BAB V
PEMBAHASAN
A. Peran Guru Alquran Hadis sebagai Motivator dalam Meningkatkan
Kemampuan Membaca Alquran Peserta Didik Di MTs Manba’ul ‘Ulum
Buntaran
Disini perlu di tegaskan bahwa tidak setiap anak mampu memotivasi
diri dengan baik. Disinilah pentingnya orang tua mendampingi anak –
anaknya, pada saat anak tersebut membutuhkan bimbingan. Bentuk
pendampingan, yang efektif untuk memotivasi adalah dengan jalan persuasi.
Nasihat yang bijak, sangat banyak artinya untuk memotivasi atau mendorong
seseorang melakukan sesuatu kebijakan. Nasihat – nasihat yang bijak ini pula
digunakan Rasulullah SAW untuk mendorong umatnya untuk berbuat
kebajikan.
Penerimaan dan kepercayaan itu terlahir rasa percaya diri yang sangat
besar, semangat luar biasa, serta penerimaan diri yang bagus. Dari
penerimaan yang tulus akan berkembang selft-esteem(harga diri) yang baik,
sehingga ia memiliki citra diri yang baik serta kemampuan mengendalikan
emosi yang mantap. Semua ini akhirnya memberi sumbangan pada
tumbuhnya keyakinan yang kuat untuk terus maju dan memperbaiki
kemampuan diri anak. Dalam hal ini orang tua mempunyai pengaruh yang
sangat besar bagi perkembangan kecerdasan anak – anaknya.1
1
Samsul Munir Arifin, Menyiapkan Masa Depan Anak Secara Islami, (Jakarta: AMZAH, 2007), Cet. 1, hal. 140 – 141
▸ Baca selengkapnya: ki kd alquran hadis kelas 1 semester 1
(2)Peran guru sebagai motivator. Dengan memotivasi yakni menggerakkan
dan mengarahkan untuk melakukan tujuan yang diinginkan, baik itu
perorangan maupun kelompok. Motivasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu
motivasi intrinsik dan ekstrinsik.
Pada motivasi intrinsik anak belajar karena belajar itu sendiri cukup
bermakna baginya. Tujuan yang ingin dicapai terletak dalam perbuatan
belajar itu sendiri (menambah pengetahuan, keterampilan dan sebagainya).
Pada motivasi ekstrinsik anak belajar bukan karena belajar misalnya nilai
yang baik, hadiah, penghargaan dan menghindari hukuman atau celaan.
Sehingga motivasi dalam sebuah kegiatan belajar mengajar di kelas bertujuan
untuk menggerakkan, mengarahkan, menopang.
Hal ini di dukung dengan pendapat dari Syaiful Bhari Djamarah dalam
tulisannya yang berjudul “Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif,
Suatu Pendekatan Teoretis Psikologis”. Beliau menjelaskan bahwa guru
hendaknya dapat mendorong anak didiknya agar bergairah dan aktif belajar.
Motivasi dapat efektif bila dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan anak
didik. Penganekaragaman cara belajar memberikan penguatan dan
sebagainya, juga dapat memberikan motivasi pada anak didik untuk lebih
bergairah dalam belajar. Peranan guru sebagai motivator sangat penting
membutuhkan kemahiran sosial, menyangkut performance dalam
personalisasi dan sosialisasi diri.2
Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak
menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam
konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya. Dalam konteks
studi psikologi, Abin Syamsuddin Makmum (2003) mengemukakan bahwa
untuk memahami motivasi individu dapat dilihat dari beberapa indikator
diantaranya: 1) durasi kegiatan; 2) Frekuensi kegiatan; 3) Persistensi pada
kegiatan; 4) Ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam menghadapi
rintangan dan kesulitan; 5) devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan;
6) tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan; 7)
tingkat kualifikasi prestasi atau produk (out put) yang dicapai dari kegiatan
yang dilakukan; 8) Arah sikap terhadap sasaran kegiatan.3
Dengan demikian, peran guru Alquran hadis sebagai motivator di sini
sangatlah membantu membawa siswa untuk membiasakan membaca Alquran
dalam kehidupan sehari – hari. Dengan memberikan motivasi berupa
dorongan untuk selalu membaca Alquran, mengerakkan siswa untuk
membaca Alquran, memperkuat keteguhan siswa untuk selalu membaca
Alquran sehingga berjalan lancar, dan selalu memberi pengertian dan
pemahaman tentang pentingnya membaca Alquran. Berbeda lagi dengan
siswa yang kurang memiliki motivasi maka mereka akan canggung untuk
2
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Suatu Pendekatan Teoretis Psikologis, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), Cet. 3, hal. 45
3
melakukan segala sesuatu, khususnya jika kurangnya peran guru sebagai
motivator, maka siswa akan sering membuang waktu sia – sia, melakukan hal
– hal yang negatif atau pasif. Karena dengan beberapa motivasi tersebut siswa
akan lebih memiliki rasa percaya terhadap dirinya sendiri dari tertanamnya
rasa kepercayaan yang diberikan guru sehingga apapun yang disampaikan
guru akan mampu dengan cepat diterima oleh siswa, terlebih seseorang itu
terkadang tidak mampu memberikan motivasi untuk dirinya sendiri sehingga
peran guru Alquran hadis sebagai motivator disini memiliki peran yang
sangatlah berpengaruh sekali dalam meningkatkan kemampuan membaca
Alquran peserta didik.
B. Peran Guru Alquran Hadis sebagai Inisiator dalam Meningkatkan
Kemampuan Membaca Alquran Peserta Didik Di MTs Manba’ul ‘Ulum
Buntaran
Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik
untuk mewujudkan tujuan hidup secara optimal. Minat, bakat, kemampuan,
kreatifitas dan potensi – potensi yang dimiliki oleh peserta didik tidak akan
berkembang secara optimal tanpa bantuan guru. Dalam kaitan ini guru perlu
memperhatikan peserta didik secara individual, karena antara satu peserta
dengan yang lain memiliki perbedaan yang sangat mendasar.
Berdasarkan uraian diatas, betapa besar jasa guru dalam membantu
fungsi yang sangat penting dalam membentuk kepribadian siswa, menyiapkan
dan mengembangkan kemampuan siswa.
Hal ini di dukung dengan pendapat E. Mulyasa dalam tulisannya yang
berjudul “Menjadi Guru Profesional”. Beliau menjelaskan bahwa guru juga
harus perpacu dalam pembelajaran, dengan memberikan kemudahan belajar
bagi seluruh peserta didik, agar dapat mengembangkan potensinya secara
optimal. Dalam hal ini, guru harus kreatif, profesional, dan menyenangkan.4
Ide – ide pembaharuan kreatif sangat penting dalam pembelajaran, dan
seorang guru dituntut untuk menunjukkan proses ide – ide kreativitas
tersebut. Dalam hal ini, guru senantiasa berusaha untuk menemukan cara
yang lebih baik dalam melayani peserta didik, sehingga peserta didik akan
menilainya bahwa ia memang kreatif dan tidak melakukan sesuatu secara
rutin saja. Ide kreatif menunjukkan bahwa apa yang akan dikerjakan oleh
guru sekarang lebih baik dari yang telah dikerjakan sebelumnya dan apa yang
dikerjakan dimasa mendatang lebih baik dari sekarang.
Hal ini di dukung dengan pernyataan dari Syaiful Bhari Djamarah
dalam tulisannya yang berjudul “Guru dan Anak Didik dalam Interaksi
Edukatif, Suatu Pendekatan Teoretis Psikologis”. Beliau menjelaskan bahwa
dalam peranannya sebagai inisiator, seorang guru harus dapat menjadi
pencetus ide – ide kemajuan atau ide kreativitas dalam pendidikan dan
pengajaran. Proses interaksi edukatif yang ada sekarang harus diperbaiki
seseuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang
4
pendidikan. Kompetensi guru harus diperbaiki, ketrampilan penggunaan
media pendidikan dan pengajaran harus diperbarui sesuai dengan kemajuan
media komunikasi dan informasi abad ini. Guru harus menjadikan dunia
pendidikan, khususnya interaksi edukatif agar lebih baik dari dulu. Bukan
mengikuti terus tanpa mencetuskan ide – ide inovasi bagi kemajuan
pendidikan dan pengajaran.5
Dengan demikian, maka peran guru Alquran hadis sebagai inisiator
disini sangatlah penting dan membantu dalam proses belajar mengajar.
Dengan menerapkan ide – ide kreatifnya saat mengajar berlangsung di kelas
yang nantinya dapat dicontoh oleh peserta didik seperti menggunakan metode
dilagukan dalam hafalan hadis – hadis, menggunakan sistem kelompok untuk
membaca dan hafalan Alquran, dan juga mengarahkan siswa membaca
Alquran dengan baik dan benar. Tetapi ada beberapa yang menjadi
penghambat dalam proses belajar ini, seperti peserta didik yang kurang
mandiri dalam membaca Alquran dan juga peserta didik yang kurang fokus
dalam proses belajar mengajar berlangusng. Oleh karena itu guru harus
mempunyai ide – ide kreatif agar peserta didik dapat mengikuti pembelajaran
dengan maksimal. Hal ini dilakukan oleh guru Alquran hadis agar peserta
didik menjadi lebih semangat dan kompak dalam meningkatkan kemampuan
membaca Alquran maupun hafalannya.
5
C. Peran Guru Alquran Hadis sebagai Mediator dalam Meningkatkan
Kemampuan Membaca Alquran Peserta Didik Di MTs Manba’ul ‘Ulum
Buntaran
Berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini
telah membawa perubahan yang sangat signifikan di kehidupan manusia, baik
dalam ekonomi, sosial, maupun pendidikan. Oleh karena itu pendidikan perlu
adanya penyesuaian – penyesuaian yang berkaitan dengan faktor pengajaran
disekolah. Salah satu faktornya ialah media pembelajaran yang perlu dikuasai
oleh guru atau calon guru, sehingga guru dapat menyampaikan materi
pelajaran kepada para siswa secara baik.
Sehubungan dengan hal itu, maka peran media sangat dibutuhkan
dalam pembelajaran dimana dalam perkembangannya saat ini media bukan
lagi dipandang sekedar alat bantu tetapi merupakan bagian yang integral
dalam sistem pendidikan dan pembelajaran.
Hal ini di dukung dengan pendapat dari Basyiruddin Usman dalam
bukunya yang berjudul “Media Pembelajaran” yang menjelaskan bahwa
media dilaksanakan secara sistematis berdasarkan kebutuhan dan karakteristik
serta diarahkan pada pembahasan tingkah laku siswa yang ingin dicapai,
fungsi media tidak lagi hanya sebagai alat peraga atau alat bantu, melainkan
sebagai pembawa informasi atau pesan pengajaran terhadap siswa.6
Peran guru sebagai mediator, dapat diartikan sebagai penengah dalam
kegiatan belajar siswa. Misalnya menengahi atau memberikan jalan ke luar
6
kemacetan dalam kegiatan diskusi siswa yang kurang mampu mencari jalan
keluar dari pemecahan masalah. Mediator juga diartikan penyedia media.
Bagaimana cara memakai dan mengorganisasikan penggunaan media.
Hal ini di dukung dengan pendapat dari Moch. Uzer Usman dalam
bukunya yang berjudul “Menjadi Guru Profesional” yang menjelaskan bahwa
guru sebagai mediator juga harus memiliki ketrampilan memilih dan
menggunakan serta mengusahakan media itu dengan baik, untuk itu guru
perlu mengalami latihan – latihan praktik secara kontinu dan sistematis, baik
melalui pre-servise maupun melalui inservice training, dengan memilih dan
menggunakan media pendidikan harus sesuai dengan tujuan, materi, metode,
evaluasi, dan kemampuan guru serta minat dan kemampuan siswa.7
Adanya hal ini maka guru Alquran hadis menggunakan alat media
sebagai pendukung pembelajaran yaitu alat tulis menulis, buku LKS, Alquran
dan kitab kuning. Guru Alquran hadis mengusahakan disetiap pertemuan
kegiatan BMQ (baca tulis Alquran) siswa diwajibkan untuk membawa alat
tulis dan Alquran sendiri – sendiri, agar siswa bisa mempratekkan secara
langsung membaca Alquran yang didampingi oleh guru. Karena saat guru
Alquran hadis menunjuk siswa untuk membaca ayat Alquran ada yang belum
lancar membacanya dan hukum bacaan tajwidnya masih ada yang salah,
sehingga guru harus membantu mendampingi siswa untuk membaca Alquran
dengan benar. Sebelum siswa membaca Alquran, maka guru terlebih dahulu
memberikan contoh dan pengarahan pelafalan membaca Alquran yang benar
7
setelah itu baru siswa mengikuti cara guru membaca tersebut dengan
menggunakan media Alquran sebagai alat bantu siswa untuk membaca
Alquran. Selain Alquran disekolah juga ada tambahan belajar menggunakan
media kitab kuning, ini dimaksudkan agar siswa mendapat tambahan ilmu
pengetahuan bagi siswa.
Hal ini juga di dukung oleh pendapat dari Muhammad Ali dalam
bukunya yang berjudul “Guru Dalam Proses Belajar Mengajar” yang
menjelaskan bahwa peran guru sebagai mediator hendaknya menciptakan
kualitas lingkungan yang interaktif secara maksimal, mengatur arus kegiatan
siswa, dan lain sebagainya. Selain itu, sebagai mediator guru hendaknya
memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan
karena media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih
mengefektifkan proses belajar mengajar.8
Dengan media ini, guru selalu mengarahkan kepada siswa untuk selalu
membaca Alquran setiap hari, tidak hanya di sekolah tetapi juga di rumah
maupun di TPQ dan memanfaatkan sebaik mungkin dari semua alat media
yang guru atau orang tua berikan. Karena alat media ini bisa untuk membantu
guru dalam mengajar, tetapi juga sebagai usaha yang ditunjukkan untuk
memudahkan dan membantu siswa dalam belajar membaca Alquran maupun
hafalan Alquran.
Dengan bantuan alat media pembelajaran ini maka peran guru Alquran
hadis menjadi lebih mudah menjalankan perannya sebagai mediator dalam
8
meningkatkan kemampuan membaca Alquran peserta didik, karena dengan
menggunakan media yang berfungsi sebagai alat komunikasi juga berguna
untuk mengefektifkan proses interaksi edukatif, seperti siswa mampu
komunikatif, saling terbuka, pendorong motivasi belajar, memperjelas dan
mempermudah siswa belajar, serta mudah dipahami. Dengan semua ini maka