MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN
DOSEN PENGAMPUH : NS. LILIS SUNDARI, S.KEP
DISUSUN OLEH : FIFIN AYU SARMILA
NIM : 1422023032 KELOMPOK : 4
FAKULTAS INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS S1 KEPERAWATAN
ST.FATIMA MAMUJU TAHUN AJARAN 2023/2024
2
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah mengenai “Model Praktik Keperawatan” Adapun makalah ini telah saya usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak. Untuk itu saya tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu saya dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan dating mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa.
Mamuju, 17 January 2023
penulis
3
DAFTAR ISI SAMPUL
KATA PENGANTAR ... 2
DAFTAR ISI... 3
BAB I ... 4
PENDAHULUAN ... 4
1.1 LATAR BELAKANG ... 4
1.2 RUMUSAN MASALAH ... 5
1.3 TUJUAN ... 5
BAB II ... 6
PEMBAHASAN ... 6
2.1 DEFINISI DAN JENIS-JENIS MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN ... 6
2.1.1 Definisi Model Praktik Keperawatan ... 6
2.1.2 Jenis – Jenis Model Praktik Keperawatan ... 7
2.2 PENERAPAN MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN DALAM ASUHAN KEPERAWATAN ... 8
2.2.1 Pengkajian Keperawatan ... 8
2.2.2 Perencanaan dan Implementasi Asuhan Keperawatan ... 10
2.3 MANFAAT DAN DAMPAK PENERAPAN MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN ... 12
2.4 TANTANGAN DAN STRATEGI PENERAPAN MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN ... 14
BAB III ... 16
PENUTUP... 16
3.1 KESIMPULAN ... 16
3.2 SARAN ... 17
DAFTAR PUSTAKA ... 18
4
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Model praktik keperawatan memiliki signifikansi yang besar dalam pelayanan kesehatan karena memberikan arahan dan pedoman bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Pada era globalisasi saat ini, Indonesia dihadapkan pada perubahan-perubahan di segala bidang yang bertujuan untuk menciptakan keadaan negara yang lebih baik. Salah satu dampak perubahan tersebut dapat terjadi dalam dunia kesehatan khusunya bidang keperawatan. Keperawatan adalah salah satu bentuk layanan atau asuhan yang profesional memiliki sifat humanistis, memakai pendekatan yang menyeluruh, dilaksanakan berdasarkan pengetahuan dan ilmu keperawatan serta berorientasi pada kebutuhan nyata dari pasien, meninjau langsung pada standar profesional keperawatan dan menjadikan etika keperawatan sebagai landasan utama tuntutan kerja (Nursalam, 2015). Pemberian layanan keperawatan adalah salah satu bagian dari pelayanan kesehatan di rumah sakit. Rumah sakit mempunyai tanggungjawab untuk memberi pelayanan optimal melalui tenaga keperawatan yang memiliki tugas dalam mencapai dan mempertahankan mutu selama 24 jam, dengan berkesinambungan yang dipimpin oleh pemimpin keperawatan sebagai salah satu dari ujung tombak rumah sakit, dimana memerlukan sebuah sistem dalam melakukan tindakan keperawatan (Asriani et al., 2012). Kita dapat melihat dari berbagai studi penelitian mengenai model praktik keperawatan yang telah dilakukan oleh negara lain maupun Indonesia. Negara asing, seperti sebagian besar rumah sakit di wilayah Norway, Australia, Inggris, Belanda, Irlandia, Swedia, Hong Kong, Italia, dan Kanada menggunakan model asuhan keperawatan tim, keperawatan primer, alokasi pasien (total care), dan hibrid model/ kombinasi dari tim leader dan primary care (Fernandez et al., 2012). Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang kesehatan dan keperawatan memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan model praktik.
Penemuan baru, teknologi medis, dan metode perawatan yang terus berkembang dapat mempengaruhi cara keperawatan diberikan. Perubahan dalam demografi dan pola penyakit di masyarakat dapat memerlukan penyesuaian dalam model praktik keperawatan. Peningkatan usia penduduk, perubahan gaya hidup, dan tren penyakit tertentu memengaruhi kebutuhan perawatan kesehatan. Latar belakang model praktik keperawatan juga berkaitan dengan perkembangan kurikulum pendidikan keperawatan.
5
Perubahan dalam pendidikan keperawatan dapat menciptakan perubahan dalam pendekatan, keterampilan, dan pengetahuan yang diintegrasikan dalam model praktik.
Model praktik keperawatan harus sesuai dengan standar profesional dan etika keperawatan. Organisasi keperawatan, seperti badan sertifikasi keperawatan dan asosiasi keperawatan, memiliki pedoman dan standar yang membimbing praktik keperawatan. Latar belakang ini memberikan konteks dan dasar untuk mengembangkan model praktik keperawatan yang relevan, efektif, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat serta standar profesi keperawatan. Dengan memperhatikan faktor-faktor ini, model praktik keperawatan dapat terus berkembang dan beradaptasi dengan perubahan dalam dunia kesehatan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan Definisi dan Jenis-jenis Model praktik keperawatan!
2. Bagaimana penerapan model praktik keperawatan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan?
3. Apa Manfaat dan dampak penerapan model praktik keperawatan?
4. Tantangan apa yang dihadapi dalam menerapkan model-model praktik keperawatan?
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui definisi dan Jenis-jenis Model praktik keperawatan.
2. Menganalisis berbagai model praktik keperawatan.
3. Mengetahui manfaat dan dampak penerapan model praktik keperawatan.
4. Menyajikan manfaat penerapan model-model tersebut dalam asuhan keperawatan.
6
BAB II PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI DAN JENIS-JENIS MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN 2.1.1 Definisi Model Praktik Keperawatan
Model praktik keperawatan merujuk pada kerangka kerja atau pendekatan sistematis yang digunakan oleh perawat dalam memberikan asuhan kepada pasien.
Model ini mencakup seperangkat prinsip, konsep, dan strategi yang membimbing tindakan perawat dalam mengelola perawatan pasien. Model praktik keperawatan digunakan untuk memandu perawat dalam mengidentifikasi masalah kesehatan, merencanakan intervensi, dan mengevaluasi hasil perawatan. Konsep Dasar Model Praktik Keperawatan: Sistematis dan Terstruktur: Model praktik keperawatan adalah suatu kerangka kerja yang sistematis dan terstruktur untuk memberikan asuhan keperawatan. Ini melibatkan proses pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang dilakukan secara terorganisir. Bukti Ilmiah dan Praktik Terbaik: Konsep dasar dari model praktik keperawatan adalah penerapan bukti ilmiah dan praktik terbaik dalam pelayanan kesehatan. Model ini didasarkan pada penelitian dan pengalaman klinis yang dapat meningkatkan efektivitas perawatan. Holistik dan Pasien-Terfokus:
Model-model tersebut menekankan pendekatan holistik terhadap pasien, memperhitungkan aspek fisik, psikologis, sosial, dan spiritual. Fokusnya adalah pada pemahaman menyeluruh terhadap kebutuhan pasien dan memberikan asuhan yang terpersonalisasi. Kolaborasi dan Interprofesional: Konsep kolaborasi dengan anggota tim kesehatan lainnya menjadi pokok dalam model praktik keperawatan. Hal ini mencakup kerjasama erat antara perawat, dokter, terapis, dan profesional kesehatan lain untuk memberikan pelayanan yang terkoordinasi. Partisipasi Pasien dan Keluarga:
Melibatkan pasien dan keluarga sebagai mitra dalam proses pengambilan keputusan dan perencanaan perawatan adalah inti dari model-model praktik keperawatan. Ini meningkatkan keterlibatan pasien dan mendukung pemenuhan kebutuhan pasien.
Pencegahan dan Promosi Kesehatan: Beberapa model praktik keperawatan menekankan pencegahan penyakit dan promosi kesehatan sebagai bagian integral dari pelayanan. Ini melibatkan edukasi pasien, deteksi dini, dan tindakan preventif.
Ruang Lingkup Model Praktik Keperawatan: Pengkajian Keperawatan: Ruang lingkup model praktik keperawatan mencakup proses pengkajian yang komprehensif untuk mengevaluasi keadaan kesehatan pasien. Ini termasuk identifikasi masalah
7
kesehatan, kebutuhan, dan preferensi pasien. Perencanaan Asuhan: Model-model tersebut mencakup perencanaan asuhan yang melibatkan pembuatan rencana tindakan berdasarkan hasil pengkajian. Ini mencakup penetapan prioritas, penetapan tujuan, dan perencanaan intervensi yang sesuai. Pelaksanaan Asuhan: Ruang lingkup model praktik keperawatan melibatkan pelaksanaan asuhan yang telah direncanakan. Ini mencakup pemberian perawatan langsung, penggunaan teknologi medis, serta koordinasi dengan tim kesehatan. Evaluasi Asuhan: Evaluasi asuhan adalah bagian penting dari model praktik keperawatan. Ini melibatkan penilaian terhadap hasil perawatan, penyesuaian rencana asuhan, dan peningkatan kualitas perawatan berdasarkan hasil evaluasi.
Pendidikan Pasien dan Keluarga: Model praktik keperawatan mencakup penyampaian informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga. Pemberian pemahaman terhadap kondisi kesehatan dan tindakan preventif merupakan komponen yang signifikan.
Kolaborasi Tim Kesehatan: Ruang lingkup model praktik keperawatan melibatkan kolaborasi yang erat dengan anggota tim kesehatan lainnya, termasuk dokter, ahli gizi, terapis fisik, dan lainnya. Ini memastikan perawatan yang terkoordinasi dan holistik.
Dokumentasi Keperawatan: Penerapan model praktik keperawatan melibatkan dokumentasi yang akurat dan terperinci tentang asuhan yang diberikan. Ini mencakup catatan pengkajian, rencana perawatan, dan hasil evaluasi. Melalui penerapan konsep dasar dan ruang lingkup model praktik keperawatan, perawat dapat memberikan asuhan yang berkualitas, holistik, dan sesuai dengan standar praktik keperawatan yang berlaku.
2.1.2 Jenis – Jenis Model Praktik Keperawatan 1. Model Praktik Keperawatan Keluarga:
Definisi: Model praktik keperawatan keluarga menekankan aspek keluarga sebagai unit yang terlibat dalam perawatan. Pendekatan ini melibatkan identifikasi peran dan dinamika keluarga dalam pengambilan keputusan kesehatan.
Tujuan: Meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan keluarga secara keseluruhan, bukan hanya fokus pada individu. Pemberdayaan keluarga dalam mengelola dan mendukung anggota keluarga yang membutuhkan perawatan.
Penerapan: Perawat bekerja sama dengan keluarga untuk mengidentifikasi faktor risiko, sumber daya, dan strategi pencegahan. Ini melibatkan perencanaan perawatan yang mempertimbangkan dukungan keluarga dan memahami dinamika hubungan dalam keluarga.
8
2. Model Praktik Keperawatan Komunitas:
Definisi: Model praktik keperawatan komunitas berfokus pada pelayanan kesehatan di tingkat populasi atau komunitas. Perawat bekerja untuk meningkatkan kesehatan masyarakat melalui pendekatan pencegahan dan promosi kesehatan.
Tujuan: Meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Memberikan pendidikan, intervensi, dan dukungan untuk memperbaiki faktor-faktor determinan kesehatan di tingkat komunitas.
Penerapan: Perawat dapat terlibat dalam kegiatan seperti imunisasi, program pencegahan penyakit, kampanye promosi kesehatan, serta pembentukan kelompok dukungan masyarakat. Kolaborasi dengan berbagai lembaga dan organisasi komunitas juga menjadi bagian integral dari model ini.
3. Model Praktik Keperawatan Berbasis Evidens (EBP):
Definisi: Model praktik keperawatan berbasis evidens menekankan penggunaan bukti ilmiah dan praktik terbaik dalam pengambilan keputusan klinis. Ini melibatkan penerapan penelitian yang valid dan relevan ke dalam praktik sehari- hari.
Tujuan: Meningkatkan kualitas asuhan keperawatan dengan memastikan bahwa keputusan perawatan didasarkan pada bukti ilmiah yang terpercaya. Meminimalkan ketidakpastian dan meningkatkan hasil pasien.
Penerapan: Perawat mengumpulkan dan mengevaluasi bukti ilmiah yang relevan untuk mendukung pengambilan keputusan klinis. Ini melibatkan penilaian kritis terhadap literatur, penelitian, dan panduan klinis. Dengan berfokus pada bukti, perawat dapat meningkatkan keefektifan dan keamanan perawatan yang diberikan.
2.2 PENERAPAN MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN DALAM ASUHAN KEPERAWATAN
2.2.1 Pengkajian Keperawatan
1. Model Praktik Keperawatan Keluarga:
Mendukung Pengkajian Holistik:
Fokus pada Dinamika Keluarga: Model ini mendukung pengkajian yang holistik dengan memahami dinamika keluarga secara menyeluruh. Perawat tidak hanya memperhatikan kebutuhan kesehatan individu, tetapi juga berupaya memahami bagaimana faktor keluarga dapat mempengaruhi kondisi kesehatan.
9
Pendekatan Sistemik: Pengkajian holistik dalam model praktik keperawatan keluarga mencakup melihat keluarga sebagai suatu sistem. Ini memungkinkan perawat untuk mengidentifikasi interaksi dan hubungan dalam keluarga yang dapat memengaruhi kesehatan individu.
Analisis Faktor Risiko dan Peluang: Perawat dapat melakukan identifikasi faktor risiko dan peluang kesehatan dalam konteks keluarga. Ini mencakup penilaian terhadap lingkungan keluarga, pola makan, dukungan sosial, dan faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi kondisi kesehatan anggota keluarga.
2. Model Praktik Keperawatan Komunitas:
Mendukung Pengkajian Holistik:
Pendekatan Berbasis Komunitas: Model praktik keperawatan komunitas mendukung pengkajian holistik dengan menerapkan pendekatan berbasis komunitas. Ini melibatkan penilaian terhadap karakteristik dan kebutuhan kesehatan masyarakat secara menyeluruh.
Analisis Determinan Kesehatan: Pengkajian holistik mencakup analisis determinan kesehatan di tingkat komunitas. Perawat dapat mengevaluasi faktor- faktor sosial, ekonomi, budaya, dan lingkungan yang dapat mempengaruhi kesehatan populasi.
Pengembangan Profil Kesehatan Komunitas: Melalui model ini, perawat dapat berkontribusi pada pengembangan profil kesehatan komunitas. Ini mencakup identifikasi masalah kesehatan utama, sumber daya yang tersedia, dan intervensi yang dapat meningkatkan kesehatan masyarakat.
3. Model Praktik Keperawatan Berbasis Evidens (EBP):
Mendukung Pengkajian Holistik:
Penggunaan Bukti Ilmiah: Model EBP mendukung pengkajian holistik dengan mendorong perawat untuk mengintegrasikan bukti ilmiah dalam proses pengambilan keputusan. Ini mencakup mengumpulkan dan mengevaluasi bukti ilmiah terkait dengan kondisi kesehatan individu.
Pendekatan Individual yang Terinformasikan: Model ini memberikan penekanan pada pengambilan keputusan yang terinformasikan untuk setiap pasien secara individual. Ini mencakup memahami preferensi pasien, nilai-nilai, dan kondisi kesehatan spesifik yang membutuhkan pengkajian holistik.
10
Adaptasi Terhadap Kebutuhan Pasien: Perawat yang menerapkan model EBP akan mencari solusi yang paling sesuai dengan kebutuhan dan preferensi pasien. Pengkajian holistik yang melibatkan pasien dalam proses keputusan dapat meningkatkan efektivitas intervensi klinis.
Dalam keseluruhan, model-model praktik keperawatan tersebut memberikan landasan untuk pengkajian holistik yang mencakup aspek fisik, psikologis, sosial, dan spiritual. Mereka memungkinkan perawat untuk mengadaptasi pendekatan mereka sesuai dengan kebutuhan individu atau keluarga yang sedang mendapatkan asuhan.
2.2.2 Perencanaan dan Implementasi Asuhan Keperawatan 1. Model Praktik Keperawatan Keluarga:
Perencanaan:
Identifikasi Keperluan Keluarga: Identifikasi kebutuhan kesehatan dan dukungan keluarga. Melibatkan anggota keluarga dalam menetapkan prioritas perawatan.
Perancangan Rencana Kolaboratif: Rencanakan intervensi yang melibatkan kerjasama keluarga, seperti perubahan gaya hidup, pembentukan jadwal perawatan, dan perencanaan makanan sehat.
Pendekatan Holistik: Perancangan rencana yang memperhitungkan aspek fisik, psikologis, sosial, dan spiritual keluarga. Rencana ini dapat mencakup edukasi, dukungan emosional, dan intervensi kesehatan lainnya.
Implementasi:
Kolaborasi dengan Anggota Keluarga: Melibatkan anggota keluarga dalam pelaksanaan rencana perawatan. Ajak mereka untuk berpartisipasi dalam perubahan perilaku dan pengelolaan kondisi kesehatan.
Edukasi Keluarga: Implementasikan sesi edukasi untuk meningkatkan pemahaman keluarga tentang kondisi kesehatan, tindakan pencegahan, dan tanda-tanda perburukan. Sediakan materi tertulis atau sumber daya visual jika diperlukan.
Pemantauan dan Evaluasi Bersama: Bersama keluarga, pantau perkembangan kesehatan dan evaluasi respons terhadap perawatan. Dengan melibatkan mereka, dapat terjadi penyesuaian perencanaan jika diperlukan.
11 2. Model Praktik Keperawatan Komunitas:
Perencanaan:
Analisis Kebutuhan Komunitas: Identifikasi kebutuhan kesehatan utama di komunitas. Prioritaskan isu-isu kesehatan yang memerlukan intervensi.
Pengembangan Rencana Intervensi Komunitas: Rencanakan intervensi yang dapat meningkatkan kesehatan masyarakat, seperti program vaksinasi, kampanye pencegahan penyakit, atau kegiatan promosi kesehatan.
Kolaborasi dengan Stakeholder: Kolaborasi dengan lembaga dan organisasi komunitas, serta melibatkan stakeholder utama dalam perencanaan untuk mendukung keberlanjutan intervensi.
Implementasi:
Pelaksanaan Program Komunitas: Terapkan program atau kegiatan sesuai dengan rencana intervensi. Pastikan kehadiran partisipasi aktif masyarakat dan evaluasi berkala terhadap keberhasilan program.
Edukasi Masyarakat: Lakukan edukasi kepada masyarakat tentang tindakan preventif, gaya hidup sehat, dan pengetahuan kesehatan lainnya. Gunakan metode yang sesuai dengan karakteristik dan budaya masyarakat.
Pemantauan dan Evaluasi Berkelanjutan: Lakukan pemantauan terhadap dampak program dan evaluasi secara berkelanjutan. Gunakan umpan balik dari masyarakat untuk memperbaiki dan meningkatkan efektivitas intervensi.
3. Model Praktik Keperawatan Berbasis Evidens (EBP):
Perencanaan:
Identifikasi Pertanyaan Klinis: Identifikasi pertanyaan klinis yang membutuhkan solusi berbasis bukti. Fokus pada kondisi kesehatan pasien atau masalah klinis tertentu.
Pencarian Bukti Ilmiah: Lakukan pencarian literatur untuk mengumpulkan bukti ilmiah yang relevan dan valid terkait dengan pertanyaan klinis yang diajukan.
Penilaian dan Seleksi Bukti: Evaluasi dan pilih bukti ilmiah yang paling relevan, valid, dan dapat diterapkan dalam konteks perawatan spesifik.
12
Implementasi:
Integrasi Bukti dalam Perawatan: Implementasikan intervensi atau tindakan perawatan berdasarkan bukti ilmiah yang telah dikumpulkan. Pastikan bahwa intervensi sesuai dengan karakteristik pasien dan keadaan klinis.
Evaluasi Respons Pasien: Pantau respons pasien terhadap perawatan berbasis bukti. Lakukan evaluasi berkelanjutan untuk memastikan bahwa perawatan memberikan hasil yang diharapkan.
Penyesuaian Berdasarkan Hasil Evaluasi: Jika hasil evaluasi menunjukkan kebutuhan untuk penyesuaian, lakukan perubahan dalam perawatan berdasarkan temuan yang muncul selama implementasi.
Setiap model praktik keperawatan memiliki langkah-langkah perencanaan dan implementasi yang khusus, dan perawat harus memilih dan mengadaptasi langkah-langkah tersebut sesuai dengan kebutuhan pasien, keluarga, atau komunitas yang dilayani.
2.3 MANFAAT DAN DAMPAK PENERAPAN MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN
Manfaat bagi Pasien:
1. Peningkatan Kualitas Asuhan Keperawatan:
Pasien mendapatkan manfaat dari penerapan model praktik keperawatan melalui peningkatan kualitas asuhan. Standar yang terstruktur dan terdokumentasi membantu memastikan bahwa pasien menerima perawatan yang terbaik dan sesuai dengan kebutuhan mereka.
2. Keterlibatan Pasien dalam Proses Penyembuhan:
Model-model praktik keperawatan mendorong keterlibatan aktif pasien dalam proses penyembuhan. Dengan melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan dan merancang rencana perawatan, pasien menjadi lebih terlibat dan memiliki peran yang lebih besar dalam perjalanan penyembuhan mereka.
Manfaat bagi Profesi Keperawatan:
1. Peningkatan Keprofesionalan Perawat:
Penerapan model praktik keperawatan membawa manfaat bagi keprofesionalan perawat. Perawat diharapkan untuk terus mengembangkan keterampilan klinis, pengetahuan, dan kompetensi mereka sesuai dengan model-model tersebut. Ini menghasilkan perawat yang lebih terampil dan kompeten.
13 2. Pemenuhan Standar Praktik Keperawatan:
Model praktik keperawatan membantu perawat untuk memenuhi standar praktik keperawatan yang ditetapkan. Hal ini memberikan kepastian bahwa perawatan yang diberikan sesuai dengan etika, aturan hukum, dan pedoman profesi keperawatan.
Dampak bagi Pasien:
1. Asuhan yang Lebih Terkoordinasi:
Penerapan model praktik keperawatan berkontribusi pada terciptanya asuhan yang lebih terkoordinasi. Kolaborasi antarperawat dan anggota tim kesehatan lainnya, sesuai dengan model yang diadopsi, dapat mengurangi risiko kesalahan dan meningkatkan keefektifan perawatan.
2. Pemahaman yang Lebih Baik tentang Kondisi Kesehatan:
Pasien mendapatkan manfaat dari model praktik keperawatan yang menekankan edukasi dan keterlibatan pasien. Hal ini dapat meningkatkan pemahaman pasien tentang kondisi kesehatan mereka, rencana perawatan, dan tindakan pencegahan yang diperlukan.
Dampak bagi Profesi Keperawatan:
1. Perkembangan Profesi Keperawatan:
Penerapan model-model praktik keperawatan mendukung perkembangan profesi keperawatan. Perawat menjadi lebih responsif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pelayanan kesehatan, serta terus memperbarui praktik mereka sesuai dengan temuan penelitian terkini.
2. Pemberdayaan Perawat:
Model praktik keperawatan memberikan landasan bagi pemberdayaan perawat.
Mereka memiliki pedoman dan struktur yang membantu mereka menjadi praktisi yang lebih mandiri dan berpikir kritis.
3. Peningkatan Reputasi Profesi:
Penerapan model praktik keperawatan yang efektif dapat meningkatkan reputasi profesi keperawatan secara keseluruhan. Kualitas asuhan yang diberikan oleh perawat dan pemenuhan standar praktik dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap peran dan kontribusi perawat dalam sistem kesehatan.
Secara keseluruhan, penerapan model praktik keperawatan memberikan manfaat signifikan bagi pasien dan profesi keperawatan. Pasien mendapatkan perawatan yang lebih berkualitas dan terlibat dalam proses penyembuhan, sementara perawat menjadi lebih terampil, profesional, dan berkompeten. Dampak
14
positif ini berkontribusi pada peningkatan kesehatan dan pelayanan kesehatan secara keseluruhan.
2.4 TANTANGAN DAN STRATEGI PENERAPAN MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN
Tantangan dalam Penerapan:
1. Resistensi Perubahan dari Tenaga Kesehatan:
Tantangan utama dalam penerapan model praktik keperawatan adalah resistensi perubahan dari tenaga kesehatan. Beberapa perawat mungkin enggan meninggalkan praktik lama dan mengadopsi pendekatan baru, terutama jika mereka telah terbiasa dengan rutinitas tertentu.
2. Keterbatasan Sumber Daya dan Waktu:
Keterbatasan sumber daya, termasuk ketersediaan perawat, peralatan, dan teknologi, dapat menjadi kendala dalam menerapkan model praktik keperawatan.
Sumber daya yang terbatas dapat mempengaruhi kemampuan untuk memberikan asuhan sesuai dengan standar yang diinginkan.
Strategi Penerapan yang Efektif:
1. Pelatihan dan Pengembangan Tenaga Kesehatan:
Memberikan pelatihan dan pengembangan kepada tenaga kesehatan adalah strategi efektif untuk mengatasi resistensi perubahan. Pelatihan ini dapat membantu perawat memahami manfaat model praktik keperawatan baru dan memberikan keterampilan yang diperlukan.
2. Pemberdayaan Pasien dan Keluarga:
Pemberdayaan pasien dan keluarga dapat membantu mengatasi tantangan keterbatasan sumber daya dan waktu. Melibatkan pasien dalam perencanaan dan pelaksanaan asuhan dapat meningkatkan efisiensi dan membantu dalam pengelolaan diri pasien.
3. Kolaborasi Tim dan Komunikasi Efektif:
Meningkatkan kolaborasi tim dan komunikasi efektif dapat membantu mengatasi resistensi perubahan dan mengoptimalkan penerapan model praktik keperawatan.
Memastikan seluruh tim kesehatan terlibat dan memiliki pemahaman yang konsisten tentang model yang diadopsi.
15 4. Adaptasi Model Sesuai Konteks Lokal:
Mengadaptasi model praktik keperawatan sesuai dengan konteks lokal dan sumber daya yang tersedia dapat menjadi strategi efektif. Pemahaman mendalam terhadap kebutuhan lokal dan memodifikasi model agar sesuai dengan realitas setempat dapat meningkatkan penerimaan dan keberlanjutan implementasi.
5. Penggunaan Teknologi dan Inovasi:
Memanfaatkan teknologi kesehatan dan inovasi dapat membantu mengatasi keterbatasan sumber daya dan waktu. Sistem informasi kesehatan elektronik, telemedicine, dan alat bantu lainnya dapat meningkatkan efisiensi dan akurasi penerapan model praktik keperawatan.
6. Penilaian Kontinu dan Penyesuaian:
Menerapkan siklus penilaian kontinu dan penyesuaian model praktik keperawatan dapat membantu mengatasi kendala yang muncul. Dengan terus memantau hasil dan menerima umpan balik dari tenaga kesehatan dan pasien, perubahan dapat dilakukan sesuai kebutuhan.
7. Advokasi dan Dukungan Organisasi:
Memiliki dukungan dari tingkat kepemimpinan dan manajemen organisasi merupakan faktor kunci. Advokasi yang kuat dan dukungan dari pimpinan organisasi dapat mengurangi resistensi perubahan dan memberikan sumber daya yang diperlukan untuk penerapan yang sukses.
Dengan mengidentifikasi tantangan yang mungkin muncul dalam penerapan model praktik keperawatan dan mengadopsi strategi yang tepat, organisasi kesehatan dapat mengoptimalkan efektivitas penerapan model tersebut.
16
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kesimpulan mengenai model praktik keperawatan melibatkan pemahaman bahwa berbagai model tersebut memberikan landasan untuk memberikan asuhan keperawatan yang holistik, kontekstual, dan berbasis bukti. Setiap model membawa konsep-konsep kunci yang dapat diterapkan untuk memenuhi kebutuhan pasien, keluarga, atau masyarakat secara efektif. Berikut adalah beberapa poin kesimpulan terkait model praktik keperawatan: Diversitas Model Memberikan Fleksibilitas:
Adanya berbagai model praktik keperawatan menunjukkan bahwa tidak ada satu pendekatan yang cocok untuk semua situasi. Perawat memiliki fleksibilitas untuk memilih dan mengadaptasi model sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan unik pasien atau keluarga. Pentingnya Pendekatan Holistik: Kesimpulan umum dari model- model praktik keperawatan adalah pentingnya pendekatan holistik. Melibatkan aspek fisik, psikologis, sosial, dan spiritual dalam pengkajian dan perencanaan perawatan membantu menciptakan asuhan yang lebih komprehensif. Pengakuan Peran Pasien dan Keluarga: Model-model praktik keperawatan menekankan keterlibatan pasien dan keluarga dalam proses perawatan. Mengakui peran aktif pasien dalam pengambilan keputusan dan melibatkan keluarga sebagai unit perawatan memberikan dampak positif terhadap hasil perawatan. Berbasis Bukti untuk Peningkatan Kualitas: Penerapan model praktik keperawatan berbasis bukti (EBP) menunjukkan komitmen terhadap peningkatan kualitas asuhan keperawatan. Memanfaatkan penelitian dan bukti ilmiah membantu memastikan bahwa perawatan yang diberikan didasarkan pada praktik terbaik yang terbukti. Kesadaran Terhadap Konteks Komunitas: Model praktik keperawatan komunitas menyoroti pentingnya memahami konteks dan determinan kesehatan di tingkat populasi. Pelayanan kesehatan yang efektif memerlukan pemahaman terhadap kebutuhan masyarakat dan upaya pencegahan yang sesuai.
Tantangan dan Strategi Implementasi: Kesimpulan juga mencakup realitas bahwa implementasi model-model praktik keperawatan tidak selalu mudah dan dapat dihadapi dengan tantangan seperti resistensi perubahan dan keterbatasan sumber daya. Oleh karena itu, strategi implementasi yang efektif, termasuk pelatihan tenaga kesehatan dan pemberdayaan pasien, menjadi penting. Dukungan Organisasi sebagai Kunci Sukses:
Kesimpulan akhir adalah bahwa dukungan dari tingkat kepemimpinan dan manajemen
17
organisasi sangat penting untuk kesuksesan penerapan model praktik keperawatan.
Dukungan ini mencakup pemenuhan sumber daya, pelatihan, dan advokasi terhadap perubahan positif dalam praktik perawatan. Penting untuk diingat bahwa setiap pasien atau keluarga memiliki kebutuhan yang unik, dan pemilihan model praktik keperawatan harus selalu didasarkan pada evaluasi holistik dan kontekstual. Kesimpulan ini menunjukkan bahwa praktik keperawatan yang efektif memerlukan keseimbangan antara fleksibilitas, pendekatan holistik, dan dukungan organisasi.
3.2 SARAN
Diharapkan kepada pembaca agar lebih banyak lagi mempelajari tentang model praktik keperawatan. Setelah mengetahui pengetahuan tentang model praktik keperawatan yang telah diuraikan dalam makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu memahami materi ini, karena materi ini juga sangat penting bagi perawat untuk menjelenkan praktik keperawatan. Dan bagi setiap perawat mampu membuka lebih luas lagi akan betapa pentingnya mendalami arti dari profesi keperawatan dan betapa pentingnya memahami orang lain melalui kepedulian kita dalam melayani dengan setulus hati. Diharapkan juga kepada setiap dosen Pembimbing agar mengajar setiap mahasiswa dalam memberikan perawatan terbaik kepada pasien.
18
DAFTAR PUSTAKA
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/xmlui/bitstream/handle/11617/3421/9%20KAJIAN%20PE NERAPAN%20MODEL%20PRAKTIK%20KEPERAWATAN.pdf?sequence=1 https://www.academia.edu/10107333/MAKALAH_MODEL_KONSEP_KEPERAWATAN
https://www.academia.edu/38030734/MAKALAH_PRAKTIK_KEPERAWATAN_PROFES IONAL_MODEL_PRAKTIK_KEPERAWATAN_PROFESIONAL_
https://chat.openai.com/c/668b6f1e-fc58-4832-bd77-7cb77a9e69a3 https://eprints.ums.ac.id/64985/3/BAB%20I.pdf
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/11489/f.%20bab%20II.pdf?sequence
=6