• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Pelaksanaan Pare - Pare

N/A
N/A
rian rustopo

Academic year: 2024

Membagikan " Metode Pelaksanaan Pare - Pare"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

PENGADAAN JASA KONTRAKTOR PELAKSANA

PEMBANGUNAN FLAT PAREPARE PAREPARE SULAWESI SELATAN Jl. Pinggir Laut, No.16, Parepare

Dalam melaksanakan Pekerjaan tersebut diatas diperlukan Metode Pelaksanaan yaitu cara pelaksanaan suatu pekerjaan agar selesai dengan baik dan waktu yang tepat sesuai dengan rencana kerja ( Bestek ).

Adapun metode yang digunakan yaitu sebagai berikut : I. PEKERJAAN PENDAHULUAN DAN PERSIAPAN

Pekerjaan pendahuluan merupakan pekerjaan persiapan awal yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek. Sebelumnya segala izin yang dibutuhkan sudah diurus, time schedule telah dibuat dan kontraktor telah memiliki Shop Drawing.

Pekerjaan pendahuluan yang dilakukan dalam proyek ini meliputi : 1. Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi

Mobilisasi bertujuan untuk mengadakan/mendatangkan peralatan, personil, dan perlengkapan untuk melaksanakan semua item pekerjaan di lapangan, dan mengembalikan pada keadaan yang diinginkan sesuai dengan gambar kerja.

Dalam Pelaksanaan Proyek ini Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan yang dilakukan terdiri dari:

Excavator

 HSPD (Hidraulic Static Pile Driver)

Mobile Crane

 Dump truck 4 -5 m3

Concrette Mixer

Concrette Pump

 Stamper

 Alat – alat survey (Theodolith, Waterpass, Sipatan)

 Bar Bender

 Bar Cutter

 Jack Hammer (Drill Beton)

 Pompa

(2)

Demobilisasi

Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pengembalian dan pemindahan peralatan yang telah dipergunakan. Dan mengembalikan kondisi lapangan yang telah digunakan sebgai tempat penyimpanan alat, barak pekerja, gudang dan lain sebagainya kembali ke kondisi awal.

2. Pekerjaan Pengukuran dan Pembersihan Lapangan

Sebelum Pekerjaan dimulai terlebih dahulu dilakukan pembersihan lokasi dari sampah, rumput, dan berbagai hal lain yang dapat menggangu pelaksanaan pekerjaan. Sampah-sampah yang dihasilkan dari pekerjaan ini dikumpulkan di suatu tempat yang telah disetujui oleh pengawas.

Seiring pembersihan lokasi dibuat papan nama proyek, papan nama proyek ini dipasang pada tempat yang mudah dilihat dengan mencantumkan data-data proyek antara lain nama proyek, pihak owner, pihak konsultan perencana, pihak konsultan pengawas, pihak pelaksana proyek dan nomor IMB.

Setelah pekerjaan pembersihan lapangan selesai dilakukan, barulah dilakukan pengukuran lokasi. Hal ini bertujuan untuk menentukan letak titik patok ukuran lapangan,levelling lantai dan as-as bangunan diambil dari titik-titik yang telah disepakati bersama.

3. Pekerjaan Pemasangan Bowplank

Pekerjaan ini dilakukan seiring atau setelah pekerjaan pengukuran dilakukan. Pemasangan Bouwplank (Pematokan) dilaksanakan bersama- sama oleh Pihak Owner, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas, Kontraktor Pelaksana dan dibuat Berita Acara.

Bowplank terbuat dari papan yang bagian atasnya dipakukan pada patok kayu persegi 5/7 cm yang tertanam dalam tanah cukup kuat. Untuk menentukan ketinggian papan bouwplank secara rata bagian atasnya dari papan bowplank harus di waterpass (horizontal dan siku), sedangkan untuk mengukur dari titik As ke As antar ruangan digunakan meteran.

Setiap titik pengukuran ditandai dengan paku dan dicat dengan cat merah

(3)

dan ditulis ukuran pada papan bouwplank agar mudah di cek kembali.

Pemasangan papan bowplank dilaksanakan pada jarak 1,5 m dari As sekeliling bangunan dan dipakukan pada patok – patok yang terlebih dahulu ditancapkan kedalam tanah.

Gambar Contoh pelaksanaan Pekerjaan Bouplank

4. Pembuatan Direksi Keet

Dalam pelaksanaan proyek ini Direksi Keet yang dibuat terdiri dari Kantor Konsultan Perencana, Kantor Kontraktor Pelaksana dan Gudang Material.

Untuk Ruang kantor dan ruang Rapat didalamnya dilengkapi meja, kursi, gambar kerja, time schedule, struktur organisasi proyek, papan tulis, alat pemadam kebakaran, buku tamu, buku direksi dan laporan harian proyek.

Ruang ini digunakan sebagai kantor sementara kontraktor dan dipakai sewaktu-waktu perlu dilakukannya rapat kerja.

Barak kerja dibuat untuk tempat tinggal sementara tenaga kerja selama proyek berlangsung.

Contoh Gambar Barak Pekerja

(4)

Gudang penyimpanan bahan ini dibuat untuk tempat material yang sifatnya untuk menjaga keselamatan material tersebut. Untuk Gudang penyimpanan semen, tempatnya harus baik sehingga terlindung dari kelembaban atau keadaan cuaca lain yang merusak. Lantai penyimpanan harus kuat dan berjarak minimal 30 cm dari permukaan tanah.

Contoh Gambar Gudang Material

Letak direksi keet dibuat pada tempat yang mudah dijangkau dan mudah dicapai dalam proses bongkar muat material yang akan digunakan.

5. Pembuatan Jalan Kerja/ Gerbang Masuk Proyek dan Pagar Pengaman Pekerjaan ini dilakukan untuk mempermudah aksesibiltas kendaraan yang masuk ke dalam lokasi proyek, sehingga pengangukatan material dapat berjalan lancar. Jalan tersebut terbuat dari material timbunan tanah yang dipadatkan. Jika cuaca panas dan permukaan jalan kering maka dapat dilakukan pennyiraman dengan menggunakan water tanker. Pekerjaan ini dilakukan beriringan dengan pekerjaan Direksi Keet.

Pemasangan pagar pengaman menggunakan seng atau zincalum dengan rangka kayu kaso atau besi hollow. Pemasangan tersebut dilakukan disekeliling area proyek.

Selain pekerjaan di atas, ada hal lain yang perlu disampaikan kepada setiap orang di lokasi proyek yaitu memberikan aturan bahwa setiap orang yang berada di dalam lokasi proyek harus selalu memakai alat pelindung diri dan senantiasa mematuhi peraturan K3 yang ada di lokasi.

II. PEKERJAAN STUKTUR

1. PEKERJAAN TIANG PANCANG

(5)

- Persiapan Lokasi Pemancangan

Mempersiapkan lokasi dimana alat pemancang akan diletakan, tanah haruslah dapat menopang berat alat. Bilamana elevasi akhir kepala tiang pancang berada di bawah permukaan tanah asli, maka galian harus dilaksanakan terlebih dahulu sebelum pemancangan. Perhatian khusus harus diberikan agar dasar pondasi tidak terganggu oleh penggalian diluar batasbatas yang ditunjukan oleh gambar kerja.

- Persiapan Alat Pemancang

Pelaksana harus menyediakan alat untuk memancang tiang yang sesuai dengan jenis tanah dan jenis tiang pancang sehingga tiang pancang tersebut dapat menembus masuk pada kedalaman yang telah ditentukan atau mencapai daya dukung yang telah ditentukan, tanpa kerusakan. Bila diperlukan, pelaksana dapat melakukan penyelidikan tanah terlebih dahulu.

- Penyimpanan Tiang Pancang

Tiang pancang disimpan di sekitar lokasi yang akan dilakukan pemancangan. Tiang pancangdisusun seperti piramida, dan dialasi dengan kayu 5/10. Penyimpanan dikelompokan sesuai dengan type, diameter, dimensi yang sama

- Pemancangan

Kepala tiang pancang harus dilindungi dengan bantalan topi atau mandrel. Tiang pancang diikatkan pada sling yang terdapat pada alat, lalu ditarik sehingga tiang pancang masuk pada bagian alat. Setelah melakukan pemancangan, dilakukan monitoring pancang sesuai dengan from yang ditelah disetujui. Seperti gambar di bawah ini.

- PDA Test

Selanjutnya akan dilakukan PDA test sebanyak 2 titik

2. PEKERJAAN GALIAN TANAH PONDASI

Setelah pekerjaan Pendahuluan dan pekerjaan pemancangan selesai dilakukan, hal yang dilakukan selanjutnya yaitu pekerjaan galian tanah

(6)

pondasi. Galian tanah pondasi diperlukan untuk perletakan pondasi plat jalur.

Pengalian dilakukan sesuai dengan gambar rencana pondasi dan telah mendapat persetujuan dari pengawas. Bidang horizontal galian tanah harus mempunyai jarak yang lebih besar dari lebar pondasi, hal ini berfungi untuk memungkinkan pemasangannya, penopangan dan lain-lain.

Kedalaman galian harus sesuai dengan gambar rencana.

Tanah hasil galian ditumpuk ditempat yang telah ditentukan oleh pengawas, karena tanah tersebut akan dipakai kembali.

3. PEKERJAAN LANTAI KERJA

Setelah tanah digali dan diberikan urugan pasir, selanjutnya dibuat lantai kerja dengan campuran beton 1Pc:3Ps:5Kr. Sebelum campuran beton diletakkan, dasar tanah diratakan terlebih dahulu. Tebal dari lantai kerja ini sekitar 5 cm, setelah lantai kerja mengeras barulah diatasnya diletakkan pondasi Plat Jalur.

4. PEKERJAAN URUGAN PASIR

Permukaan tanah yang sudah digali diatasnya diberikan pasir urug, kemudian dipadatkan dengan menggunakan alat stamper. Urugan pasir ini berfungsi untuk menstabilkan permukaan tanah asli dan menyebarkan beban. Urugan Pasir dipadatkan perlapis hingga mencapai ketebalan Urugan Pasir yang sesuai dengan gambar kerja dan spesifikasi teknis yang ada yaitu sekitar 7 cm.

5. PEKERJAAN URUGAN TANAH

Pekerjaan urugan tanah dilakukan setelah pondasi selesai dan telah mengeras. Tanah hasil galian dikembalikan lagi, dan digunakan untuk menimbun pondasi. Tanah tersebut dipadatkan lapis demi lapis baik dengan cara manual atau menggunakan alat stamper.

Selain itu urugan tanah juga dilakukan pada permukaan lantai. Bagian lantai yang perlu ditinggikan di urug dengan tanah urug. Tanah urug yang dipakai dapat berasal dari hasil galian ataupun tanah urug yang didatangkan. Tanah dihamparkan kemudian dipadatkan lapis demi lapis

(7)

hingga didapatkan kepadatan dan ketebalan yang sesuai dengan spesifikasi teknis.

6. PEKERJAAN PONDASI PLAT JALUR

Dalam Proyek ini digunakan dua jenis pondasi yaitu pondasi batu kali dan pondasi plat jalur. Kedua pondasi tersebut disesuaikan dengan gambar rencana, yang mana metode pelaksanaan kedua pondasi tersebut berbeda.

Adapun Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi yaitu : a. Pondasi Plat Jalur

b. Pondasi Batu Kali

7. PEKERJAAN COR TIE BEAM DAN SLOOF

Pengecoran plat jalur dilakukan bersamaan dengan pengecoran tie beam.

Bekisting dan tulangan besi dirakit terlebih dahulu sesuai dengan shop drawing. Setelah itu barulah campuran beton dituangkan, campuran beton yang digunakan sama dengan campuran beton Pondasi yaitu mutu beton K-300. Campuran beton tersebut terlebih dahulu telah dilakukan job mix design dan nilai slump tesnya sesuai dengan spesifikasi teknis. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini perlu adanya persetujuan dari pengawas.

8. PEKERJAAN COR BETON KOLOM

Proses pelaksanaan pekerjaan ini sebagai berikut :

 Pekerjaan Pembesian. Fabrikasi pembesian dilakukan ditempat fabrikasi. Besi yang digunakan yaitu besi D16 sebagai tulangan utama

(8)

dan besi Ø10 dan Ø8 sebagai sengkang (begel). Besi ini dirakit dan dibentuk sesuai dengan shop drawing.

 Pembuatan Bekisting. Bekisting dibuat dari multiplex 12 mm yang diperkuat dengan kayu usuk 5/7 dan diberi Tie Rod penahan agar tidak mudah roboh.

 Melakukan Kontrol Kualitas. Ada 2 kontrol kualitas yang dilakukan.

Kontrol kualitas pertama yaitu Kontrol Kualitas Sebelum dilakukan pengecoran meliputi kontrol kualitas terhadap posisi dan kondisi bekisting, posisi dan penempatatan pembesian, jarak antar tulangan, panjang penjangkaran, ketebalan beton decking (Beton tahu), ukuran baja tulangan yang digunakan, posisi penempatan water stop.

Kontrol Kualitas kedua yaitu Kontrol kualitas saat pengecoran. Pada saat berlangsungnya pengecoran, campuran dari Concrete mixer Truck diambil sampelnya. Sampel diambil menurut ketentuan yang tercantum dalam spesifikasi.

Pekerjaan Kontrol kualitas ini akan dilakukan bersama-sama dengan konsultan pengawas untuk selanjutnya dibuat berita acara pengesahan kontrol kualitas.

 Kegiatan pengecoran.

Pengecoran dilakukan secara langsung dan menyeluruh

 Kegiatan Curing (perawatan)

Curing (perawatan) dilakukan sehari (24 jam) setelah pengecoran selesai dilakukan dengan dibasahi air dan dijaga/dikontrol untuk tetap dalam keadaan basah

9. PEKERJAAN COR BETON BALOK & RING BALOK

Pelaksanaan pekerjaan ini sama dengan pelaksanaan pekerjaan kolom, hanya saja dalam pengerjaan bekisting perlu adanya tambahan kayu dolken/ubar. Kayu ini berfungsi sebagai steger/penopang dari bekisting agar bekisting tetap pada tempatnya (tidak terjadi lendutan). Kayu steger tersebut ditegakkan dengan jarak sekitar 40 cm. Pelaksanaan pengecoran balok atau ring balok, biasanya seiringan dengan pelaksanaan Pelat lantai.

(9)

Dalam proyek ini tulangan yang digunakan yaitu besi D16 sebagai tulangan utama dan besi D10 sebagai sengkang (begel)

10. PEKERJAAN COR BETON PLAT LANTAI Proses pelaksanaan pekerjaan ini yaitu :

 Pekerjaan Pengukuran dan Bekisting

Pemasangan bekisting pelat lantai didahului dengan pengukuran posisi balok. Pengukuran dilakukan dengan cara memberi tanda as bangunan pada kolom lantai bawah yang tadinya ada pada lantai bawah. Pengukuran ini ditujukan untuk mengantisipasi kesalahan pada posisi balok.

Dari hasil pengukuran tersebut maka bekisting balok dan pelat dapat difabrikasi pada posisi yang benar diatas perancah yang telah disiapkan. Pengaturan level balok dan pelat dapat dilakukan dengan mengatur ketinggian perancah (Scafolding). Proses pemasangan bekisting ini dibantu oleh surveyor untuk mengontrol level balok dan pelat.

 Pekerjaan Pembesian

Fabrikasi pembesian dilakukan di tempat fabrikasi, setelah bekisting siap, besi tulangan yang telah siap dipasang dan dirangkai dilokasi.

Pembesian balok dilakukan terlebih dahulu, setelah itu diikuti dengan pembesian pelat lantai. Panjang penjangkaran dipasang 30xD Tulangan Utama.

 Leveling Pengecoran pelat lantai

Agar pengecoran pelat lantai mencapai level yang benar dan tidak terjadi perbedaan tinggi finishing cor, maka perlu dibuat alat bantu leveling pengecoran.

 Pekerjaan Kontrol Kualitas

Kontrol kualitas yang dilakukan sama dengan kontrol kualitas yang dilakukan pada pekerjaan kolom.

 Pengecoran beton

Pengecoran dilakukan dengan Ready Mix truck yang dibantu dengan penggunaan Concrete Pump. Dalam hal ini pengecoran dilakukan

(10)

secara sekaligus balok dan pelat seluruh lantai. Untuk mempercepat proses pengecoran dipakai Concrete Pump. Pengecoran dibantu dengan alat vibrator untuk meratakan dan memadatkan campuran.

Selanjutnya finishing lantai cor ini adalah rata namun dibiarkan kasar karena selanjutnya akan dilakukan pekerjaan lantai.

 Pekerjaan curing

Sama hal nya dengan pekerjaan kolom, Curing (Perawatan) dilakukan sehari setelah dilakukan pengecoran.

III. PEKERJAAN ARSITEKTURAL 1. PEKERJAAN DINDING

Setelah pekerjaan struktur lantai satu selesai, maka pekerjaan dinding dapat segera dimulai. Sebelum dinding dipasang, batu bata yang digunakan terlebih dahulu di rendam di dalam air sebentar.

Proses Pengerjaan dinding bata yaitu :

 Adukan spesi terlebih dahulu diaduk, sesuai dengan campuran yang terdapat pada gambar kerja dan spesifikasi teknis.

 Dilakukan pengukuran terhadap posisi yang akan dipasangi bata.

 Dibuat kepala pada sisi sebelah kiri dan kanan kemudian ditarik benang

 Bata ringan yang akan dipasang , harus siku dan ditegak luruskan oleh surveyor.

 Bata disatukan dengan menggunakan spesi khusus yang sudah disiapkan.

 Terakhir dilakukan pengukuran dengan menggunakan waterpass. Hal ini bertujuan untuk melihat apakah bata ringan yang dipasang telah lurus.

Adapun peralatan yang digunakan yaitu waterpass, skrop, ember, benang, sipatan, pacul dan cetok.

2. PEKERJAAN PLESTERAN

(11)

Pekerjaan plesteran dilakukan setelah pekerjaan dinding dilakukan atau dapat juga dilakukan sehari setelah dinding dipasang. Proses pelaksanaan pekerjaan plesteran yaitu :

 Pasir pasang yang akan digunakan terlebih dahulu diayak. Hal ini untuk menghilangkan sampah-sampah yang ada pada pasir.

 Kemudian spesi diaduk sesuai dengan kebutuhan spesi yang diperlukan.

 Pasangan dinding bata terlebih dahulu disiram air

 Dibuat kepala plesteran pada beberapa bagian

 Permukaan dinding diplesteer kemudian diratakan dengan sipatan

 Setelah proses plesteran selesai dilakukan barulah dapat dilakukan proses pengacian dengan menggunakan campuran semen dan air.

 Apabila sudah kering digosok menggunakan kertas bekas sak semen hingga halus.

Peralatan yang digunakan pada pekerjaan ini sama dengan peralatan yang digunakan pada pekerjaan dinding.

3. PEKERJAAN LANTAI

Pekerjaan lantai yang dilakukan dalam proyek ini meliputi pekerjaan cor lantai, pekerjaan Plint Keramik, Pekerjaan Pemasangan keramik lantai, pekerjaan pemasangan keramik dinding kamar mandi, dan pekerjaan keramik Homogenius.

Proses pelaksanaan Pekerjaan Lantai yaitu :

 Mula-mula permukaan tanah disiangi hingga jenuh.

 Kemudian campuran beton lantai diletakkan di atas permukaan tanah.

Campuran beton yang digunakan sesuai dengan spesifikasi teknis yang ada.

 Cek kembali elevasi dari dasar lantai bersma dengan konsultan pengawas. Setelah beton mengeras barulah dapat dipasang keramik.

 Menentukan siku dari ruang yang akan dipasang keramik.

 Sebelum dipasang keramik disiram/direndam di dalam air terlebih dahulu.

 Bersihkan permukaan lantai dari semua kotoran dan sampah organiik lainnya.

(12)

 Kemudian spesi diaduk sesuai dengan kebutuhan.

 Pasang titik patok di sisi kiri dan kanannya, sebagai acuan tinggi dari keramik.

 Letakkan spesi adukan diatas lantai cor beton, kemudian ratakan.

 Setelah itu, letakkan keramik diatasnya, dan dipadatkan dengan cara sedikit memukul keramik agar tepat menempel.

4. PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA

Pemasangan kusen pintu dapat dilakukan bersamaan dengan pemasangan bata, atau untuk kusen aluminium dilakukan setelah balok gantung dan dinding terpasang. Sedangkan untuk pemasangan pintu dan jendela dapat dilakukan kemudian, atau ketika pekerjaan lantai selesai dilakukan namun tetap memperhatikan gambar detail yang ada pada shop drawing.

Bersamaan dengan pemasangan pintu dan jendela, dipasang juga aksesoris dari pintu dan jendela seperti, kunci tanam, handle jendela, handle pintu, dan lain sebagainya.

5. PEKERJAAN PLAFOND

Dalam proyek ini plafond yang digunakan ada dua jenis yaitu plafond gypsum dan plafond GRC. Plafond gypsum dipasang pada general area.

Sedangkan plafond GRC digunakan untuk teras dan kamar mandi dimana rangka plafond keseluruhan menggunakan rangka besi hollow ukuran 40x40x0.25 mm.

Adapun cara pelaksanaan Plafond Gypsum yaitu :

 Rangka hollow dipasang terlebih dahulu sesuai dengan gambar kerja (Shop Drawing). Biasanya pemasangan rangka plafond ini beriringan dengan pemasangan rangka atap baja ringan.

 Memperhatikan ruangan, dan mencari sisi dari ruang yang siku terlebih dahulu.

 Pasang alat bantu (scaffolding). Jika bisa scaffolding yang digunakan memiliki roda supaya tidak merusak keramik.

 Kemudian pasang papan gypsum sesuai dengan gambar kerja.

 Gunakan kompon sebagai perekat pertemuan antar gypsum.

(13)

 Pemasangan diatur pertemuan antar papan pertigaan.

6. PEKERJAAN PENGECATAN

Pada permukaan dinding luar dan dalam, gypsum dilakukan pekerjaan pengecatan dengan cat air dengan terlebih dahulu membersihkan permukaan dari kotoran-kotoran, dinding-dinding diratakan/dihaluskan dengan plamir & sebelum dicat dengan cat air dilakukan pengecatan dengan cat dasar.

Untuk bahan-bahan dari kayu seperti : piri-piri, lisplank, Kozen kayu dan Pintu panel dilakukan pengecatan dengan penyemprotan (duco), sebelum dicat permukaan bahan -bahan tersebut dibersihkan terlebih dahulu lalu diberi alkali kemudian dicat dengan cat dasar untuk kemudian baru di semprot untuk lapisan terakhir

Untuk bahan-bahan dari Besi seperti : railing tangga, penutup besi, pagar, dan lain sebagainya, sebelum dicat permukaan bahan-bahan tersebut dibersihkan terlebih dahulu lalu diberi minyak cat kemudian dicat dengan cat dasar untuk kemudian baru di cat dengan cat minyak.

Jenis, mutu dan bahan cat serta pengerjaan pengecatan disesuaikan dengan spesifikasi teknis dan gambar-gambar rencana.

7. PEKERJAAN SANITAIR

Pekerjaan sanitair yang dilakukan meliputi pekerjaan pemasangan instalasi pipa air bersih dan air kotor, pipa buangan air hujan, pemasangan kran air, Floor Drain, kloset, dan lain sebagainya. Pemasangan ini berdasarkan persetujuan pemilik dan dilihat oleh konsultan pengawas.

Unit sanitair menggunakan material sesuai yang tercantum di spesifikasi yang telah ditentukan. Sebelum dilakukan pembelian unit sanitair, terlebih dahulu dilakukan approval material kepada Owner/User, Konsultan perencana dan konsultan pengawas.

IV. PEKERJAAN ELEKTRIKAL & MEKANIKAL

(14)

 Sebelum pekerjaan elektrikal dilaksanakan, perlu ditunjukkan contoh- contoh material, tipe dan juga merek yang akan digunakan untuk mendapatkan persetujuan.

 Pengadaan material untuk pekerjaan elektrikal disimpan di sekitar lokasi terdekat dengan area pekerjaan dan melindungi diri dari kemungkinan kerusakan material menyebabkan benturan perangkat keras, sedangkan material lain disimpan di gudang tertutup.

 Teknis pelaksanaan pekerjaan ini sesuai dengan gambar desain, RKS dan spesifikasi teknis pekerjaan elektrikal dan mekanikal.

 Pelaksanaan pekerjaan elektrikal dan mekanikal sesuai dengan perencanaan dan membutuhkan kontrol yang lebih lanjut, sehingga dikerjakan oleh orang yang berkompeten di bidangnya.

 Untuk pekerjaan instalasi listrik, telepon, ducting, dan fire alarm dilakukan sebelum plesteran dan dinding dan pemasangan plafond.

 Instalasi Stop Kontak dan Saklar-Saklar dipasang pada dinding dengan rapi sesuai penempatannya pada gambar-gambar rencana, setelah semua instalasi titik api dan instalasi stop kontak dan saklar terpasang barulah diberi lampu-lampu sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar-gambar rencana.

V. PEKERJAAN LANDSCAPE

Pekerjaan landscape dilaksanakan setelah setelah pekerjaan utama yaitu Pembangunan Gedung selesai, sehingga sebelum melakukan pekerjaan landscape perlu diperhatikan hal – hal sebagai berikut :

 Mempelajari kembali rencana landscape dari gambar kerja

 Penentuan elevasi rencana landscape dan marking area landscape

 Memasang patok rencana elevasi dan pemasangan benang pedoman

 Pengadaan bahan/material

 Pengadaan peralatan kerja

 Pengadaan tenaga kerja/ tukang VI. SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait

Persiapan wadah kultur skala intermediate dan skala massal dilakukan dengan cara bak disemprot dengan air laut untuk membersihkan kotoran yang menempel pada

Persiapan wadah kultur skala intermediate dan skala massal dilakukan dengan cara bak disemprot dengan air laut untuk membersihkan kotoran yang menempel pada

Persiapan wadah kultur skala intermediate dan skala massal dilakukan dengan cara bak disemprot dengan air laut untuk membersihkan kotoran yang menempel pada

Pekerjaan Pengecatan Dinding ini akan dikerjakan selama 5 hari yang dimulai pada hari. ke 103 dan akan diselesaikan pada hari ke 107 masa

3 Membersihkan jendela, dinding luar dan dalam kereta dengan chemical; 4 Membersihkan ruang kabin masinis dari sampah, debu dan kotoran lain; 5 Membersihkan,

1 Membersihkan dinding luar dan frame jendela dengan chemical; 2 Membersihkan atap dan bawah dari jamur, karat dan kotoran lainnya; 3 Membersihkan sambungan

Sandblasting adalah kegiatan pembersihan permukaan lambung kapal yang intensif, dengan tujuan untuk membersihkan karat, lapisan cat lama, dan kotoran lain yang menempel pada permukaan

 Pasangan dinding bata terlebih dahulu disiram air  Dibuat kepala plesteran pada beberapa bagian  Permukaan dinding diplesteer kemudian diratakan dengan sipatan  Setelah proses