• Tidak ada hasil yang ditemukan

Minat Membaca Al-Qur'an pada Peserta Didik Kelas VII MTs Madani PaoPao

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Minat Membaca Al-Qur'an pada Peserta Didik Kelas VII MTs Madani PaoPao"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

MINAT MEMBACA AL-QUR'AN PADA PESERTA DIDIK KELAS VII MTS MADANI PAOPAO

Proposal Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Jurusan Pendidikan Agama Islam

pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar

Oleh:

RISMAWATI NIM: 20100116084

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2023

(2)

iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Rismawati NIM : 20100116084

Tempat, Tanggal Lahir : Sidrap, 07 Februari 1998 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan Alamat : Daeng tata, Makassar

Judul : Minat Membaca Al-Quran Pada Peserta Didik Kelas VII Mts Madani PaoPao

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya sendiri. Jika di kemudian hari terbukti bahwa ini merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Samata, 24 Aguatus 2023 Penulis

Rismawati

NIM: 20100116084

(3)

ii 2

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji saya panjatkan kepada Allah swt atas segala rahmat, karunia, rahmat dan rahim-Nya serta segala kesempatan yang Allah berikan. Shlawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi besar Muhammad saw, para sahabat, keluarga.

Karya ilmiyah ini membahas tentang “Minat Membaca Al-Qur'an Pada Peserta Didik Kelas VII Madani PaoPao” penelitian menyadari bahwa karya tulis ini terdapat banyak lika-liku yang dihadapi, namun atas keridha Allah swt, dan bimbingan dari berbagai pihak maka segala kesulitan dan tentangan yang dihadapi dapat teratasi. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan banyak terima kasih yang tak terhingga kepasa semua pihak yang turut membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Jaza kumu Allahu khairan jaza.

Peneliti mengucapkan permohonan maaf yang sedalam-dalamnya dan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada Ayahanda dan Ibunda saya yang telah membesarkan, mendidik, memberikan dukungan, motivasi, dan mencurahkan kasih sayang serta mempercayai penuh juga dukungan moril dan materil selama jenjang pendidikan peneliti. Terimakasih atas segala didikan dan doa yang senantiasa dilangitkan sehingga semua yang sulit dan berat dapat terlalui karena beliau berdua.

Semoga Allah SWT senantiasa merahmati dan meridai setiap langkah ayah dan ibu serta membahagiakan dunia dan akhirat. Begitu pula peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Hamdan, M.A., Ph.D., selaku Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof.

Dr. H. Mardan, M.Ag., selaku Wakil Rektor I, Dr. Wahyuddin Naro, M.hum., selaku Wakil Rektor II, Prof. Dr. Darussalam Syamsuddin, M.Ag., selaku Wakil Rektor III, dan Dr. H. Kamaluddin Abunawas, M.Ag., selaku Wakil Rektor IV, yang telah membina dan memimpin UIN Alauddin Makassar yang menjadi tempat bagi penulis untuk memperoleh ilmu.

2. Dr. H. A. Marjuni, M.Pd.I., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar, Dr. M. Shabir U., M.Ag., selaku Wakil Dekan

(5)

v

Bidang Akademik, Dr. M. Rusdi, M.Ag., selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, Dr. H. Ilyas, M.Pd., M. Si., selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, yang telah membina penulis selama proses penyelesaian studi.

3. Dr. H. Syamsuri, S.S., M.A. dan Dr. Muhammad Rusmin B., M.Pd.I., selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Alauddin Makassar yang telah memberikan petunjuk dan arahannya selama penyelesaian studi.

4. Dr. Abudzar Al Qifari, M.Pd.I. dan Dr. Hj. Besse Ruhaya, M.Pd., selaku Pembimbing I dan Pembimbing II, yang telah memberikan arahan dan pengetahuan baru serta membimbing penulis sampai tahap penyelesaian.

5. Dr. H. Syamsuri, S.S, M.A. dan., Dr. Muhammad Rusmin B., M.Pd.

selaku Penguji I dan Penguji II, yang telah memberikan arahan, koreksi dan pengetahuan baru dalam penyusunan skripsi ini, serta membimbing penulis sampai tahap penyelesaian.

6. Segenap dosen dan partisi terkait pada Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang memberikan bantuan secara konkrit baik secara langsung maupun tidak langsung.

7. Kepala Sekolah, guru-guru dan para staf pendidik di MTs madani pao-pao yang telah membantu dalam memperoleh informasi.

8. Kedua orang tua saya yang selalu memberi dukungan dan semangat serta senantiasa mendoakan penulis.

9. Teman saya Anisa safitri yang selalu mensupport sehingga penulis bisa sampai di titik ini.

10. Rekan-rekan seperjuangan PAI 3-4 yang telah banyak membantu dan memberikan pengalaman serta kenangan yang tak terlupakan kepada penulis selama mengemban pendidikan di UIN Alauddin Makassar.

(6)

vi

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu yang telah banyak memberikan sumbangsi kepada penulis selama kuliah hingga penyusunan skripsi ini.

Samata,24 Agustus 2023 Penulis

Rismawati

NIM: 20100116084

(7)

vii DAFTAR ISI

PERNYATAAN KESLIAN SKRIPSI………ii

KATA PENGANTAR………iii

DAFTAR ISI………..vii

DAFTAR TABEL………...ix

ABSTRAK………...x

BAB I PENDAHULUAN………..1-16 A. Latar Belakang Masalah……….1

B. Fokus Penelitin……….11

C. Rumusan Masalah………11

D. Kajian Pustaka………..12

E. Tujuan Penelitian……….……….15

F. Kegunaan Penelitin………...15

BAB II TUJUAN TEORETIS...………..17-44 A. Minat Belajar………...17

B. Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar………19

C. Pengertian Al-Qur'an………...21

D. Pengertian Qiraat……….25

E. Adab Membaca Al-Qur'an...………...27

F. Keutamaan Membaca Al-Qur'an...………..31

G. Metode Pengajaran Al-Qur'an...………..40

H. Tujuan Mengajar Al-Qur'an...……….42

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………..………..……45-54 A. Jenis dan Lokasi Penelitian...………...45

B. Pendekatan Penelitian………...46

C. Sumber Data………...………..47

(8)

viii

D. Metode Pengumpulan Data………...………...49

E. Instrumen Penelitian……….……52

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data……….…...52

G. Pengujin Keabsahan Data……….53

BAB IV MINAT MEMBACA AL-QURAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VII MTS MADANI PAOPAO………..55-68 A. Letak Geografis…...……….55

B. Sistem Pembelajarn dan Upaya Meningkatkan Minat Membaca Al- Qu'ran Pada Peserta Didik Kelas VII Mts Madani Paopao……….. ………...63

BAB V PENUTUP………...…69-70 A. KESIMPULAN………..69

B. IMPLIKASI PENELITIAN………...………70

DAFTRPUSTAKA………...……….71

(9)

ix ABSTRAK

Nama: Rismawati NIM : 20100116084

Judul : Minat Membca Al-Qur'an Pada Peserta Didik Kelas VII MTs Madani PaoPao

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan Minat Membaca Al- Qur'an pada peserta didik kelas VII MTs Madani PaoPao. 2) Mengetahui bentuk kesulitan membaca al-Qur'an pada peserta didik kelas VII MTs Madani PaoPao.

3) bagaimana solusi mengatasi minat membaca al-Qur'an pada peserta didik kelas VII MTs Madani PaoPao.

Jenis penelitian ini tergolong kualitatif dengan menggunakan pendekatan penelitian berupa: fenomologis dan pedagogis. Adapun sumber data penelitian ini yakni tertulis (dokumen-dokumen Madrasah) dan tertulis (wawancara) yang bersumber dari pimpinan, Madrasah MTs Madani PaoPao. Metode pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.

Sedangkan teknik pengolahan data dan analisi data yang peneliti gunakan yakni dengan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwasanya dapat di simpulkan minat membaca al-Qu'ran cukup baik dan berfariatif, hal ini terlihat dari sistem pendidikan atau kurikulum yang di terapkan oleh sekolah sangat mendukung perkembangan minat membaca al-Qur'an pada peserta didik dengan memulai pembelajaran membaca al-Qur'an dan dengan adanya pembelajaran BTQ, bertujun tiada lain agar peserta didik dapat mengerti dan menerapkan isi kandungan al- Qur'an dalam kehidupan sehari-hari, pada akhirnya terwujud hamba yang beriman dan bertaqwa kepada Allah serta berakhlak al-Qur'an.

(10)

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Al-Qur'an bagi kaum Muslimin adalah kalam Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw melalui perantaraan malaikat Jibril a.s. Al-Qur'an merupakan kitab suci umat Islam dan beriman kepadanya tergolong salah satu rukun Islam. Adalah kalam Allah yang di turunkan kepada Nabi Muhammad saw.

Mulai dari awal surah al-Fatihah sampai dengan akhir surat al-Nas.1

Al-Qur'an berasal dari kata dasar qara'a yang berarti membaca, maka al- Qur'an berarti bacaan, sementara kitab berasal dari kata kataba yang berarti tulisan.

Maka kedua kata (kitab) dan al-Qur'an di kaitkan dengan kensep pendidikan, yakni membaca dan menulis dengan pengertian seluas-luasnya. Kedua, bahwa Nabi Muhammad saw sendiri mengidentifi kasikan pesan dakwah sebagai pendidik atau pengajar (mu'allim).2

Al-Quran adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah swt. Tuhan semesta alam, kepada Rasul dan Nabi-nya yang terakhir Muhammad saw. Dengan perantaraan malaikat jibril as untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia sepanjang zaman.3 Al-Qur'an adalah Kitab Suci terakhir bagi umat manusia dan sebelumnya tidak akan ada lagi Kitab Suci yang akan diturunkan oleh Allah swt, oleh karenanya al-Qur'an adalah petunjuk paling lengkap bagi umat manusia sejak turunnya al-Qur'an 15 abad yang lalu dan akan tetap sesuai dengan perkembangan zaman pada saat ini untuk masa yang akan datang sampai dengan datangnya hari kiamat nanti.

1Hasanuddin. AF, Perbedaan Qira'at dan Pengaruhnya Terhadap Istinbath Hukum Dalam Al-Quran (Jakarta: radar jaya offset, 1995), h. 1

DR.Abdurrahman Saleh Abdullah, Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan Al-Quran

3Ibrahim Nasbi, Wawasan Alquran Tentang Ilmu (Alauddin university, 2013)

(11)

2

Tidak ada satu kitab pun di dunia ini yang lengkap dan sempurna seperti halnya Kitab al-Qur'an. Umat Islam wajib bangga dengan Kitab Suci al-Qur'an, karena al- Qur'an adalah bacaan yang maha sempurna dan maha mulia sehinggga disebut juga dengan al-Qur'an al-Karim. Nama lain dari Kitab Suci umat Islam ini adalah Al- Furqaan, atau Kitab Pembeda antara yang halal dan haram, antara yang baik dan buruk, antara perintah yang wajib harus dikerja kan dan larangan-larang yang harus ditinggalkan. Nama lainnya lagi adalah Adz-Dzikir atau "peringatan"

bagi umat manusia agar selalu ingat kepada Tuhan, ingat akan segala perintah Nya dan segala larangan Nya. Al-Qur'an diturun kan kepada umat manusia sebagai

"petunjuk" di dalam menjalankan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi ini, sehingga al-Qur'an disebut juga dengan nama lain Al-Huda atau Kitab Petunjuk.

Selain dari petunjuk terdapat juga banyak "Nasehat" di dalam Al-Qur'an, sehingga dinamakan juga sebagai Kitab Nasehat atau Al-Maui'zhah. Al-Qur'an dinamakan juga dengan As-Syifa' karena dapat berfungsi sebagai penyembuh/

obat/penawar bagi penyakit-penyakit yang menyesak dada. Nama lain lagi bagi al- Qur'an adalah Al-Hikmah atau Kitab Kebijaksanaan yang berisi ayat-ayat tentang kebijaksanaan yang sangat diperlukan oleh umat manusia.

Al-Qur'an juga dinamakan dengan Kitab Kebaikan atau Al-Khoir yang memberikan tuntunan kepada umat manusia tentang kebaikan yang datangnya dari Allah al Qur'an memuat banyak sekali petunjuk, keterangan dan penjelasan tentang petunjuk itu serta pembeda antara yang hak dan yang batil, sehingga disebut juga dengan Al-Bayan. Masih ada beberapa nama lain dari al-Qur'an, tetapi yang tersebut di atas kiranya cukup menunjukkan bahwa al-Qur'an adalah kitab suci yang sangat diperlukan seluruh umat manusia sampai akhir zaman nanti.4

4Wisnu Arya Wardhana, Al-Quran dan Energi Nuklir (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h. 46-47

(12)

Al-Qur'an Al-Karim memperkenalkan dirinya dengan berbagai ciri dan sifat. Salah satu diantaranya adalah bahwa ia merupakan kitab yang keotentikanya di jamin oleh Allah, dan ia adalah kitab yang selalu dipelihara Qs Al-Hijer/5: 9:

اَّنِإ نْحَن اَنْل َّزَن َرْكِ ذلٱ اَّنِإ َو ۥ هَل َنو ظِف ََٰحَل

Terjemhnya:

Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al-Quran dan kamilah pemelihara- pemelihara-Nya5

Al-Qur'an sebagai sumber utama Islam mengandung ajaran-ajaran dasar yang berlaku untuk semua tempat dan semua zaman. Ajaran dasar yang bersifat universal tetapi penafsiran dan cara pelaksanaanya bercorak local. Inilah yang dinamakan dengan ungkapan, "Islam adalah agama yang sesuai dengan semua tempat dan segala zaman"

Dalam Al-Qur'an, Allah menegaskan perintah-perintah dan larangan- larangan-Nya, menjanjikan keberuntungan, keselamatan dan kebahagiaan kepada orang-orang mukmin dan ancaman siksaan terhadap orang-orang kafir. Al-Qur'an adalah kitab petunjuk yang memuat kalam Allah yang menjelaskan jalan keberuntungan di akhirat nanti karena itu, orang-orang mukmin menjadikan al- Qur'an sebagai undan-undang hidup mereka dalam menjalankan peribadatan dan sosial kemasyarakatan.

Keberadaan Al-Qur'an sebahai sumber berita tentang syariat Islam yang memiliki beberapa fungsi, diantaranya adalah berfungsi sebagai hudan (petunjuk), berfungsi sebagai furqan (pembeda) antara yang hak dan yang batil, berfungsi sebagai basyiran (pembawa berita gembira), juga sebagai naziran (pemberi peringatan.

Fungsi Al-Quran yang merupakan "hudal lin naas" atau menjadi petunjuk bagi umat manusia, adalah sesuai pula dengan nama-nama lain dari al-Qur'an yang

5Quraish Shihab, Membukukan Al-Quran: Fungsi Dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat(bandung: mizan, 1994), h. 21

(13)

4

lebih melengkapi lagi fungi al-Qur'an. Al-Quran menjadi petunjuk bagi umat manusia, karna al-Qur'an menjadi pembeda antara yang benar dan yang salah, al- Qur'an juga menjadi peringatan bagi ummat manusia agar selalu ingat kepada sang pencipta, al-Qur'an banyak mengandung nasehat dan pelajaran yang berguna bagi kehidupan di dunia dan akhirat, al-Qur'an selalu mengajak kepada kebaikan dan menjauhi kejelekan, al-Qur'an memuat berbagaimacam keterangan tentang ciptaan Allah yang ada di langit dan di bumi agar menjadi peringatan bagi manusia yang mau berpikir.

Agar manusia dapat menjadi khalifah yang baik di muka bumi ini, diperlukan suatu pedoman atau petunjuk yang menjamin manusia menuju ke arah kebaikan di dunia maupun di akhirat nanti. Selama manusia mempercayai dan mau menggunakan pedoman atau petunjuk tersebut, insya' Allah tujuan untuk menjadi khalifah yang baik akan tercapai.

Hal ini dimungkinkan apabila petunjuk atau pedoman yang dimaksudkan datangnya dari Allah swt. yang menciptakan langit dan bumi beserta segala isinya.

Petunjuk atau pedoman tersebut tidak lain adalah al-Qur'an al-Karim, Kitab Suci umat Islam yang memang merupakan "hudal lin naas" atau petunjuk bagi seluruh umat manusia tanpa memandang bangsa, suku atau golongan manusia. Al-Qur'an sebagai "hudal lin naas" adalah fungsi paling utama dari kitab suci al-Qur'an.

Lihatlah beberapa ayat-ayat berikut ini yang mendukung pernyataan tersebut diatas:

QS.An-Nisa'/4: 105:

َنْيِ دلا هَّل اًصِلْخ م َ هاللّٰ ِد بْعاَف ِ قَحْلاِب َبَٰتِكْلا َكْيَلِا ٓاَنْل َزْنَا ٓاَّنِا

Terjemahnya:

Sesungguhnya kami menurunkan kitab suci al-Qur'an dengan membawa kebenaran.

Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadanya (QS.Az- Zumar/39:2)

(14)

َل َزْنَا َو ۖ َنْي ِرِذْن م َو َنْي ِرِ شَب م َنّٖ يِبَّنلا هاللّٰ َثَعَبَف ًةَد ِحا َّو ًةَّم ا ساَّنلا َناَك ِهْيِف ا ْو فَلَتْخا اَمْيِف ِساَّنلا َنْيَب َم كْحَيِل ِ قَحْلاِب َبَٰتِكْلا م هَعَم َّلَِّا ِهْيِف َفَلَتْخا اَم َو

َهَف ۚ ْم هَنْيَب ْۢ اًيْغَب تَٰنِ يَبْلا م هْتَءۤاَج اَم ِدْعَب ْْۢنِم ه ْو ت ْو ا َنْيِذَّلا ا ْو نَمَٰا َنْيِذَّلا هاللّٰ ىَد

ٍطا َر ِص ىَٰلِا ءۤاَشَّي ْنَم ْيِدْهَي هاللّٰ َو ّٖهِنْذِاِب ِ قَحْلا َنِم ِهْيِف ا ْو فَلَتْخا اَمِل ٍمْيِقَتْسُّم

Terjemahnya:

Manusia itu (dahulunya) satu umat lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan yang diturunkan-Nya bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan dan yang berselisih hanyalah orang-orang yang telah diberi (Kitab), setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka sendiri maka dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus.6

Membaca Al-Qur'an adalah suatu sunnah dalam Islam, dan dianjurkan memperbanyaknya agar setiap Muslim hidup kalbunya dan cemerlang akalnya karena mendapat siraman cahaya kitab Allah yang dibacanya pembacaan al-Qur'an bagi orang-orang mukmin membuat dada mereka lapang, hati mereka bersinar dan membuat mereka mendapatkan pahala dari sisi Allah. Akan tetapi al-Qur'an bukan semata-mata dimaksudkan untuk dibaca namun berkahnya yang paling agung adalah, memikirkanya, memahami makna dan tujuanya, kemudian mewujudkannya dalam amalan-amalan dunia secara bersama-sama.

Membaca Al Qur'an itu menempati suatu ilmu tersendiri yang dipelajari secara khusus. Selain dari al-Qur'an itu merupakan ilmu teoritis, ia juga menjadi pengetahuan keterampilan dan seni setiap orang Islam merasa terpanggil untuk mempelajari al-Qur'an apalagi dengan adanya Hadis Nabi yang mengatakan bahwa bukanlah termasuk golongan kami orang yang tidak melagukan al-Qur'an Walaupun itu belum termasuk anjuran wajib, namun cukup mempengaruhi orang

6 Wisnu Arya Wardhana, Al-Quran dan Energi Nuklir (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h. 50-52

(15)

6

Islam untuk mempelajarinya di tambah lagi malah ini yang lebih patut dijadikan alasan bahwa membaca al-Qur'an itu adalah ibadat.

Adanya hasrat untuk mempelajari Al-Qur'an itu lebih baik bagi orang Islam mendorong para qari' untuk menyusun ilmu yang khusus untuk membaca al-Qur'an itu dengan baik karya para ahli ini melahirkan Ilmu Tajwid, Ilmu Qiraat, Ilmu Nagham, Ilmu Makhraj, dan sebagainya. Semua itu menjadi cabang ilmu Qiraatil Qur'an setiap orang Islam berlomba untuk dapat membaca al-Qur'an dengan baik perlombaan membaca al-Qur'an dengan baik itu sudah terlihat membudaya di kalangan umat Islam, terutama di Indonesia ini pengajian al-Qur'an bagi anak-anak pun sudah lama membudaya dalam masyarakat Islam hanya saja sistem dan perlu dikembangkan sesuai dengan perkembangan pembelajaran berbagai macam mata pelajaran.

Membaca Al-Qur'an merupakan pekerjaan yang utama, yang mempunyai berbagai keistimewaan dan kelebihan dibandingkan dengan membaca bacaan yang lain sesuai dengan arti al-Qur'an secara etimologi adalah bacaan karena al-Qur'an diturunkan memang untuk dibaca Banyak sekali keistimewaan bagi orang yang ingin menyibukkan dirinya untuk membaca al-Qur'an.

Orang yang membaca Al-Qur'an adalah manusia yang terbaik dan manusia yang paling utama tidak ada manusia di atas bumi ini yang lebih baik dari pada orang yang mau belajar dan mengajarkan al-Qur'an dengan demikian, profesi pengajar al-Quran jika dimasukkan sebagai profesi- profesi yang terbaik di antara sekian banyak profesi. Hadis Nabi yang diriwayatkan dari Utsman bahwa Rasulullah bersabda:

هَمَّلَع َو َنآ ْر قْلا َمَّلَعَت ْنَم ْم ك رْيَخ

Artinya:

Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar dan mengajarkan Alquran. (HR.

Al-Bukhari)

(16)

Hadis di atas menunjukkan tidak ada manusia yang terbaik, selain mempelajari dan mengajarkan al-Qur'an. Oleh karena itu sebagai seorang Muslim dengan profesi apa pun jangan sampai meninggalkan al-Qur'an kalau tidak menjadi pengajar jadilah pelajar jangan sampai tidak menjadi kedua duanya.

Seseorang yang membaca Al-Qur'an mendapat pahala yang berlipat ganda, satu huruf diberi pahala sepuluh kebaikan. Tidak ada sistem perekonomian di dunia ini yang semurah Tuhan. Jika seseorang khatam al-Qur'an yang sejumlah hurufnya 1.025.000 banyak kebaikan yang diperolehnya, berarti mengalikan 10, yakni sebanyak 10.250.000 kebaikan. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud, Rasulullah bersabda:

ْنَم َأَرَق اًف ْرَح ْنِم ِباَتِك ِالل هَلَف ةَنَسَح ةَنَسَحلا َو

ِرْشَعِب اَهِلاَثْمَأ

, َلَّ

ل ْو قَأ ف ْرَح ملا

ْنِكَل َو فِلَأ ف ْرَح مَلَّ َو

ف ْرَح مْيِم َو

ف ْرَح

Artinya:

Barang siapa yang membaca satu huruf dari Kitab Allah (Al-Qur'an) mendapat satu kebaikan dan satu kebaikan itu dilipungandakan menjadi 10 kebaikan. Aku tidak berkata alif lam mim satu huruf, tetapi alif sam haeref, lam sat huruf, dan mim satu harf (HR. At-Tirmidzi)

Tetapi belajar membaca Al-Qur'an tidak sama dengan belajar bahasa Arab.

Belajar bahasa Arab harus mengerti wujud arti simbol kata, sedang belajar al- Qur'an, cukup dapat membunyikan simbol huruf atau katanya saja walaupun wujud artinya tidak dapat dipahami. Belajar bahasa Arab dapat digunakan untuk alat komunikasi dengan bicara, sedangkan belajar al-Qur'an hasilnya tidak dapat digunakan untuk alat berbicara dengan orang Arab memang tujuan pengajarannya bukan untuk berbicara dengan orang Arab tetapi untuk ibadat dan syi'ar Islam.

Pengajaran membaca Al-Qur'an pada tingkat pertama berisi pengenalan huruf hijaiyah dan kalimah (kata). Selanjutnya dengan memperkenalkan tanda- tanda baca tentu kata yang terdapat dalam al-Qur'an itu sendiri yang digunakan sebagai bahan. Metode global dan SAS (Sintetis Analitis Sistem) tentu dapat

(17)

8

digunakan buku pelajaran dapat digunakan dengan memilih buku yang berisi alifbata, seperti juz Amma dan beberapa buku pelajaran al-Qur'an yang sudah banyak disusun yang penting untuk pertama kali yaitu pengenalan huruf dengan bunyinya yang tepat.7

Membaca dan menyimak bacaan Al-Qur'an telah dilakukan sejak wahyu diturunkan kepada Nabi Muhammad dan beliaulah orang yang pertama kali membacanya, kemudian diikuti dan diajarkan kepada para sahabat. Sahabat yang dihadapi Rasulullah tidak hanya terdiri dari satu suku saja, tetapi dari berbagai suku yang berbeda dan membawa budaya yang berbeda, karakter dan dialek yang berbeda pula oleh karena itu dalam mengajarkan al-Qur'an Rasulullah tidak memaksakan kehendaknya, tetapi boleh dibaca beragam asal tidak mengubah arti yang sesungguhnya.8

Minat menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah "kecenderungan hati yang tinggi terhadap suatu gairah keinginan". Tim Penyusun Kamus, Besar Camus Bahasa Indonesia, Sedangkan pengertian minat menerut para ahli ialah:

Minat menurut Singgih. Gunarsa adalah suatu pribadi dan berhubungan erat dengan sikap.

Minat murut Abdul Rohman Sholeh dan Muhbib Abdul Wahab adalah suatu kecenderungan untuk memberikan pengertian dan bertindak terhadap orang.

aktivitas atau situasi yang menjadi obyek dari minat tersebut dengan disertai perasaan senang.

Minat menurut Rifa Hidayah adalah adanya perhatian individu pada aktivitas tertentu yang menimbulkan rasa senang terutama pada hal-ahl yang belum diketahui.

7Zakiah Darajad, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam (Jakarta: PT. Bumi aksara, 2008), h. 92-93

8Abdul Majid Khon, Peraktikum Qira'at Keanehan Bacaan Alquran Qiraat Ashim dari Hafash (Jakarta: Amzah, 2011), h.29

(18)

Minat menurut Elizabeth B. Hurlock, merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan anak, walaupun kebutuhan ini mungkin tidak segera tampak bagi orang dewasa. Semakin kuat kebutuhan ini, semakin kuat dan bertahan pada minat tersebut. Selanjutnya, semakin sering minat di ekspresikan dalam kegiatan, semakin kuatlah ia.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan jiwa yang relatif menetap pada diri seseorang dan biasanya disertai dengan rasa senang Seseorang memerlukan suatu dorongan untuk melakukan segala aktivitasnya, dorongan itu disebut sebagai minat. Dilihat dari semua itu setiap orang memerlukan minat, apalagi pada usia sekolah (usia 13-18 tahun) yang tentunya pada masa ini adalah usia wajib belajar. Bila seseorang mempunyai minat pada suatu bidang maka ia akan lebih bersungguh-sungguh dalam mempelajari bidang tersebut.9

Dalam hal ini peserta didik diharapkan mampu membaca Al-Qur'an pada dasarnya karena pada jenjang sekolah di madrasah Tsanawiyah mendapatkan porsi pendidikan agama Islam yang lebih banyak dibandingkan dengan SMP atau Sekolah Menengah Pertama, secara garis besar keduanya memang sama-sama merupakan Pendidikan Jenjang Menengah Pertama yang memiliki Mata Pembelajaran atau Mapel yang serupa artinya Mapel yang diajarkan di SMP juga diajarkan di MTs. Materi Pembelajaran atau Mapel yang di anjurkan SMP terdiri dari materi pembelajaran umum dengan porsi sama sesuai yang telah diatur Kemendikbud, sedangkan MTs pembinaan dan penyusunan Kurikulum dilakukan oleh kementrian Agama (Kemenag), dari segi mata pembelajaran memiliki Mata Pembelajaran tambahan untuk Pendidikan Agama Islam seperti Bahasa Arab, Al- Qur'an dan Hadis, Aqidah Akhlaq, Sejarah Kebudayaan Islam dan Fiqih.

9Menurunnya minat membaca al-qur’an dan solusinya bagi anak usia sekolah (usia 13-18 tahun).https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214111110051.pdf

(19)

10

Dalam kasus ini tidak sedikit kita temui pesertadidik yang kurang lancer dan tidak fasih dalam membaca ataumelafazkan al-Qur'an dalam ruanglingkup sekolah, tidak sedikit juga dari meraka yang kurang dalam penyebutan sesuai dengan kaidah tajwid yang mana menjadi pr bagi seorang guru agama untuk memperbaiki segala kekurangan yang ada dalam peserta didik terlebih lagi dalam hal membaca al- Qur'an yang sangat penting dalam kehidupan yang notabenenya menyangkut hubungan kita dengan sang pencipta dengan segala petunjuknya yang terlampirkan pada kitab suci al-Qur'an.

Belajar Al-Qur'an merupakan suatu kewajiban bagi kaum muslimin yang selalu melekat dan tumbuh pada diri seorang muslim karena berkaitan dengan ibadah yang mereka kerjakan seperti Sholat, Puasa, Haji, dll dalam hal keterampilan membaca dan memahami al-Qur'an itu sendiri, dalam kalangan pelajar ada beberapa faktor yang mempengaruhinya seperti hal nya kuranya minat dan motifasi yang mendorong mereka untuk menjadikannya dalam kebutuhan dalam kehidupan mereka masing-masing. Faktor yang dapat mempengaruhi peserta didik ada dalam lingkungan keluarga, orang tua tidak mendorong anak mereka untuk membudayakan membaca al-Qur'an dalam kehidupan sehari hari, adapun faktor berikiutnya yaitu dari lingkungan bermain anak yang tidak mendukung dan mempengaruhi seorang anak agar tidak menghiraukan lagi dalam membaca al- Qur'an.

Dan salah satu pengaruh terbesar anak yaitu dalam kehidupan moderen saat ini yaitu pemakaian gadget yang berlebihan tanpa batas waktu dapat mempengaruhi kebiasaan seoeang pendidik untuk bermalas-malasan dan tidak menghiraukan bacaan Quran nya lagi, disitulah peran orang tua yang menjaga dan mengawasi anak agar dapat mengatur waktu nya sendiri dalam kehidupan sehari-hari

B. Fokus penelitian

(20)

Fokus penelitian merupakan bentuk susunan permasalahan yang dijelaskan sebagai pusat topik penelitian, sehingga mempermudah peneliti untuk pengumpulkan untuk menganalisis data sesuai dengan tujuan penelitian.

Adapun yang menjadi fokus penelitian dan deskripsi fokus penelitian yaitu:

Fokus penelitian Deskripai fokus Minat baca Al-Qur'an pada peserta

didik kels VII Mts Madani Paopao

Mengetahui minat membaca al- Qur'an peserta didik dalam ruang lingkup sekolah agar dapat mengimplementasikanya pada mata pelajaran yang berkaitan dengan al- Qur'an

Rendahnya minat peserta didik dalam belajar al-Qur'an masih membuat penyebab salah satu rendah nya mutu pendidikan terutama dalam kemampuan membaca al-Qur'an C. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari judul dan latar belakang masalah, maka rumusan masalah pada penelitian ini yaitu:

1. Faktor apasaja yang mempengaruhi minat membaca Al-Qur'an pada peserta didik kelas VII MTs Madani Paopao?

2. Bagaimana bentuk kesulitan membaca Al-Qur'an pada pesertadidik di Kelas VII MTs Madani Paopao?

3. Bagaimana solusi mengatasi minat membaca Al-Qur'an pada peserta didik di kelas VII MTs Madani Paopao?

(21)

12

D. Kajian Pustaka

Kajian pustaka merupakan bagian penting dalam sebuah peneliti- an yang kita lakukan. Kajian pustaka disebut juga kajian literatur, atau literature review.

Sebuah kajian pustaka merupakan sebuah uraian atau deskripsi tentang literatur yang relevan dengan bidang atau topik tertentu. Ia memberikan tinjauan mengenai apa yang telah dibahas atau dibicarakan oleh peneliti atau penulis, teori dan hipotesis yang mendukung, permasalahan penelitian yang diajukan atau ditanyakan, metode dan metodologi yang sesuai.Pengertian kajian pustaka secara umum adalah bahasan atau bahanbacaan yang berkitan dengan suatu topik atau temuan dalam penelitiam.

Randolf (2009) mendefinisikan kajian literatur atau kajian pustaka, "As an information analysis and synthesis, focusing on findings and not simply bibliographic citations, summarizing the substance of the literature and drawing conclusions from it." Kajian literatur itu merupakan suatu analisis dan sintesis informasi, yang memusatkan perhatian pada temuan-temuan dan bukan kutipan bibliografi yang sederhana, meringkas substansi literature dan mengambil kesimpulan dari suatu isi literatur tersebut.

Mencari bahan pustaka yang berkaitan dengan masalah penelitian merupakan cara yang tepat yang dilakukan sejak dini untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan topik penelitian. Berdasarkan penelitian literatur ditemukan beberapa karya ilmiyah yang hampir identik dengan penelitian yang dilakukan, yaitu:

1. Mochamad Nasichin Al-Muiz1, Choiru Umatin, Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Quran Santri Melalui Metode Ummi di Pesantren Pelajar Al-Fath Kediri. Maulana, Salah satu cara agar seseorang bisa fasih dalam membaca al-Qur'an yaitu dengan menggunakan metode dalam

(22)

pembelajaran al-Qur'an, sebuah cara atau jalan yang digunakan guru dalam memberi pelajaran agar anak-anak dapat membaca al-Qur'an dengan tajwid dan makhroj yang benar.

Menurut salah satu ustadzah dipesantren Pelajar Al-Fath yaitu Lutvia Indrawati menjelaskan bahwa pembelajaran al-Qur'an dengan menggunakan metode Ummi sangat sesuai dalam meningkatkan kemampuan membaca al-Qur'an para santri. Metode Ummi merupakan salah satu dari sekian metode dalam pembelajaran membaca Kitab Suci al-Qur'an. Metode ini berawal pada tahun 2007 yang didirikan oleh KPI (Kwalita Pendidikan Indonesia) dan dipelopori oleh A. Yusuf MS, Nuruh H, Muzammil Ms, Samidi dan Masruri dengan latarbelakang kesadaran dan keinginan masyarakat untuk membaca al-Qur'an terus meningkat. Hal ini dikarenakan program dan metode pengajaran al- Qur'an yang ada belum menjangkau seluruh segmen masyarakat.10

2. Fitriyah Mahdali,Analisis Kemampuan Membaca Al-Qur’an Dalam Perspektif Sosiologi Pengetahua. Dalam pendidikan agama, kita akan banyak menemukan literatur pendidikan yang menggunakan Bahasa Arab serta kajian- kajian berupa Hadist dan Ayat-ayat al-Qur’an. Rasulullah membekali umat manusia dengan al-Qur’an dan Hadist agar dijadikan sebagai pedoman hidup yang Mampu mengarahkan ke jalan yang benar.

Dengan demikian al-Qur’an merupakan pendidikan mendasar yang harus dimiliki oleh siswa sebab pengetahuan dalam membentuk moral dan perilaku manusia yang sesuai norma sudah dijelaskan di dalam al-Qur’an.

Sebelum mempelajari al-Qur’an sebagai sumber pengetahuan, akan lebih mudah jika peserta didik memahami bagaimana cara membaca al-Qur’an

10. Mochamad Nasichin Al Muiz1, Choiru Umatin, Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Quran Santri Melalui Metode Ummi di Pesantren Pelajar Al-Fath Kediri, Eduden : journal of Islamic religious education, 2022

(23)

14

dengan kaidah yang baik dan benar. Namun, yang menjadi permasalahan mendasar saat ini adalah bagaimana jika peserta didik dari lembaga pendidikan yang notabenenya Madrasah memiliki sedikit keterlambatan dalam memahami Baca Tulis al-Qur’an. Umumnya, seseorang akan mempelajari ilmu tajwid untuk memahami bagaimana kaidah membaca al-Qur’an dengan benar, mempelajari Makhorijul Huruf serta Shifatul Huruf agar bacaannya tepat dan tidak menyimpang dari arti yang sebenarnya. Setelah memiliki kemampuan membaca al-Qur’an maka akan lebih mudah untuk mempelajari apa yang dijelaskan di dalamnya.11

3. Mikyal Oktarina, Faedah Mempelajari Dan Membaca Al-Quran Dengan Tajwid. Faedah Mempelajari dan membaca al-Qur‟an dengan tajwid secara baik dan benar sangat dianjurkan kepada kita ummat muslim, Membaca al- Qur'an merupakan sebaik-baik zikir, yang mempunyai berbagai keistimewaan dan kelebihan dibandingkan dengan membaca bacaan lainnya. Karena didalamnya terdapat perintah dan hukum-hukum Allah, serta mengajak kita untuk beribadah kepadanya. Sebab membaca al-Qur'an harus benar sesuai dengan kaidah yang ditetapkanmelafalkan setiap huruf sesuai dengan haknya, baik sifat-sifat maupun makhrajnya, supaya dapat mengetahui tata cara membaca al-Qur'an yang benar maka harus terlebih dahulu menguasai pokok- pokok pembahasan hukum bacaan yang ada di dalam ilmu tajwid, seperti:

hukum nun mati atau tanwin, hukum mim mati, idgham, hukum mad, dan lain sebagainya. hukum membaca al-Qur'an adalah Fardhu, Ayaitu apabila dilakukan akan berpahala dan apabila ditinggalkan maka akan berdosa.12

11Fitriyah Mahdali, Analisis Kemampuan Membaca Al-Qur’an Dalam Perspektif Sosiologi Pengetahua, Malang: jurnal studi alquran dan hadis, no 2 (2020) h.144.

12. Mikyal Oktarina, Faedah Mempelajari Dan Membaca Al-Quran Dengan Tajwid.

Banda aceh: jurnal studi pemikiran, riset dan pengembangan pendidikan islam, no 2(2020), h.147.

(24)

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujian untuk mendeskripsikan jawaban atas pertanyaan- pertanyaan yang ada pada rumusan masalah. Tujuan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui minat membaca Al-Qur'an peserta didik di MTS Madani Paopao

2. Untuk mengetahui factor apa saja yang mempengaruhi minat membaca Al- Qur'an peserta didik di MTS Madani Paopao

3. Untuk mengetahui cara apa yang dapat mempengaruhi minat membaca AL- Qur'an pada peserta didik di MTS Madani Paopao

F. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin di capai maka penelitian ini di harapkan mempunyai manfaat. Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut:

1. Secara teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi khazanah pengetahuan dalam pendidikan agar dapat berkembang dan mengurangi buta aksara Al-Quran dalam dunia pendidikan khususnya di tingkat sekolah menengah atas atau MTs Madani Paopao

2. Secara praktis

a. Penelitian ini berharap memberikan sumbangsih manfaat dan informasi data pada penelitian berikutnya

b. Hasil penelinian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi bagi pihak yang mengambil konsentrasi dalam bidang pendidikan untuk

c. Mengetahui cara mengurangi buta aksara dalam dunia pendidikan

(25)

16 BAB II

TINJAUAN TEORETIS A. Minat Belajar

1. Pengertian Minat

Minat secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang benar terhadap sesuatu.Menurut Reber minat bukanlah istilah yang populer dalam psikologi disebabkan ketergantunganya terhadap factor internal lainnya, seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi dan kebutuhan.1

Minat adalah kecenderungan jiwa yang tetap ke jurusan sesuatu hal yang berharga bagi orang.Sesuatu yang berharga bagi seseorang adalah yang sesuai dengan kebutuhannya. Menurut Decroly, "minat itu ialah pernyataan suatu kebutuhan yang tidak terpenuhi."Kebutuhan itu timbul dari dorongan hendak

2memberi kepuasan kepada suatu instink. Minat anak terhadap benda benda tertentu dapat timbul dari berbagai sumber antara lain perkembangan instink dan hasrat, fungsi-fungsi intelektual, pengaruh lingkungan, pengalaman, kebiasaan, pendidikan dan sebagainya.

Kebutuhan yang paling penting dan umum menurut Decroly adalah:

a. Kebutuhan akan makanan.

b. Kebutuhan akan perlindungan terhadap pengaruh iklim (pakaian dan rumah).

c. Kebutuhan mempertahankan diri terhadap bermacam-macam bencana dan musuh.

d. Kebutuhan akan kerja sama, akan permainan dan sport.

1Rohmalina wahab, Psikologi Belajar (Jakarta: PT. Rajagrafindo persada, 2016),

(26)

Ke empat kebutuhan itulah yang menjadi pusat minat anak oleh Decroly disebut pusat-pusat minat. Dari pusat-pusat minat itulah bahan pelajaran dikumpulkan.

Walaupun ternyata dalam perkembangan kemudian pendapat Decroly tentang pusat-pusat minat banyak dikritik orang, namun pengaruhnya cukup besar dalam praktek pengajaran modern. Ada yang menganggap bahwa pusat-pusat minat tersebut belum mencakup segala aspek pribadi dan memperluasnya menjadi:

1. Anak dan lingkungan,

2. Anak dengan pemeliharaannya, 3. Anak dengan pekerjaannya, 4. Anak dengan dunia,

5. Anak dengan alam pikirannya.

Pada prinsipnya Decroly hanya menunjukkan jalan agar orang menciptakan suatu syarat, yang dapat membentuk anak-anak, rohani dan jasmani, menjadi anggota yang berharga lagi mulia masyarakat: mempersiapkan anak untuk melakukan tugas yang akan dipenuhinya kelak dalam kehidupan. Dalam proses belajar, perhatian memegang peranan penting. Thomas mengemukakan tentang itu sebagai berikut: "no learning takes place without attention."

Kaitan minat belajar dengan proses belajar mengajar khususnya bagi peserta didik, minat itu bertujuan agar para peserta didik tersebut menyadari atau menyukai pelajaran yang disajikan oleh pendidik.

Minat secara pasti merupakan unsur kejiwaan yang mengandung pengertian Kesediaan jiwa yang sifatnya aktif untuk menerima sesuatu dari luar. Tiap-tiap pelajaran harus dapat menarik minat dari peserta didik, minat merupakan suatu aqidah pokok dalam didaktik.

2. Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar Peserta didik

(27)

18

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya minat belajar peserta didik, seperti dijelaskan oleh Chalidjah Hasan bahwa faktor-faktor yang mem- pengaruhi minat belajar antara lain :

a. Faktor yang terjadi pada diri organisme itu sendiri yang disebut dengan faktor individual, yang termasuk faktor individual adalah faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, danfaktor pribadi.

b. Faktor yang ada diluar individu yang kita sebut dengan faktor social, Yang termasuk ke dalam faktor sosial, faktor keluarga/keadaan rumah tangga, pendidik dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial.

Faktor-faktor tersebut sangat besar pengaruhnya terhadap upaya pencapaian minat belajar peserta didik. Faktor-faktor tersebut sangat mendukung terse- lenggaranya kegiatan belajar mengajar, sehingga apa yang menjadi cita-cita dan harapan dapat terwujud dengan baik. Secara umum klasifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar peserta didik antara lain:

1. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar, dan ini masih lagi dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu:

a. Faktor social

Faktor sosial ini terdiri dari:

- Lingkungan keluarga.

- Lingkungan sekolah.

- Lingkungan masyarakat.

- Lingkungan kelompok.

b. Faktor non sosial Faktor non sosial ini terdiri dari :

(28)

- Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian

- Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.

- Faktor lingkungan spritual atau keagamaan."

2. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri si pelajar dan faktor ini pun masih dapat digolongkan kepada dua golongan, yaitu:

a. Faktor fisiologis.

Faktor fisiologis (jasmaniah) adalah faktor yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran struktur tubuh dan sebagainya.

b. Faktor psikologis.

Semua faktor-faktor ini menentukan keaktifan belajar dan minat belajar peserta didik baik di sekolah maupun di rumah serta kemampuan peserta didik meraih prestasi belajar secara maksimal. Karena itu perlu adanya pemahaman yang luas dari orang tua dan pendidik tentang kondisi psikologis peserta didik, yang dimaksudkan untuk penyesuaian antara materi pelajaran yang disampaikan dengan daya serap peserta didik terhadap pelajaran dimaksud, sehingga keberhasilan belajar peserta didik dapat tercapai yakni peserta didik akan memperoleh prestasi belajar yang baik. Di samping itu dibutuhkan dukungan orang tua terhadap aktivitas belajar yang dilakukan oleh peserta didik yang akan memotivasi peserta didik untuk belajar lebih giat lagi di sekolah maupun di rumah.

Kalau bahan pembelajaran diambil dari pusat-pusat minat anak, dengan sendirinya perhatian spontan akan timbul sehingga belajar akan berlangsung dengan baik. Jalan pelajaran pusat minat itu pada prinsipnya meliputi pengamatan yang aktif (observasi), asosiasi dan ekspresi. Dengan bertitik tolak pada

(29)

20

pengamatan yang aktif (observasi) dalam segala macam pelajaran, dengan selalu menghubungkan si anak dengan benda, tanaman, manusia, hewan, peristiwa dan keadaan sekitarnya, maka pelajaran akan mempunyai corak yang berlainan dengan corak yang ada di sekolah pada umumnya.3

Bertolak belakang dengan penjelasandiatas kita dapat simpulkan bahwa sanya minat seorang anak tidak timbul maka akan mempengaruhi peruses pembelajaran tersebutsehingga menyebabkan proses pembelajaran menjadi tidak maksimal dan tidak efektif, tanpa minat dalam sebuah pembelajaran akan berkuranya konsentrasi dan ketidakmampuan pesetra didik untuk memahami sebuah materi pembelajarn yang telah di sajikan dan di susun dengan baik.

B. Pengertian Al-Quran

Al-Qur'an adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah swt. Tuhan semesta alam, kepada Rasul dan Nabi-Nya yang terakhir Muhammad saw. dengan perantaraan malaikat Jibril untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia sepanjang zaman. Secara lughawi, al-Qur'an berarti bacaan. Nama-nama lain dari kitab suci ini adalah Al-Furqan (pembeda), Al-Zikr (peringatan), Al-Kitab (tulisan) atau sesuatu yang ditulis, dan lain-lain, tetapi nama yang paling terkenal adalah al- Qur'an.4

Al-Quran merupakan kitab suci umat Islam, dan beriman kepadanya tergolong salah satu rukun Iman. Ia adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. mulai dari awal surat al-Fatihah sampai dengan akhir surat al-Nas. Al-Quran juga merupakan salah satu sumber hukum Islam yang menduduki

3Zakiah Darajad, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam (Jakarta: PT. Bumi aksara, 2008), h. 133- 134

4Ibrahim Nasbi,Wawasan Al-Quran Tentang Ilmu (Alauddin university press, 2013), h.

(30)

peringkat teratas, dan seluruh ayatnya berstatus qath'iy al-wurud, yang diyakini eksistensinya sebagai wahyu dari Allah swt.5

Al-Qur'an adalah Kitab Suci umat Islam yang diturunkan oleh Allah swt Tuhan Seru Sekalian Alam kepada junjungan kita Nabi Besar dan Rasul terakhir Muhammad melihat melalui malaikat Jibril, untuk menyebarkannya kepada seluruh umat manusia di muka bumi ini sampai akhir zaman nanti. Al-Qur'an adalah Kitab Suci terakhir bagi umat manusia dan sebelumnya tidak akan ada lagi Kitab Suci yang akan diturunkan oleh Allah swt, oleh karenanya al-Qur'an adalah petunjuk paling lengkap bagi umat manusia sejak turunnya al-Qur'an 15 abad yang lalu dan akan tetap sesuai dengan perkembangan zaman pada saat ini untuk masa yang akan datang maupun hari nanti.6

Yang paling prinsip dan mutlak tentang pengertian al-Qur'an ini adalah bahwa al-Qur'an itu wahyu atau firman Allah swt untuk menjadi petunjuk dan pedoman bagi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt. Dan bukanlah al-Qur'an itu kitab karangan Muhammad atau ciptaannya, atau pikiran- pikiran serta pendapat Muhammad, yang sering diistilahkan dengan Muhammadisme.

1. Pengertian Etimologi (Bahasa)

Para ulama telah berbeda pendapat di dalam menjelaskan kata Al-Qur'an dari sisi: derivasi (isytiqaq), cara melafalkan (apakah memakai hamzah atau tidak), dan apakah ia merupakan kata sifat atau kata jadian. Para ulama yang mengatakan bahwa cara melafalkannya menggunakan hamzah pun telah terpecah menjadi dua pendapat:

5Hasanuddin, Perbedaan Qira'at dan Pengaruhnya Terhadap Istimbath Hukum Dalam Al- Quran (Jakart: PT rajagrafindo persada, 1995), h. 1

6Wisnu Arya Wardhana, Al-Quran dan Energi Nuklir (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h 46

(31)

22

a. Sebagian dari mereka, di antaranya Al-Lihyani, berkata bahwa kata “Al- Qur'an” merupakan kata jadian. Dari kata dasar “qara'a” (membaca) sebagaimana kata rujhan dan ghufran. Kata jadian ini kemudian dijadikan sebagai nama bagi firman Allah yang diturunkan kepada Nabi kita, Muhammad saw. Penamaan ini masuk ke dalam kategori “tasmiyah almaf ul bial-mashdar" (penamaan isim maf' ul dengan isim mashdar).

Mereka merujuk firman Allah pada surat QS. Al-Qiyamah /75: 17-18:

هَنَٰا ۡر ق َو ٗهَع ۡمَج اَنۡيَلَع َّنِا ٗهَنَٰا ۡر ق ۡعِبَّتاَف هَٰنۡا َرَق اَذِاَف .

ۚ

Terjemahnya:

“Sesunggulmya atas tanggungan Kami-lah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya, maka ikutilah bacaannya itu”

b. Sebagian dari mereka, di antaranya Al-Zujaj, menjelaskan bahwa kata

“Al-Qur'an” merupakan kata sifat yang berasal dari kata dasar “Qara'a "

yang artinya menghimpun. Kata sifat ini kemudian dijadikan nama bagi firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, karena kitab itu menghimpun surat, ayat, kisah, perintah, dan larangan. Atau karena kitab ini menghimpun intisari kitab-kitab suci sebelumnya.

Para ulama yang mengatakan bahwa cara melafalkan kata “Al-Qur'an”

dengan tidak menggunakan hamzah pun terpecah menjadi dua kelompok:

a. Sebagian dari mereka, di antaranya adalah Al-Asy'ari, mengatakan bahwa kata al-Qur'an diambil dari kata kerja “qarana" (menyertakan) karena al-Qur'an menyertakan surat, ayat, dan huruf-huruf.

b. Al-Farra' menjelaskan bahwa kata “Al-Quran” diambil dari kata dasar

qara'in" (penguat) karena al-Qur'an terdiri dari ayat-ayat yang saling menguatkan, dan terdapat kemiripan antara satu ayat dan ayat-ayat lainnya.

(32)

Pendapat lain bahwa Al-Qur'an sudah merupakan sebuah nama personal (al-'alam asy-syakhsyi), bukan merupakan derivasi, bagi kitab yang telah diturunkan kepada Muhammad saw. Para ulama telah menjelaskan bahwa penamaan itu menunjukkan bahwa al-Qur'an telah menghimpun intisari kitab-kitab Allah yang lain, bahkan seluruh ilmu yang ada. Hal itu sebagaimana telah diisyaratkan oleh firman Allah pada surat An-Nahl/16:89 dan surat Al-An'am /6:38.

ٍءْيَش ِ ل ك ِل اًناَيْبِت َبَٰتِكْلا َكْيَلَع اَنْل َّزَن َو

Terjemahnya :

Dan kami turunkan kepada mu al-kitab (Al-Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu.

ٍءْيَش ْنِم ِبَٰتِكْلا ىِف اَنْط َّرَف اَم

Terjemhnya:

Tidaklah kami lupakan sesuatupun dalam Al-kitab (Qs Al-An'am/6:38).

2. Pengertian Al-Qur'an Menurut Para Ulama

Maka para ulama berusaha betul untuk memberikan pengertian Al-Qur'an ini dengan cara yang menurut mereka sejelas dan seterang mungkin, hingga tidak terjadi kesalahan mengenai pengertian tersebut. Sebab al-Qur'an adalah benar- benar dari Allah swt dan bukan buatan manusia ataupun Malaikat.

Di bawah ini akan dikemukakan beberapa pendapat ulama tentang pengertian al-Qur'an tersebut, baik ulama Indonesia maupun ulama dari luar Indonesia. Di antara mereka itu adalah:

1. Munawar Khalil, dia menyatakan:

Al-Quran adalah kalam Allah yang diturunkan pada Nabi Muhammad saw, yang bersifat mukjizat dengan sebuah surat dari perjanjian yang beribadat bagi yang membacanya.

2. Khudhari Umar, dia mengemukakan pendapatnya sebagai berikut:

(33)

24

"Al-Quran ialah kalam Allah yang tiada taranya (Mukjizat) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw sebagai penutup para nabi dan Rasul, dengan perantaraan Malaikat Jibril, ditulis dalam mushaf-mushaf yang disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta membacanya merupakan suatu ibadah, dimulai dari surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat Al-Naas. " Khundhari Umar, Pengantar Kajian Al-Quran".

3. Hasbi Ash-Shiddieqy, dia memberikan pengertiannya seperti berikut:

"Al-Quran adalah kalam Allah yang diturunkan kepa da Nabi Muhammad yang ditilawatkan dengan lisan lagi mutawatir penulisannya."

4. Fazlur Rahman, yang mengartikan al-Qur'an seperti berikut:

"Al-Qur'an adalah sumber yang mampu menjawab semua persoalan."7 C. Pengertian Qiraat (membaca)

Qiraat adalah jamak dari Qira'ah, yang berarti 'bacaan', dan ia adalah masdar (verbal noun) dari qara'a. Menurut istilah ilmiah, qiraat adalah salah satu mazhab (aliran) pengucapan Qur'an yang dipilih oleh salah seorang imam qurra' sebagai suatu mazhab yang berbeda dengan mazhab lainnya.8

pengertian istilah gira'at' secara etimologis. Lafazh qira'at dalam lensa Bahasa Arab merupakan bentuk plural dari kata qira'ah yang tidak lain adalah bentuk mashdar dari fi'il qa-ra-'a. ilmu qira'at di Nusantara yang kemudian mengembangkan disiplin ilmu qira'at Munawar sesuai dengan pengertian istilah tersebut yang sebenarnya.

Qira'at Qur'an artinya membaca Al-Qur'an. Membaca al-Qur'an tidak sama dengan membaca buku atau membaca kitab suci lain. Membaca Al-Quran adalah suatu ilmu yang mengandung seni, seni baca al-Qur'an. al-Qur'an itu ialah wahyu

7chabib Tohah,.,Metodologi pengajaran agama (semarang: IAIN Walisongo,1999),h. 24

8Manna' Khalil Al-Qattan, terj. Mudzakir , Studi Ilmu-Ilmu Quran (Cet. Ke-3; Mansyurat al'Asr Al-hadis,1973), h.250

(34)

Allah yang dibukukan kepada Nabi Muhammad saw, sebagai suatu mukjizat, membacanya dianggap ibadat, sumber utama ajaran islam. Berbeda dengan kitab- kitab lainnya, al-Qur'an itu mempunyai keistimewaan.9

Secara etimologis, lafal qira'at (ةمارك) merupakan bentuk mashdar dari (ارك), yang artinya: bacaan. Sedangkan secara terminologis, terdapat berbagai ungkapanatau redaksi yang dikemukakan oleh para ulama sehubungan dengan pengertian qira'at ini. Imam al-Zarkasyi misalnya, mengemukakan sebagai berikut:

Qira'at yaitu: perbedaan lafal-lafal al-Qur'an, baik menyangkut huruf-hurufnya maupun cara pengucapan huruf-huruf tersebut, seperti takhfif, tasydid, dan lain- lain.

Tampaknya, pengertian qira'at yang dikemukakan oleh Imam Al-Zarkasyi di atas hanya terbatas pada lafal-lafal al-Qur'an yang memiliki perbedaan qira'at.

Sementara itu sebagian ulama mendefinisikannya dalam lingkup yang lebih luas, yaitu mencakup pula lafal-lafal al-Qur'an yang tidak memiliki perbedaan qira'at.

Artinya, lafal-lafal al-Qur'an tersebut muttafaq'alayh (disepakati) bacaannya oleh para ahli qira'at.

Sehubungan dengan ini, Al-Dimyathi sebagaimana dikutip oleh Abdul Hadi al-Fadli, mengemukakan sebagai berikut: Qira'at yaitu: suatu ilmu untuk mengetahui cara pengucapan lafal-lafal al-Quran, baik yang disepakati maupun di- ikhtilaf-kan oleh para ahli qira'at, seperti: hazf (membuang huruf), isbat (menetapkan huruf), tahrik (memberi harakat), taskin (member tanda sukun), fashl (memisahkan huruf), washl(menyambungkan huruf), ibdal (menggantikan huruf atau lafaz tertentu), dan lain-lain yang diperoleh melalui indera pendengaran."

Senada dengan pernyataan al-Dimyathi di atas, Imam Syiha buddin al-Qushthalani mengemukakan, Qira'at yaitu: suatu ilmu untuk mengetahui kesepakatan serta

9Zakiah Darajad, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam (Jakarta: PT. Bumi aksara, 2008), h. 89

(35)

26

perbedaan para ahli qira'at (tentang cara pengucapan lafaz-lafaz al-Qur'an), seperti yang menyangkut aspek kebahasaan, i'rab, hazf, isbat, fashl, washl, yang diperoleh dengan cara periwayatan.

Dari definisi yang dikemukakan oleh al-Dimyathi dan al-Qusthalani di atas, tampak bahwa qira'at al-Qur'an itu berasal dari Nabi saw. Melalui al-sima' dan al- naql. Adapun yang dimaksud dengan al-sima' yaitu, bahwa qira'at al-Qur'an itu diperoleh melalui dengan cara langsung mendengar dari bacaan Nabi saw., sementara yang dimaksud dengan al-naql yaitu, diperoleh melalui riwayat yang menyatakan bahwa, qira'at al-Quran itu dibacakan dihadapan Nabi saw., lalu beliau men-taqrir-kan (membenarkan) nya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa:

1. Dimaksud dengan qira'at dalam bahasan ini yaitu, cara mengucapkan lafaz- lafaz Al-Quran sebagaimana yang di ucapkan Nabi saw., atau sebagaimana diucapkan (oleh parasahabat) dihadapan Nabi saw. lalu beliau men-taqrir- kannya.

2. Qira'at Al-Quran tersebut diperoleh berdasarkan periwayatan dari Nabi saw.

baik secara fi'liyyat maupun ( ةيريرقت ) taqririyyat

3. Qira'at al-Quran tersebut adakalanya hanya memiliki satu versi qira'at, dan adakalanya memiliki beberapa versi qira'at10

D. Adab Membaca Al-Quran

Segala perbuatan yang dilakukan manusia memerlukan etika dan adab untuk melakukannya, apalagi membaca al-Qur'an yang memiliki nilai-nilai yang sangat sakral dan beribadah agar mendapat ridha dari Allah yang dituju dalam ibadah tersebut. Membaca Alquran tidak sama seperti membaca koran atau buku-buku lain yang merupakan kalam atau kutipan manusia belaka. Membaca al-Qur'an adalah

10Hasanuddin, Perbedaan Qira'at dan Pengaruhnya Terhadap Istimbath Hukum Dalam Al-Quran (Jakart: PT rajagrafindo persada, 1995), h. 111-114

(36)

membaca firman-firman Tuhan dan berkomunikasi dengan Tuhan, maka seseorang yang membaca al-Quran seolah-olah berdialog dengan Tuhan. Oleh karena itu, diperlukan adab yang baik dan sopan di hadapan-Nya. Banyak adab membaca Alquran yang disebutkan oleh para ulama, di antaranya adalah sebagai berikut.11

Di anjurkan bagi orang yang membaca al-Qur'an memperhatikan hal sebagai berikut:

1. Membaca al-Qur'an sesudah berwudu karena ia termasuk zikir yang paling utama, meskipun boleh membacanya bagi orang yang berhadas.

2. Membacanya di tempat yang bersih dan suci, untuk menjaga kungan membaca al-Qur'an.

3. Membacanya dengan khusyuk, tenang dan penuh hormat.

4. Bersiwak (membersihkan mulut) sebelum mulai membaca.

5. Membaca ta'awwuż ("A'uzu billahi minasy syaitanirrajím") pada permulaannya,

6. Membaca basmalah pada permulaan setiap surah, kecuali surah al-Bara'ah, sebab basmalah termasuk salah satu ayat Qur'an Menurut pendapat yang kuat.

7. Membacanya dengan tartil yaitu dengan bacaan yang pelan-pelan dan terang serta memberikan kepada setiap huruf akan haknya pet membaca panjang dan idgam.

Dari Anas, bahwa ia ditanya tentang qiraat Rasulullah. la menjawab: "Qiraat beliau itu panjang. Kemudian ia membaca Bismillahirmanir rahim, dengan memanjangkan Allah, memanjangkan Rahman dan memanjangkan Rahim."

Dari Ibn Mas'ud, bahwa seorang lelaki berkata kepadanya: "Sesungguhnya aku biasa membaca al-Mufassal dalam satu rakaat." Maka Ibn Mas'ud bertanya:

11Abdul Majid Khon., Praktikum Qira'at Keaneha Bacaan Alquran Qira'at Ashim Dari Hafash (Cet.1;Amzah: 2011), h. 35

(37)

28

"Demikian cepatkah engkau membaca al-Qur'an seperti layaknya membaca syair saja? Sesungguhnya akan ada suatu kaum yang membaca al-Qur'an, namun al- Qur'an itu tidak sampai melewati kerongkongan mereka. Padahal kalau bacaan itu sampai meresap dalam hati tentu sangat bermanfaat."

Berkata az-Zarkasyi dalam al-Burhan: "Kesempurnaan tartil adalah mentafkhimkan lafaz-lafaznya, dibaca dengan jelas huruf-hurufnya dan tidak mengidgāmkan satu huruf dengan huruf lain. Dikatakan bahwa hal ini adalah minimal tartil. Sedang maksimalnya ialah membaca al-Qur'an sesuai dengan fungsi dan maknanya. Bila membaca ayat tentang ancaman hendaklah dibacanya dengan nada ancaman pula, dan bila membaca ayat yang berisi penghormatan (kepada Allah) maka hendaklah membacanya dengan sikap penuh hormat pula."

1. Memikirkan ayat-ayat yang dibacanya. Cara pembacaan seperti inilah yang sangat dikehendaki dan dianjurkan, yaitu dengan mengkonsentrasikan hati untuk memikirkan makna yang terkandung dalam hubungan dengan ayat- ayat yang dibacanya dan berinteraksi kepada setiap ayat dengan segenap perasaan dan kesadarannya baik ayat itu berisikan doa, istigfar, rahmat maupun azab.

Allah berfirman:

ّٖهِتَٰيَٰا ا ْٓو رَّبَّدَي ِل ك َرَٰب م َكْيَلِا هَٰنْل َزْنَا بَٰت ِك

Terjemahnya:

Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu yang penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya (QS Sad /38:29) 2. Meresapi makna dan maksud ayat-ayat al-Qur'an, yang berkandung

hubungan dengan janji maupun ancaman, sehingga merasa sedih menangis ketika membaca ayat-ayat yang berkenaan dengan ancaman karena takut dan ngeri. Allah berfirman:

(38)

Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyuk

"Rasulullah berkata kepadaku: 'Bacakanlah al-Qur'an kepadaku Aku menjawab: 'Wahai Rasulullah, haruskah aku membacakannya ke padamu, sedang al-Qur'an itu diturunkan kepadamu?' Beliau menjawab: 'Ya, aku senang mendengarkan bacaan al-Qur'an itu dari orang lain Lalu aku membacakan surah an-Nisa' dan ketika sampai kepada aya ini Maka bagaimanakah (halnya orang-orang kafir nanti), apabila Kemi mendatangkan seorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka ini (sebagai umatmu)? (ayat 41), beliau berkata: 'Cukup sampai di sini saja. Kemudian aku berpaling kepada beliau, maka kulihat kedua mata beliau mencucurkan air mata.' ,

Dalam Syarh al-Muhazzab disebutkan: "Cara untuk bisa menangis dengaran di saat membaca al-Qur'an ialah dengan memikirkan dan meresapi makna ayat-ayat yang dibaca seperti yang berkenaan dengan ancaman berat, siksa yang pedih, perjanjian dan anjuran (perintah), kemudian merenungkan betapa dirinya telah melalaikannya. Apabila cara ini tidak dapat membangkitkan perasaan sedih, penyesalan dan tangis, maka keadaan demikian harus disesali pula dengan menangis karena hal ini adalah suatu musibah."

3. Membaguskan suara dengan membaca al-Qur'an, karena al-Qur'an adalah hiasan bagi suara dan suara yang bagus lagi merdu akan lebih berpengaruh dan meresap dalam jiwa. Dalam sebuah hadis dinyatakan:"Hiasilah al- Qur'an dengan suaramu yang merdu."

(39)

30

4. Mengeraskan bacaan al-Qur'an karena membacanya dengan suara jahar lebih utama. Di samping itu, juga dapat membangkitkan semangat dan gelora jiwa untuk lebih banyak beraktivitas, memalingkan pendengaran kepada bacaan al-Qur'an, dan membawa manfaat bagi para pendengar serta mengkonsentrasikan segenap perasaan untuk lebih Jauh memikirkan, memperhatikan dan merenungkan ayat-ayat yang di baca itu. Tetapi bila dengan suarajahar itu dikhawatirkan timbul rasa riya, atau akan mengganggu orang lain, seperti mengganggu orang yang sedang salat, maka membaca al-Qur'an dengan suara rendah adalah lebih utama.

Berkata Rasulullah: "Allah tidak mendengarkan sesuatu selain suara merdu Nabi yang membacakan al-Qur'an dengan suara jahar."

5. Para ulama berbeda pendapat tentang membaca al-Qur'an dengan melihat langsung pada Mushaf dan membacanya dengan hafalan, manakah yang lebih utama? Dalam hal ini mereka terdapat tiga pen dapat12

E. Keutamaan Membaca Al-quran

Membaca Al-Qur'an merupakan pekerjaan yang utama, yang mempunyai berbagai keistimewaan dan kelebihan dibandingkan dengan membaca bacaan yang lain. Sesuai dengan Arti al-Qur'an secara etimologi adalah bacaan karena al-Qur'an diturunkan memang untuk dibaca. Banyak sekali keistimewaan bagi orang yang ingin menyibukkan dirinya untuk membaca al-Qur'an.

Banyak hadis yang menjelaskan tentang keutamaan membaca l-Qur'an di antaranya sebagai berikut :

1. Menjadi manusia yang terbaik Orang yang membaca al-Quran adalah manusia yang terbaik dan manusia yang paling utama.

12Manna' Khalil Al-Qattan, terj. Mudzakir AS., Studi Ilmu-Ilmu Quran (Cet. Ke-3;

Mansyurat al'Asr Al-hadis,1973), h.271

(40)

Tidak ada manusia di atas bumi ini yang lebih baik dari pada orang yang mau belajar dan mengajarkan al-Qur'an.Dengan demikian profesi pengajar al- Qur'an jika dimasukkan sebagai profesi adalah profesi yang terbaik di antara sekian banyak profesi. Hadis Nabi yang diriwayatkan dari Utsman, bahwa Rasulullah bersabda:

هَمَّلَع َو َنآ ْر قْلا َمَّلَعَت ْنَم ْم ك رْيَخ

Artinya:

Sebaik kamu adalah orang yang belajar dan mengajarkan al-Quran (HR. Al- Bukhari)

Hadis di atas menunjukkan tidak ada manusia yang terbaik selain mempelajari dan mengajarkan al-Qur'an. Oleh karena itu, sebagai seorang muslim sekalipun berprofesi apapun jangan sampai meninggalkan Alquran, kalau tidak menjadi pengajar jadilah pelajar, jangan sampai tidak menjadi kedua-duanya.

2. Mendapat kenikmatan tersendiri

Membaca Al-Qur'an adalah kenikmatan yang luar biasa. Seseorang yang sudah merasakan kenikmatan membacanya tidak akan bosan sepanjang malam dan siang. Bagaikan nikmat harta kekayaan di tangan orang saleh adalah merupakan kenikmatan yang besar karena dibelanjakan ke jalan yang benar dan tercapai apa yang diinginkan. Oleh karena itu, seseorang dibolehkan iri pada dua kenikmatan tersebut, sebagaimana hadis Nabi yang diriwayatkan dari Abu Hurairah beliau bersabda:

Tidak ada iri yang diperbolehkan kecuali pada dua perkara. Pertama, seseorang yang diajarkan al-Quran oleh Allah kemudian ia membacanya sepanjang malam dan siang. Seorang tetangga mendengar bacaannya itu maka berkata:

Seandainya aku diberi seperti apa yang diberikan kepada si Fulan, maka aku mengamalkannya sebagaimana yang diamalkan olehnya. Kedua, seseorang yang dilimpahkan harta kekayaan ia belanjakan ke jalan yang hak, kemudian seorang laki

(41)

32

laki berkata seandainya aku diberi seperti apa yang diberikan kepada si Fulan maka aku beramal seperti yang ia amalkan. (HR. Al-Bukhari)

Hadis di atas menunjukkan bahwa membaca al-Qur'an yang direnungi dan harta di tangan orang saleh adalah merupakan kenikmatan yang besar. Alangkah nikmatnya jika pada diri seseorang dua kebaikan dapat berhimpun. Harta banyak di tangan orang saleh, dunianya baik dan demikian pula akhiratnya.

3. Derajat yang tinggi

Seorang mukmin yang membaca al-Qur'an dan mengamalkannya adalah mukmin sejati harum lahir batin, harum aromanya dan enak rasanya bagaikan buah jeruk dan sesamanya. Maksudnya orang tersebut mendapat derajat yang tinggi baik di sisi Allah maupun di sisi manusia. Sebagaimana sabda Nabi yang diriwayatkan dari Abu Musa Asy-Asy'ari.

Perumpamaan mukmin yang membaca al-Quran bagaikan (seperti jeruk dan apel) aromanya barum dan rasanya enak. Perumpamaan mukmin yang tidak membaca al-Qur'an bagaikan buah kurma tidak ada aromanya tetapi rasanya manis.

Perumpamaan munafik yang membaca al-Qur'an bagaikan raihanah (seperti bunga mawar dan yasmin) baunya barum tetapi rasanya pahit. Sedangkan perumpamaan munafik yang tidak membaca al-Qur'an bagaikan dan bangbalah tidak ada aromanya dan rasanya pahit. (HR. Al-Bukhari)

Pada hadis di atas, membagi dua tingkatan orang mukmin dan dua tingkatan orang munafik. Mukmin pembaca al-Qur'an baik lahir dan batin bagaikan buah jeruk ia bahagia lahir dan batin karena ia menjadi manusia yang baik lahir dan batin dalam pandangan manusia dan Allah. Mukimin yang tidak membaca al-Qur'an hanya baik batinnya saja karena masih punya iman bagaikan buah kurma sedangkan lahirnya tidak ada bau keharuman. Munafik yang membaca al-Quran baik lahirnya saja dan buruk batinnya bagaikan bunga mawar. Bunga mawar (raibanab) hanya

Gambar

Tabel 3.1 Instrumen Penelitian
Table 4.2 jadwal pembelajran

Referensi

Dokumen terkait

Kualitas akhlak peserta didik dapat dicapai melalui upaya-upaya pembinaan yang dilakukan sekolah. Dimana guru Pendidikan Agama Islam sebagai tenaga pendidik

Belajar mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu mahapeserta didik melihat bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya,

Latar belakang penelitian ini adala bahwa seharusnya dalam proses pembelajaran Al-qur’an Hadits guru dituntut untuk lebih kreatif dan menggunakan metode, model dan

1) Mengidentifikasi peserta didik yang bisa membaca Al-Qur’an secara lancar dan benar, kurang lancar dan tidak bisa membaca Al-Qur’an, sejak peserta didik sejak kelas

Hal yang mendukung kemampuan baca tulis Al-Qur’an pada peserta didik Madrasah Aliyah Negeri Sampit adalah minat dan aktivitas peserta didik, motivasi guru dan

Peran Guru Alquran Hadis sebagai Motivator dalam Meningkatkan.. Kemampuan Membaca Alquran Peserta Didik Di MTs

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mendeskripsikan peran guru Al-Qur’an Hadist dalam menumbuhkan minat membaca dan menulis Al-Qur’an peserta didik di

Guru menjadi faktor penting dalam penerapan metode Iqra Talaqi khususnya dalam mengatasi kesulitan membaca Al-Qur’an disebabkan terdapat beragam kesulitan membaca