Metode Tafsir Sufi
dalam Khazanah Ilmu Tasawuf
Studi Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim Karya Al-Tustari, Lathâif al-Isyârât Karya Al-Qusyairi ,
Tafsir Bahr Al-Madid Karya Ibnu ‘Ajibah
by zukhrufatul Jannah
Pengantar dan Latar Belakang
Tasawuf
Mendekatkan diri pada Allah melalui penyucian jiwa
Tafsir Sufi
Ekspresi spiritual memahami al-Qur'an Dominasi tafsir fiqh, kalam dan falsafi menyebabkan marginalisasi tafsir sufi.
Tafsir sufi dianggap subyektif & tidak rasional oleh sebagian kalangan.
Padahal, tafsir sufi merepresentasikan dimensi esoterik-spiritual yang penting dalam memahami al-Qur’an
Dua Pendekatan
• Tafsir Sufi Nazhari (konseptual-falsafi)
• Tafsir Sufi Isyari (ilham dan isyarat ruhani)
Fase Sejarah Tafsir Sufi
Normatif
1
Hasan al-Bashri, Ja‘far al-Shadiq
2
Klasikal-Sulami, al-Tustari
Mazhab Sufi
3
Ibn ‘Arabi, Najmuddin al-Kubra
4
Dinasti Turki UtsmaniTafsir al-Multaqat karya Khawjah Bandah Nawaz
Kontemporer
5
Ibn ‘Ajibah, al-Alusi
Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim Karya Sahl al-Tustari
Pemaparan mendalam karya Sufi besar dalam tafsir spiritual dan simbolik Al-Qur’an.
Profil Singkat Sahl al-Tustari
Nama Lengkap
Abu Muhammad Sahl ibn ‘Abdullah al-Tustari
Asal
Tustar (Shushtar, Iran)
Peran
Tokoh sufi dan ahli tafsir utama
Guru Utama
Dhunnun al-Mishri
Latar Belakang Tafsir
Nama Karya
Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim
Penggalian Materi
Berdasarkan periwayatan murid-murid, khususnya Muhammad ibn Salamah
Asal Tafsir
Karya tertua dari kalangan sufi
Pendekatan
Spiritual dan simbolik dalam menafsirkan ayat Al-Qur’an
Karakteristik Umum Tafsir
Spiritual (Tasawuf)
Penafsiran hakikat ruhani
Isyari (Simbolik)
Mengungkap makna batin ayat
Sederhana
Ringkas dan langsung pada inti
Kaya Makna
Bahasa singkat tapi bermakna dalam
Metodologi Penafsiran
1 Tafsir Bi Al-Ma'thur
Berdasarkan riwayat dan teks
2 Tafsir Bi Al-Ra’yi
Pendapat pribadi dan spiritual
3 Fokus Utama
Akhlak, makrifat, dan tauhid
4 Penafsiran
Arti pengalaman batin dan kesucian jiwa
Metode Tafsir al-Tustari
Empat Makna Al-Qur’an
• Zahir (tekstual)
• Batin (esoterik)
• Hadd (batas hukum)
• Matla’ (kalbu)
Metode
• Tafsir isyari
• Simbolik dan batiniah (Bersumber dari Ilham dan Kasyaf)
• Moral
• Fokus pada realitas spiritual (penyucian jiwa)
• Cenderung Ringkas Salah satu tafsir tertua dalam genre tasawuf. Disusun berdasarkan riwayat-riwayat murid al-Tustari.
Menekankan makna batin dan simbolisme spiritual. Banyak menggunakan istilah khas sufi: nur, sirr, qalb.
Contoh Penafsiran Kunci
Q.S. al-Fatihah:6
Jalan lurus: keikhlasan bertauhid
Q.S. al-Baqarah:2
Kitab suci berasal dari cahaya Allah
Contoh Tafsir al-Tustari QS. An-Nur: 35
Makna Ayat
Allah adalah cahaya langit dan bumi
Doktrin
Seluruh makhluk dari Nur Muhammad
Tahapan
Pra-eksistensi → Nur → Nabi Adam → Manusia
Pengaruh dan Signifikansi Tafsir
Pengaruh
Tafsir sufi berikutnya seperti Ruzbihan
Baqli, al-Qushayri
Rujukan
Kajian tafsir isyari simbolik
Kontribusi
Integrasi tasawuf dan tafsir Al-Qur’an
Kesimpulan Utama
Warna Unik
Menonjolkan dimensi batiniah wahyu
Kekayaan Spiritual
Cerminan Islam awal kaya makna
Warisan Penting
Tafsir klasik dengan pendekatan spiritual khas
Profil Imam Al-Qusyairi:
Ulama Besar Tasawuf
Abdul Karim bin Hawazin al-Qusyairi lahir tahun 375 H di Naisabur. Ulama sufi, mufassir, faqih, muhaddits, dan sastrawan. Murid Abu Ali Al-Daqaq dan penganut tarekat Imam Junaid.
Karya-Karya Imam Al-Qusyairi yang Terkenal
Al-Risâlah al-Qusyairiyah
Kitab utama tentang tasawuf dan thariqah sufi.
Lathâif al-Isyârât
Karya tafsir bercorak Sufi yang kaya makna batin.
Karya Lain
• Al-Taysîr fi al-Tafsîr
• Hayât al-Arwâh
• Al-Mi’râj, Al-Fushûl, Syarah Asmâ’ al-Husnâ
Tafsir Lathâif al-Isyârât: Kunci Makna Zahir dan Batin
Karakteristik Tafsir
• Karya tafsir bercorak Isyariy (Sufi)
• Menggabungkan makna zahir dan batin
• Memuat syair dan adab sufi
Tujuan Penulisan
• Menyatukan ilmu dan amal
• Mengungkap rahasia makna Al-Qur’an
• Metode ijmâli: singkat dan padat
Corak Penafsiran & Sifat Metode Imam Al-Qusyairi
1
Ilham dan Kasyf
Penafsiran berdasarkan intuisi para ahli ma’rifah.
2
Maqam dan Ahwal
Mengaitkan makna ayat dengan tingkatan spiritual sufi.
3
Bahasa Sastra yang Menggugah
Bahasa adabiy memperkaya pemahaman batin.
4
Syair dan Huruf Muqatha’ah
Memperkuat makna batin dengan seni dan spiritualitas.
Contoh Tafsir Ayat: QS Al-Baqarah & Al-Anfal
QS Al-Baqarah: 183 (Puasa)
• Zahir: Menahan dari hal yang membatalkan
• Batin: Menjaga hati dan hawa nafsu
QS Al-Anfal: 41 (Jihad)
• Zahir: Perang melawan musuh fisik
• Batin: Jihad melawan nafsu dan setan
Nilai-Nilai Sufistik dalam Tafsir Lathâif al-Isyârât
Maqam
Zuhud, wara’,
tawadhu’ sebagai tahapan spiritual.
Ahwal
Mahabbah, khauf, raja’ sebagai
pengalaman hati.
Taubat
Taubat umum (awam) dan khusus (khawas) dalam perjalanan sufi.
Karakteristik Pertama dan Kedua: Tafsir Basmalah dan Ma’rifah Bathiniyah
Tafsir Basmalah Perkata dan Huruf
Imam Al-Qusyairiy menafsirkan basmalah
secara detail, menganggapnya sebagai ayat Al- Qur’an, bukan sekadar tabaruk. Ia menolak
adanya pengulangan tanpa faedah (tikrâr) dalam Al-Qur’an, karena itu hanya layak bagi makhluk, bukan Khaliq.
Penggunaan Ma’rifah Al-Bathiniyah
Beliau menafsirkan ayat dengan makna zahir dan batin, seperti pada QS. As-Sajdah ayat 16 dan QS. Al-Anfal ayat 41. Jihad dan puasa
dipahami secara lahiriah dan batiniah, menekankan makna spiritual di balik teks.
Karakteristik Ketiga: Mengutip Pendapat Guru dalam Tafsir
Penafsiran Surat Yusuf Ayat 84
Imam Al-Qusyairiy menjelaskan kesedihan Nabi Ya’qub yang membuat matanya buta karena
menangis atas kehilangan Yusuf, berbeda dengan Nabi Daud yang menangis karena Allah dan
matanya tetap terjaga.
Peran Guru Abu al-Daqaq
Beliau menukil pendapat gurunya yang
membedakan tangisan Nabi Ya’qub dan Nabi Daud, menegaskan makna mendalam di balik ayat
tersebut.
Karakteristik Keempat: Tidak Membahas Masalah Fiqhiyah
Imam Al-Qusyairiy tidak menyantumkan pembahasan fiqhiyah seperti ahkam, qawaid, atau sanad dalam tafsirnya. Fokusnya lebih pada pemahaman sufistik dan amalan para sufi, menjadikan kitab Lathâif Al- Isyârât sebagai aplikasi dari Ar Risalah al-Qusyairiyah.
Pendekatan ini menekankan aspek spiritual dan batin dalam memahami Al-Qur’an, bukan aspek hukum formal.
Karakteristik Kelima: Tafsir Bercorak Al-Adabiy
Bahasa Menggugah Hati
Imam Al-Qusyairiy menggunakan bahasa yang indah dan singkat, tidak bertele-tele, seperti pada tafsir surat An-Nur ayat 31 tentang taubat dan menjaga kehormatan wanita muslimah.
Manhaj Istikhraj Al-Isyarah
Beliau menguraikan makna taubat secara bahasa dan batin, membagi taubat menjadi dua: taubat orang
awam dan taubat khusus, serta menegaskan bahwa taubat membawa manfaat bagi manusia, bukan Allah.
Karakteristik Keenam:
Tafsir Huruf Al-Muqatha’ah
Imam Al-Qusyairiy menegaskan bahwa makna huruf al- Muqatha’ah hanya diketahui oleh Allah. Namun, beliau
menukil berbagai pendapat, seperti huruf tersebut sebagai nama-nama Allah, nama surat, atau simbol Allah, Jibril, dan Muhammad.
Contohnya adalah penafsiran surat Al-Baqarah ayat 1 yang mengandung huruf-huruf muqattha’ah.
Karakteristik Ketujuh:
Menyisipkan Syi’ir dalam Tafsir
Contoh Surat Al-Baqarah Ayat 2
Imam Al-Qusyairiy menjelaskan makna "La Raiba Fih" sebagai isyarat keimanan dan ketenangan hati para auliyâ Allah.
Penggunaan Syi’ir
Beliau mengutip syi’ir yang menggambarkan Al-Qur’an sebagai obat ruh yang memberikan ketentraman, memperkuat makna ayat secara bahasa dan batin.
Tafsir al-Bahr al-Madid Karya Ibn ‘Ajibah
Abu ‘Abbas Ahmad b. Muhammad b. al-Mahdi, ulama sufi dan mufasir Maroko, lahir 1161 H di Tetouan.
Latar Belakang Penulisan Tafsir
Guru Inspirasi
Sayyid al-Buzidi al-Hasani dan Mawla al-‘Arabi
Kerangka Tafsir
Memadukan makna zhahir dan bathin
Kategori dan Metode Penafsiran
Kategori Tafsir
• Bowering: fase akhir tafsir sufi
• Knysh: reartikulasi Ibn ‘Arabi, beda kategori
• Ibn ‘Arabi: tafsir nazhari falsafi
• Ibn ‘Ajibah: tafsir isyari faydli
Sumber & Metode
• Bi al-Ma'tsur: ayat, hadis, asbab al-nuzul
• Bi al-Ra'y: syair sufi, ulama, dilalah
• Metode: Tahlili, urutan mushaf
Struktur Penafsiran Ibn ‘Ajibah
Mukadimah Surat
Jumlah ayat, makkiyah/madaniyah, munasabah
Tafsir Zhahir
Kosakata, sebab turun, ilmu bahasa
Tafsir Isyari
Dimulai dengan "al-isyarah", alegori, istilah tasawuf
Pandangan Zhahir dan Bathin
Makna Zhahir
Bagi ahli zahir
Makna Bathin
Bagi ahli bathin terbatas
Penolakan Ekstrem
Tolak batiniyyah & inkar isyarat
Kutipan
“Jangan terburu-buru mengingkari pengetahuan”
Tingkatan Manusia dan Aplikasi Ibadah
Tingkatan
1. ‘Awwam 2. Khawwash
3. Khawwash al-Khawwash (fana’ dan baqa’)
Ibadah & Akhlak
• Puasa: tahan syahwat sampai jaga hati
• Syukur: nikmat, musibah, musyahadah
Syariat dan Hakikat dalam Tafsir
Ilmu Syariat
Makna zhahir
Ilmu Hakikat
Makna bathin
Contoh
Al-Fatihah gabungan syariat dan hakikat
Penafsiran Istilah al-ardl dalam Tafsir al-Bahr al-
Madid
Ibn ‘Ajibah menafsirkan al-ardl secara zahir sebagai bumi tempat manusia tinggal, sesuai dengan mufasir lain. Namun, dalam makna batin, ia menemukan makna tasawuf yang lebih dalam. Pertama, al-ardl diartikan sebagai qalb (hati), yang menunjukkan kerusakan hati hamba oleh orang yang berbuat kerusakan. Kedua, al-ardl berarti asybah (jasmani/tubuh), berlawanan dengan al-samawat yang berarti arwah (ruh) Ketiga, nufus (jiwa) Keempat, ardl al- hikmah (kebijaksanaan).
Terima Kasih
Terima kasih atas perhatian dan kesempatan menghadirkan tafsir Sahl al-Tustari.