• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Perseptual Hubungan Persepsi dan Perilaku

N/A
N/A
NancyMsos

Academic year: 2024

Membagikan "Model Perseptual Hubungan Persepsi dan Perilaku"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Hubungan antara Persepsi dan Perilaku

Marshal R. Singer (dalam Samovar & Porter, 1982: 54-62) mengajukan suatu model perseptual dalam menjelaskan hubungan antara persepsi dan perilaku. Model ini berlandaskan pada dasar pemikiran (premise) yang dikemukakan oleh para ahli antropologi budaya, sosiologi, psikologi, komunikasi dan linguistik. l

Beberapa dari dasar pemikiran ini sudah diakui secara umum, sementara yang lainnya masih merupakan hipotesis dan sekadar penjelasan (definisional). Tentang hal ini, Singer sendiri

mengatakan bahwa dalam mengembangkan model ini, beberapa faktor di antaranya mungkin perlu dihilangkan, ditambah atau diubah kalimat pengungkapannya. Hal yang penting, menurut Singer, adalah cara pendekatannya.

Secara rinci dasar pemikiran dari Singer tentang peranan persepsi terhadap perilaku ini adalah sebagai berikut.

1. Pola-pola perilaku individual didasarkan atas persepsi individu tentang dunia luar yang umumnya dipelajari.

2. Karena perbedaan-perbedaan biologic dan pengalaman, tidak ada dua individu yang dapat mempunyai persepsi yang persis sama (identik) tentang dunia luar.

3. Semakin besar perbedaan biologis dan pengalaman antara individu, semakin besar kemungkinan adanya jurang perbedaan persepsi. Sebaliknya, semakin sama latar belakang biologis dan

pengalaman, semakin besar kemungkinan samanya persepsi antarindividu.

4. Kelompok perceptual dapat dirumuskan sebagai sejumlah individu yang mempersepsikan beberapa aspek dari dunia luar secara relatif sama.

5. Sejumlah orang yang mempersepsikan beberapa aspek dari dunia luar kurang lebih sama dan menyadari (mengkomunikasikan) kesamaan persepsi ini, dapat disebut sebagai suatu kelompok identitas.

6. Semakin tinggi derajat persamaan dalam persepsi antara sejumlah individu (serta persamaan dalam hal-hal lain):

a. semakin mudah terjadinya komunikasi di antara mereka,

b. semakin banyak komunikasi yang mungkin terjadi di antara mereka, dan

c. semakin mungkin diakuinya persamaan persepsi ini sehingga terbentuk suatu kelompok dengan identitas sendiri.

7. Kemudahan untuk berkomunikasi akan meningkatkan secara tetap derajat persamaan dad persepsi (melalui mekanisme feedback), yang pada gilirannya akan menyebabkan lebih mudahnya komunikasi. Dengan demikian, terdapat kecenderungan penguatan terus-menerus identitas

kelompok.

8. Semakin besar jumlah dan derajat intensitas dan kelompok-kelompok perseptual yang sama-sama diikuti individu-individu, yakni semakin banyak tumpang tindih antara kelompok-kelompok

perseptual penting yang terdapat di antara sejumlah individu, semakin besar kemungkinan mereka mempunyai identitas kelompok yang tinggi derajatnya.

9. Pola persepsi dan perilaku yang diakui dan diharapkan oleh suatu kelompok identitas disebut suatu kebudayaan. Setiap kelompok bisa dianggap mempunyai kebudayaannya sendiri.

10. Karena komunikasi cenderung paling mudah terjadi antara individu-individu yang paling dapat menemukan kesamaan dalam persepsi, dan paling sulit terjadi di antara individu-individu yang tidak mempunyai persamaan persepsi maka hal tersebut cenderung untuk menguatkan dan

meningkatkan kesadaran akan perbedaan-perbedaan kelompok. Perasaan "kita" dari suatu kelompok identitas menjadi lebih kuat apabila "kita" dari suatu kelompok identitas menjadi lebih kuat apabila berhadapan dengan "mereka" dari kelompok identitas lain.

11. Seorang individu dapat merupakan anggota dari bermacam-macam kelompok perseptual dan kelompok identitas secara sekaligus. Namun demikian, ia memiliki kebersamaan derajat persamaan (similaritas) persepsi yang lebih tinggi dan derajat identitas kelompok yang lebih kuat dengan

(2)

beberapa kelompok dibandingkan dengan orang lain yang hanya merupakan anggota dari satu macam kelompok perseptual dan kelompok identitas. Secara disadari ataupun tidak, ia akan membuat tingkatan-tingkatan terhadap macam-macam identitas kelompoknya.

12. Karena faktor-faktor lingkungan dan biologis selalu berubah maka persepsi, sikap, dan nilai pun akan selalu berubah. Akibatnya, penentuan tingkat identitas kelompok juga selalu berubah dan kelompok-kelompok perseptual barn secara tetap terbentuk, sementara kelompok-kelompok yang sudah ada selalu dalam keadaan terus menerus berubah.

Referensi

Dokumen terkait

6.3 Hubungan Persepsi Remaja dalam Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) dengan Sikap Remaja tentang Perilaku Seksual

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) Hubungan persepsi terhadap arti cinta dan pengetahuan seks dengan perilaku seks pra nikah pada remaja.

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: hubungan antara persepsi pola asuh otoriter Ibu dengan perilaku agresi pada siswa Sekolah

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: hubungan antara persepsi pola asuh otoriter Ibu dengan perilaku agresi pada siswa Sekolah

Kesimpulan dari penelitian ini adalah : (1) Ada hubungan positif yang sangat signifikan antara persepsi terhadap kualitas barang dengan perilaku membeli batik tulis Lasem di

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara interaksi teman sebaya dengan persepsi terhadap perilaku deviasi seksual pada remaja. Populasi dari penelitian

Jadi, perilaku itu dibentuk dengan cara menggunakan model atau contoh yang kemudian perilaku dari model tersebut ditiru oleh individu.. Hal ini didasarkan atas

Hubungan Persepsi Kerentanan dengan Perilaku Pencegahan Penyakit Jantung Koroner PJK Setelah dilihat dari hasil penelitian menunjukkan maka responden dengan persepsi keseriusan positif