Metode Pengukuran
Pengukuran variabel dependen. Mengukur variabel yakni kelelahan kerja. Penelitian ini
menggunakan pengukuran kelelahan kerja kuesioner penguji kelelahan secara subjektif yang berskala Industrial Fatigue Research Committee (IFRC) yang berjumlah 30 pertanyaan, dimana berisi 10 pertanyaan setiap indikator tentang pelemahan kegiatan, pelemahan motivasi, dan kelelahan secara umum. Pengisian kuesioner dilakukan oleh peneliti dengan tanya jawab langsung kepada Guru Yayasan Ibnu Halim. Penilaian dengan metode kuesioner IFRC menggunakan desain penilaian dengan skoring 4 skala likert, dimana:
Skor 0 = tidak pernah (tidak pernah terasa dalam seminggu) Skor 1 = kadang-kadang (1-2 hari terasa dalam seminggu) Skor 2 = sering merasakan (3-4 hari terasa dalam seminggu) Skor 3 = sering sekali (hampir setiap hari terasa dalam 1 minggu)
Setelah selesai melakukan pengisian kuesioner, maka langkah berikutnya dengan melakukan perhitungan jumlah skor pada masing-masing kolom dari ke-3 pertanyaan yang diajukan dan menjumlahkan menjadi total skor individu dengan skor terendah adalah 0 dan skor tertinggi adalah 90. Berikut klasifikasi tingkat dan kategori kelelahan subjektif adalah:
Tabel 5.
Klasifikasi Tingkat dan Kategori Kelelahan Subjektif Total skor
individu
Tingkat kelelahan
Kategori kelelahan
0-21 0 Rendah
22-44 1 Sedang
45-67 2 Tinggi
68-90 3 Sangat Tinggi
Pengukuran variabel independen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah:
Beban kerja. Beban kerja dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan kuesioner
metode NASA (NASA Task Load Index-TLX) dengan memberikan rating pada 6 dimensi agar mendapatkan hasil yang valid.
Tabel 6.
Penjelasan dimensi metode NASA - TLX
Dimensi Skala Deskripsi
Tuntutan Mental Rendah/Tinggi Seberapa besar tuntutan aktivitas mental dan perseptual yang dibutuhkan dalam pekerjaan (contoh: berpikir, memutuskan, menghitung, mengingat,melihat, mencari) Apakah pekerjaan itu mudah atau sulit?
Tuntutan Fisik Rendah/Tinggi Seberapa besar aktivitas fisik yang dibutuhkan dalam pekerjaan (contoh:
mendorong, memegang,mengontrol) Apakah pekerjaan tersebut mudah atau sulit, tenang atau buru-buru?
Tuntutan Waktu Rendah/Tinggi Seberapa besar tekanan waktu yang dirasakan selama pekerjaan berlangsung?
Apakah pekerjaan perlahan dan santai, atau cepat dan melelahkan?
Performansi Baik/Buruk Seberapa besar keberhasilan di dalam mencapai target pekerjaan? Seberapa puas performansi di dalam mencapai target tersebut?
Tingkat Usaha Rendah/Tinggi Seberapa besar usaha yang dikeluarkan secara mental dan fisik yang dibutuhkan untuk mencapai target tersebut?
Tingkat Frustasi Rendah/Tinggi Seberapa besar usaha yang dikeluarkan secara mental dan fisik yang dibutuhkan untuk mencapai target tersebut?
Sumber : NASA-TLX (Task Load Index)
Langkah-langka menggunakan kuesioner metode NASA-TLX adalah sebagai berikut (Hancock, P. A., & Meshkati, 1988):
Pembobotan
Pada bagian ini responden/pekerja diminta untuk membandingkan dua dimensi yang berbeda dengan metode perbandingan berpasangan. Total perbandingan berpasangan untuk
keseluruhan dimensi (6 dimensi) yaitu 15. Jumlah tally untuk masing-masing dimensi inilah yang akan menjadi bobot dimensi (Widyanti, A., Johnson, A., & de Waard, 2012).
Pemberian rating
Menurut Susetyo dkk (2012) pada tahap peringkat (rating) pada masing-masing deskriptor diberikan skala 1-100, kemudian pekerja akan memberikan skala sesuai dengan beban kerja yang telah dialami dalam pekerjaannya.
Interpretasi hasil nilai skor
Menurut Widyanti dkk (2010), skor akhir beban mental nasa TLX diperoleh dengan mengalikan bobot dengan rating setiap dimensi, kemudian dijumlahkan dan dibagi 15.
Berdasarkan penjelasan Hart dan Staveland (1988) dalam teori NASA-TLX, skor beban kerja yang diperoleh dapat diintepretasikan sebagai berikut:
1. Rendah jika responden memberikan rating : 0-09%
2. Sedang jika responden memberikan rating ; 10-29%
3. Agak tinggi jika responden memberikan rating : 30-49%
4. Tinggi jika responden memberikan rating : 50-79%
5. Sangat tinggi jika responden memberikan rating : 80-100%