KHOFIFAH P SIAHAAN 1948201119
MIKROBIOLOGI
AUTOIMUN
Definisi Reaksi Autoimun
Reaksi sistem imun terhadap antigen sel jaringan tubuhnya sendiri (autoantigen)
antibodi yang dibentuk : autoantibodi
Semua jaringan pada masa embryonal dipaparkan pada sistem imun, sehingga jaringan tersebut dikenal sebagai dirinya (self)
Bila pada masa embryonal ada jaringan yang tidak
dipaparkan kepada sistem imun, maka jaringan tersebut dikenal sebagai jaringan asing ( non self ).
Pada orang normal, ada sel limfosit reaktif,
tidak memberikan gejala negatif (keluhan)
respons autoimun, kadar yg masih dalam batas
normal, tidak menimbulkan gejala
* toleransi diri (Self tolerance )
- untuk menghindari penyakit autoimun, pembentukan sel T dan B yang autoreaktif harus dicegah melalui
eliminasi / down regulation.
- sel T regulatory adalah subset unik dari Sel T CD4⁺
berperan penting untuk mengontrol autoimun
“Kegagalan toleransi diri” akibat kerusakan jaringan pada penyakit autoimun.
Peran Sel T regulatory pada reaksi Autoimun
Sel Tregulatory mengerahkan aktivitas imunosupresif
melalui beberapa mekanisme termasuk kontak antar sel dan mediator imun seperti TGF-β dan IL-10, atau dengan
merangsang APC Hasil studi ;
Pengobatan penyakit autoimun dengan agen imnosupresif.
Sel Tregulatory mampu menekan aktivasi sel T helper seperti penekanan Th1, Th2, dan sel-sel Th17.
**Sel T regulatory berperan mengontrol autoimunitas dan inflamasi patologi untuk mempertahankan homeostasis
**Sel T regulatory dapat memodulasi respon imun dalam berbagai kondisi inflamasi seperti respon imun terhadap pathogen, autoimunitas dan kanker
Namun
Ketidakmampuan sel Tregulatory untuk menekan autoimunitas terlihat pada tikus yang mengalami penurunan 10 kali dalam ekspresi protein FOXP3
Sel T regulaory. Modififikasi dari Abbas, et al, 2015.
Teori terjadinya penyakit autoimun
1. Sequestered Ag/ Hidden Ag
(teori antigen terasing)> krn virus mengganggu sistem limfoid organ imbalance self tolerance mechanism autoantibodi contoh : *infertilitas sperma,
*krn virus parotitis
*oftalmia simpatis lensa mata
*sistem syaraf pusat
Limpa termasuk salah satu organ sistem
limfoid, selain timus, tonsil dan kelenjar limfe Sistem limfoid berfungsi melindungi tubuh dari
kerusakan akibat zat asing. Sel-sel pada sistem ini dikenal dengan sel imunokompeten yaitu sel
yang mampu membedakan sel tubuh dengan zat asing dan menyelenggarakan inaktivasi atau
perusakan benda-benda asing.
1. sel utama bergerak, yakni sel limfosit dan makrofaga, 2. sel utama menetap, yakni retikuloendotel dan sel plasma
Forbidden clon theory ( teori klun terlarang ) marker terekspresi
MUTAGEN
SEL MATI
STEM SEL
DEFERENSIASI
SEL NORMAL SEL NORMAL
SEL MUTATED/ ABNORMAL IMUNO KOMPETEN
SEL.
SITOTOKSIN /Fl-L
Catatan :
Fl-L : FasLigan -Ligan
FORBIDDEN CLON THEORY ( TEORI KLUN TERLARANG ) MARKER YANG TIDAK TEREKSPRESI
DEFERENSIASI
STEM SEL
SEL NORMAL SEL NORMAL
IMUNOKOMPETEN SEL MARKER
MUTAGEN SEL MUTATED
KERUSAKAN MEMBRAN
BASALIS SEL MUTATED
MENGALAMI PROLIFERASI TIDAK MAMPU
MENGENAL
MALIGNANT
KEGAGALAN SISTEM IMUN
2. Immunological Regulation Disorder theory:
adanya kegagalan regulasi sistem imun akibat mutasi salah satu gen penyandi sel limfosit T
regulator (forkhed box P3/Foxp3) yang memicu dan menginduksi terjadinya peny. Autoimun
(Katoh et al., 2013; Peserini et al., 2013).
**Sel T regulatory berperan mengontrol autoimunitas dan inflamasi patologi untuk mempertahankan homeostasis
**Sel T regulatory dapat memodulasi respon imun dalam berbagai kondisi inflamasi seperti respon imun terhadap pathogen, autoimunitas dan kanker
Namun
Ketidakmampuan sel Tregulatory untuk menekan autoimunitas terlihat pada tikus yang mengalami penurunan 10 kali dalam ekspresi protein FOXP3
FOXP3+ sebagai protein pengikat DNA memiliki
mekanisme pasca-transkripsi dan terjemahan mRNA, untuk memodulasi respon inflamasi jaringan tertentu
Ekspresi FOXP3 penting dalam perkembangan dan fungsi sel T regulatory (Van, et al, 2013).
3. Teori Gangguan Seleksi Limfosit T Reaktif : adanya kegagalan proses seleksi pd limfosit reaktif terhadap self antigen sehingga sifat toleransi menghilang, sehingga dapat
menginduksi kerusakan jaringan sendiri (sifat
anergy/delesi). Kegagalan seleksi dpt terjadi
pada tk. Sentral dan tingkat. Perifer
4.
Molecular Mimicry Theory : adanya patogen yangmenyerupai self antigen (Ag tubuh) sehingga Antibodi
yang diproduksi oleh tubuh bisa bereaksi silang dengan Ag tubuh sendiri/self antigen sehingga dapat merusak
jaringan tubuh sendiri.
**contoh patogen yg dpt menyerupai Ag tubuh : Ag
Streptococcus beta hemolitikus = Ag pada sel otot jantung dapat menyebabkan kelainan jantung.
**Reaksi silang jaringan dengan kuman/antigen misal : Streptococcus A reaksi silang dg myocard demam reumatik (kerusakan jantung)
** terinfeksi virus : Epstein Bar Virus/EBV, RA, SLE (systemic lupus erythematosis)
Malar rash, the most common cutaneous
manifestation of systemic lupus
erythematosus.
Lupus Eritematosus Sistemik (LES) ;
penyakit autoimun multisistem berat, tubuh membentuk berbagai jenis antibodi,
termasuk antibodi terhadap antigen nuklear (ANAs), sehingga menyebabkan kerusakan berbagai organ. Manifestasi klinisnya
tergantung organ mana yang terkena.
Selain itu banyak faktor lain yang berperan terhadap timbulnya penyakit LES, antara lain faktor genetik, defisiensi komplemen,
hormon, lingkungan, stress, obat-obatan dan faktor-faktor lain
LES ditandai dengan adanya produksi autoantibodi, terbentuknya kompleks imun, dan episode aktivasi komplemen yang tidak terkendali.
LES disebabkan oleh interaksi antara gen yang dicurigai berperan pada LES dan faktor lingkungan yang
menghasilkan respon imun abnormal.
Respon tersebut terdiri dari hiperaktivitas sel T helper
dan sel B. Terjadi gangguan mekanisme downregulating yang menimbulkan respon imun abnormal antara lain
produksi autoantibodi yang beberapa diantaranya
membentuk kompleks imun, dan depositnya di jaringan menimbulkan kerusakan sistemik.
Here is the famous "LE cell" test which has value only in
demonstrating how the concept of autoantibodies work. The pink blobs are denatured nuclei. Here are two, with one seen being phagocytozed in the center by a PMN. This test is not nearly as sensitive as the ANA which has supplanted the LE cell test. Therefore, NEVER order an LE cell test.