METODE PENUGASAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) GOOGLE FORM UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR PAI DI MASA COVID-19
Dewi Padmasari1
E-mail: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui upaya peningkatan hasil belajar PAI materi Asmaul Husna semester I dengan menggunakan Metode Penugasan LKPD Google Form lokasi di SMP Negeri 1 Muara Teweh Tahun Pelajaran 2021/ 2022. Permasalahan yang melatarbelakangi rendahnya persentase hasil belajar peserta didik karena memerlukan waktu lebih banyak untuk mempelajari cakupan materi lebih luas terutama bagian materi yang dibahas oleh kelompok lain pada waktu Tatap Muka Terbatas akibat pandemi Covid-19 dan memerlukan latihan secara mandiri di luar kelas. Peneliti belum maksimal memberikan pendalaman materi pada LKPD Google Form yang diberikan. Metode pengumpulan data menggunakan tes, observasi, dokumentasi, analisis data statistik deskriptif. Hasil belajar peserta didik dapat dilihat dari data pada tahap awal siklus (pretest) sebesar 25 %, setelah siklus I sebesar 37,5% dan pada siklus II naik menjadi 87,5%. Dengan demikian target yang ditetapkan peneliti menggunakan standar Kriteria Ketuntasan Minimal mata pelajaran untuk peserta didik secara klasikal yaitu 75 berhasil dicapai.
Dengan metode penugasan LKPD Google Form peserta didik lebih mudah mempelajari materi dan melaksanakan evaluasi baik di dalam kelas maupun di luar kelas, bersifat solutif untuk permasalahan keterbatasan waktu tatap muka dan pembelajaran jarak jauh akibat pandemic Covid-19. Penelitian ini membuktikan bahwa hasil belajar peserta didik berhasil ditingkatkan.
Keywords: Hasil Belajar, PAI, Metode Penugasan LKPD Google Form
Pendahuluan
Dinamika masyarakat pada abad ke 21 ini semakin kompleks. Realitas sosial dan kemajuan teknologi informasi akan membawa dampak, baik dampak positif dengan segala kemudahan-kemudahan yang tersedia, maupun dampak negatif terhadap perkembangan moral masyarakat. Dunia global menjadi tidak terbatas oleh seperangkat komputer, telepon seluler
pintar serta jaringan internetnya, sehingga dunia nyata dan dunia maya menjadi berkaitan dan berdampingan satu sama lain. (Surawan, 2020: 98)
Dunia pendidikan mempunyai tugas membentuk generasi manusia yang berkarakter, berbudi pekerti luhur, sebagaimana oleh Undang-undang Pendidikan Nasional Nomor 2 tahun 2003 Bab 2 Pasal III: “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Tugas pendidik dalam konteks ini diharapkan dapat mengarahkan peserta didik agar memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan, serta berkarakter baik untuk mewujudkan bangsa yang bermartabat dan mampu memecahkan berbagai persoalan dalam kehidupan sehari-hari
Menyikapi hal di atas perlu dilakukan penyesuaian dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan Agama Islam yang berbasis teknologi dan informasi.
Oleh karena itu guru mata pelajaran pendidikan agama Islam perlu memikirkan langkah kreatif dan inovatif dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, sehingga kesulitan belajar peserta didik dapat teratasi dan diharapkan dengan pemanfaatan teknologi informasi peserta didik bisa belajar dengan aktif, mandiri, minat belajarnya meningkat, sehingga mampu meraih hasil belajar yang maksimal.
Suatu tantangan tersendiri bagi guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar terlebih di masa pandemi. Aturan Pemerintah tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang mengharuskan peserta didik belajar dari rumah, atau bila kondisi sudah memungkinkan hadir ke sekolah tatap muka terbatas dengan penerapan protokol kesehatan. Hal ini berdampak pada durasi waktu belajar, sehingga alokasi waktu pembelajaran sebagaimana yang telah terencana pada program tahunan dan semester menjadi berkurang.
Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktek-praktek pembelajaran yang dilakukan di kelas secara lebih professional (Suharsimi, 2008).
Penelitian Tindakan Kelas yang akan dilakukan peneliti di sini berupaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik melalui metode Penugasan LKPD Dalam Jaringan untuk menyiasati kesulitan belajar karena alokasi waktu yang kurang pada saat aturan BDR maupun Tatap Muka Terbatas sesuai aturan pemerintah dalam menyikapi kondisi pandemi Covid-19 di daerah Kabupaten Barito Utara.
Menurut Sagala (2005, hlm. 219) metode penugasan adalah: Cara penyajian bahan pelajaran di mana guru memberikan tugas tertentu agar murid melakukan kegiatan belajar, kemudian harus dipertanggung jawabkan. Tugas yang diberikan guru dapat memperdalam bahan pelajaran dan dapat pula mengecek bahan yang telah dipelajari. Tugas merangsang anak untuk aktif belajar baik secara individu maupun kelompok.
Pupuh Fathurrohman (2010, hlm. 64) mengatakan metode penugasan tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi jauh lebih luas dari itu. Tugas yang dapat diberikan kepada anak didik ada berbagai jenis, karena itu tugas sangat banyak macamnya, tergantung pada tujuan yang akan dicapai, seperti tugas meneliti, menyusun laporan (lisan/ tulisan), tugas di laboratorium dan lain-lain.
Dalam proses pembelajaran guru melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, pendapat tersebut juga oleh Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (1995, hlm. 53) yang mengatakan bahwa metode mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan metode penugasan, siswa menjadi lebih aktif karena mereka merasakan langsung proses pembelajaran.
Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang melakukan perbaikan terus-menerus. Kepuasan peneliti menjadi tolak ukur berhasilnya atau berhentinya siklus-siklus tersebut. Setelah dilakukan refleksi yang mencakup analisa sintesis dan penelitian terhadap hasil pengamatan, biasanya muncul permasalahan yang perlu mendapat perhatian sehingga pada gilirannya perlu dilakukan perencanaan ulang. Peneliti memutuskan akan memberikan tindakan (threatment) tertentu berdasarkan asumsi untuk mengatasi permasalahan.
Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Muara Teweh. Peserta didik beragama Islam sejumlah 220 orang menempati 9 buah ruang kelas paralel yang ada di tingkat kelas VII. Subyek penelitian ini dipilih salah satu ruang kelas yaitu kelas VII A.
Perencanaan tindakan kelas yang digunakan yaitu modus siklus yang berulang dan berkelanjutan. Dalam setiap kegiatan belajar mengajar peneliti terus mengamati aktivitas peserta didik di kelas.
Dalam perencanaan peneliti menggunakan sistem refleksi spiral diri yang dimulai dengan rencana tindakan pengamatan atau refleksi, sesuai model tersebut maka kegiatannya: a) Observasi dan tes, b) Identifikasi masalah dalam kegiatan belajar mengajar, c) Melakukan metode yang sesuai, dan d) Melaksanakan tindakan kelas
Penelitian ini dilaksanakan kurang lebih satu setengah bulan, mulai saat
pertama kali yaitu pada tanggal 12 Agustus 2021 sampai dengan tanggal 26 Agustus 2021. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
A. Siklus I (Tanggal 12 Agustus 2021)
Pada saat kegiatan awal pembelajaran, peserta didik diberikan pretes untuk mengukur kemampuan awal, kemudian kegiatan inti dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning). Pada kegiatan penutup peneliti memberikan evaluasi berupa tes akhir latihan soal dalam LKPD Google Form yang untuk melihat hasil pemahaman peserta didik selama proses pembelajaran.
Tabel 1 Tingkat Keberhasilan Peserta Didik pada Tindakan Siklus I
Kategori Persentase Nilai Banyaknya
Tuntas 37,5 % 80 3 orang
Belum Tuntas Rendah 62,5 % 60 5 orang
Berdasarkan pada tabel di atas maka dapat diketahui bahwa nilai hasil postest dari jumlah peserta didik 8 orang hanya terdapat 37,5 % kategori tuntas di atas KKM yaitu 3 orang nilai 80. Sedangkan 62,5 % kategori belum tuntas rendah 5 orang mendapat nilai 60.
1. Refleksi Siklus I
Keberhasilan dan kegagalan yang terjadi dalam pelaksanaan tindakan pada siklus I dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Peneliti sudah menerapkan prinsip keterampilan abad 21, pembelajaran yang melatih peserta didik berpikir kritis, kreatif, komunikatif dan kolaboratif. Penerapan langkah-langkah pembelajaran juga sudah sesuai model pembelajaran yang dipilih sesuai karakteristik KD.
b. Peserta didik memahami tugas yang diberikan guru melalui panduan belajar yang diberikan guru
c. Peserta didik memahami tujuan dan proses belajar yang menerapkan prinsip keterampilan abad 21, pembelajaran yang melatih peserta didik berpikir kritis, kreatif, komunikatif dan kolaboratif tetapi masih belum mandiri, peserta didik kesulitan melaksanakannya dan sangat memerlukan arahan, panduan, dan bimbingan guru.
d. Peneliti belum maksimal memberikan pendalaman materi lebih luas pada LKPD Google Form yang diberikan, hanya ada latihan soal saja.
e. Peserta didik memerlukan waktu lebih banyak untuk mempelajari cakupan materi lebih luas terutama bagian materi yang dibahas oleh kelompok lain pada waktu tatap muka terbatas dan memerlukan latihan lebih leluasa secara mandiri di luar kelas.
f. Persentase hasil belajar peserta didik pada tindakan siklus I pencapaiannya belum memuaskan.
Untuk memperbaiki kelemahan dan meningkatkan hasil belajar peserta didik, maka perlu diadakan siklus II, yaitu:
a. Peneliti memberikan penugasan untuk memberikan peserta didik pendalaman materi lebih luas dan latihan lebih maksimal untuk meningkatkan pemahaman peserta didik sehingga hasil belajarnya meningkat.
b. Penugasan yang dimaksud yaitu pada LKPD Google Form yang diberikan selain soal latihan akan ditambahkan rangkuman materi, tautan video pembelajaran serta umpan balik secara otomatis sehingga peserta didik dapat mempelajari materi dan latihan soal secara mandiri.
c. Penugasan LKPD Google Form yang dilaksanakan peserta didik diharapkan dapat mengatasi kekurangan waktu tatap muka dengan guru, karena belum sempat mempelajari semua materi yang dibahas oleh kelompok lain.
B. Siklus II (Tanggal 26 Agustus 2021)
Langkah-langkah pembelajaran, baik itu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup pada siklus II ini dilaksanakan sama seperti kegiatan pembelajaran siklus I, tetapi perbedaannya adalah pada evaluasi hasil belajar peserta didik diberikan metode penugasan LKPD Google Form yang ditambahkan tautan video pembelajaran berisi penjelasan guru mengenai materi Asmaul Husna, kemudian materi untuk dibaca sebagai bahan literatur bagi peserta didik, dan evaluasi berupa latihan soal. Untuk melaksanakan penugasan LKPD yang dimaksud peserta didik dapat membuka di dalam maupun di luar kelas. Sehingga peneliti ingin mengungkap apakah upaya peningkatan hasil belajar peserta didik dari pendalaman materi sampai evaluasi apakah juga dapat dilaksanakan di luar jam pelajaran yang terbatas tadi?. Jawabannya dapat dilihat dari hasil penelitian siklus II di berikut.
Tabel 2 Tingkat Keberhasilan Peserta Didik pada Tindakan Siklus II
Kategori Persentase Nilai Banyaknya
Tuntas Sangat Baik 25 % 100 2 orang
Tuntas 62,5 % 80 5 orang
Belum Tuntas 12,5 % 60 1 orang
Berdasarkan pada tabel di atas maka dapat diketahui bahwa nilai hasil postest dari jumlah peserta didik 8 orang hanya terdapat 25 % kategori tuntas sangat baik di atas KKM yaitu 2 orang nilai 100.
Sedangkan 62,5 % kategori tuntas ada 5 orang, dan yang masih belum tuntas 12,5% ada 1 orang mendapat nilai 60.
1. Refleksi Siklus II
Keberhasilan dan kegagalan yang terjadi dalam pelaksanaan tindakan pada siklus II dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Peneliti sudah menerapkan prinsip keterampilan abad 21, pembelajaran yang melatih peserta didik berpikir kritis, kreatif, komunikatif dan kolaboratif.
b. Penerapan langkah-langkah pembelajaran juga sudah sesuai model pembelajaran problem based learning yang dipilih sesuai karakteristik kompetensi dasar.
c. Peserta didik memahami tugas yang diberikan guru melalui panduan belajar yang diberikan guru
d. Peserta didik memahami tujuan dan proses belajar yang menerapkan prinsip keterampilan abad 21, pembelajaran yang melatih peserta didik berpikir kritis, kreatif, komunikatif dan kolaboratif.
e. Peserta didik mendapatkan kesempatan untuk mempelajari cakupan materi lebih luas terutama bagian materi yang dibahas oleh kelompok lain dan memerlukan latihan lebih leluasa secara mandiri di luar kelas.
f. Peserta didik secara mandiri dapat melaksanakan pembelajaran di luar jam pelajaran, sehingga bisa mengatasi kekurangan waktu tatap muka terbatas yang menjadi kesulitan belajarnya dengan arahan maupun panduan, dan bimbingan guru melalui Penugasan LKPD Google Form yang mereka kerjakan
g. Peneliti memberikan tambahan pendalaman materi lebih luas pada LKPD Google Form yang diberikan, menautkan penjelasan dengan video pembelajaran dan soal tes dengan umpan balik secara otomatis h. Persentase hasil belajar peserta didik pada tindakan siklus II
pencapaiannya sudah memuaskan.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan melalui dua siklus ini dilakukan untuk mengetahui apakah penerapan metode Penugasan LKPD Google Form dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada kelas VII A SMP Negeri 1 Muara Teweh materi Asmaul Husna semester I (ganjil) tahun pelajaran 2021/
2022. Peningkatan hasil belajar tersebut dapat dilihat berdasarkan data nilai pretes, posttest siklus I dan posttest siklus II sebagai berikut:
Tabel 3 Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Pretest, Postest Siklus I, dan Postest Siklus II.
No. Nama L/P Nilai
Pretest
Nilai Siklus I
Nilai Siklus II
1. AAR. L 40 60 80
2. BS L 80 80 100
3. MAP L 40 60 80
4. HV L 60 60 80
5. NSAP P 80 80 100
6. IPL P 60 80 80
7. RR P 40 60 80
8. ZVSA L 60 60 60
Jumlah 460 540 660
Rata-rata kelas 57,5 67,5 82,5
Jumlah Peserta Didik Tuntas
2 3 7
Persentase Ketuntasan 25 % 37,5 % 87,5 % Dari tabel 3 di atas dapat dilihat peningkatan hasil belajar peserta didik sebelum dan sesudah diberikan tindakan pada siklus I dan siklus II. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada grafik berikut ini:
Gambar 2 Grafik Persentase Ketuntasan dari Data Nilai Pretest, Siklus I, dan Siklus II
Dari data nilai dan grafik di atas dapat dilihat peningkatan persentase hasil belajar dari Pretest sebanyak 25% peserta didik mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70, kemudian Siklus I sebanyak 37,5%
mencapai KKM dan mengalami peningkatan signifikan pada Siklus II yaitu 87,5%
peserta didik yang nilainya mencapai KKM.
Dari data-data hasil penelitian tindakan kelas di atas, menunjukkan peningkatan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan Metode Penugasan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Google Form. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori-teori yang dikemukakan dan asumsi peneliti, yaitu:
1. Dari buku panduan Depdikbud (1993, hlm. 154) bahwa guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran hendaknya menerapkan prinsip- prinsip belajar aktif, yaitu pembelajaran yang melibatkan siswa baik secara fisik, mental (pemikiran dan perasaan) dan sosial, serta sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Pembelajaran merupakan satu kesatuan dari dua kegiatan yang searah. Kegiatan belajar berpusat pada siswa, sedang kegiatan mengajar berfokus pada guru.
2. Menurut Roestiyah, (2001, hlm. 133) “Pemberian penugasan biasanya digunakan dengan tujuan: Agar siswa memiliki hasil belajar yang lebih mantap, karena siswa melaksanakan latihan-latihan selama melakukan tugas sehingga pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi. Hal itu terjadi disebabkan siswa mendalami situasi atau pengalaman yang berbeda, waktu menghadapi masalah-masalah baru.
3. Menurut Trianto (2009: 222) lembar kerja peserta didik (LKPD) dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen atau demonstrasi. Trianto (2009: 223) menambahkan bahwa LKPD memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan oleh peserta didik untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh.
4. Jadi kesimpulannya Metode Penugasan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) Google Form diasumsikan oleh penulis dapat menjadi jalan keluar bagi permasalahan kesulitan belajar di masa pandemi karena kebijakan pemerintah mengenai Belajar Dari Rumah (BDR) dan aturan Tatap Muka Terbatas, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud. 1993. “Petunjuk Pemilihan dan Pembuatan Alat Peraga”. Jakarta.
Fathurrohman, Pupuh. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika Aditama
Meleong, Lexi. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Muchlisin Riadi, "Lembar Kerja Peserta Didik" artikel diakses 3 Juli 2015 dari https://www.kajianpustaka.com/ 2015/07/lembar-kerja-peserta-didik- lkpd.html
Prastowo, Andi. 2014. “Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif”:
Jokyakarta Diva Press
Roestiyah, N.k. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Cetakan keenam. Jakarta: PT Rineka Cipta
Sagala, S. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu dan Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.
Surawan. 2020. Dinamika Dalam Belajar : Sebuah Kajian Psikologi Penelitian.
Yogyakarta : K-Media.