1)Pendidikan Dasar, Magister Pendidikan Dasar, Universitas Negeri Semarang
2)Jurusan, Fakultas, Universitas
3)Jurusan, Fakultas, Universitas [email protected] 1
Diterima: DD MM YYYY Direvisi: DD MM YYYY Disetujui: DD MM YYYY
ABSTRAK
Abstrak: Modul ajar Bahasa Indonesia memainkan peran krusial dalam mendukung keberhasilan pembelajaran di tingkat sekolah dasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas dua modul ajar Bahasa Indonesia untuk kelas 3 SD berdasarkan instrumen APKG (Alat Penilaian Kemampuan Guru). Penilaian dilakukan pada aspek perencanaan pembelajaran, penyusunan bahan ajar, perencanaan kegiatan pembelajaran, serta pemilihan media dan sumber pembelajaran. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi literatur. Analisis menunjukkan bahwa kedua modul memenuhi sebagian besar indikator APKG, meskipun terdapat beberapa area yang memerlukan peningkatan dalam hal keberagaman media dan kejelasan tujuan. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi guru untuk menyusun modul yang efektif sesuai kebutuhan siswa.
Kata kunci: Modul Ajar, Bahasa Indonesia, APKG, Evaluasi Pembelajaran, Kurikulum SD.
PENDAHULUAN
Modul ajar menjadi komponen penting dalam pembelajaran, khususnya pada tingkat sekolah dasar. Dalam konteks Kurikulum Merdeka, modul ajar berfungsi sebagai instrumen yang mendukung guru dalam merancang, melaksanakan, dan mengelola pembelajaran secara lebih mandiri dan kontekstual. Modul ajar Bahasa Indonesia untuk kelas 3 SD, seperti yang disusun oleh Rezky Ramdani dan Indra Setiawan, dirancang dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa dan menumbuhkan karakter positif pada siswa, sekaligus memperkenalkan mereka pada nilai-nilai moral dan etika melalui cerita dan aktivitas yang kontekstual (Khikmiyah et al., 2022).
Pada dasarnya, perencanaan modul ajar harus mengacu pada kebutuhan siswa, tujuan pembelajaran, dan relevansi terhadap kehidupan sehari-hari siswa. Modul yang disusun dengan baik tidak hanya memandu guru dalam menyampaikan materi secara sistematis, tetapi juga 1 | Pena Literasi
memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara mandiri dan memahami materi dengan lebih dalam (Nuryanti et al., 2023). Menurut Khikmiyah et al. (2022), dalam pembuatan modul ajar, aspek karakteristik siswa dan kontekstualisasi materi menjadi elemen penting yang harus diperhatikan agar pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa.
Instrumen APKG (Alat Penilaian Kemampuan Guru) dikembangkan untuk menilai kualitas modul ajar dan efektivitasnya dalam pembelajaran. Instrumen ini mencakup beberapa aspek penting, yaitu perencanaan pembelajaran, bahan ajar, kegiatan pembelajaran, dan media serta sumber pembelajaran (Nesi et al., 2023). Penilaian ini dirancang untuk membantu guru memahami kekuatan dan kelemahan modul yang telah disusun, serta menyediakan panduan untuk perbaikan lebih lanjut (Afriadi & Dahlia, 2020). Dalam penelitian ini, kedua modul yang disusun oleh Rezky Ramdani dan Indra Setiawan akan dianalisis menggunakan instrumen APKG untuk menilai kesesuaian dan efektivitas modul-modul tersebut dalam mendukung pencapaian tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi literatur (library research) untuk mengeksplorasi peran pendidikan dalam pengembangan kurikulum. Studi literatur adalah metode yang valid untuk mengumpulkan, membaca, mencatat, dan menganalisis data penelitian dari sumber-sumber tertulis secara obyektif, sistematis, analitis, dan kritis. Ini adalah pendekatan yang umum digunakan untuk merinci kerangka teoritis, menyusun literatur yang relevan, dan menyelidiki penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan topik penelitian. Dengan demikian, metode studi literatur membantu untuk memahami sebuah penelitian yang ada dan menyusun dasar teoritis untuk penelitian (Putri et al., 2020).
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari literatur akademik, seperti artikel jurnal, buku, dan dokumen resmi yang berkaitan dengan pendidikan, bahasa, dan pengembangan modul ajar. Data dikumpulkan melalui teknik pengumpulan data kepustakaan yang sistematis. Peneliti melakukan penelusuran literatur melalui berbagai basis data akademik seperti Google Scholar, Springer, ProQuest, dan jurnal- jurnal nasional yang relevan. Fokus pencarian ditujukan pada artikel-artikel yang membahas peran pembelajaran Bahasa. Data yang dikumpulkan kemudian dikategorikan berdasarkan topik yang sesuai. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan teknik analisis isi (content analysis). Teknik ini digunakan untuk mengidentifikasi pola-pola tematik dan konsep-konsep penting yang berkaitan dengan pengembangan kurikulum berbasis nilai. Menurut (Qolbi &
Hamami, 2021) analisis isi kualitatif cocok digunakan untuk menganalisis teks-teks yang kompleks.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini mengevaluasi dua modul ajar Bahasa Indonesia untuk kelas 3 SD, yang masing-masing disusun oleh Rezky Ramdani dan Indra Setiawan, dengan menggunakan instrumen APKG (Alat Penilaian Kemampuan Guru) untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan modul-modul tersebut dalam mendukung proses pembelajaran. Penilaian ini mencakup beberapa aspek utama, yaitu perencanaan pembelajaran, penyusunan bahan ajar, kegiatan pembelajaran, serta media dan sumber pembelajaran. Berikut ini adalah hasil analisis secara rinci berdasarkan indikator penilaian dalam APKG.
1. Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran dalam modul ajar adalah fondasi penting yang mencakup tujuan yang akan dicapai, kejelasan kompetensi yang dikembangkan, dan kesesuaian dengan kurikulum yang digunakan. Menurut APKG, tujuan pembelajaran harus dirumuskan dengan spesifik dan relevan dengan Kompetensi Dasar (KD) yang ada, serta mempertimbangkan karakteristik peserta didik.
Modul A yang disusun oleh Rezky Ramdani memiliki tujuan pembelajaran yang berfokus pada pengenalan permainan tradisional sebagai bagian dari pengembangan keterampilan menulis dan penggunaan tanda baca dasar. Meskipun tujuan ini cukup relevan, perumusan tujuan masih kurang spesifik dan belum terukur. Misalnya, tujuan dalam modul ini masih terlalu umum dan kurang memberikan panduan yang jelas mengenai hasil belajar yang diharapkan pada akhir pembelajaran (Nesi et al., 2023).
Sebaliknya, Modul B yang disusun oleh Indra Setiawan menunjukkan perencanaan pembelajaran yang lebih terfokus dengan tujuan yang spesifik, terutama dalam mengembangkan kemampuan menulis karangan berdasarkan gambar seri. Dalam modul ini, tujuan pembelajaran dirumuskan dengan lebih baik, mencakup hasil belajar yang dapat diukur dan relevan dengan KD untuk kelas 3 SD. Dengan demikian, Modul B memenuhi kriteria APKG dalam perencanaan pembelajaran secara lebih baik dibandingkan Modul A.
2. Penyusunan Bahan Ajar
Penyusunan bahan ajar dalam modul harus dilakukan secara runut, logis, dan kontekstual, serta harus memperhatikan keberagaman sumber belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Dalam APKG, bahan ajar yang baik harus berkelanjutan dari yang sederhana ke kompleks dan memanfaatkan berbagai jenis sumber.
Modul A menggunakan bahan ajar berupa buku siswa, beberapa referensi dari internet, dan media visual sederhana yang relevan dengan topik permainan tradisional. Bahan ajar disusun secara runut dan mudah dipahami oleh siswa, namun masih terbatas pada beberapa sumber belajar yang cenderung monoton dan kurang variatif. Hal ini dapat mempengaruhi minat belajar siswa karena kurangnya variasi dalam bahan ajar yang disajikan.
Di sisi lain, Modul B lebih unggul dalam aspek ini. Modul ini tidak hanya menggunakan buku siswa, tetapi juga mencakup buku cerita, gambar seri, dan referensi tambahan lainnya yang membuat bahan ajar lebih menarik dan variatif. Variasi bahan ajar ini membantu siswa memahami materi secara lebih mendalam dan menarik perhatian mereka terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia (Khikmiyah et al., 2022).
3. Kegiatan Pembelajaran yang Efektif
Kegiatan pembelajaran dalam modul ajar harus dirancang dengan mempertimbangkan efektivitas tahapan pembelajaran. Menurut APKG, kegiatan pembelajaran yang efektif harus mencakup strategi, metode, dan pendekatan yang relevan dengan kebutuhan siswa, serta harus memudahkan pemahaman dan partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran.
Modul A dirancang dengan menggunakan pendekatan bermain dan diskusi yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan sosial siswa. Namun, pendekatan ini belum sepenuhnya melibatkan siswa dalam proses menulis aktif. Hal ini berbeda dengan Modul B yang mengadopsi pendekatan Problem-Based Learning (PBL). PBL mendorong siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah, di mana mereka diminta untuk menulis karangan berdasarkan gambar seri. Pendekatan ini dinilai lebih efektif karena
memungkinkan siswa untuk berpikir kritis dan kreatif, serta mengaplikasikan keterampilan menulis mereka dalam situasi yang kontekstual (Nuryanti et al., 2023).
4. Media dan Sumber Pembelajaran
Media dan sumber belajar berperan penting dalam meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. APKG menekankan pentingnya penggunaan media yang sesuai dengan tujuan dan karakteristik peserta didik, serta variasi dalam media pembelajaran untuk menarik minat siswa.
Modul A menggunakan media berupa video dari YouTube dan gambar sederhana.
Media ini meskipun menarik, masih terbatas dan kurang bervariasi, sehingga tidak sepenuhnya mendukung proses belajar yang interaktif. Modul B, di sisi lain, menggunakan media yang lebih bervariasi seperti gambar seri dan presentasi visual, yang lebih sesuai dengan karakteristik siswa dan kebutuhan materi (Wasiyah et al., 2023). Variasi media dalam Modul B membantu menciptakan pembelajaran yang lebih menarik dan interaktif, meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia
KESIMPULAN
Berdasarkan penilaian komprehensif menggunakan instrumen APKG, Modul B yang disusun oleh Indra Setiawan memiliki keunggulan di hampir semua aspek penilaian. Modul ini menunjukkan kualitas yang lebih baik dalam perencanaan pembelajaran, penyusunan bahan ajar, perencanaan kegiatan pembelajaran, dan pemilihan media yang bervariasi dan efektif. Modul A, yang disusun oleh Rezky Ramdani, meskipun cukup baik dalam beberapa aspek, masih perlu peningkatan terutama dalam hal variasi media pembelajaran dan perumusan tujuan yang lebih spesifik dan terukur.
REFERENSI
Afriadi, B., & Dahlia, D. (2020). Suvervisi Guru Menggunakan Alat Penilaian Kompetensi Guru (Apkg) Pada Penilaian Komponen Kepribadian Dan Sosial Guru Di Sdn Jurumudi 5 Kota
Tangerang. Jurnal Evaluasi Pendidikan, 11(2), 67–72.
https://doi.org/10.21009/10.21009/jep.0124
Khikmiyah, F., Huda, S., & Yunita, N. (2022). Pendampingan Penyusunan Modul Ajar Untuk Guru Paud Di Kabupaten Gresik. MARTABE : Jurnal Pengabdian Masyarakat, 5(6), 2082–
2091. https://doi.org/10.31604/jpm.v5i6.2082-2091
Nesi, A., Haryanto, M., & Wagiran, W. (2023). Evaluasi Kompetensi Guru Bahasa Indonesia Berbasis APKG: Studi Kasus Tayangan Video Youtube. Scholaria: Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 13(1), 8–19. https://doi.org/10.24246/j.js.2023.v13.i1.p8-19
Nuryanti, N. E., Mulyana, E. H., & Loita, A. (2023). Analisis Kesulitan Guru dalam Pengembangan Modul Ajar Berbasis Kurikulum Merdeka. Jurnal Paud Agapedia, 7(2), 176–
183. https://doi.org/10.17509/jpa.v7i2.63929
Putri, F. A., Bramasta, D., & Hawanti, S. (2020). Studi literatur tentang peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran the power of two di SD. Jurnal Educatio FKIP UNMA, 6(2), 605–610.
https://doi.org/10.31949/educatio.v6i2.561
Qolbi, S. K., & Hamami, T. (2021). Impelementasi Asas-asas Pengembangan Kurikulum terhadap Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam. Edukatif : Jurnal Ilmu
Pendidikan, 3(4), 1120–1132. https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i4.511
Wasiyah, Mariati, Fitriana, Y., & Bakara, T. (2023). Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Terhadap Aktivitas Mengajar Guru di Kelas. EDUKASIA: Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran, 4(1), 205–212. https://doi.org/10.62775/edukasia.v4i1.227