MIKROBA PATHOGEN PADA MAKANAN Bakteri Salmonella sp
Disusun oleh : Kelompok 8B Riska Amalia (G2D020052) Yunita Dewi Utari (G2D020076)
Dian Fitriani (G2D020090)
PROGRAM STUDI S1 TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2022
Bakteri Salmonella sp Salmonella adalah genus bakteri
enterobakteria grm-negatif berbentuk tongkat yang menyebabkan demam tifoid, demam paratipus, dan
keracunan makanan.
Sifat biologi
- dapat bergerak bebas dan menghasilkan hidrogen sulfida
- tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif anaerob pada suhu 15 – 41˚C dengan suhu pertumbuhan optimum 37,5˚C
- koloni Salmonella akan berwarna hijau-kebiruan
- Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif yang memiliki flagella
- Bakteri ini dapat mati dengan pemanasan (suhu 60°C) selama 15 – 20 menit, pasteurisasi, pendidihan dan khlorinisasi
- Habitatnya berada pada saluran penceraan terutama pada
mukosa ileum
Patogenitas
Infeksi Salmonella terjadi dengan cara masuk ke tubuh orang melalui makanan atau minuman yang tercemar bakteri ini.
Akibat yang ditimbulkan adalah peradangan pada saluran pencernaan sampai rusaknya dinding usus
- Orang yang terinfeksi akan mengalami gejala demam, diare, kram perut, pusing, sakit kepala, dan rasa mual setelah 12 - 72 jam terinfeksi
- penderita akan tampak lemah dan kurus.
- Racun yang dihasilkan bakteri Salmonella menyebabkan kerusakan otak, organ reproduksi wanita, bahkan yang sedang hamilpun dapat mengalami keguguran.
- Satwa yang bisa menularkan bakteri Salmonella ini antara lain primata, iguana, ular,
dan burung
Pertumbuha n
• tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif anaerob pada suhu 15 – 41˚C dengan suhu pertumbuhan optimum 37,5˚C, pH pertumbuhan 6-8,
• pada suhu 56°C dan keadaan kering akan mati.
• Dalam air bisa bertahan selama minggu.
• bakteri Salmonella sp.tidak dapat berkompetisi secara baik dengan bakteri-bakterj yang umum terdapat di dalam bahan makanan seperti bakteri asam laktat dan bakteri pembusuk.
• Kontaminasi terjadi akibat faktor lingkungan yang
kurang baik serta hygiene perorangan atau pedagang
Hindari mengkonsumsi makanan mentah yang tidak dipasteurisasi, ,
Mencuci bersih dengan air mengalir bahan-bahan makanan dan alat-alat makan,
Menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar, ,
Menjalani Vaksinasi
memasak makanan dan air untuk minum sampai benar-benar matang
jauhkan makanan yang dimasak dari permukaan yang terkontaminasi, seperti talenan untuk memotong daging
Selalu mencuci tangan dengan sabun dengan air mengalir segera setelah kontak dengan hewan- hewan, lingkungan, atau kontak dengan pengidap
Vaksinasi dapat mencegah terjadinya demam tiffoid yang diakibatkan infeksi salmonella
Pengendalian pertumbuhan
Terima Kasih
Rasulullah pernah berdoa, “Ya Allah, barangsiapa yang diberi tanggung jawab untuk menangani
urusan umatku, lalu ia mempersulit mereka, maka persulitlah hidupnya. Dan barangsiapa yang diberi tanggung jawab untuk mengurusi umatku, lalu ia memudahkan urusan mereka, maka mudahkanlah hidupnya.” (HR Muslim)
Daftar Pustaka
Apriyanti, D.A.A, Wayan Sudiarta, Ni Made Ayu Suardani Singapurwa. 2020. Analisis Cemaran Mikrobiologi Pada Daging Ayam Broiler Yang Beredar Di Pasar Tradisional Kecamatan Denpasar Barat. Gema Agro. 25 : 02
Badan Standarisasi Nasional Indonesia. 2009. SNI 7388- 2009. Bats Maksimum Cemaran Mikroba dalam Pangan. Jakarta.
Indonesia
Karsinah, Lucky, HM, Suharto, Mardiastuti, HW. 2010. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran, Binarupa. Aksara Publisher, Tangerang
Radji, M. 2016. Buku Ajar Mikrobiologi: Panduan Mahasiswa Farmasi & Kedokteran. Jakarta: EGC.
Rahmi Nurul, Wulandari Putri, Advinda Linda, 2021, Pengendalian Cemaran Mikroorganisme Pathogen, Winarsih W. Kota Padang, Sumatera barat
Ubaidillah, U., & Ristiani, S. 2022. Analisis Cemaran Salmonella Spp. Pada Daging Ayam Broiler (Gallus Gallus Domestica) Yang Dijual Di Pasar Banguntapan. Jurnal Delima Harapan, 9(1), 6-14.
Yulianti, 2016, Pertumbuhan Bakteri Salmonella sp dengan Variasi Konsentrasi Jahe, Makassar.