Modul Ajar Bahasa Indonesia Modul Ajar Bahasa Indonesia
Fase A Fase A
Afifah Purnamasari, S.Pd., M.Pd.
DIREKTORAT GURU PENDIDIKAN DASAR
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA
2023
MODUL AJAR MODUL AJAR
IDENTITAS IDENTITAS
Tujuan Pembelajaran
Satuan/ Jenjang Pendidikan:Umum/ SD Muatan Pelajaran:
Bahasa Indonesia Fase/ Kelas:
A/ II Alokasi Waktu:
2 pertemuan/ 4 JP Moda Pembelajaran:
Tatap Muka Target Peserta Didik:
Reguler
Jumlah Peserta Didik:
28 - 30 orang
Prasyarat Kompetensi
Profil Pelajar Pancasila
Peserta didik mampu mende skripsikan hal yang familiar baginya mis alnya ciri
- ciri benda/ hewan kesukaa nnya, bercerita mengenai pengalam annya
yang paling menarik.
Peserta didik direkomendasikan untuk minimal dapat membaca dan menulis kalimat sederhana. Selain itu, dalam hal
memahami bacaan, peserta didik diharapkan dapat membedakan kondisi
tokoh dalam sebuah cerita, misalnya apakah tokoh pada cerita merasa senang,
sedih, takut, dan sebagainya.
Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Bernalar Kritis Kreatif
1.
2.
3.
IDENTITAS MODUL AJAR
DESKRIPSI MODUL AJAR
Modul ajar ini dibuat agar guru dapat meningkatkan kemampuan peserta didik untuk mendeskripsikan pengalaman yang menarik. Guru menggunakan strategi literasi agar peserta didik dapat mengidentifikasi kejadian menarik dalam cerita, selanjutnya peserta didik dapat bercerita berdasarkan pengalamannya sendiri.
PEMAHAMAN BERMAKNA
Dengan bercerita mengenai pengalaman yang menarik, peserta didik dapat meningkatkan kemampuan berbicara dan dapat memilih kosakata baku yang tepat dalam berbicara.
Selain itu peserta didik bisa lebih bersyukur dan belajar dari pengalaman yang pernah mereka alami.
"MENCERITAKAN PENGALAMAN YANG MENARIK"
SARANA & PRASARANA
Laptop, proyektor, dan kertas bergambar ekspresi
wajah.
Dalam menentukan cerita yang akan disampaikan, peserta didik diberi kebebasan untuk mengeskplorasi pengalaman yang sangat berkesan. Guru diharapkan dapat menggali ide dari peserta didik.
Peserta didik boleh menuliskan dahulu cerita pengalaman yang menarik, membuat gambar yang mengilustrasikan pengalamannya, atau langsung menyampaikan secara lisan saat bercerita. Hal ini berkaitan dengan kemampuan awal yang sudah dimiliki.
Guru memberikan pendampingan individu kepada peserta didik yang belum bisa menyampaikan pendapat berupa memberikan pertanyaan-pertanyaan pemantik dalam menyusun cerita yang akan disampaikan. Peserta didik yang belum mampu menyampaikan pendapat bisa diidentifikasi pada asesmen awal. Di dalam pembelajaran, biasanya mereka cenderung pasif dan seringkali enggan ketika diminta berbicara atau diberikan pertanyaan. Jadi peserta didik dengan kecenderungan seperti itu perlu didampingi secara individu.
RENCANA TINDAK LANJUT DIFERENSIASI
PERTEMUAN 1
Guru melakukan pembukaan dengan salam.
Membaca doa bersama dengan dipimpin oleh salah satu peserta didik.
Guru mengecek kehadiran peserta didik.
Guru meminta peserta didik memeriksa kerapian diri dan kebersihan kelas.
Guru memberikan motivasi melalui bermain tepuk bersama peserta didik.
Guru melakukan apersepsi.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dari kegiatan pada hari ini.
Guru memberikan pertanyaan pemantik untuk menjembatani suasana untuk masuk kepada kisah cerita yang akan dibacakan.
Pertanyaan pemantik tersebut misalnya:
Guru menyiapkan buku elektronik yang berjudul Tunggu Aku untuk dibacakan nyaring di depan kelas.
Buku elektronik Tunggu Aku ditampilkan pada layar menggunakan proyektor agar peserta didik dapat melihat teks dan gambarnya.
Jika di sekolah tidak memungkinkan disediakan proyektor, guru dapat menggunakan Big Book dengan judul cerita yang sesuai dengan tema pembelajaran.
Guru mengenalkan sampul buku, nama penulis, dan ilustrator buku Tunggu Aku. Dalam mengenalkan sampul buku, guru bisa meminta peserta didik untuk mengamati gambar pada sampul dan menebak apa yang akan diceritakan berdasarkan gambar tersebut.
Peserta didik menyimak dengan baik cerita yang dibacakan oleh guru. Sesekali guru memberikan pertanyaan pemantik agar peserta didik dapat memprediksi kejadian apa yang akan terjadi pada halaman berikutnya pada cerita tersebut.
Kegiatan Awal (15 menit)
"Apakah kalian punya pengalaman yang tak terlupakan?"
"Pengalaman apakah itu?"
"Bagaimana perasaan kalian saat itu?"
Kegiatan Inti (45 menit)
Pada pertemuan 1 ini, peserta didik mengidentifikasi cerita yang berkaitan dengan pengalaman menarik, kemudian merancang ide terkait pengalaman menarik yang pernah dialami dan akan diceritakan di pertemuan kedua.
PERTEMUAN 1
Guru mengatur intonasi suara selama membacakan nyaring agar peserta didik dapat memahami isi cerita.
Setelah membacakan nyaring, guru melakukan tanya jawab untuk mengetahui sejauh mana peserta didik dapat mengidentifikasi cerita yang sudah dibacakan.
Peserta didik diminta untuk meletakkan ibu jari di dada. Guru menggali pemahaman peserta didik tentang sejauh apa mereka dapat mengidentifikasi cerita yang sudah dibacakan dengan mengajukan pernyataan-pernyataan seputar cerita. Contoh pernyataan yang dapat diajukan seperti, “Lita merasa sedih ketika melihat pesawat yang dikendarai idolanya.” Selanjutnya peserta didik yang setuju dengan pernyataan tersebut mengacungkan ibu jarinya ke atas, namun jika tidak setuju tetap menyimpan ibu jarinya di dada. Guru dapat melihat dan mencatat siapa saja peserta didik yang memahami cerita maupun yang belum.
Guru juga dapat memberikan pertanyaan-pertanyaan pemantik terkait pengalaman yang dialami Lita seperti, “Apakah pengalaman yang dialami Lita menyenangkan atau menyedihkan? Mengapa?”
atau “Jika kamu menjadi Lita, bagaimana perasaanmu?”.
Guru mempersilakan beberapa orang peserta didik untuk tunjuk tangan dan menyampaikan di depan kelas jika mereka bisa menjawab pertanyaan dari guru tersebut.
Guru memberikan apresiasi bagi peserta didik yang sudah berani ke depan.
Guru bertanya kepada peserta didik tentang ciri pengalaman menarik berdasarkan pemahaman atas buku yang dibacakan, misalnya: “Menurut kalian, pengelaman menarik itu yang seperti apa?”
PERTEMUAN 1
Setelah beberapa peserta didik menyampaikan pendapatnya, guru memberikan apresiasi dengan menuliskan pendapat peserta didik di papan tulis.
Guru menjelaskan tentang pengalaman menarik yang dialami oleh seseorang di dalam kehidupan sehari-hari. Guru memastikan bahwa pengalaman menarik adalah peristiwa yang dialami seseorang yang tidak bisa dilupakan. Peristiwa yang dialami tersebut sangat berkesan dan selalu diingat. Ditegaskan juga bahwa pengalaman menarik tidak hanya kejadian yang membahagiakan, namun kejadian lain yang mengharukan misalnya, yang melibatkan emosi peserta didik.
Guru lalu meminta peserta didik untuk mengingat kembali peristiwa menarik yang pernah mereka alami di dalam kehidupan sehari-hari.
Guru memberikan waktu kepada peserta didik untuk berdiskusi dengan temannya tentang pengalaman yang menarik dan tidak bisa dilupakan. Guru bisa memberikan pertanyaan panduan seperti:
Guru berkeliling dan memberikan pendampingan individu bagi peserta didik dengan kemampuan membaca dan menulis yang masih perlu bimbingan. Peserta didik yang masih perlu bimbingan dapat diberikan pertanyaan - pertanyaan pemantik untuk menggali pengalaman mereka yang berkesan.
"Ingatlah sebuah pengalaman yang paling tidak bisa dilupakan."
"Selama dua menit secara bergantian ceritakan dengan singkat kisahmu kepada temanmu."
"Teman yang menyimak cerita harus merespon apa yang diceritakan."
PERTEMUAN 1
Peserta didik lalu mengisi lembar rancangan ide pengalaman menarik yang akan diceritakan pada pertemuan berikutnya.
Peserta didik menempel kertas berisi rancangan ide mereka untuk diceritakan di dinding kelas agar mereka termotivasi dalam menyiapkan cerita pada pertemuan selanjutnya.
Guru menyampaikan kepada peserta didik bahwa pada pertemuan selanjutnya mereka akan bercerita tentang pengalaman menarik di depan kelas.
Peserta didik menyimpulkan pembelajaran yang sudah dilakukan dengan bimbingan guru. Guru memberikan pertanyaan pemantik, misalnya: "Menurutmu pengalaman yang menarik itu seperti apa?"
Guru dan peserta didik melakukan refleksi tentang kegiatan yang sudah dilakukan. Guru menanyakan perasaan peserta didik ketika bercerita dan menyimak temannya bercerita.
Peserta didik memilih gambar ekspresi yang disediakan guru untuk mewakili perasaan yang mereka rasakan selama pembelajaran.
Guru memberikan motivasi dan apresiasi kepada peserta didik.
Guru menyilakan salah satu peserta didik untuk memimpin doa sebelum pulang.
Guru juga bisa mengarahkan mereka untuk menuliskan terlebih dahulu cerita yang akan mereka sampaikan di pertemuan selanjutnya di dalam buku tulis mereka.
Kegiatan Penutup (10 menit) 1.
2.
3.
4.
5.
PERTEMUAN 2
Guru melakukan pembukaan dengan salam.
Membaca doa bersama dengan dipimpin oleh salah satu peserta didik.
Guru mengecek kehadiran peserta didik.
Guru meminta peserta didik memeriksa kerapian diri dan kebersihan kelas.
Guru mengajak peserta didik untuk menyanyikan lagu Naik Delman agar semangat untuk mengikuti pembelajaran.
Guru mengingatkan kembali tentang pembelajaran lalu.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dari kegiatan pada hari ini.
Guru menempelkan gambar berbagai jenis eskpresi perasaan di papan tulis (senang, sedih, takut, marah, terkejut, dsb). Lalu peserta didik diminta menebak perasaan apa yang terlihat pada gambar-gambar tersebut. Selanjutnya peserta didik memilih gambar yang sesuai dengan perasaannya. Mereka berkelompok sesuai dengan pilihan perasaan.
Guru meminta beberapa orang menyampaikan pendapat tentang perasaan yang mereka pilih dan rasakan.
Guru menjelaskan bahwa kejadian yang dialami seseorang akan berbeda. Selanjutnya mengulas kembali pembahasan materi sebelumnya tentang pengalaman yang menarik.
Kegiatan Awal (10 menit)
Pertemuan kedua dikemas dengan kegiatan bercerita peserta didik, namun sebelumnya tetap ada kegiatan membaca bersama. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik memahami bahwa pengalaman menarik memiliki keragaman, tidak hanya yang selalu membuat bahagia. Diharapkan sebelum meminta peserta didik bercerita, guru dapat menjelaskan keragaman pengalaman menarik, serta memotivasi untuk percaya diri dalam bercerita di depan kelas. Guru juga dapat memodelkan cara bercerita yang baik kepada peserta didik.
PERTEMUAN 2
Pada pertemuan kedua ini guru melakukan membaca bersama dengan peserta didik. Pada kegiatan membaca bersama ini,diharapkan peserta didik memahami bahwa pengalaman yang menarik itu tidak hanya hal yang selalu menyenangkan.
Buku elektronik Wah, lutut Rey lecet!
(https://www.letsreadasia.org/read/d0bd6b1c-f6c4-4342-91b8- f42a368b7362?bookLang=6260074016145408) ditampilkan pada layar menggunakan proyektor agar peserta didik dapat melihat teks dan gambarnya. Alternatif jika di sekolah tidak memungkinkan disediakan proyektor, guru dapat menggunakan Big Book dengan judul cerita yang sesuai dengan tema pembelajaran.
Guru mengenalkan sampul buku, nama penulis, dan ilustrator buku Wah, lutut Rey lecet!. Dalam mengenalkan sampul buku, guru bisa meminta peserta didik untuk mengamati gambar pada sampul dan menebak apa yang akan diceritakan berdasarkan gambar tersebut.
Peserta didik menyimak dengan baik cerita yang dibacakan oleh guru. Guru mengenalkan kosakata baru atau yang belum dipahami oleh peserta didik.
Guru mengatur intonasi suara selama membaca bersama agar peserta didik dapat memahami isi cerita. Hal ini sekaligus memberikan contoh pada peserta didik cara bercerita dengan menggunakan intonasi yang tepat.
Kegiatan Inti (50 menit)
PERTEMUAN 2
Setelah membaca bersama, guru memberikan pemahaman kepada peserta didik akan contoh lain pengalaman yang menarik di dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini diharapkan lebih memberikan gambaran tema cerita menarik yang beragam dan bisa mereka sampaikan di depan kelas hari ini.
Guru meminta peserta didik secara bergantian untuk menceritakan pengalaman menarik yang pernah mereka alami.
Ketika ada peserta didik yang bercerita di depan, peserta didik lain menyimak dengan baik dan memberikan respon kepada temannya yang bercerita.
Peserta didik yang tidak bercerita diberi kesempatan untuk berkomentar dengan baik terhadap temannya yang bercerita.
Guru dapat membuatkan kartu bintang yang akan dipegang oleh masing-masing peserta didik.
Jumlah kartu bintang misalnya lima untuk setiap peserta didik.
Peserta didik yang menyimak temannya yang bercerita merespon dengan mengacungkan kartu bintang. Jumlah kartu bintang disesuaikan dengan penilaian mereka masing-masing tentang seberapa baik temannya dalam bercerita.
Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan seputar cerita yang disampaikan peserta didik. Pertanyaan ini terutama ditujukan bagi peserta didik yang terlihat malu atau pasif dalam mengajukan komentar. Pertanyaan yang dapat diajukan seperti:
“Menurutmu, bagaimana cerita temanmu tadi? Apakah seru?”
“Apa yang dirasakan temanmu berdasarkan cerita yang dia sampaikan?”
PERTEMUAN 2
Menjelang penutup pembelajaran, guru boleh menanyakan kepada peserta didik cerita siapa yang menurut mereka paling menarik beserta alasannya.
Peserta didik juga diharapkan senantiasa memiliki sikap yang selalu bersyukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas segala pengalaman dan pelajaran yang sudah mereka alami. Contoh sikap yang dianjurkan adalah untuk selalu berhati-hati, mengucapkan terima kasih, dan sebagainya.
Guru menilai kemampuan bercerita peserta didik yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Guru dan peserta didik melakukan refleksi tentang kegiatan yang sudah dilakukan selama dua pertemuan. Guru menanyakan bagaimana perasaan peserta didik ketika bercerita dan menyimak temannya bercerita.
Peserta didik memilih gambar ekspresi yang disediakan guru untuk mewakili perasaan yang mereka rasakan selama pembelajaran.
Guru memberikan motivasi dan apresiasi kepada peserta didik.
Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa sebelum pulang.
Kegiatan Penutup (10 menit)
ASESMEN FORMATIF (PERTEMUAN 1)
Penilaian merancang ide bercerita pengalaman menarik
Asesmen formatif yang dilakukan terintegrasi ke dalam proses pembelajaran. Penilaian dilakukan untuk melihat kemampuan peserta didik dalam mengeksplorasi pengalaman berkesan yang pernah mereka alami, selanjutnya ide yang mereka tentukan dapat mereka ceritakan di depan kelas dengan bahasa sederhana sesuai dengan kemampuannya. Untuk peserta didik yang belum lancar menulis, pada asesmen formatif ini guru dapat melakukan penilaian secara lisan dengan memberikan pertanyaan- pertanyaan pemantik untuk mengetahui ide yang mereka dapatkan terkait pengalaman yang berkesan.
Kriteria untuk Mengukur Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
Kriteria Melampaui Memenuhi Belum
Memenuhi
Mampu menentukan pengalaman yang menarik
untuk diceritakan
kembali.
Peserta didik dapat menyampaikan
ide tentang pengalaman yang berkesan
serta menuliskannya di
lembar rancangan secara mandiri tanpa dibimbing
oleh guru.
Peserta didik menyampaikan
ide tentang pengalaman yang berkesan,
namun dalam menuangkan ide
di dalam lembar rancangan masih
dibimbing oleh guru.
Peserta didik memerlukan bantuan untuk
dapat mengeksplorasi
ide tentang pengalaman berkesan, dan masih dibimbing
dalam menuliskannya.
Catatan: Guru diberikan kebebasan untuk mengolah asesmen dalam bentuk kualitatif (deskripsi) ataupun mengkonversi nilai ke dalam bentuk kuantitatif (penskoran dalam menggunakan angka)
ASESMEN SUMATIF (PERTEMUAN 2)
Penilaian bercerita tentang pengalaman yang menarik
Asesmen sumatif dilakukan di dalam proses pembelajaran. Karena yang dinilai adalah bercerita, maka asumsinya memerlukan waktu yang cukup panjang untuk menilai semua peserta didik. Penilaian dilakukan untuk melihat kemampuan peserta didik bercerita sesuai dengan kemampuan mereka.
Kriteria untuk Mengukur Ketercapaian Tujuan Pembelajaran Kriteria Mahir
4
Jumlah kalimat ketika bercerita
Penskoran:
Skor maksimal = 12
Nilai = Skor perolehan x 100 Skor maksimal
Layak
3 Cakap
2
Belum Berkembang
1
Menggunakan minimal 5 kalimat dalam
bercerita.
Menggunakan 4 kalimat
dalam bercerita
Menggunakan 3 kalimat
dalam bercerita
Menggunakan maksimal 2 kalimat dalam
bercerita
Suara dan sikap
Bercerita dengan lantang dan percaya diri
Bercerita dengan lantang namun kurang
percaya diri
Bercerita dengan lantang namun tidak percaya diri
Bercerita dengan suara
yang lemah dan tidak percaya diri
Kecepatan dan intonasi
Bercerita dengan kecepatan sesuai dan intonasi tepat
Bercerita dengan kecepatan sesuai namun
intonasi kurang tepat.
Bercerita dengan lambat dan banyak jeda
namun intonasi tepat
Bercerita dengan banyak jeda dan intonasi kurang tepat
KOMPETENSI LITERASI
Mengidentifikasi kejadian yang dihadapi tokoh cerita pada teks sastra sesuai jenjangnya.
GAMBARAN KEGIATAN LITERASI
Guru membacakan nyaring (read aloud) buku fiksi yang berjudul Tunggu Aku (https://www.letsreadasia.org/read/40bc5781-7a65-4534- bd98-770711cb634b?bookLang=6260074016145408).
Buku ini berisi tentang pengalaman menarik yang pernah dialami seorang gadis kecil bernama Lita. Buku Tunggu Aku cocok sebagai jendela memasuki materi tentang pengalaman menarik karena cerita di dalamnya sangat menonjolkan pengalaman yang dialami seseorang dan tak dapat dilupakan. Harapannya setelah dibacakan buku ini guru dapat dengan mudah menghubungkan esensi cerita dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, yaitu bercerita tentang pengalaman menarik peserta didik sendiri. Peserta didik difasilitasi untuk mengidentifikasi kejadian yang dialami tokoh pada cerita, lalu bagaimana perasaan yang dirasakan tokoh, serta apa yang peserta didik rasakan ketika menyimak cerita tersebut. Guru dapat mengajukan pertanyaan -pertanyaan pemantik, seperti, “Apakah kejadian yang dialami tokoh cerita ini termasuk yang menyedihkan atau menyenangkan? Mengapa?”, “Pernahkah kalian mengalami pengalaman yang sepertinya menarik untuk diceritakan?” Lanjutkan pertanyaan - pertanyaan tersebut untuk mengeksplorasi pengalaman menarik peserta didik.
Guru dapat menggunakan buku teks dalam berbagai bentuk. Dapat berupa buku yang tersedia di perpustakaan sekolah, Big Book, atau buku digital seperti contoh. Selain dibacakan, jika memungkinkan buku digital tersebut sambil ditampilkan dengan menggunakan layar proyektor agar peserta didik dapat semakin tertarik dan ikut membaca ketika dibacakan nyaring oleh guru. Buku cerita dalam bentuk digital dengan tema serupa dapat diakses di https://s.id/buku-ceritaanak. Jadi, diharapakan ketika peserta didik dapat mengidentifikasi kejadian (dalam hal ini pengalaman menarik) yang ada pada buku cerita maka peserta didik dapat mengeskplorasi pengalaman mereka sendiri sehingga mereka dapat menceritakan kembali pengalaman tersebut.
Peserta didik mampu menentukan pengalaman yang menarik untuk diceritakan kembali.
Peserta didik mampu membuat minimal 2-5 kalimat sederhana untuk menceritakan pengalaman yang menarik.
KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN
ASESMEN AWAL
Guru dapat melakukan asesmen awal untuk mengetahui sejauh apa peserta didik lancar membaca dan memahami apa yang mereka baca. Kegiatan asesmen awal ini bisa dalam bentuk membaca bersama serta menyimak dan memahami bacaan yang dibacakan oleh guru. Referensi asesmen awal dapat dilihat melalui tautan berikut https://www.youtube.com/watch?v=CodD-VrZLd4
Ketika membaca bersama, guru dapat melakukan
tanya jawab terkait sejauh apa peserta didik dapat
memahami buku bacaannya.
Perasaanku hari ini ...
Kegiatan apa yang paling kamu sukai?
Aku merasa seperti itu karena ...
REFLEKSI PESERTA DIDIK
Untuk kegiatan refleksi diharapkan dikemas dengan menarik, bisa menggunakan lembar seperti di bawah ini untuk mengetahui perasaan mereka selama proses pembelajaran. Gambar - gambar di bawah juga bisa ditampilkan di layar proyektor sehingga mereka dapat memilih secara langsung.
Jika tidak memungkinkan ditampilkan, guru dapat mencetak lalu menempelkan di papan tulis dan peserta didik bergantian menyentuh gambar yang sesuai dengan perasaan mereka.
01 02
04 03
05
Refleksi guru
Keberhasilan yang saya rasakan ketika mengajarkan bab ini:
Kesulitan yang saya alami dan akan saya perbaiki untuk bab selanjutnya:
Kegiatan yang paling disukai peserta didik:
Kegiatan yang paling sulit untuk dilakukan peserta didik:
Rencana strategi yang akan saya lakukan untuk
pembelajaran berikutnya:
Yuk, menggali ide!
Coba ingat - ingat, apa pengalaman yang paling
berkesan untukmu?
Bagaimana perasaanmu saat itu? Pakah senang, sedih, atau perasaan yang
lain?
Dimana dan siapa saja yang terlibat di dalam
pengalamanmu itu?
Bagian mana yang paling membuatmu tidak dapat melupakan pengalamanmu
itu?
Lembar Rancangan Ide Peserta Didik:
Referensi buku cerita:
Tunggu Aku!
Penulis: Sofia Natalia Zebua Ilustrator: Stephanie Valentine
Referensi buku cerita:
Penulis dan Ilustrator: Nelfi Syafrina
Daftar Referensi
Anggraena, Y., dkk.(2022). Pembelajaran dan Asesmen. Jakarta: Pusat Perbukuan Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Hartiningtyas, W. & Priyanti, E.(2021). Buku Panduan Guru Bahasa Indonesia Keluargaku Unik. Jakarta: Pusat Perbukuan Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Taufina. (2017). Buku Tematik Kelas 2 Pengalamanku Tema 5. Jakarta: : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Sofia, N.Z. (n.d). Tunggu Aku!.The Asia Foundation.
https://www.letsreadasia.org/book/40bc5781-7a65-4534-bd98- 770711cb634b?bookLang=6260074016145408
Syafrina, Nelfi. Wah, Lutut Rey Sakit. PT Penerbitan Pelangi Indonesia.
https://www.letsreadasia.org/book/d0bd6b1c-f6c4-4342-91b8- f42a368b7362?bookLang=6260074016145408