• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL AJAR DASAR-DASAR TEKNIK OTOMOTIF

N/A
N/A
NH Dyah

Academic year: 2024

Membagikan "MODUL AJAR DASAR-DASAR TEKNIK OTOMOTIF"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

Siswa dengan ketidakmampuan belajar: mempunyai gaya belajar yang terbatas pada satu gaya belajar, kurang percaya diri, sulit berkonsentrasi. Siswa yang berprestasi : cepat mencerna dan memahami serta mampu mencapai kemampuan berpikir tingkat tinggi/HOTS. Siswa berdiskusi dengan guru mengenai kesepakatan yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran daring dan luring.

Siswa diberikan penjelasan bahwa dalam tiga pertemuan berikutnya akan mengikuti pembelajaran daring dan/atau luring, dan materi hari ini adalah keterampilan yang mendasari semua jenis kegiatan pembelajaran Teknik Otomotif. Dengan demikian, siswa harus menguasainya dan diminta fokus serta membuat catatan jika diperlukan. Siswa berdiskusi dengan guru mengenai kesepakatan yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran daring dan luring.

Siswa diberikan penjelasan bahwa mereka akan mengikuti pembelajaran daring dan/atau luring selama tiga pertemuan berikutnya, dan materi hari ini adalah keterampilan yang mendasari semua jenis kegiatan pembelajaran Teknik Mesin. Siswa diminta melaporkan hasil belajarnya kemudian bersama-sama di bawah bimbingan guru mendiskusikan hasil laporannya di depan kelas. Pengayaan dan remedial – Pengayaan diberikan kepada siswa yang mempunyai nilai di atas rata-rata untuk memperoleh tambahan materi dan pengetahuan.

Remedial diberikan kepada siswa yang mempunyai nilai di bawah rata-rata untuk mendapat penjelasan ulang mengenai materi yang dibahas.

ASESMEN FORMATIF

Setiap harinya Anda harus melakukan banyak aktivitas di rumah maupun di lingkungan sekitar, bagaimana cara menerapkan budaya 5R/5S dalam kehidupan sehari-hari. Pengertian K3 adalah suatu ilmu dan penerapan untuk mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja. Agar Anda terhindar dari hal-hal yang merugikan dalam bekerja, Anda dapat menjaga dan menjaga kesehatan serta produktivitas kerja.

Keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan hidup dapat diartikan sebagai keselamatan dan kesehatan kerja yang berkenaan dengan berbagai unsur yang terlibat dalam pekerjaan, seperti orang yang melakukan pekerjaan, benda, alat dan barang yang dikerjakan, mesin yang digunakan dan lingkungan hidup (manusia, tumbuhan, hewan). dan lain-lain). Apabila tempat kerja penuh dengan potensi bahaya dan tidak tertata maka akan terjadi kerusakan dan banyak karyawan yang jatuh sakit karena sakit atau kecelakaan kerja sehingga menyebabkan karyawan kehilangan pendapatan dan perusahaan mengalami kerugian karena kurangnya produktivitas. Beberapa upaya telah dilakukan untuk mengurangi kerugian akibat kecelakaan dan gangguan kesehatan di tempat kerja, seperti menciptakan standar hukum, baik nasional maupun internasional, termasuk kesepakatan luas antara pengusaha/manajemen, pekerja dan pemerintah untuk mengurangi risiko kecelakaan dan mengurangi kecelakaan kerja. penyakit.

Di Indonesia angka kecelakaan kerja sangatlah tinggi, seperti diberitakan pada situs online dimana jumlah kecelakaan kerja yang terjadi mencapai lebih dari 150.000 kasus. Jumlah kecelakaan kerja diperoleh dari data klaim yang diajukan pekerja sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan. Artinya, angka kecelakaan kerja sebenarnya lebih besar karena tidak semua pekerja menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan. Tujuan utama K3LH adalah untuk mencegah kerugian akibat kecelakaan seperti cacat, kematian atau luka lainnya akibat kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja tidak terjadi secara tiba-tiba dan acak, namun ada faktor penyebabnya, kecelakaan tersebut dapat dicegah dengan mencari penyebabnya.

Kecelakaan di tempat kerja adalah suatu peristiwa yang tidak diduga, tidak diduga/dapat diperkirakan sebelumnya, yang mengakibatkan kerugian baik materil maupun moril bagi yang terkena dampaknya. Jenis-jenis kecelakaan yang biasa terjadi pada saat pekerjaan langsung antara lain: tersengat listrik, tersambar petir, tertimpa benda jatuh, terbentur atau tertimpa suatu benda, terpeleset, terjatuh, terjepit benda kerja, pergerakan melebihi kapasitas, pengaruh suhu tinggi, kontak dengan bahan, zat berbahaya, dll. Kecelakaan industri biasanya terjadi karena dua faktor besar, yaitu kecerobohan karyawan dan peralatan/kondisi yang rusak atau tidak aman di lokasi.

Kondisi kecelakaan yang terjadi karena kesalahan manusia saja, faktor yang mencakup namun tidak terbatas pada tindakan salah yang dilakukan oleh seorang pekerja. Prosedur K3LH adalah seperangkat peraturan yang dibuat oleh suatu organisasi atau perusahaan untuk mengatur langkah-langkah kerja dalam proses produksi atau kegiatan lainnya untuk menjamin keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan. Proses K3LH dalam aktivitas sehari-hari dapat diilustrasikan pada saat mengendarai sepeda motor, proses yang dilakukan antara lain:

Pengecekan perlengkapan persinyalan yaitu pengecekan indikator arah, lampu depan, lampu belakang, isyarat bunyi (klakson) dan lain sebagainya. Saat berkendara, patuhi rambu lalu lintas seperti lampu lalu lintas, marka jalan, dll. Prosedur ini akan membantu Anda mencapai tujuan dengan selamat.

Gambar 4.1 Ilustrasi kecelakaan kerja
Gambar 4.1 Ilustrasi kecelakaan kerja

ALAT PELINDUNG DIRI (APD )

Persiapan perlengkapan keselamatan berkendara seperti helm, sarung tangan, masker, dokumen pendukung seperti Surat Izin Mengemudi (SIM) dan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK). APD dalam keselamatan kerja wajib digunakan oleh siapa saja yang melakukan aktivitas untuk menjamin keselamatan terhadap risiko kecelakaan yang mungkin terjadi. Penggunaan APD disesuaikan dengan kebutuhan serta bahaya dan risiko yang ada pada saat melakukan aktivitas oleh pekerja dan orang-orang di lingkungan kerja, sehingga proses kerja dapat berlangsung dengan aman dan nyaman bagi setiap orang dan lingkungannya.

Penggunaan APD yang tidak tepat juga dapat mengakibatkan resiko kecelakaan, misalnya pekerja yang menggunakan mesin bor menggunakan sarung tangan yang terbuat dari bahan yang dapat terjerat putaran mesin bor. Dengan kata lain, penggunaan APD yang tidak tepat justru dapat menimbulkan risiko kecelakaan. Dalam pelaksanaannya, penggunaan APD dilambangkan dengan tanda-tanda di area atau lingkungan yang wajib memakai peralatan APD.

Gambar 4.3 Simbol penggunaan APD
Gambar 4.3 Simbol penggunaan APD

Bahaya Ditempat Kerja Perhatikan gambar berikut !

Potensi bahaya keselamatan dan kesehatan kerja berdasarkan dampak yang ditimbulkan pada korban dapat dibagi menjadi empat bagian, yaitu. Faktor Kimia Berbahaya Bahan kimia berbahaya antara lain: debu, asap gas, bahan kimia (antiseptik, aerosol, insektisida), bahan radioaktif, limbah, dan lain-lain. Penghirupan: Saat Anda bernapas, udara yang mengandung debu, asap, gas atau uap dapat masuk ke dalam tubuh.

Kontak atau penyerapan invasif pada kulit Zat berbahaya dapat masuk melalui pori-pori kulit atau melalui luka dan goresan pada kulit. Bahaya faktor biologis Bahaya yang timbul dari makhluk hidup di tempat kerja yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan seperti: bakteri, jamur, virus, mikroba, hewan berbahaya (serangga, nyamuk, ular, kalajengking, dll). Praktik kerja yang tidak aman Ketika pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri yang sesuai, seperti tidak memakai sepatu kerja, sarung tangan, dan sebagainya.

Bahaya mekanis Bahaya mekanis biasanya terjadi pada peralatan atau mesin yang berputar tanpa perlindungan pada bagian tersebut. Bahaya housekeeping adalah bahaya yang timbul akibat peralatan atau mesin yang tidak dirawat dengan baik. Fasilitas kesehatan kerja seringkali terabaikan karena tidak memberikan dampak langsung terhadap pekerja, antara lain merupakan fasilitas yang diperlukan.

Air Minum Syarat air minum yang baik antara lain: tidak berbau, tidak berwarna dan tidak mengandung bakteri. Toilet dan wastafel Toilet merupakan kebutuhan pokok pada suatu tempat kerja yang banyak orangnya, fasilitas toilet harus mudah dijangkau dan hindari berjalan kaki jauh untuk menuju tempat tersebut. Lokasi kantin harus jauh dari tempat kerja untuk menghindari kontaminasi debu, kotoran dan zat berbahaya.

Potensi bahaya pada kategori ini menyangkut risiko psikologis pegawai, dimana pegawai harus merasa aman dan dihormati. Pelecehan seksual tidak hanya mencakup penyerangan seksual dan pemerkosaan, tetapi juga pelecehan seksual ringan, yang antara lain dianggap sebagai perilaku normal. Penyalahgunaan wewenang (meminta hubungan seksual dengan imbalan upah, promosi pekerjaan, dan sebagainya).

Prosedur Dalam Keadaan Darurat

Budaya Kerja Safety Talk

Budaya Kerja 5R / 5S

Oleh karena itu, perlu adanya budaya kerja dalam dunia industri yaitu cara sederhana dalam menata dan membersihkan tempat kerja. Budaya kerja sendiri merupakan adaptasi dari program 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke) atau dalam bahasa kita dikenal dengan 5R (Ringkas, Rapi, Bersih, Cermat dan Rajin) yang merupakan suatu metode yang dikembangkan oleh Jepang dan telah telah banyak digunakan oleh negara-negara di dunia.

Pengertian 5R/5S

Masalah Akibat Tidak Adanya 5R

Prinsip tersebut menjelaskan bahwa kebersihan/kebersihan harus menjadi suatu kebiasaan dan dilakukan oleh setiap orang, mulai dari bawahan hingga atasan tanpa terkecuali. Prinsip tersebut menjelaskan bahwa pemeliharaan adalah mempertahankan eksistensi hasil yang telah diwujudkan pada 4R sebelumnya dengan melakukan standarisasi atau standarisasi. Berusaha tekun agar menjadi suatu kebiasaan yang dimulai dari diri masing-masing untuk mempertahankan dan meningkatkan eksistensi yang dicapai di tempat kerja.

Sasaran 5R/5S

Alat Pelindung Diri (APD) merupakan suatu alat atau komponen alat yang digunakan untuk memberikan perlindungan tambahan pada seseorang yang melakukan aktivitas terhadap resiko kecelakaan yang lebih besar. APD dalam keselamatan kerja wajib digunakan oleh siapa saja yang melakukan aktivitas untuk menjamin keselamatan terhadap risiko kecelakaan yang mungkin terjadi. Penggunaan APD disesuaikan dengan kebutuhan serta bahaya dan risiko yang ada pada saat melakukan aktivitas oleh pekerja dan orang-orang di lingkungan kerja, sehingga proses kerja dapat berlangsung dengan aman dan nyaman bagi setiap orang dan lingkungannya.

Kegiatan dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan pencegahan terjadinya kecelakaan yang menimpa pekerja dengan cara mencari sebab dan akibat yang ditimbulkannya. Prosedur darurat adalah tata cara atau pedoman dalam melaksanakan aktivitas kerja pada saat terjadi keadaan berbahaya dengan tujuan mencegah atau mengurangi kerugian besar. Budaya kerja safety talk merupakan suatu kebiasaan yang direncanakan dalam bentuk pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan oleh pekerja/karyawan untuk membahas berbagai hal yang berkaitan dengan pekerjaan yang dilakukan. Budaya ini biasanya dilakukan secara rutin setiap hari atau beberapa hari sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan dalam waktu singkat sekitar 5 sampai 10 menit.

Jika tempat kerja rapi, bersih dan enak dipandang, maka bekerja baik secara individu maupun kelompok akan menjadi lebih mudah. Dengan kata lain tujuan utama industri lebih mudah dicapai yaitu efisiensi, produktivitas, mutu dan keselamatan kerja. Tindakan tidak aman adalah tindakan tidak aman yang dilakukan oleh orang itu sendiri. Kondisi tidak aman adalah kondisi yang tidak aman di lingkungan kerja.

Jack stand merupakan suatu alat pendukung yang digunakan untuk keselamatan pada saat mendongkrak kendaraan agar seseorang dapat bekerja dengan aman di bawah kendaraan. Vacuum cleaner merupakan alat penyedot debu yang umumnya digunakan untuk membersihkan debu/kotoran yang tidak dapat dijangkau dengan alat pembersih lainnya.

Gambar

Gambar 4.1 Ilustrasi kecelakaan kerja
Gambar 4.2 Simbol peringatan bahaya
Gambar 4.3 Simbol penggunaan APD
Gambar 4.5 Peringatan Kecelakaan Kerja
+4

Referensi

Dokumen terkait

Faktor manusia adalah faktor yang paling dominan jika terjadi peristiwa kecelakaan lalu lintas.Banyak kondisi dimana pengemudi menjadi penyebab kecelakaan seperti

Analisis menunjukkan dari sekian banyak kecelakaan lalu lintas tersebut, 85% terjadi adalah karena kesalahan pengemudi (Ditlantas Polri, 2009). Banyaknya faktor kesalahan

Dalam penggunaan kertas gambar untuk membuat gambar kerja tidak bisa dilakukan secara sembarangan, harus dibuat sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan, untuk ukuran

Bukan hal yang mustahil bila terjadi kecelakaan di dalam laboratorium karena kesalahan dalam pemakaian dan penggunaan alat – alat dan bahan yang dilakukan dalam suatu pratikum

Dan pada bulan September sampai bulan Desember 2014 ada 2 kejadian kecelakaan kerja yang terjadi pada bagian SCI: 1 kejadian karena kondisi tidak aman (unsafe

Menurut Heinrich 1930 dalam penelitian yang dilakukannya, didapatkan bahwa 88% kecelakaan yang terjadi di lingkungan kerja disebabkan oleh tindakan tidak aman dari manusia unsafe

Pertemuan ke 2 Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Penutup  Guru membuka pelajaran dengan diawali berdoa Bersama 5 menit  Guru menanyakan kondisi kesehatan peserta didik 5

SKENARIO PEMBELAJARAN Pelaksanaan Pembelajaran Pendahuluan : 35 menit • Guru membuka pelajaran dengan diawali berdoa Bersama 5 menit • Guru menanyakan kondisi kesehatan siswa 5