• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode pencatatan akuntansi penjualan konsinyasi yang digunakan yaitu metode tidak langsung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Metode pencatatan akuntansi penjualan konsinyasi yang digunakan yaitu metode tidak langsung"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Penerapan Akuntansi Penjualan Konsinyasi Pada Koperasi Karyawan Prima Rumah Sakit Wijaya Kusuma

Rika Wijaya1

STIE Widya Gama Lumajang email:rikawijaya50@gmail.com Ratna Wijayanti Daniar Paramita2

STIE Widya Gama Lumajang email:pradnyataj@gmail.com

MUCHAMAD TAUFIQ3 STIE Widya Gama Lumajang email:muchamadtaufiqmh@gmail.com

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis apakah penerapan akuntansi penjualan konsinyasi pada Koperasi Karyawan Prima Rumah Sakit Wijaya Kusuma telah sesuai dengan akuntansi yang berlaku. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menemukan data secara terperinci untuk membuat suatu fakta tentang hal yang diteliti. Sumber data yang diambil adalah data dari koperasi karyawan rumah sakit wijaya kusuma.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di dalam laporan keuangan pada koperasi karyawan rumah sakit wijaya kusuma belum melakukan pencatatan konsinyasi yang sesuai dengan Standart Akuntansi yang berlaku. Metode pencatatan akuntansi penjualan konsinyasi yang digunakan yaitu metode tidak langsung.

Kata Kunci : Konsinyasi, Metode Pencatatan, Laporan Keuangan.

Abstract

The purpose of this study to determine and analyze whether the application of sales accounting consignment on Prima Employee Cooperative Wijaya Kusuma Hospital has been in accordance with the applicable accounting. This research is a qualitative research. Qualitative research is a study that finds detailed data to make a fact about the subject matter. Source of data taken is data from cooperative employees hospital wijaya kusuma. The results of this study indicate that in the financial statements on the cooperative employees hospital wijaya kusuma not record consignment in accordance with applicable Standard Accounting. The method of recording the consignment sales accounting used is the indirect method.

Keyword: Consignment, Recording Method, Financial Report.

PENDAHULUAN

Penjualan konsinyasi merupakan penjualan dengan perjanjian. Dimana pihak pemilik barang dinamakan pengamanat sedangkan agen yang diberi amanat dinamakan komisioner. Dalam penjualan konsinyasi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :

1. Pada saat penyusunan laporan keuangan, barang-barang komisi yang ada di komisioner tidak boleh diakui sebagai persediaan.

2. Pengiriman barang konsinyasi tidak boleh diakui sebagai penjualan oleh pihak pengamanat sebelum barang tersebut terjual kepada pihak luar.

3. Pada saat penyusunan laporan keuangan, barang-barang konsinyasi yang ada di komisioner harus diakui oleh pihak pengamanat sebagai persediaannya.

4. Semua beban yang berhubungan dengan barang-barang konsinyasi sejak saat pengiriman sampai dengan terjual menjadi tanggung jawab pihak pengamanat.

5. Komisioner dalam batasan-batasan tertentu wajib memelihara dan menjaga keselamatan barang- barang komisi yang diterimanaya.

(2)

Koperasi Karyawan Prima Rumah Sakit Wijaya Kusuma dengan Nomor 05 / BH / XVI.11 / V / 2012 yang bergerak dibidang usaha dagang, dimana koperasi tersebut juga melakukan penjualan secara konsinyasi dan koperasi tersebut berpihak sebagai komisioner. Koperasi ini merupakan salah satu koperasi di Lumajang juga melakukan penjualan konsinyasi. Di koperasi ini yang paling dominan adalah barang konsinyasi. Sehingga dengan demikian peneliti tertarik untuk membahas tentang pencatatan saat penjualan barang konsinyasi terjual dan pada saat pengiriman barang konsinyasi serta pada saat penyajian laporan laba-rugi.

Berdasarkan uraian di atas peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Akuntansi Penjualan Konsinyasi Di Koperasi Karyawan Prima Rumah Sakit Wijaya Kusuma Di Lumajang”.

KAJIAN PUSTAKA Pengertian Konsinyasi

Konsinyasi merupakan suatu perjanjian dimana salah satu pihak yang memiliki barang menyerahkan sejumlah barang kepada pihatk tertantu untuk dijualkan dengan memberikan komisi (tertentu).

(Yunus, 2010) Penjualan konsinyasi adalah penjualan dengan perjanjian, dimana pihak pemilik barang/consignor/pengamat, menyerahkan barangnya kepada pihak lain, yaitu consignee/komisioner untuk dijual kepada pihak luar dan pihak consignee mendapatkan sejumlah komisi dari piha consignor.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penjulan konsinyasi adalah sebagai berikut :

1. Pada saat penyusunan laporan keuangan, barang-barang komisi yang ada di komisioner tidak boleh diakui sebagai persediaan.

2. Pengiriman barang konsinyasi tidak boleh diakui sebagai penjualan oleh pihak pengamanat sebelum barang tersebut terjual kepada pihak luar.

3. Pada saat penyusunan laporan keuangan, barang-barang konsinyasi yang ada di komisioner harus diakui oleh pihak pengamanat sebagai persediaannya.

4. Semua beban yang berhubungan dengan barang-barang konsinyasi sejak saat pengiriman sampai dengan terjual menjadi tanggung jawab pihak pengamanat.

5. Komisioner dalam batasan-batasan tertentu wajib memelihara dan menjaga keselamatan barang- barang komisi yang diterimanaya.

Karakteristik Penjualan Konsinyasi

Menurut (Waluyo, 2006)yang membedakan perlakuan akuntansi terhadap penjualan konsinyasi dengan penjualan-penjualan lain adalah :

a. Hak pemilik terhadap barang-barang tersebut masih berada ditangan consignor, barang ini masih dilaporkan sebagai persediaan dalam laporan consignor.

b. Selama barang-barang tersebut belum dapat terjual, baik oleh pihak consignor maupun cosignee belum dapat diakui adanya pendapatan.

c. Pihak consignor tetap bertanggung jawab sepenuhnya terhadap semua biaya yang berhubungan dengan barang-barang konsinyasi sejak pengiriman sampai dengan branag tersebut terjual.

Kecuali ada perjanjian lain.

d. Komisioner bertanggung jawab untuk menjaga keamanan dan keselamatan barang-barang yang ditetapkan tersebut. Harga jual ke konsumen tetap terkontrol.

Pencatatan yang Digunakan oleh Pihak Consingnee untukMencatatPenjualan Konsinyasi a. Pencatatan dilakukan secara terpisah dari penjualan regularnya.

Dalam metode ini transaksi-transaksi konsinyasi ikhtisar secara terpisah dan laba atas masing- masing penjualan konsinyasi juga dilakukan secaraterpisah dengan laba atas penjualan regular.

b. Pencatatan dilakukan secara tidak terpisah dari penjualan regularnya.

Dalam metode ini transaksi-transaksi konsinyasi diikhtisarkan tidak secara terpisah dengan laba atas penjualan reguler. Oleh sebab itu pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan kegiatan konsinyasi dicatat seperti halnya pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan penjualan regular.

Pencatatan Penjualan Konsinyasi Dilakukan Secara Terpisah DariPenjualan Regular

Apabila cara ini yang dipakai maka cosingnee harus membuat rekening barang komisi. Rekening ini akan didebet untuk semua beban yang di tanggung oleh consignor dan akan dikredit untuk semua hasil penjualanbarang-barang komisi. Saldo debetnya merupakan piutang kepada consignor dan

(3)

saldo kreditnya merupakan utang kepada cosignor. Dengan demikian, rekening barang komisi menunjukkan hak dan kewajiban antara consignor dan consignee.

Pencatatan Penjualan Konsinyasi Dilakukan Secara Tidak Terpisah Dari Penjualan Regulernya.

Apabila cara ini yang dipakai, maka setiap terjadi penjualan dicatat kedalam rekening penjualan diikuti dengan pengakuan pembelian atau harga pokok penjualan. Cara pengakuannya dengan mendebet rekening pembelian atau harga pokok penjualan dan mengkredit rekening hutang pada consignor.

Semua beban yang dikeluarkan oleh consignee dan ditanggung oleh consignor akan didebet ke rekening hutang kepada consignor. Dengan demikian, besarnya jumlah yang harus disetorkan kepada consignor tercermin pada saldo kredit dalam rekening utang kepada consignor.

Akuntansi Penjualan Konsinyasi Bagi Consignor

Terlepas dari cara apapun yang dipakai, consignor harus membentuk rekening barang konsinyasi.

Ada dua cara yang dapat dipakai consignor untuk mencatat persediaannya, yaitu metode phisik dan perpetual.

Selain pencatatan secara terpisah dan tidak terpisah dari penjualan reguler agi consignor pencatatan bagi penjualan konsinyasinya terdapat 2 metode yaitu:

1. Metode Fisik/ Periodik

Pada sistem fisik, harga pokok penjualan (cost off goods sold) baru dihitung dan dicatat pada akhir periode akuntansi. Carayang dilakukan adalah dengan menghitung kuantitas barang yang ada di gudang disetiap akhir periode, kemudian mengalikannya dengan harga pokok per satuannya. Dengan cara ini maka jumlahnya, baik fisik maupun harga pokoknya, tidak dapat diketahui setiap saat. Konsekuensinya, jumlah barang yang hilang tidak dapat dideteksi dengan sistem ini (sugiri, slamet.2002.84)

Dalam sistem pencatatan persediaan berdasarkan sistem periodik, mutasi barang tidak ditelusuri lebih lanjut. Pada saat pembelian, barang dicatat dalam akun pembelian barang sebesar biaya perolehannya, sedangkan pada saat penjualan, barang dicatat dalam akun penjualan barang sebesar harga jualnya. Oleh karena itu dicatatannya mutasi barang, maka beban pokok penjualan tidak dapat diketahui disetiap transaksi penjualan yang terjadi. Selanjutnya dilakukan penyesuaian pada akhir periode. Beban pokok penjualan dapat diketahui setelah persediaan barang akhir diketahui nilainya. (Purwaji Agus,dkk.2017.97)

2. Metode Perpetual

Metode pencatatan perpetual yaitu metode pengolahan persediaan yang melakukan pencatatan secara rinci arus masuk dan arus keluar persediaan.

Pada sistem perpetual, tiap-tiap jenis barang dicatat secara detail dalam kartu persediaan (sebagai kartu pembantu pencatatan persediaan). Pada kartu tersebut, mutasi tiap-tiap jenis barang dicatat secara kontinyu, baik kuantitas maupun biaya perolehannya. Pada saat terjadi pembelian barang dagang, hal tersebut dicatat diposisi debit akun persediaan barang sebesar biaya perolehannya. Dan posisi kredit akun utang usaha atau kas. Pada saat penjualan barang dagang, hal tersebut dicatat dalam dua jurnal. Jurnal pertama mencatat akun penjualan barang diposisi kredit sebesar nilai penjualan dan posisi debet akun piutang atau kas., sedangkan jurnal kedua mengkredit akun persediaan barang dan mendebit akun piutang usaha atau kas.

Apabila pencatatannya dilakukan secara terpisah, maka rekening barang konsinyasi akan didebet untuk mencatatat harga pokok barang yang dikirim dan semua beban pengirirmannya dan akan dikredit untuk mencatat harga pokok barang yang dijual dan untuk mencatat penutupan saldo rekening pengiriman barang konsinyasi ke rugi-laba.

Transaksi Penjualan Konsinyasi Yang Belum Terjual Seluruhnya

Pada akhir periode akuntansi apabila barang-barang konsinyasinya (barang komisi) belum seluruhnya laku dijual pada waktu pengamanat dan komisioner tutup buku maka laba yang direalisir atas barang- barang yang telah terjual harus dihitung.

Barang-Barang Konsinyasi Yang Dikembalikan

Apabila barang-barang konsinyasi dikembalikan kepada pengamanat (consignor), maka rekening barang-barang konsinyasi harus dikreditkan dengan harga pokok yang bersangkutan. Biaya-biaya yang berhubungan dengan aktivitas untuk menjual barang tersebut (ongkos angkut, biaya pengepakanm biaya perakitan dan biaya pengiriman kembali), hatus dibebankan kepada pendapatan untuk periode yang bersangkutan. Biaya-biaya itu dikapitalisasi sebagai bagian harga pokok barang- barang yang dikembalikan atau tidak perlu ditangguhkan pembebanannya, karena tidak memberi

(4)

manfaatnya dimasa yang akan datang. Dalam hal barang-barang dikembalikan karena rusak sehingga manfaatnya tidak lagi sebanding dengan harga pokoknya, maka penurunan nilai itu harus diakui sebagai kerugian. Jika biaya-biaya perbaikan diperlukan untuk dapat menjual barang-barang tersebut, maka biaya perbaikan (reparasi) demikian harus diakui sebagai biaya periode yang bersangkutan.

Uang Muka Dari Komisioner

Perjanjian konsinyasi memungkinkan disertai persyaratan akan adanya uang muka yang harus dibayar oleh komisioner untuk barang –barang komisi (titipan) yang diterimanya.

Apabila hal ini terjadi maka terhadap uang muka yang diterimanya itu harus dicatat sebagai “uang muka dari komisioner”. Jumlah uang muka yang diterima oleh pengamanat tidak boleh dikredit pada rekening barang-barang konsinyasi. Uang muka yang diterima dari komisioner harus disajikan sebagai hutang didalam neraca sampai dengan perhitungan penyelesaian atas barang-barang yang telah laku dijual dibuat oleh komisioner yang bersangkutan.

KERANGKA PEMIKIRAN

Transaksi Penjualan Konsinyasi

Akuntansi Pencatatan Penjualan Konsinyasi

Pencatatan Terpisah Pencatatan Tidak terpisah

Laporan Laba-Rugi Gambar 1

Kerangka pemikiran ini menjelaskan tentang bagaimana koperasi karyawan prima wijaya kusuma melakukan transaksi penjualan konsinyasinya. Setelah itu peneliti menjelaskan bagaimana pencatatan akuntansi penjualan konsinyasi yang dilakukan koperasi tersebut. Sehingga nantinya akan dilakukan analisis pencatatan yang dibuat oleh koperasi karyawan prima rumah sakit wijaya kusuma.

Dengan adanya pencatatan metode terpisah dan tidak terpisah maka nanti akan terlihat bagaimana laporan laba-rugi yang dilakukan koperasi tersebut. Dari laporan laba-rugi tersebut akan diketahui pencatatan manakah yang dapat melihat secara jelas laba-rugi penjualan konsinyasinya. Dengan demikian nantinya peneliti menarik kesimpulan apakah pada penyajian laporan laba-ruginya telah sesuai dengan akuntansi yang berlaku.

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Menurut (Morissan, 2012)penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang mendalam (in-depth), berorientasi pada kasus dari sejumlah kecil kasus, termasuk satu study kasus. Penelitian kualitatif berupaya menemukan data secara terperinci dari kasus tertentu, sering kali dengan tujuan menemukan bagaimana sesuatu terjadi. Tujuan utama penelitian kualitatif adalah untuk membuat suatu fakta dapat dipahami, dan seringkali tidak terlalu menekan penarikan kesimpulan (generalisasi) atau tidak menekan pada perkiraan (prediksi) dari berbagai pola (yang ditemukan).

(5)

Objek Penelitian

Objek penelitian ini yaitu penjualan konsinyasi dan pencatatan laporan laba-rugi atas penjualan konsinyasi pada koperasi karyawan prima rumah sakit wijaya kusuma.

Sumber Dan Jenis Data

Sumber data yang digunakan adalah sumber data sekunder. Penelitian ini menggunakan jenis data internal. Data Internal yaitu data yang sudah tersedia dan sudah dikumpulkan oleh pihak lain (koperasi).

Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subjek penelitian.

b. Observasi merupakan cara pengumpulan data melalui proses pencatatan perilaku (orang), objek (benda) atau kejadian yang sistematik tanpa ada pertanyaan atau komunikasi dengan individu- individu yang diteliti.

c. Dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder dari berbagai sumber, yakni baik secara pribadi maupun kelembagaan.

Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data sebagai berikut:

a. Peneliti mengambil data transaksi penjualan konsiyasi dari koperasi karyawan prima wijaya kusuma yang berupa pencatatan penjualan konsinyasi dan pencatatatan laba-ruginya.

b. Setelah mendapatkan data peneliti akan melihat dan menganalisis bagaimana pencatatan penjualan konsinyasi dan pencatatan laba-ruginya.

c. Selanjutnya barulah peneliti akan menarik kesimpulan dari hasil pencatatan transaksi penjualan konsinyasi dan pencatatan laporan laba-rugi. Serta menjelaskan juga mengenai metode yang dipergunakan dalam meyusun laporan laba-ruginya.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Penerapan akuntansi penjualan konsinyasi menggunakan Laba terpisah dan Laba Tidak Terpisah

Akuntansi penjualan konsinyasi pada Karyawan Prima Rumah Sakit Wijaya Kusuma jika menggunakan Laba terpisah :

a. Penerimaan barang

Saat penerimaan barang Koperasi Karyawan Prima Rumah Sakit Wijaya Kusuma akan mencatat memorandum. Berikut contoh memorandum :

Gambar 2

Memorandum perjanjian konsinyasi

Koperasi karyawan Prima Rumah Sakit Wijaya Kusuma Memorandum

Pada hari senin dan kamis diterima barang dagangan dari Sari Roti dengan ketentuan harga jual sesuai dengan harga yang tertera pada kemasan produk. Produk yang belum terjual akan diganti dengan produk yang baru.

Pencatatan penerimaan barang konsinyasi tidak perlu ada penjurnalan.Karena Koperasi Karyawan Prima Rumah Sakit Wijaya Kusuma bertindaksebagai consignee (Komisioner). Consignee tidak mengakui barang konsinyasi sebagai barang persediaan. Hal ini dikarenakan resiko barang tersebut masih berada pada pihak consignor (pengamanat).

b. Penjualan Barang Konsinyasi

Penjualan konsinyasi menggunakan pencatatan secara terpisah menggunakan jurnal dengan mendebit kas dan mengkredit barang komisi

Kas Rp. 219.500

Barang Komisi Rp. 219.500

(6)

Menggunakan akun barang komisi ini bertujuan untuk membedakan antara penjualan regular dengan penjualan barang konsinyasi.

c. Pengiriman Barang

Jurnal yang harus dicatat pada saat terdapat pengiriman barang pada koeprasi Karyawan Rumah Sakit Wijaya kusuma yakni :

Barang komisi Rp. xxx

Kas Rp. xxx

Barang Komisi didebit dan kas di kredit. Hal ini dikarenakan semua biaya yang dikeluarkan oleh pihak consignee akan diganti oleh pihak consignor pada saat penerimaan komisi. Jurnal ini juga berfungsi untuk memudahkan consignee pada saat melaporkan hasil penjualan kepada pihak consignor

d. Perhitungan Komisi

Perhitungan komisi koperasi karyawan Rumah Sakit Wijaya Kusuma dengan jurnal yang seharusnya dicatat yaitu mendebit barang komisi dan mengkredit pendapatan komisi.

Barang Komisi Rp438.723

Pendapatan Komisi Rp438.723

e. Pelaporan penjualan Konsinyasi dan pengiriman uang kepada pihak Consignor.

Pelaporan penjualan konsinyasi perlu diberikan perhitungan seperti berikut :

Penjualan Rp 4.594.000

Komisi Rp438.723

Biaya pengiriman Rp. - +

Jumlah beban (Rp. 438.723) –

Total yang harus disetor Rp 4.155.277

Hasil perhitungan di atas maka dilanjutkan dengan mencatat jurnal sebagai berikut:

Barang Komisi Rp. 4.155.277

Kas Rp. 4.155.277

Penerapan Akuntansi penjualan konsinyasi menggunakan pencatatan tidak terpisah yang dilakukan oleh di koperasi Karyawan Prima Rumah Sakit Wijaya Kusuma.

a. Pada saat penerimaan barang

Koperasi Karyawan Prima Rumah Sakit Wijaya Kusuma melakukan penjurnalan pada saat terjadi penerimaan barang. Akan tetapi penjurnalan yang dilakukan oleh pihak koperasi tidak dilakukan secara terpisah antara penerimaan barang konsinyasi dengan penerimaan barang penjualan regular.

Saat penjualan barang

Pada saat penjualan barang konsinyasi koperasi Karyawan Prima Rumah Sakit Wijaya Kusuma melakukan pencatatan dengan mendebet kas dan mengkredit penjualan. Berikut jurnal yang disajikan oleh koperasi tersebut:

Kas Rp 219.500

Penjualan Rp 219.500

Sedangkan pada konsep akuntansi penjualan konsinyasi yang sebenarnya adalah : Kas Rp 219.500

Penjualan Rp 219.500

Pembelian / Hpp (Harga Pokok Penjualan) Rp 205.180 Hutang pada consignor Rp 205.180 b. Pada saat pembayaran ongkos angkut

Koperasi Karyawan Rumah Sakit Wijaya Kusuma tidak mengeluarkan biaya untuk barang konsinyasi produk Sari Roti. Jadi tidak ada jurnal yang dicatat untuk pembayaran biaya ongkos angkut. Apabila terdapat biaya ongkos angkut maka perlu dicatat jurnal sebagai berikut :

Hutang kepada consignor Rp. xxx

Kas Rp. Xxx

Perhitungan Komisi

Perhitungan komisi dilakukan untuk mengetahui berapa komisi yang akan diterima oleh pihak koperasi dari hasil penjualan barang konsinyasinya.

(7)

Pada saat pelaporan dan pengiriman uang hasil penjualan konsinyasi

Koperasi Karyawan Prima Rumah Sakit Wijaya kusuma mencatat pelaporan dan pengiriman uang hasil penjualan konsinyasi dengan mendebit pembelian dan mengkredit kas. Berikut jurnal yang disajukan oleh pihak koperasi :

Pembelian Rp 4.155.277

Kas Rp 4.155.277

Sedangkan pada konsep pencatatan akuntansi penjualan konsinyasi yang seharusnya adalah:

Hutang kepada consignor Rp4.155.277

Kas Rp 4.155.277

Dengan perhitungan sebagai berikut :

Penjualan Rp 4.594.000

Komisi Rp438.723

Biaya angkut penjualan Rp - +

Jumlah beban Rp 438.723 -

Jumlah yang harus disetor Rp 4.155.277

Penyajian Laporan Laba Rugi Jika Koperasi Karyawan Rumah Sakit Wijaya Kusuma Menggunakan Metode Laba Terpisah

Tabel1

Penyajian Laporan Laba-Rugi Penjualan Konsinyasi Metode Laba Terpisah Per 1 s/d 31 Desember 2017

Keterangan Penjualan Konsinyasi

Penjualan

Regular Jumlah Hasil penjualan Rp4.594.000 Rp92.544.320 Rp97.138.320 Pendapatan penjualan

konsinyasi Rp 438.723 Rp 438.723

Harga pokok penjualan (Rp 4.155.277) (Rp74.007.556) (Rp78.162.833) Laba kotor Rp 438.723 Rp18.975.487 Rp 19.414.210

Beban-beban

Kresek (Rp 345.000) (Rp 345.000)

Atk (Rp 95.000) (Rp 95.000)

Gaji karyawan (Rp2.050.000) (Rp2.050.000)

Pulsa HP took (Rp 1.300.000) (Rp 1.300.000)

Transport (Rp 100.000) (Rp 100.000)

Total biaya operasional (Rp 3.890.000) (Rp 3.890.000) Laba bersih Rp 438.723 Rp15.085.487 Rp 15.524.210 Sumber Data: Koperasi Karyawan Prima Rumah sakit Wijaya Kusuma diolah

Tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat pemisahan antara penjualan konsinyasi dengan penjualan regular. Dengan terpisahnya pencatatan penjualan maka dapat dengan mudah mengetahui berapa omset yang telah diperoleh dari hasil penjualan. Dan dapat terpisah dengan baik antara penjualan konsinyasi dan penjualan regular. Selain itu harga pokok penjualan juga dapat terlihat jelas antara penjualan konsinyasi dengan penjualan regular.

Penyajian Laporan Laba Rugi Jika Koperasi Karyawan Rumah Sakit Wijaya Kusuma Menggunakan Metode Laba Tidak Terpisah

(8)

Tabel2

Penyajian Laporan Laba-Rugi Penjualan Konsinyasi Metode Laba Tidak Terpisah Per 1 s/d 31 Desember 2017

Data:Koperasi Karyawan Prima Rumah sakit Wijaya Kusuma diolah

Tabel di atas terlihat bahwa hasil penjualan merupakan hasil penjualan secara keseluruhan dari penjualan konsinyasi dan penjuala regular. Harga pokok penjualan juga merupakan jumlah dari seluruh harga ppokok penjualan barang konsinyasi maupun penjualan barang regular. Dalam pencatatan laba-rugi metode tidak terpisah kolom yang digunakan sangatlah sederhana. Tidak terdapat pemisahan antara penjualan regular dan penjualan konsinyasi. Penggunaan metode tidak terpisah pada pencatatan laba-rugi ini tidak dapat diketahui perhitungan komisi secara detail.

Meskipun laba-yang diperoleh sama akan tetapi perincian dari transaksi yang dihasilkan tidak terlihat jelas.

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada Koperasi Karyawan Prima Rumah Sakit Wijaya Kusuma, diamana dalam hal ini pencatatan akuntansi penjualan konsinyasi dilakukan dengan menggunakan metode pencatatan terpisah dan tidak terpisah. Sedangakan pada koperasi Prima dilaporan keuangan telah menggunakan metode pencatatan tidak terpisah berarti dalam hal ini penelitian yang dilakukan telah sesuai dengan standart akuntansi yang berlaku.

Berdasarkan dari teori (Waluyo : 2006) yang ada dimana Dalam metode ini transaksi-transaksi konsinyasi ikhtisar secara terpisah dan laba atas masing-masing penjualan konsinyasi juga dilakukan secara terpisah dengan laba atas penjualan regular.

Dalam metode ini transaksi-transaksi konsinyasi diikhtisarkan tidak secara terpisah dengan laba atas penjualan reguler. Oleh sebab itu pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan kegiatan konsinyasi dicatat seperti halnya pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan penjualan regular.

Penelitian yang dilakukan Amelia : 2012 menyatakan bahwa Penerapan akuntansi atas penjualan konsinyasi dengan laba terpisah memisahkan antara penjualan konsinyasi dan penjualan regular sedangkan penerapan akuntansi atas penjualan konsinyasi yang diterapkan di Apotek Jambak Palembang dengan laba tidak terpisah yaitu menggabungkan penjualan konsinyasi dan penjualan regular. Berarti penelitian sejalan dengan penelitian terdahulu terkait akuntansi pencatatan penjualan konsinyasi metode tidak terpisah.

Pencatatan Akuntansi Konsinyasi Laporan Laba Rugi

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti menyatakan bahwa pada koperasi karyawan prima melakukan pencatatan metode laba rugi secara tidak terpisah. Hal ini telah sesuai dengan standart akuntansi yang berlaku.

Berdasarkan dari teori (Waluyo : 2006) yang ada dimana Dalam metode ini transaksi-transaksi konsinyasi ikhtisar secara terpisah dan laba atas masing-masing penjualan konsinyasi juga dilakukan secara terpisah dengan laba atas penjualan regular.

Hasil Penjualan Rp 97.138.320

Komisi Penjualan Kosninyasi Rp 438.723

Harga Pokok Penjualan (Rp 78.162.833)

Laba Kotor Rp 19.414.210

Beban-Beban

Kresek (Rp 345.000)

Atk (Rp 95.000)

Gaji Karyawan (Rp 2.050.000)

Pulsa HP Toko (Rp 1.300.000)

Transport (Rp 100.000)+

Total Biaya Operasional (Rp 3.890.000)

Laba Bersih Rp 15.524.210

(9)

Dalam metode ini transaksi-transaksi konsinyasi diikhtisarkan tidak secara terpisah dengan laba atas penjualan reguler. Oleh sebab itu pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan kegiatan konsinyasi dicatat seperti halnya pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan penjualan regular.

Penelitian yang dilakukan Amelia : 2012 menyatakan bahwa Penjualan konsinyasi disajikan bergabung dengan penjualan regular, demikian juga harga pokok penjualannya. Hal ini dapat dilihat pada daftar laba rugi yang dibuat oleh Apotek Jambak Palembang dimana tidak ada pemisahan antara penjualan konsinyasi dan penjualan regular.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Koperasi karyawan prima rumah sakit wijaya kusuma merupakan koperasi yang bergerak dibidang perdagangan. Koperasi ini melakukan dua jenis penjualan yakni penjualan regular dan penjualan konsinyasi. Dimana pada penjualan konsinyasi koperasi berpihak sebagai consignee (komisioner).

1. Koperasi dengan consignor melakukan perjanjian secara lisan saja.

2. Pencatatan yang digunakan oleh koperasi karyawan prima Rumah Sakit Wijaya Kusuma merupakan pencatatan dengan metode tidak terpisah. Baik pada saat terjadi transaksi maupun pada saat pencatatan pada laporan laba-rugi.

3. Koperasi tidak mengakui hutang pada saat terjadi pengiriman barang konsinyasi, melainkan mengakui sebagai penjualan kepada pihak consignor.

4. Koperasi tidak melakukan pencatatan pada saat penerimaan komisi melainkan koperasi mencatat sebagai penjualan.

5. Penjualan barang konsinyasi dicatat secara tidak terpisah oleh koperasi.

Saran

1. Pada saat terjadi perjanjian kontrak penjualan konsinyasi sebaiknya dibuat perjanjian secara tertulis supaya jelas bagaimana perjanjian yang disepakati. Dan apabila suatu saat terjadi kejadian yang tidak diharapkan akan tetap ada arsip perjanjian konsinyasi sebagai bukti.

2. Akan lebih baik jika pencatatan penjualan konsinyasi dilakukan sesuai dengan Standar Akuntansi yang baku supaya terlihat jelas dan akan mudah dipahami oleh pihak-pihak luar apabila laporan keuangan tersebut dibutuhkan

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Pradipto Balowo. 2015. Analisis Pencatatan Penjualan Konsinyasi Pada Apotek Obor. Universitas Gunadarma. Depok.

Amelia Kiki, Sri Winarni. 2012. Analisis Penerapan Akuntansi Penjualan Konsinyasi Pada Apotek Jambak Palembang. Palembang.

Diana Anastasia,Lilis Setiawan. 2017. Akuntansi Keuangan Menengah Berdasarkan Standart Akuntansi Keuangan Terbaru.Yogyakarta : Cv Andi

Offset.

Halim Abdul. 2005.Akuntansi Keuangan Lanjutan Edisi Pertama. Jakarta : Mitra Wacana Media.

Hartono, Slamet. 2017. Analisis Penerapan Akuntansi Konsinyasi Terhadap Penjualan Barang Konsinyasi Toko Buku Togamas Lumajang. Skripsi. Stie

Widya Gama Lumajang.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2017. Standart Akuntansi Keuangan. Jakarta : Ikatan Akuntan Indonesia.

Martani Dwi Dkk. 2015. Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis Psak. Jakarta:

Salemba Empat;

Morissan. 2012. Metode Penelitian Survei Jakarta : Prenadamedia Group Wibisana,

M Jusuf Dkk. 2016.Standart Akuntansi Keuangan EntitasTanpa Akuntabilitas Publik, Jakarta : Ikatan AkuntanIndonesia.

Simora, Maria. 2005. Analisis Penerapan Akuntansi Konsinyasi Studi Kasus Pada PT. Nusa Bakti Pratama.Skripsi. Universitas Sumatra Utara. Medan.

Sara, Natasha,.Akuntansi Konsinyasi. http://www.academia.edu/6823354.Diakses 21 Februari 2018.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian.

www.bphn.go.id/data/documents/92uu025.doc Diakses pada 01 Maret 2018.

Yunus, Hadori Dan Harnanto. 2010. Akuntansi Keuangan Lanjutan Edisi Pertama.

Yogyakarta : Bpfe Yogyakarta.

(10)

Waluyo, A Jati. 2006. Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 Edisi Revisi.Universitas Muhammadiyah Malang.

Winarni, Sri. Kiki Amelia. 2016.Analisis Penerapan Akuntansi Penjualan Konsinyasi Pada Apotek Jambak Palembang. Darussalam Palembang.

Palembang

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah Produksi Mentimun di Kecamatan Leuwisari Tahun 2017-2021 .... Penelitian