MAKALAH SOSIOLOGI HUKUM Tentang
Metode – Metode dalam Kajian Sosiologi Hukum
Disusun Oleh:
Kelompok 2
Alifa Dinata 2113010001
Rizky Fiwanza 2113010002
Nadhratul Marhamah 2113010005
Haidil Fahreza 2113010011
Dosen Pengampu
Dr. Yusnita Eva, S.Ag., M.Hum.
PRODI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI IMAM BONJOL PADANG 1445 H/ 2023 M
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan mata kuliah Sosiologi Hukum. Sholawat beriringan salam tidak lupa pula kita hadiahkan buat Nabi besar kita yakni nya Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya diakhirat kelak.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibuk Dr. Yusnita Eva, S.Ag., M.Hum.selaku dosen mata kuliah sosiologi hukum atas arahan dan bimbingannya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih terdapat banyak kesalahan didalamnya. Semoga makalah ini juga bermanfaat bagi teman-teman yang akan membacanya dan saya juga berharap agar dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi kedepannya, semoga makalah ini membawa manfaat, Amin Ya Rabbal ‘Alamiin.
Padang, 06 Maret 2023
Penulis
ii DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR………i
DAFTAR ISI………..ii
BAB I PENDAHULUAN………...3
A. Latar Belakang……….3
B. Rumusan Masalah………3
C. Tujuan Masalah………3
BAB II PEMBAHASAN………4
A. Metode Pendekatan Sosiologi Hukum……….4
B. Perbedaan Yuridis Empiris dengan Yuridis Normatif……….6
C. Hukum Sebagai Kontrol Sosial………7
BAB III PENUTUP………...10
A. Kesimpulan………10
B. Saran………..10
3 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Analisa Sosiologi yang berdasarkan Metode Pendekatan dan Fungsi Hukum, yang pada pokoknya adalah terdapatnya unsur-unsur seperti Sosiologi Hukum Pendekatan Intrumental, Pendekatan Hukum Alam dan Karakteristik Kajian Sosiologi Hukum. Dengan memerlukan Metode Pendekatan Sosiologi Hukum,
Perbandingan Yuridis Empris dengan Yuridis Normatif, Hukum Sebagai Sosial Kontrol dan Hukum Sebagai Alat Untuk Mengubah Masyarakat, yang merupakan sebagai tolak ukur terhadap norma-norma atau kaidah-kaidah yang hidup didalam masyarakat, apakah norma atau kaidah tersebut dipatuhi atau untuk dilanggar, apabila dilanggar bagaimana pernerapan sangsi, sebagai yang melakukan pelanggaran tersebut. Norma atau kaidah yang hidup didalam masyarakat tersebut dipengaruhi oleh kondisi internal maupun eksternal dari masyarakat itu sendiri.
B. Rumusan masalah
1. Apa saja metode-metode dalam kajian sosiologi hukum?
2. Bagaimanakah perbandingan yuridis empiris dengan yuridis normatif ? 3. Bagaimana Hukum sebagai kontrol sosial?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui metode-metode dalam kajian sosiologi hukum
2. Untuk mengetahui perbandingan yuridis empiris dengan yuridis normative 3. Untuk mengetahui hokum sebagai control sosial
4 BAB II PEMBAHASAN
A. Metode – Metode dalam Kajian Sosiologi Hukum
Fenomena hukum dikaji oleh sosiologi hukum dalam wujudnya. Lebih jelas L.B. Curzon menuliskan;...Roscoe Pound refers to this study as“sociology proper
” based on a concept of law as one of the means of social control. Llyod writes of it as essentially a descriptive science employing empirical techniques. It is concerned with an examination of what the law sets about its task in the way it does. It views law as the product of a social system and as a means of controlling and changing that system ....dituliskan oleh L.B. Curzon, bahwa Roscou Pound menunjukkan studi sosiologi hukum sebagai studi yang didasarkan pada konsep hukum sebagai alat pengendali sosial. L.B. Curzon lebih memandang penggunaan istilah legal sociology untuk menunjuk studi spesifik tentang situasi-situasi, aturan-aturan hukum itu beroperasi, serta perilaku yang dihasilkannya.
Dari hal ini dapat dibedakan antara sosiologi hukum dengan ilmu hukum normatif, yaitu terletak pada kegiatannya. sosiologi hukum lebih mengkaji kepada law in action. Ilmu hukum normatif lebih bersifat preskriptif, sosiologi hukum lebih menggunakan pendekatan empiris yang bersifat deskriptif. Jurisprudentie model/kajian hukum lebih memfokuskan kepada produk kebijakan atau produk aturan, sedangkan dalam sociological model lebih mengarah kepada struktur sosial.
Dapat diketahui, bahwa apa yang menjadi perhatian sociological model bukanlah peraturan yang mengandung muatan abstrak dan stereotipe melainkan apa yang teramati dalam kenyataan.
Dengan demikian, hukum adalah hukum dan bukan peraturannya yangmengatakan demikian. Sosiologi Hukum adalah cabangkhusus Sosiologi, maka
5
metode kajian yang dikembangkan adalah metode yang telah dilazimkan dalam Sosiologi itu. Sebagaimana diketahui, sosiologi mencoba melihat objek-objek kajiannya dengan kacamata penglihatan deskriptif. Artinya, ia pertama-tama hanya hendak mengetahui dan memahami ihwal nyata objeknya itu, tanpa memberikan penilaian apa-apa tentang baik buruknya. Dari kacamata itu Sosiologi dan Sosiologi Hukum “hanya” akan memberikan keadaan kualitas dan/atau kuantitas objeknya sebagaimana “apa adanya”.
Tugas Sosiologi Hukum, selain itu kriteria-kriteria yang digunakan mengabstraksikan makna-makna simbol yang normatif, yang lepas sepenuhnya dari kenyataan hukum, maupun asas-asas yang mengilhami tersusunnya suatu sistem bersifat khusus dari makna-makna yang dibangun oleh ilmu hukum, tidak dapat terselenggara kecuali dengandukungan Sosiologi Hukum
Dalam pengkajian hukum positif masih mendominasi studi hukum pada Fakultas Hukum, yang cenderung untuk menjadi suatu lembaga yang mendidik mahasiswa Untuk menguasai teknologi hukum, yaitu menguasai hukumnya bagi sesuatu Persoalan tertentu yang terjadi serta bagaimana melaksanakan atau menerapkan Peraturan-peraturan hukum. Hal ini dapat disebut pengkajian hukum melalui pendekatan yuridis normatif. Dan Selain pendekatan tersebut dalam pengkajian hukum ada sisi lain yaitu hukum Dalam kenyataannya didalam kehidupan social kemasyarakatan, bukan kenyataan Dalam bentuk pasal-pasal dalam perundang- undangan, melainkan sebagaimana Hukum dioperasikan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
1. Pendekatan Yuridis Normatif
Adalah menguasai hukum bagi suatu persoalan tertentu yang terjadi serta bagaimana melaksanakan atau menerapkan peraturan – peraturan hukum 2. Pendekatan Yuridis Empiris
6
Adalah suatu ilmu yang muncul dari perkembangan ilmu pengetahuan hukum dan dapat diketahui dengan mempelajari fenomena sosial dalam masyarakat yang tampak aspek hukumnya.1
Sosiologi hukum bersama ilmu empiris lainnya akan menempatkan kembali konstruksi hukum yang abstrak ke dalam struktur sosial yang ada, sehingga hukum menjadi lembaga yang utuh dan realistis. Selain itu, sosiologi hukum bersama ilmu empiris lainnya niscaya dapat memberikan sahamnya untuk memahami dan menjelaskan proses-proses hukum di Indonesia bila hukum itu dilihat dari struktur sosial masyarakatnya. Karena itu, pemahaman secara legistis-positivistis dapat mengakibatkan kekakuan pema- haman terhadap hukum.
Dan juga ada 5 pendekatan sebagai berikut:
1. Pendekatan Sosiologis Eksplainatif
Adalah pendekatan yang menjelaskan makna-makna hukum yang terdapat dalam kitab-kitab hukum yang bersifat dogmatis dengan mengutarakan makna-makna tekstualnya dan menutupi makna kontekstualnya
2. Pendekatan Sosiologis Normatif
Adalah pendekatan yang tidak sekedar menerjemahkan kaidah hukum yang dogmatis dan pasal-pasal yang tertuang dalam kitab-kitab hukum, dan juga melakukan pengkajian terhadap berbagai latar belakang lahirnya kaidah hukum dan norma sosial yang berlaku di masyarakat
3. Pendekatan Sosiologis Institusionalistik
Adalah pendekatan yang memandang bahwa lembaga hukum atau institusi sosial yang berada bersama masyarakat adalah penyebab utama lahirnya bentuk-bentuk kehidupan sosial dan karakteristik hukum yang berlaku
1 Zainuddin Ali. Sosiologi Hukum. (Jakarta: Sinar Grafika)., h 13-14
7 4. Pendekatan Fenomenologis
Adalah pendekatan yang memisahkan hukum dengan masyarakat. Oleh karena itu, hukum harus dikaji secara mutlak dalam masyarakat.
5. Pendekatan Sosiologis Pluralistik
Adalah pendekatan yang memahami hukum sebagai kaidah sosial yang kebenarannya universal, tidak dibatasi oleh wilayah atau lokalitas sosial2
B. Perbandingan Yuridis empiris dengan Yuridis normative
Untuk membanding hal tersebut diatas, maka pendekatan kenyataan hukum dalam masyarakat dengan pendekatan yuridis normative, maka perlu menguraikan lebih dahulu dimaksud pendekatan yuridis empiris atau ilmu kenyataan hukum dan penjelasannya sebagai berikut :
1. Sosiologi Hukum adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara hukum dengan gejala-gejala social lainnya secara empiris analistis. Contoh : apakah seorang bermaksud lebih dari seorang isteri terdapat dalam PP No. 9 Tahun 1975 Pasal 40.
2. Antropologi hukum adalah ilmu yang mempelajari pola-pola sengketa dan bagaimana penyelesaiannya pada masyarakat sederhana dan pada masyarakat modern. Contoh : pada masyarakat sederhana ada dewam masyarakat adat sedangkan pada masyarakat modern adalah Putusan Hakim.
3. Psikologi Hukum adalah ilmu yang mempelajari perwujudan dari jiwa manusia. Contoh: diatatinya atau dilanggarnya hukum yang berlaku dalam masyarakat.
2 Beni Ahmad Saebani. Sosiologi Hukum. (Bandung: Cv Pustaka Setia)., h 27-29
8
4. Sejarah Hukum adalah ilmu yang mempelajari hukum positif pada masa lampau/Hindia Belanda sampai dengan sekarang. Contoh : Monumen ordinantie (HIR/Rbg).
5. Perbandingan Hukum adalah ilmu yang membandingkan sistem-sistem hukum yang ada didalam suatu Negara atau antar Negara. Contoh Hukum adat Batak dengan hukum adat jawa atau hukum singapura dengan hukum Negara Indonesia.
Pendekatan yuridis empiris atau pendekatan kenyataan hukum dalam masyarakat yang dilengkapi dengan contoh diatas, dapat dipahami bahwa berbeda dengan pendekatan yuridis normative/pendekatan doktrin hukum3.
C. Hukum Sebagai Kontrol Sosial
Sosial kontrol (social control) biasanya diartikan sebagai suatu proses, baik yang direncanakan maupun tidak, yang bersifat mendidik, mengajak atau bahkan memaksa warga masyarakat agar mematuhi sistem kaidah dan nilainilai yang berlaku. Perwujudan social control tersebut mungkin berupa pemidanaan, kompensasi, terapi, maupun konsiliasi. Standar atau patokan dari pemidanaan adalah suatu larangan, yang apabila dilanggar akan mengakibatkan penderitaan (sanksi negatif) bagi pelanggarnya. Dalam hal ini bila kepentingan-kepentingan dari suatu kelompok dilanggar, inisiatif datang dari seluruh warga kelompok (yang mungkin dikuasakan kepadab pihak tertentu).
Pada kompensasi, standar atau patokannya adalah kewajiban, di mana misiatif untuk memprosesnya ada pada pihak yang dirugikan Pihak yang dirugikan akan meminta ganti rugi, oleh karena pihak lawan melakukan wanprestasi. Di samping ada pihak yang kalah dan ada pihak yang menang, seperti halnya dengan pemidanaan yang sifatnya akusator. Berbeda dengan kedua hal di atas, terapi maupun konsiliasi sifatnya "remedial", artinya
3 Ali, Op.Cit., 15
9
mengembalikan situasi (interaksi sosial) pada keadaan yang semula. Oleh karena itu, yang pokok bukanlah siapa yang kalah dan siapa yang menang, melainkan yang penting adalah menghilangkan keadaan yang tidak menyenangkan bagi para pihak. Hal itu tampak bahwa konsiliasi, standarnya adalah normalitas, keserasian, dan kesepadanan yang biasa disebut keharmonisan. Setiap kelompok masyarakat selalu memiliki problem sebagai akibat adanya perbedaan antara yang ideal dan yang aktual, antara yang standar dan yang praktis, antara yang seharusnya atau yang diharapkan untuk dilakukan dan apa yang dalam kenyataan dilakukan.
Oleh karena itu fungsi hukum dalam kelompok yang dimaksud diatas adalah menerapkan mekanisme kontrol sosial yang akan membersihkan masyarakat dari sampah-sampah yang tidak dikehendaki sehingga hukum
4mempunyai suatu fungsi untuk mempertahankan eksistensi kelompok itu.
Suatu kelompok masyarakat pada suatu tempat tertentu hancur, bercerai berai atau punah bukanlah disebabkan hukum gagal difungsikan untuk melaksanakan tugasnya, melainkan tugas hukum harus dijalankan untuk menjadi sosial kontrol dan social engineering di dalam kehidupan masyarakat
10 BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sosiologi hukum lebih mengkaji kepada law in action. Ilmu hokum normatif lebih bersifat preskriptif, sosiologi hukum lebih menggunakan pendekatan empiris yang bersifat deskriptif. Jurisprudentie model/kajian hukum lebih memfokuskan kepada produk kebijakan atau produk aturan, sedangkan dalam sociological model lebih mengarah kepada struktur sosial.
Sedangkan Perbandingan Yuridis Empiris dengan Yuridis Normatif, adalah pendekatan kenyataan hukum dalam masyarakat dengan pendekatan yuridis normative, dengan menguraikan lebih dahulu pendekatan yuridis empiris atau ilmu kenyataan hukum.
Sosial kontrol (social control) biasanya diartikan sebagai suatu proses, baik yang direncanakan maupun tidak, yang bersifat mendidik, mengajak atau bahkan memaksa warga masyarakat agar mematuhi sistem kaidah dan nilainilai yang berlaku
B. SARAN
Demikianlah makalah yang dapat saya paparkan, terlebih dan
terkurang dalam pembuatan makalah ini saya mohon maaf, dan jika ada yang ingin menyampaikan kritik dan saran akan kami terima dengan tangan terbuka agar makalah selanjutnya lebih sempurna lagi
11
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zainuddin. Sosiologi Hukum. Jakarta: Sinar Grafika, 2017.
Putra, Ricard zeldi.(2022). Sosiologi hukum.Media Sains Indonesia
Johnson, Alvin S; Simamora, R. (2004). Sosiologi hukum.
Rineka Cipta.
Wignjosoebroto, S. (2002). Hukum: paradigma, metode, Dan dinamika masalahnya. Elsam.
Saebani, Beni Ahmad. Sosiologi Hukum. Bandung: CV Pustaka Setia, 2013.
Prof.DR.H.Zainuddi Ali,MA, Sosiologi Hukum. Penerbit : Yayasan Mayarakat Indonesia Baru.
Palu.
Satjipto.R. Ilmu Hukum. (Bandung, Alumni, 1982),hal.310 dan R.Othe Salman, Sosiologi Hukum Suatu Pengantar, (Bandung : Penerbit CV. ASrmico, 1992)
Serlika Aprita, S. H. (2021). Sosiologi Hukum. Prenada Media Ali, H. Z. (2023). Sosiologi hukum. Sinar Grafika
Budi Pramono, D. R. S. (2020). Sosiologi Hukum. SCOPINDO MEDIA PUSTAKA.