• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Pembelajaran Inovatif

N/A
N/A
Galuh Pramudita 2205113123

Academic year: 2024

Membagikan "Model Pembelajaran Inovatif"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

INOVASI MODEL PEMBELAJARAN

A.

Pengertian Model Pembelajaran

Model adalah representasi tertulis atau visual dari sebuah konsep yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah. Model sering disebut sebagai alat pengajaran atau referensi, karena sangat mirip dengan strategi pembelajaran. Model pembelajaran merupakan konsep yang menggambarkan prosedur sistematis atau terstruktur untuk mengatur kegiatan atau tahapan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Beberapa ahli mengemukakan bahwa model pembelajaran dapat dipahami sebagai metode yang terstruktur dan sistematis untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Menurut Joyce dan Weil (dalam Rusman, 2012) Model pembelajaran, lingkungan belajar siswa dijelaskan melalui program komputer.

Program ini menjelaskan perencanaan kurikulum, mata kuliah, perangkat pembelajaran dan buku teks. Mereka juga menguraikan program multimedia dan alat bantu pembelajaran.

Trianto (2014) menjelaskan bahwa model pembelajaran merupakan konsep umum tentang suatu kegiatan pembelajaran. Artinya model pembelajaran merupakan kumpulan metode, strategi, dan pendekatan yang dapat dianggap sebagai satu kesatuan.Dalam memilih model pembelajaran, guru memerlukan pertimbangan yang matang dimana nantinya model pembelajaran yang dipillih mampu membuat tujuan dan capaian belajar berhasil. Guru harus mampu mempertimbangkan materi pembelajaran yang akan mereka gunakann, gaya belajar siswa, dan infrastruktur serta fasilitas yang tersedia di sekolah.

B. Pertimbangan Pemilihan Model Pembelajaran

1. Tujuan apa yang perlu dicapau untuk memenuhi persyaratan awal. Selanjutnya, mereka perlu menentukan kompleksitas tujuan tersebut dengan mempertimbangkan berapa banyak keterampilan yang dibutuhkann.

2. Mengingat materi pembelajaran memerlukan pemahaman materi pelajaran terlebih dahulu.

3. Memastikan bahwa model pembelajaran yang dipilih sesuai dengan kemampuan, minat, dan kondisi lainnya. Selain itu, mereka perlu memastikan bahwa model pembelajaran yang dipilih sesuai dengan gaya belajar masing-masing siswa.

4. Mempertimbangkan menurut alasan teknisnya.

Faktor-faktor lainnya yaitu:

1. Tujuan pendidikan saling menyeimbangkan

(2)

2. Aspek pengetahuan, sikap, keterampilan, dan nilai semuanya menyatu secara harmonis dalam materi pembelajaran.

3. Memasukkan beberapa metode pengajaran yang memperkuat tunjuan ke dalam metode pembelajaran yang menggunakann strategi dan model.

4. Profesionalisme guru selaras dengan keseimbangan kelas 5. RPP

6. Elemen pendukung tambahan seperti peralatan dan infrastruktur yang ada

7. Ada kesesuaian yang substansial antara lingkungan sekolah dan sistem pendidikan secara keseluruhan

8. Siswa membutuhkan kegiatan pendidikan yang memotivasi mereka untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

C. Mengapa diperlukannya Inovasi Pembelajaran

Kemajuan IPTEK dapat memiliki dampak positif dan negative. Dampak positifini akan terjadi apabila kita dapat memanfaatkan kemajuan IPTEK dengan sebaikmungkin, dan kita memanfaatkan untuk mengembangkan serta memajukan pendidikankhussnya dalam pembelajaran. Sebaliknya apabila kita hanya bisa berdiam diri ditengah perkembangan IPTEK, maka IPTEK ini juga yang akan menghancurkan kita. Selain ituguru cenderung menjadi peniru dari pada penemu. Contohnya, banyak guru dizamanglobalisasi dengan kemajuan IPTEK yang lebih modern, masih menggunakan strategi,metode, serta media pembelajaran yang sudah ada dari zaman dahulu, untuk digunkansekarang. Sehingga hal ini menimbulkan rasa malas bagi guru, untuk menciptakan hal-halyang baru dalam pembelajaran. Dan pembelajaran yang dilakukan akan terasa hambar,monoton dan tidak dinamis. Oleh karena itu, maka pendidik harus mampu menciptakaniniovasi dalam proses pembelajaran sehingga peserta didik merasa terpacu, bersemangatserta bergairah untuk mengikuti pembelajaran, dan materi yang disampaikan guru akanlebih optimal diserap serta diterima oleh peserta didik.

D. Pengertian Inovasi Pembelajaran

Inovasi adalah pemasukan atau pengenalan hal-hal yang baru, maupun penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya baik berupagagasan, metode atau alat.Belajar adalah proses perubahan perilaku secara aktif, proses mereaksi terhadapsemua situasi yang ada disekitar individu, proses yang diarahkan pada suatu tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman, proses melihat, mengamati

(3)

dan memahami sesuatu yang dipelajari. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Jadi, inovasi pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu upaya baru dalam prosesinteraksi peserta didik dengan pendidik, dengan menggunakan berbagai metode, pendekatan, sarana dan suasana yang mendukung untuk tercapainya tujuan pembelajaran.

Dengan adanya inovasi pembelajaran maka guru sebaiknya menciptakan suasana belajar yang menyenangkan (fun), menggairahkan (horee), dinamis (mobile), penuhsemangat (ekspresif), dan penuh tantangan (chalenge). Contoh inovasi sederhana yaitumembuka dan menutup pelajaran dengan nyanyian, membuat materi pelajaran menjadisyair lagu untuk mempermudah menghafal dan mengingat yang didukung dengan media.Oleh karena itu, sebagai calon pendidik hendaknya kita mampu memahami peserta didik,sehingga kita dapat menciptakan inovasi pembelajaran yang tepat dan sesuai dengankebutuhan dan perkembangan zaman untuk meningkatkan kemampuan kognitif, avektif,dan psikomotor peserta didik.

E. Model-Model Pembelajaran Inovatif 1. Kooperatif (CL., Cooperative Learning)

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan model pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat hingga lima orang siswa dengan struktur kelompok bersifat heterogen. Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekadar belajar dalam kelompok. Ada unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakan dengan pembelajaran kelompok yang dilakukan asalasalan. Pelaksanaan prinsip dasar pokok sistem pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas dengan lebih efektif.

Dalam pembelajaran kooperatif pproses pembelajaran tidak harus belajar dari guru kepada siswa.Siswa dapat saling membelajarkan sesama siswa lainnya.

Ada 4 karakter yang menjadi ciri khas model pembelajaran kooperatif, yaitu:

1. Pembelajaran secara kelompok (team work)

2. Berdasar pada manajemen kooperatif memiliki 3 fungsi yaitu: Fungsi manajemen sebagai perencanaan, Fungsi manajemen sebagai organisasi, Fungsi manajemen kontrol

3. Kemauan bekerja sama dalam konteks pembelajaran kooperatif

(4)

4. Keterampilan bekerja sama.

Mengapa pembelajaran kooperatif (cooperative learning) perlu? Dalam situasi belajar pun sering terlihat sifat individualistis siswa.Siswa cenderung berkompetisi secara individual, bersikap tertutup terhadap teman, kurang memberi perhatian ke teman sekelas, bergaul hanya dengan orang tertentu, ingin menang sendiri, dan sebagainya. Jika keadaan ini dibiarkan tidak mustahil akan dihasilkan warga negara yang egois, inklusif, introfert, kurang bergaul dalam masyarakat, acuh tak acuh dengan tetangga dan lingkungan, kurang menghargai orang lain, serta tidak mau menerima kelebihan dan kelemahan orang lain. Gejala seperti ini kiranya mulai terlihat pada masyarakat kita, sedikit-sedikit demontrasi, main keroyokan, saling sikut, dan mudah terprovokasi.

Pembelajaran kooperatif akan efektif digunakan apabila: (1) guru menekankan pentingnya usaha bersama di samping usaha secara individual, (2) guru menghendaki pemerataan perolehan hasil dalam belajar, (3) guru ingin menanamkan tutor sebaya atau belajar melalui teman sendiri, (4) guru menghendaki adanya pemerataan partisipasiaktif siswa, (5) guru menghendaki kemampuan siswa dalam memecahkan berbagai permasalahan.

(Sanjaya, 2006)

Sintaks Pembelajaran kooperatif: (1) Menyampaikan Tujuan dan Memotivasi Siswa, (2) Menyajikan Informasi, (3) Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar, (4) Membimbing Kelompok Bekerja dan Belajar, (5) Evaluasi, (6) Memberikan Penghargaan.

2. STAD (Student Teams Achievement Division)

Model ini dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Univesitas John Hopkin. Menurut Slavin (2007) model STAD (Student Team Achievement Division) merupakan variasi pembelajaran kooperatif yang paling banyak diteliti. Model ini juga sangat mudah diadaptasi, telah digunakan dalam Matematika, IPA, IPS, Bahasa Inggris, Teknik dan banyak subjek lainnya, dan pada tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Dalam model ini siswa berkesempatan untuk berkolaborasi dan elaborasi, bertukar jawaban, mendiskusikan ketidaksamaan, dan saling membantu, berdiskusi bahkan bertanya pada guru jika mereka mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran. Ini sangat penting, karena dapat

(5)

menumbuhkan kreatifitas siswa dalam mencari solusi pemecahan masalah dalam kegiatan pembelajaran.

Sintaks Model pembelajaran STAD : (1) Penyampaian Tujuan dan Motivasi, (2) Pembagian kelompok, (3) Presentasi dari Guru, (4) Kegiatan Belajar dalam Tim, (5) Evaluasi, (6) Penghargaan Prestasi Tim.

3. Jigsaw

Model ini dikembangkan dan diujicoba oleh Elliot Aronson dan teman-temannya di Universitas Texas. Arti Jigsaw dalam bahasa Inggris adalah gergaji ukir dan ada juga yang menyebutnya dengan istilah puzzle yaitu sebuah teka-teki menyusun potongan gambar.

Pembelajaran kooperatif model Jigsaw ini mengambil pola cara bekerja sebuah gergaji (zigzag), yaitu siswa melakukan suatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama. Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota bertanggung jawab terhadap penguasaan setiap komponen/subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok lagi yang terdiri atas dua atau tiga orang.

Dalam model kooperatif Jigsaw ini siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan mengolah informasi yang didapar dan dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi, anggota kelompok bertanggung jawab terhadap keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari dan dapat menyampaikan informasi kepada kelompok lain.

4. GI (Group Investigaton)

Belajar kooperatif dengan teknik GI sangat cocok untuk bidang kajian yang memerlukan kegiatanstudi proyek terintegrasi, yang mengarah pada kegiatan perolehan, analisis, dan sintesis informasi dalam upaya untuk memecahkan suatu masalah. Oleh karenanya, kesuksesan implementasiteknik kooperatif GI sangat tergantung dari pelatian awal dalam penguasaan keterampilan komunikasi dan sosial.

Sintaks: Pengarahann, Buat kelompok heterogen dengan orientasi tugas, rencanakan pelaksanaan investigasi, tiap kelompok menginvestigasi proyek tertentu, pengolahan data,

(6)

penyajian data hasil investigasi, presentasi, kuis individual, reward.

5. Pembelajaran Langsung (DL., Direct Learning)

Pengetahuan yang bersifat informasi dan prosedural yang menjurus pada keterampilan dasar akan lebih efektif jika disampaikan dengan cara pembelajaran langsung. Sintaknya adalah: menyiapkan siswa, sajian informasi dan prosedur, latihan terbimbing, refleksi, latihan mandiri, dan evaluasi. Cara ini sering disebut dengan metode ceramah atau ekspositori (ceramah bervariasi)

6. Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL., Problem Based Learning)

Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam PBM kemampuan berpikir siswa betulbetul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan. Pembelajaran berbasis masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pembelajaran proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya.

Pembelajaran ini untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks.

PBM digunakan tergantung dari tujuan yang ingin dicapai apakah berkaitan dengan:

(1)penguasaan isi pengetahuan yang bersifat multi disipliner; (2) penguasan keterampilan proses dan disiplin heuristic; (3) belajar keterampilan pemecahan masalah; (4) belajar keterampilan kolaboratif; dan (5)belajar keterampilan kehidupan yang lebih luas.

Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah: (1) Orientasi siswa pada masalah, (2) Mengorganisasikan siswa untuk belajar, (3) Membimbing pengalaman individual/kelompok, (4) Mengembangkan dan menyajikann hasil karya, (5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

F. Karakteristik Pembelajaran Inovatif

Model pembelajaran inovatif memiliki karakteristik yang khas, di antaranya guru memiliki keinginann untuk melakukan perubahan, pemahaman dan keterampilan untuk mencapai tujuan, memahami benar apa faktor-faktor penunjang, menggunakan

(7)

strategi atau metode melaksanakan perubahan, dan mengevaluasi ketercapaian tujuan yang ditetapkan dalam perencanaan, karakteristik tersebut meliputi:

- Keunggulan relatif, yaitu sejauh mana inovasi dapat memberikan manfaat atau keuntungann bagi penerimanya.

- Konfirmanilitas/Kompatibel (Compatibility), ialah tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai, pengalaman, dan kebutuhan dari penerima.

- Kompleksitas (Complexity), ialah tingkat kesukaran atau kerumitan untuk memahami dan menggunakan inovasi bagi penerima

Dapus:

Suharjo.2006.Mengenal Pendidikan Sekolah dasar.Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat ketenagaan.

Jensen,Eric.2007.BBL.Terj.Pembelajaran Berbasis Otak. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Slavin, R. (2007). Cooprative learning: Theory, research, and practice (2nd ed.). Boston:

Allyn & Bacon.

Trianto. (2014). Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum KTSP. Jakarta: Bumi Aksara.

Rusman, (2012) Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada)

Referensi

Dokumen terkait

Mulyasa yang menyatakan bahwa: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggambarkan prosedur dan pengelolaan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah

Strategi pembelajaran menggambarkan komponen umum materi pembelajaran dan prosedur yang digunakan dalam mencapai hasil belajar.. Konsep strategi pembelajaran tergambar dalam

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar

Dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, diperlukan prosedur atau metode yang merupakan langkah-langkah sistematis dalam proses pembelajaran. Prosedur

Dari konsep pembelajaran, model dan metode pembelajaran dapat didefinisikan bahwa model adalah prosedur atau pola yang sistematis yang digunakan sebagai pedoman mencapai

2013.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) merupakan suatu model rencana kerjayang didalamnya menggambarkan prosedur, pengorganisasian, kegiatan pembelajaran untuk mencapai

Model pembelajaran menurut Suprihatiningrum (2013) adalah suatu kerangka konseptual yang mendeskripsikan model pembelajaran dengan secara sistematis untuk mengatur

(2) pentingnya tujuan pembelajaran: tujuan penggunaan model pencapaian konsep adalah untuk membantu siswa mengembangkan konsep dan relasi-relasi antara konsep itu dan