingkah laku yang menyimpang (deviant behavior), dipakai oleh para sosiolog untuk menggambarkan fenomena bunuh diri, kebiasaan minum alkohol (alcoholism). Konsep tingkah laku memilih (choice behavior) dipakai untuk menerangkan fenomena memilih pekerjaan, memilih tempat tinggal dan memilih jumlah anak.

Di dalam kenyataan konsep dapat mempunyai tingkat generalisasi yang berbeda. Semakin dekat suatu konsep itu pada realita, semakin mudah konsep itu diukur. Banyak konsep-konsep ilmu sosialsangat abstrak terutama yang merupakan unsur dari teori yang sangat umum. Misalnya konsep pilihan pekerjaan adalah lebih rendah tingkat generalisasi dari konsep tingkah laku memilih.

2. Teori, merupakan informasi ilmiah yang diperoleh dengan meningkatkan abstraksi pengertian- pengertian maupun hubungan-hubungan pada proposisi. Teori yang kompleks biasanya merupakan rangkaian yang logis dari beberapa proposisi. Teori merupakan abstrak dari pengertian atau hubungan dari proposisi atau dalil. Teori mengandung tiga hal, yaitu:

o Teori adalah serangkaian proposisi antar konsep-konsep yang saling berhubungan;

o Teori menerangkan secara sistematis suatu fenomena sosial dengan cara menentukan hubungan antar konsep;

o Teori menerangkan fenomena tertentu dengan cara menentukan konsep mana yang berhubungan dengan konsep lainnya dan bagaimana bentuk hubungannya.

Formulasi teori yang biasa digunakan adalah terdiri dari beberapa proposisi seperti dalil yang saling berhubungan satu dengan lainnya. Seperti proposisi pertama menghubungkan konsep A dengan konsep B, yang kedua menghubungkan konsep C dengan konsep D, yang ketiga menghubungkan konsep E dengan konsep F.

Menurut Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, bahwa fungsi teori adalah:

(1) mengerahkan perhatian atau untuk menerangkan, (2) merangkum pengetahuan,

(3) meramalkan fakta, dan (4) memeriksa gejala.

Teori dan fakta saling berhubungan. Teori dapat mengungkap-kan fakta-fakta baru. Sebaliknya, fakta dapat melahirkan teori baru. Semakin kompleks suatu teori semakin banyak proposisi yang digabungkan. Inti dari pada penelitian ilmiah adalah mencari hubungan antara variabel-variabel.

3. Variabel, adalah sebuah konsep yang mempunyai nilai. Variabel itu merupakan pengelompokan logis dari setiap atribut. Misalnya jenis kelamin, yakni variabel yang tersusun dari dua atribut pria-wanita. Pekerjaan, yakni variabel yang tersusun dari atribut-atribut pengacara, hakim, jaksa, polisi, petani, pedagang, dan pegawai. Di dalam suatu penelitian terdapat beberapa variabel yang harus ditetapkan dengan jelas oleh seorang peneliti sebelum memulai pengumpulan data.

(4)

Variabel menurut H. Hadari Nawawi:

1. Variabel bebas (independence variable);

Variabel bebas disebut juga sebagai variabel stimulus, variabel prediktor, variabel antecedent, dan ubahan bebas atau variabel yang mempengaruhi. Variabel bebas ini disebut variabel pengaruh, karena fungsinya mempengaruhi variabel lain, jadi secara bebas berpengaruh terhadap variabel lain.

Variabel bebas adalah ubahan yang menjadi sebab berubahnya atau timbulnya variabel terikat (dependen). Tanpa variabel ini maka variabel terikat tidak akan ada atau tidak muncul. Selanjutnya jika variabel ini berubah maka muncul variabel terikat yang berbeda atau yang lain atau bahkan sama sekali tidak ada atau tidak muncul.

2. Variabel terikat (dependent variable)

Variabel terikat disebut juga sebagai variabel output, variable criteria, variabel konsekuen, ubahan tak bebas. Variabel dependent ini menurut fungsinya di dipengaruhi oleh variabel lain, sehingga juga sering disebut variabel yang dipengaruhi atau variable terpengaruh.

Dengan kata lain muncul tidaknya atau ada tidaknya variable ini, tergantung atau terikat pada ada tidaknya atau muncul tidaknya variabel bebas tertentu. Contoh judul penelitian: ”Peranan Iman Sebagai Salah Satu Alat Pengendalian Dalam Menanggulangi Kejahatan”.

3. Variabel kontrol (control variable)

Variabel kontrol/kendali (control variable) adalah ubahan yang ditentukan peneliti jika akan melakukan penelitian yang bersifat komparatif. Atau variabel kendali atau variabel kontrol adalah variable yang dikendalikan atau dikontrol, dibuat sama antara kelompok yang diteliti. Salah satu usaha dalam mengendalikan pengaruh variabel ini adalah dengan mengatur agar memiliki kesamaan pengaruh terhadap semua unsur sampel sebagai sumber data. Untuk itu kondisi variabel ini di lingkungan sampel penelitian harus disamakan, agar ada tidaknya atau muncul tidaknya variabel terikat benar-benar hanya karena variable bebas.

4. Variabel antara (intervening variable)

Variabel antara (intervening variable) adalah ubahan yang secara teoritis mempengaruhi hubungan variabel independen dengan variable dependen, tetapi tidak dapat diukur atau dimanipulasi.

Variabel ini berfungsi menghubungkan variabel satu dengan variabel yang lain. Hubungan itu dapat menyangkut sebab akibat atau hubungan pengaruh dan terpengaruh.

5. Variabel ekstrane (extraneous variable)

Variabel ekstrane terdiri dari sejumlah gejala yang tidak dapat dikontrol dan tidak pula dapat diperhitungkan atau dieliminir (dihapuskan) pengaruhnya terhadap variabel bebas. Variabel ini mungkin bersumber dari kondisi sampel dan mungkin pula berada di luar sampel. Untuk menentukan mana yang menjadi variable intervening, kontrol, dan ekstrane diperlukan latihan dan pengalaman penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian merupakan aktivitas dalam menelaah suatu masalah dengan menggunakan metode ilmiah secara terancang dan sistematis untuk menemukan pengetahuan baru yang

• Kebenaran yang diperoleh dari suatu proses ilmu dan penelitian terhadap fenomena yang fana adalah suatu kebenaran yang telah ditemukan melalui proses ilmiah, karena

Mata kuliah ini meliputi ; Asas penelitian ilmu sosial, hakekat dan makna masalah-masalah social, pendekatan dan metode penelitiaan ilmu social, variabilitas ilmu-ilmu social,

Modul ke: Fakultas Program Studi Dasar-dasar Metode Penelitian • Kontrak Perkuliahan • Filsafat Ilmu • Logika Ilmiah.. • Sejarah &

Berikutnya, akan digambarkan beberapa perbedaan antara metode Erklaren menjelaskan dalam ilmu alam dan Verstehen.8 Metode Erklaren Verstehen Target Penelitian Mengetahui sisi luar

Tulisan ini menjelaskan hubungan antara ilmu dan metode ilmiah dalam perspektif Epistemologis. Bagaimana pengertian ketiganya dan sejauhmana hubungan keduanya dalam sudut

Metode penelitian normatif merupakan prosedur penelitian ilmiah untuk menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan hukum dari sisi normatifnya.11 Penelitian hukum normatif merupakan

Dalam konteks penelitian tentang "Sistem Pakar Diagnosis Kerusakan Jaringan Local Area Network LAN Menggunakan Metode Forward Chaining", metodologi ini mencakup beberapa langkah kunci: