• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul 3 Dasar-Dasar Keselamatan Konstruksi

N/A
N/A
Exalta

Academic year: 2024

Membagikan " Modul 3 Dasar-Dasar Keselamatan Konstruksi"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

Dasar-Dasar

Keselamatan

Konstruksi

(2)

OUTLINE:

Definisi Insiden, Near-miss , Kecelakaan A

Unsafe Condition & Unsafe Action Incident B

Teori Sebab Akibat Kecelakaan C

Safety morning talk Tool box meeting

KOMUNIKASI KESELAMATAN KONSTRUKSI 07

LATAR BELAKANG

Induksi K3

PENCEGAHAN KECELAKAAN KONSTRUKSI:

01 06

SASARAN KESELAMATAN KONSTRUKSI 02

KONSEP KESELAMATAN KONSTRUKSI 03

TUJUAN, LAMBANG & PENDEKATAN K3 04

PENGERTIAN BAHAYA & RISIKO 05

Definisi Risiko dan Tingkat Risiko B

Definisi Bahaya dan Jenis-jenis Bahaya A

Hirarki Pengendalian Risiko C

5 (LIMA) PRINSIP DASAR SMKK 08

ALAT PELINDUNG KERJA (APK) &

ALAT PELINDUNG DIRI (APD) 09

A B C

Disusun Oleh : A2K4-I & LSPK3Konstruksi

(3)

Memahami Keselamatan Konstruksi secara umum Memahami Bahaya, Risiko & Kecelakaan Konstruksi

Memahami Penggunaan Alat-Alat Pelindung Diri (APD) Mampu melakukan Komunikasi dan Koordinasi

Memahami 5 Elemen dan Strategi Keselamatan Konstruksi

1

2

3

4

5

TUJUAN PEMBELAJARAN

(4)

LATAR BELAKANG

1

(5)

Modul Ahli Muda K3 Konstruksi - A2K4-I 5

01

ACCIDENT FREE

Keinginan untuk selamat dan terhindar dari bahaya

LATAR BELAKANG KESELAMATAN KONSTRUKSI

02

BUSSINESS INTERUPTION

Keinginan untuk terhindar dari kerugian materi akibat kecelakaan

03

COMPLIANCE WITH LAW

Memenuhi ketentuan hukum

04

COSTUMER SATISFACTION

Desakan dari pihak luar dan tuntutan masyarakat

01

(6)

Modul Ahli Muda K3 Konstruksi - A2K4-I 6

SASARAN

KESELAMATAN KONSTRUKSI

2

(7)

Modul Ahli Muda K3 Konstruksi - A2K4-I 7

SAFETY FIRST MIND SET

Menjamin setiap material dan alat konstruksi digunakan dengan selamat, sehat, efisien, dan efektif

Menjamin proses konstruksi berjalan lancar

Melindungi keselamatan dan kesehatan para pekerja dan orang lainnya di tempat kerja konstruksi (formal &

informal)

Menjamin dipenuhinya standar Keamanan,

Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan dalam

perencanaan, perancangan, dan pelaksanaan konstruksi

Menjamin produk konstruksi dapat digunakan, dirawat, dan dibongkar dengan selamat dan efisien

UTAMAKAN KESELAMATAN

SASARAN KESELAMATAN KONSTRUKSI

02

(8)

Modul Ahli Muda K3 Konstruksi - A2K4-I 8

KONSEP

KESELAMATAN KONSTRUKSI

3

(9)

Modul Ahli Muda K3 Konstruksi - A2K4-I 9

“ SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI ”

Keselamatan

Keteknikan Konstruksi

Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan

Keselamatan & Kea- manan Lingkungan Keselamatan &

Kesehatan Kerja Keselamatan &

Kenyamanan Publik

Kecelakaan Teknis Konstruksi

Kecelakaan Kerja &

Penyakit akibat Kerja

Pencemaran Lingkungan, Kecelakaan / Gangguan Keamanan Masyarakat

Hazzard Identification, Risk Assesment, and Opportunity (HIRAO), Metode Kerja/

Prosedur Kerja, Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (Method Statement), Job Safety Analysis (JSA)

Bangunan konstruksi

Peralatan, material

Tenaga Kerja Konstruksi

Tamu, Vendor / Subkon

Lingkungan kerja

Lingkungan terdampak

Masyarakat sekitar proyek

Menjamin

Objek yang Diselamatkan

Pencegahan Terhadap

AlatPencegahan

03

KONSEP KESELAMATAN KONSTRUKSI

(10)

Modul Ahli Muda K3 Konstruksi - A2K4-I 10

PERANCANGAN PENGADAAN PELAKSANAAN

&

PENGAWASAN

OPERASI

&

PEMELIHARAAN PEMBONGKARAN PENGKAJIAN

&

PERENCANAAN

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK PENGKAJIAN/

PERENCANAAN

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK PERANCANGAN

KONSTRUKSI

STANDAR PENGADAAN PERSYARATAN PENERAPAN

SMKK (RKK)

RKK & RMPK PELAKSANAAN KONSTRUKSI, & RKK PENGAWASAN KONSTRUKSI

PROGRAM KESELAMATAN, KESEHATAN & KEAMANAN OPERASI & PEMELIHARAAN

RKK & RMPK PELAKSANAAN &

RKK PENGAWASAN PEMBONGKARAN

03

KONSEP KESELAMATAN KONSTRUKSI

“ SPENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN

KONSTRUKSI PADA SETIAP TAHAPAN SIKLUS KONSTRUKSI ”

(11)

Modul Ahli Muda K3 Konstruksi - A2K4-I 11

TUJUAN,

LAMBANG &

PENDEKATAN K3

4

(12)

Modul Ahli Muda K3 Konstruksi - A2K4-I 12

TUJUAN K3

Proses produksi lancar

OUTCOME :

01

02

03

Produktivitas meningkat

Kesejahteraan meningkat

REF. UU NO. 1 TH 1970

• Melindungi Para

Pekerja dan Orang Lain di Tempat Kerja

• Menjamin Setiap Sumber Produksi

Dipakai Secara Aman dan Efisien

• Menjamin Proses Produksi Berjalan Lancar

TUJUAN, LAMBANG & PENDEKATAN K3

04

(13)

Modul Ahli Muda K3 Konstruksi - A2K4-I 13

Arti (Makna) Tanda Palang

Bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK).

LAMBANG K3

Bentuk lambang berupa palang berwarna hijau dengan roda bergerigi sebelas dengan warna

dasar putih

Arti (Makna) Roda Gigi

Bekerja dengan kesegaran jasmani dan rohani.

Arti (Makna) Warna Putih Bersih dan suci.

Arti (Makna) Warna Hijau

Selamat, sehat, dan sejahtera.

TUJUAN, LAMBANG & PENDEKATAN K3

04

Arti (Makna) 11 (sebelas) Gerigi Roda Sebelas Bab VII UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

(14)

Modul Ahli Muda K3 Konstruksi - A2K4-I 14

Pendekatan FILOSOFIS:

Suatu upaya, pemikiran dan penerapan yang ditujukan untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmaniah dan rohaniah tenaga kerja dan manusia pada umumnya, termasuk hasil karya dan budayanya, untuk meningkatkan kesejahteraan KELANGSUNGAN PEMBANGUNAN

Pendekatan KEMANUSIAAN:

Kecelakaan menimbulkan penderitaan bagi si korban dan keluarganya

K3 melindungi pekerja dan masyarakat

K3 bagian dari HAM (UUD 1945 bPasal 27 ayat 2)

Pendekatan EKONOMI:

K3 mencegah kerugian

Meningkatkan produktivitas

Pendekatan HUKUM:

Untuk K3 melindungi hak dan kewajiban Pekerja dan Pemberi Kerja, maka parapihak terikat dengan hak dan kewajiban hukum yang tercakup dalam peraturan perundang undangan (UU,PP,Permen, Standar &

Syarat-syarat Keselamatan dan Kesehaytan Kerja)

TUJUAN, LAMBANG & PENDEKATAN K3

04

PENDEKATAN K3

Pendekatan KEILMUAN :

Suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya yang dikembangkan dalam upaya mencegah kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran, penyakit akibat kerja , dll

(15)

Modul Ahli Muda K3 Konstruksi - A2K4-I 15

“ S afe Project Execution”

Uraian Kerja Jenis

Pekerjaan Prosedur

kerja Pelaks.

pekerjaan

Syarat K3

onsep Keselamatan

Konstruksi

Inspeksi K3

SELAMAT

Identifikasi Bahaya

Ref: UU, Peraturan, Standar

KONSEP K3 KONSTRUKSI

Konsep K3

TUJUAN, LAMBANG & PENDEKATAN K3

04

(16)

Modul Ahli Muda K3 Konstruksi - A2K4-I 16

PENGERTIAN BAHAYA &

RISIKO

5

Definisi Insiden, Near-miss , Kecelakaan A

Unsafe Condition & Unsafe Action Incident B

Teori Sebab Akibat Kecelakaan C

(17)

Modul Ahli Muda K3 Konstruksi - A2K4-I 17

• Bahaya adalah segala kondisi yang dapat merugikan baik

cidera atau kerugian lainnya;

• Bahaya adalah segala sesuatu berupa sumber, kondisi atau tindakan tidak selamat yang

berpotensi mengakibatkan kerugian

Definisi Bahaya

PENGERTIAN BAHAYA & RISIKO

05

Definisi Bahaya dan Jenis-jenis Bahaya

A ❖ Sumber: CONTOH :

▪ Orang

▪ Material, Benda,

▪ Alat

▪ Lokasi

▪ Metoda kerja

❖ Kondisi :

▪ lubang lantai tanpa railing

▪ lantai licin

▪ jalan berlubang

▪ kabel listrik terkelupas,

▪ tepian lantai tanpa railing

❖ Tindakan :

▪ mengemudi terlalu cepat

▪ naik tanpa tangga

▪ bekerja tanpa APD

▪ bekerja tanpa kompetensi

Kerugian bisa berupa :

Cedera (fatalitas, luka berat, cacat, luka ringan)

Kerusakan harta benda (alat, material, mesin dsb)

Kerusakan lingkungan (tanah, udara, air, dan

Terganggunya proses, atau

Kombinsi dari semuanya.

(18)

Modul Ahli Muda K3 Konstruksi - A2K4-I 18

SUMBER BAHAYA KONSTRUKSI

ORANG/ TENAGA KERJA

ALAT

MATERIAL

01 02 03

LOKASI

04

05

METODA KERJA
(19)

JENIS JENIS BAHAYA KESELAMATAN Yang berpotensi menimbulkan kecelakaan

Meliputi semua bahaya yang menciptakan kondisi

kerja yang tidak selamat, karena terjadi kontak dengan energi tertentu. Misalnya:

1. Bahaya ketinggian (energi gravitasi)

2. Bahaya ambruk, terguling (energi mekanika) 3. Bahaya kesetrum (energi listrik)

4. Bahaya benda bergerak (energi kinetik) 5. Bahaya tabrakan (energi kinetik)

6. Bahaya longsor (energi mekanika & gravitasi) 7. Bahaya kebakaran (energi panas)

8. Bahaya tersandung (enegi kinetik) 9. Bahaya radiasi (energi radiasi)

10. Bahaya akibat kontak dengan energi lainnya

JENIS JENIS BAHAYA KESEHATAN Yang berpotensi menimbulkan penyakit

P A P A R A N

RI SI KO PA K

PENGERTIAN BAHAYA & RISIKO

05

Definisi Bahaya dan Jenis-jenis Bahaya A

Disusun Oleh : A2K4-I & LSPK3Konstruksi

(20)

Tabel Contoh Bahaya dan Dampaknya

Bahaya Tempat Kerja Bahaya Risiko, Dampak yang ditimbulkan

Benda Pisau Terpotong

Zat Benzene Leukemia (kanker darah putih)

Material Bakteri Tuberculosis Sakit TBC

Sumber Enerji Kelistrikan Tersengat / kesetrum arus listrik

Kondisi Lantai basah Terpeleset, jatuh

Proses Pengelasan Sakit / Demam karena uap logam

Praktek Pertambangan batuan Silikosis

Perilaku Mengejek (bullying) Kecemasan, ketakutan, depresi

Disusun Oleh : A2K4-I & LSPK3Konstruksi

(21)

Definisi Risiko dan Tingkat Risiko B

PENGERTIAN BAHAYA & RISIKO

05

Risiko adalah kemungkinan akibat atau kemungkinan terjadinya kerugian, yang disebabkan karena terpapar oleh suatu bahaya.

Tingkat Risko adalah perpaduan antara tingkat kekerapan (frekuensi, probability) dan tingkat keparahan (besarnya akibat, severity) yang merupakan besaran dari kemungkinan kerugian dari suatu

kecelakaan atau penyakit akibat kerja

Tingkar Risiko = Tingkat Kekerapan x Tingkat Keparahan

Tingkat Risiko Keparahan

Kekerapan 1 2 3 4 5

1 1 2 3 4 5

2 2 4 6 8 10

3 3 6 9 12 15

4 4 8 12 16 20

5 5 10 15 20 25

Keterangan

1-4 : Tingkat risiko kecil 5-12 : Tingkat risiko sedang 15-25 : Tingkat risiko besar

KE KE RA PA N

Hampir tak pernah terjadi 1

Kecil kemungkinan terjadi 2

Mungkin terjadi 3

Sangat mungkin terjadi 4

Hampir pasti terjadi 5

KE AP RA HA

N

Fatalitas > 1 0rang 5 Fatalitas = 1 orang 4 Rawat Inap > 1 orang 3 Rawat inap = 1 orang 2

Cukup dengan P3K 1

Contoh:

Mengecor beton kolom di tepi bangunan di lt 5, bekisting kolom setinggi 4 m tidak mengguna- kan perancah, tidak ada tangga dan tidak ada platform dan railing pelindung, dan pekerja cor tidak menggunakan fullbody harness, maka tingkat kekerapan menjadi sangat mungkin terjadi (F=4), dan jika pekerja jatuh ke tanah akan mengalami fatalitas (A=4), TR = F x A = 4 x 4 = 16, jika dilihat di table, Tingkat risiko > termasuk risiko besar Disusun Oleh : A2K4-I & LSPK3Konstruksi

(22)

Hirarki Pengendalian Risiko C

PENGERTIAN BAHAYA & RISIKO

05

HIRARKI JENIS PENGENDALIAN FUNGSI CONTOH

1 Eliminasi

Meniadakan Bahaya dan Risiko Menghindari bahaya dan risiko dengan menggunakan robot dan remote control

2 Substitusi

Mengganti alat, material, metode, proses, tata letak dlsb, dengan yang bahaya dan risikonya lebih kecil

Memasang bola lampu dengan stick sebagai ganti tangga

Mengganti panel asbes dengan panel GRC

3 Rekayasa teknis

Engineering Control

Mencegah / mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan dengan merubah kondisi tidak selamat (unsafe condition) menjadi kondisi yg selamat (safe condition)

Menggunakan perancah, tangga, platform dan railing ketika mengecor beton kolom tinggi > 2 m

Memasang turap pada pekerjaan galian tanah, untuk mencegah longsor

4 Administratif

Administrative Control

Mengurangi kemungkinan & keparahan terjadinya kecelakaan, dengan merubah

perilaku atau tindakan tidak selamat (unsafe act) menjadi tindakan selamat (safe action).

Untuk melaksanakan pekejaan berbahaya, selain menggunakan SOP harus mengikuti prosedur ijin kerja, dengan lebih dulu melakukan JSA

Pelatihan dan sertifikasi, memasang rambu rambu,

5 Alat Pelindung Diri

(APD)

Melindungi dan mengurangi keparahan cedera jika kecelakaan terjadi

Menggunakanfullbody harness dan life line ketika bekerja di ketinggian

Menggunakan topeng ketika mengelas

Dalam penetapan jenis pengendalian risiko ketika menyusun Identifikasi Bahaya Penilian Risiko dan Peluang (IBPRP), wajib mengikuti hirarki pengendalian tersebut di atas dan jika tidak mungkin melakukan eliminasi dan substritusi, maka minimal harus menerapkan Pengendalian Teknis, Pengendalian Addministratif dan APD. Disusun Oleh : A2K4-I & LSPK3Konstruksi

(23)

Tingkat risiko TURUN, jika :

➢ Sudah ada pengendalian teknis,

➢ Sudah ada pengendalian administratife

➢ Pekerja sudah menggunakan APD Tingkar risiko masih tinggi, karena :

➢ Belum ada pengendalian teknis,

➢ Belum ada pengendalian administratif

➢ Pekerja belum menggunakan APD

(24)

PENCEGAHAN KECELAKAAN KONSTRUKSI

6

Definisi Insiden, Near-miss , Kecelakaan A

Unsafe Condition & Unsafe Action Incident B

Teori Sebab Akibat Kecelakaan C

(25)

PENCEGAHAN KECELAKAAN KONSTRUKSI:

06

Definisi Bahaya, Insiden, Near-miss, Kecelakaan A

❖ Insiden adalah suatu keadaan/kondisi apabila pada saat itu sedikit saja ada perubahan maka dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan.

❖ Near miss adalah insiden di mana tidak ada properti yang rusak dan tidak ada cedera pribadi yang berkelanjutan, tetapi di mana diberikan

sedikit perubahan dalam waktu atau posisi

kerusakan atau cedera dengan mudah bisa terjadi

❖ Kecelakaan (Accident) adalah kejadian yang tidak dikehendaki/diharapkan dan tidak

terduga/tiba-tiba, dan telah menimbulkan kerugian (cedera manusia, kerusakan harta benda,

kerusakan lingkungan, terganggunya proses)

BAHAYA RISIKO INSIDEN

HAMPIR CELAKA (NEAR-MISS)

KECELAKAAN (ACCIDENT)

Disusun Oleh : A2K4-I & LSPK3Konstruksi

(26)

DANGER

Tali

rantas

INCIDENT

ACCIDENT Tali

putus

Putus

NEAR-MISS

HAZARD

BAHAYA SANGAT

BERBAHAYA

ILUSTRASI

Hazard , Danger , Incident, Near-miss, dan Accident

(27)

Kesehatan adalah kondisi fisik, mental, dan sosial yang lengkap dan bukan sekadar tidak adanya penyakit atau kelemahan.

Keselamatan adalah kondisi terlindung dari paparan bahaya dan risiko, atau kerugian.

Unsafe Condition

adalah kondisi pekerjaan yang belum terlindung dari bahaya, risiko dan kerugian

Unsafe Action

adalah perilaku/sikap/tindakan dari pekerja atau orang di tempat kerja yang tidak sesuai dan tidak mentaati persyaratan dan prosedur standar keselamatan dan kesehatan kerja

PENCEGAHAN KECELAKAAN KONSTRUKSI:

06

Unsafe Condition & Unsafe Action

B

Disusun Oleh : A2K4-I & LSPK3Konstruksi

(28)

D1 : Pengamanan yang tidak sempurna (sumber kecela-kaan tanpa alat pengaman, atau dengan alat pengaman yang tidak mencukupi atau rusak, tidak berfungsi, dll).

D2 : Peralatan/bahan yang tidak seharusnya (mesin,

pesawat, peralatan atau bahan yang tidak sesuai atau berbeda dari keharusan, dan faktor lainnya).

D3 : Kecacatan, ketidaksempurnaan (kondisi atau keadaan yang tidak semestinya, misalnya: kasar, licin, tajam, timpang, aus, retak, rapuh, dll).

D4 : Pengaturan prosedur yang tidak aman (pengaturan prosedur yang tidak aman pada atau sekitar sumber kece-lakaan, misalnya: penyimpanan, peletakan yang tidak aman, di luar batas kemampuan, pembebanan lebih, faktor psikososial, dll).

D5: Penerapan tidak sempurna (kurang cahaya, silau, dll).

D6 : Ventilasi tidak sempurna (pergantian udara segar yang kurang, sumber udara segar yang kurang, dll).

SK Dirjen Binawas Ketenagakerjaan NOMOR : KEP. 84/BW/1998 TANGGAL : 8 APRIL 1998

Sebagai lampiran dari Permenaker No: 03/MEN/1998, tentang Tatacara Pelaporan Kecelakaan Kerja

KONDISI KONDISI BERBAHAYA

PENYEBAB TERJADINYA KECELAKAAN

D7 : Iklim kerja yang tidak aman (suhu udara yang

terlalu tinggi atau terlalu rendah, kelembaban udara yang berbahaya, faktor biologi, dan lain-lain).

D8 : Tekanan udara yang tidak aman (tekanan udara yang tinggi dan yang rendah, dan lain-lain).

D9 : Getaran yang berbahaya (getaran frekuensi rendah, dan lain-lain).

D10 : Bising (suara yang intensitasnya melebihi nilai ambang batas).

D11 : Pakaian, kelengkapan yang tidak aman (sarung tangan, respirator, kedok sepatu keselamatan, pakaian kerja, dan lain-lain, tidak tersedia atau tidak sempurna/cacat/rusak, dan lain-lain).

D12 : Kejadian berbahaya lainnya (bergerak atau

berputar terlalu lambat, peluncuran benda, ketel melendung, konstruksi retak, korosi, dan lain-lain).

Disusun Oleh : A2K4-I & LSPK3Konstruksi

(29)

SK Dirjen Binawas Ketenagakerjaan NOMOR : KEP. 84/BW/1998 TANGGAL : 8 APRIL 1998

Sebagai lampiran dari Permenaker No: 03/MEN/1998, tentang Tatacara Pelaporan Kecelakaan Kerja

E1 : Melakukan pekerjaan tanpa wewenang, lupa mengamankan, lupa memberi

tanda/peringatan.

E2 : Bekerja dengan kecepatan berbahaya.

E3 : Membuat alat pengaman tidak berfungsi (melepaskan, mengubah, dan lain-lain).

E4 : Memakai peralatan yang tidak aman, tanpa peralatan.

E5 : Memuat, membongkar, menempatkan, mencampur, menggabungkan dan

sebagainya dengan tidak aman (proses produksi).

E6 : Mengambil posisi atau sikap tubuh tidak aman (ergonomi).

E7 : Bekerja pada objek yang berputar atau berbahaya ( misalnya membersihkan, mengatur, memberi pelumas, dan lain- lain).

E8 : Mengalihkan perhatian, mengganggu, sembrono/dakar, mengagetkan, dan lain- lain).

E9 : Melalaikan penggunaan alat pelindung diri yang ditentukan.

E10 : Lain-lain

TINDAKAN TINDAKAN BERBAHAYA PENYEBAB TERJADINYA KECELAKAAN

Disusun Oleh : A2K4-I & LSPK3Konstruksi

(30)

MANA YANG KONDISI

BERBAHAYA

&

MANA YANG TINDAKAN BERBAHAYA

?

Disusun Oleh : A2K4-I & LSPK3Konstruksi

(31)

PENCEGAHAN KECELAKAAN KONSTRUKSI:

06

Teori Sebab Musabab Kecelakaan

C Yang banyak

digunakan

TEORI TEORI PENYEBAB KECELAKAAN:

1. Teori domino yang dikembangkan oleh H. W. Heinrich (safety engineer, pionir di bidang keselamatan kecelakaan industry).

2. Teori Faktor Manusia (Human Factors Theory) 3. Teori Kecelakaan / Insiden

4. Teori Epidemiologi 5. Teori Sistem

6. Teori pelepasan energy , dikembangkan oleh Dr. William Haddon, Jr., dari Insurance Institute for Highway Safety.

7. Teori Perilaku (Behavior Theory)

Disusun Oleh : A2K4-I & LSPK3Konstruksi

(32)

PENCEGAHAN KECELAKAAN KONSTRUKSI:

06

Teori Sebab Musabab Kecelakaan

C

LACK OF CONTROL

LEMAH PENGENDALIAN:

1. PROGRAM TAK SESUAI 2. STANDAR TAK COCOK 3. TIDAK IKUTI STANDAR

BASIC CAUSES

PENYEBAB DASAR

1. FAKTOR PERSONAL 2. FAKTOR PEKERJAAN

IMMEDIATE CAUSES

PENYEBAB LANGSUNG 1. TINDAKAN TAK SELAMAT 2. KONDISI TIDAK SELAMAT

INCIDENT

KONTAK DENGAN ENERGI / BAHAN

LOSSES

KERUGIAN

1. MANUSIA 2. HARTA BENDA 3. PROSES KERJA 4. LINGKUNGAN 5. MASYARAKAT

Teori Domino Heinrich + Teori Pelepasan Energy Haddon

Disusun Oleh : A2K4-I & LSPK3Konstruksi

(33)

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KECELAKAAN KONSTRUKSI

Kelalaian pelaksanaan dan lemahnya pengawasan.

Tak dilibatkannya tenaga ahli & tenaga terampil di bid. konstruksi maupun ahli K3 dalam pelaksanaan konstruksi.

Penerapan SMKK tidak dilaksanakan secara konsisten.

Melanggar ketentuan & standar yang terkait dengan Keselamatan Konstruksi.

01 02 03 04

(34)

KOMUNIKASI KESELAMATAN KONSTRUKSI

7

Safety morning talk Tool box meeting Induksi K3

A B C

(35)

Modul Ahli Muda K3 Konstruksi - A2K4-I 35

Induksi K3 adalah penjelasan dan pengarahan tentang K3 yang berkaitan dengan potensi bahaya, pengendalian bahaya, tanggap darurat, dan cara- cara penyelamatan pada kegiatan.

KOMUNIKASI KESELAMATAN KONSTRUKSI

07

Induksi Keselamatan & kesehatan Kerja (K3)

A

(36)

Modul Ahli Muda K3 Konstruksi - A2K4-I 36

INDUKSI UMUM

Penjelasan dan

pengarahan tentang K3 secara singkat

yang diberikan

khusus untuk tamu atau pengunjung Penjelasan dan pengarahan tentang K3 yang bersifat umum,

yang diberikan kepada karyawan baru atau karyawan yang kembali setelah 6 bulan atau lebih meninggalkan kegiatan . Penjelasan dan

pengarahan tentang K3 yang bersifat khusus/

spesifik yang diberikan kepada karyawan baru yang telah mengikuti

lnduksi umum dan karyawan mutasi/

pindahan dalam perusahaan yang sama.

Induksi Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3)

A

(37)

Modul Ahli Muda K3 Konstruksi - A2K4-I 37

TATA CARA INDUKSI K3

Induksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

a Induksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja harus diberikan pada karyawan dan tamu b Induksi harus dilakukan di ruangan khusus.

c

Bahan/materi induksi harus tersedia dalam jumlah yang sesuai dengan jumlah peserta dan jenis induksi.

d

Alat bantu untuk mempermudah dan mem- perjelas penyampaian materi induksi yang harus disesuaikan dengan jenis dan

kondisi yang ada di lokasi.

e Setiap peserta induksi harus mengisi daftar hadir dan daftar periksa.

f

Daftar periksa yang telah ditandatangani peserta dan penyaji induksi diarsipkan oleh bagian K3

g Hasil induksi didokumentasikan oleh perusahaan.

h Jenis induksi K3 adalah induksi umum,

induksi lokal, induksi tamu, dan induksi

ulang.

(38)

Modul Ahli Muda K3 Konstruksi - A2K4-I 38

a) Induksi harus diberikan kepada karyawan baru yang akan melakukan pekerjaan di perusahaan.

b) Induksi dilakukan oleh orang yang kompeten yang diberi wewenang oleh perusahaan.

c) Topik materi induksi harus dimasukkan dalam suatu daftar periksa dan akan menjadi acuan bagi pelaksana induksi. Topik tersebut sekurang-kurangnya mencakup:

1. Hak dan kewajiban karyawan dan pengusaha dalam hal Keselamatan dan Kesehatan Kerja berdasarkan peraturan yang berlaku.

2. Kebijakan dan sistem manajemen K3 perusahaan.

3. Peraturan umum Keselamatan dan Kesehatan Kerja perusahaan.

4. Prestasi K3 dan pengalaman kegagalan sistem K3 (Kecelakaan).

5. Gambaran umum kegiatan perusahaan & struktur organisasi perusahaan.

6. Prosedur penanganan gawat darurat, nomor telepon, komunikasi radio 7. Prosedur evakuasi dan tempat berkumpul bila ada kebakaran dan atau

keadaan darurat.

8. Denah lokasi proyek dan Pusat Pertolongan Pertama Kecelakaan (P3K), Induksi diakhiri dengan evaluasi tertulis dan diberikan kartu identitas karyawan. Peserta dan penyaji induksi menandatangani daftar periksa.

INDUKSI

UMUM :

(39)

Modul Ahli Muda K3 Konstruksi - A2K4-I 39

INDUKSI TAMU:

a) Induksi dilakukan saat tamu akan masuk ke daerah kerja.

b) Induksi untuk tamu diberikan oleh pegawai K3 atau petugas lain yang ditunjuk,\

Topik/materi induksi dimasukan dalam suatu brosur yang disediakan khusus untuk petunjuk tamu, mencakup :

1. Gambaran umum proyek.

2. Kebijakan perusahaan dan proyek tentang K3.

3. Kewajiban tamu selama berada di lingkungan proyek.

4. Tempat berkumpul bila ada kebakaran dan fasilitas lainnya Para tamu tersebut selalu didampingi oleh pengawas daerah kerja /orang yang ditunjuk bila tamu tsb hendak ke lapangan.

Tamu yang sudah mendapat induksi diberikan tanda pengenal

tamu l visitor.

(40)

Modul Ahli Muda K3 Konstruksi - A2K4-I 40

Tujuan

1. Penjelasan informasi K3 secara periodik keseluruh tingkatan pekerja.

2. Semua potensi sumber bahaya dan penyakit yang berada pada lingkungan pekerjaan di identifikasi dan diantisipasi

3. Meningkatkan pemeliharaan-pembiasaan Kondisi K3 yang aman, sikap dan perilaku kerja bermutu dan

effisien serta konsisten.

Safety Morning Talk

A

(41)

Modul Ahli Muda K3 Konstruksi - A2K4-I 41

1. Mengadakan penjelasan informasi K3 L harian/

mingguan (tergantung kondisi dilapangan).

Melalui Pertemuan Kelompok Kecil Pekerja semua potensi sumber bahaya yang berada dibawah pekerjaan pekerja tersebut di

identifikasi.

2. Meningkatkan pemeliharaan Kondisi K3 L yang aman, sikap dan perilaku kerja bermutu dan effisien.

TUJUAN:

10 TIPS TOOL BOX TALK 1. Persiapan

2. Pengetahuan 3. Ringkas padat 4. Wewenang 5. Relevan 6. Kejelasan

7. Prtanggung-jawaban 8. Penyederhanaan 9. Tanya-Jawab

10.Rekaman/dokumentasi

Tool box meeting

C

(42)

Modul Ahli Muda K3 Konstruksi - A2K4-I 42

No Uraian aktivitas Penanggung jawab Keterangan

1 Pertemuan Kelompok Pekerja dapat dilaksanakan kapan saja (sewaktu-waktu) dengan durasi waktu pertemuan cukup pendek, berkisar 10 s/d 15 menit atau lebih, dan tempat pelaksanaannya dimana saja di lokasi tempat kerja (lapangan).

Dipimpin oleh Kepala Regu (Mandor yang sudah dilatih)

Anggota pertemuan

kelompok pekerja adalah kelompok pekerja yang terlibat dalam proses pekerjaan secara langsung dilapangan Pertemuan Kelompok Pekerja harus dilaksanakan

minimal 1 kali dalam 1 minggu, yang lebih utama, dapat dilaksanakan setiap hari.

Pelaksanaan Pertemuan Kelompok Pekerja

dilaksanakan dengan teliti/akurat, sederhana sejalan dengan aktifitas harian, semua peringatan K3 L harus di tekankan dalam pelaksanaan pekerjaan ke semua tingkatan pekerja, semua masalah diatas barus

berbasis identifikasi potensi sumber bahaya.

Pertemuan K3 Kelompok Pekerja

(Tool Box Meeting)

(43)

Modul Ahli Muda K3 Konstruksi - A2K4-I 43

No Uraian aktivitas Penanggung jawab Keterangan

2 Semua permasalahan K3L mencakup proses kerja, metode kerja, progress K3L,dan hasil pertemuan pagi K3L didiskusi- kan atau dibicarakan di Pertemuan Kelompok Pekerja.

Dipimpin oleh Kepala Regu (Mandor yang sudah dilatih)

Anggota pertemuan kelompok pekerja adalah kelompok pekerja yang terlibat dalam proses

pekerjaan secara langsung

dilapangan Semua supervisor harus membantu menetapkan topik-topik

keselamatan yang berbasis identifikasi potensi sumber bahaya dalam lingkaran kegiatannya dan/atau terhadap kejadian/peristiwa yang cenderung mengarah ke kondisi kecelakaan kerja dan/atau telah terjadi kecelakaan kerja, sesuai dengan jenis pekerjaan yang dikerjakannya

3 1) Topik Pertemuan Kelompok Pekerja, dapat berupa:

Penjelasan kondisi yang berbahaya dari setiap pekerjaan.

2) Penyimpangan keadaan yang ditemukan saat inspeksi K3L.

3) Insiden/Kecelakaan dan dijelaskan maksud dan tujuan pencegahannya.

4) Instruksi dan informasi dari Kepala Proyek, Komite K3L dan Pemberi Pekerjaan).

5) Peraturan dan ketetapan perundang-undangan.

Dipimpin oleh Kepala Regu (Mandor yang sudah dilatih)

Anggota pertemuan kelompok pekerja adalah kelompok pekerja yang terlibat dalam proses

pekerjaan secara langsung

dilapangan

Pertemuan K3 Kelompok Pekerja

(Tool Box Meeting)

(44)

Modul Ahli Muda K3 Konstruksi - A2K4-I 44

5 (LIMA)

PRINSIP DASAR

8 SMKK

(45)

Modul Ahli Muda K3 Konstruksi - A2K4-I 45

1. Kepedulian Pimpin- an terhadap Isu Eksternal & Internal 2. Komitmen Kesela-

matan Konstruksi

01

1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Pengendalian dan Peluang

2. Rencana Tindakan (Sasaran&Program) 3. Standar dan Pera-

turan Perundangan

02 03

1. Perencanaan Operasi

2. Pengendalian Operasi

3. Kesiagaan

Tanggap Darurat

OPERASI KESELAMATAN

KONSTRUKSI

04

EVALUASI KINERJA KESELAMATAN

KONSTRUKSI

05

1. Sumber Daya 2. Kompetensi 3. Kepedulian 4. Komunikasi

5. Informasi Terdo- kumentasi

1. Pemantauan dan Evaluasi

2. Tinjauan Manajemen 3. Peningkatan

Kinerja

Keselamatan Konstruksi

DUKUNGAN KESELAMATAN

KONSTRUKSI PERENCANAAN

KESELEMATAN KONSTRUKSI KEPEMIMPINAN &

PARTISIPASI PEKERJA DALAM KESELAMATAN

KONSTRUKSI

5 (LIMA) PRINSIP DASAR SMKK

10

(46)

ALAT PELINDUNG KERJA (APK)

&

ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

9

(47)

Adalah setiap sarana pelindung bagi diri pekerja yang wajib digunakan untuk melindungi tubuh dari paparan bahaya secara langsung ketika melakukan pekerjaan, antara lain:

a. Topi pelindung kepala (helmet),

b. Pelindung mata spectacles/googles, c. Pelindung mulut dan hidung (masker), d. Pelindung telinga (ear plugs),

e. Pelindung/sarung tangan (safety gloves),

f. Selempang penahan tubuh (fullbody harness), g. Sepatu pelindung kaki (safety shoes),

h. Rompi keselamatan, i. Dll.

Full body harness Masker

Rompi

Sarung Tangan Helmet

Pelindung Mata

Celana Kerja

Sepatu keselamatan

ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

Pelindung Telinga

(48)

PELINDUNG KEPALA PELINDUNG MATA

Disusun Oleh : A2K4-I & LSPK3Konstruksi

(49)

PELINDUNG TELINGA PELINDUNG PERNAFASAN

Disusun Oleh : A2K4-I & LSPK3Konstruksi

(50)

SAFETY HARNESS PELINDUNG TUBUH &

ROMPI KSELAMATAN

Disusun Oleh : A2K4-I & LSPK3Konstruksi

(51)

PELINDUNG TANGAN PELINDUNG KAKI

Disusun Oleh : A2K4-I & LSPK3Konstruksi

(52)

Adalah semua sarana pelindung bagi para pekerja terhadap paparan bahaya ketika melakukan pekerjaan, yaitu membuat kondisi selamat (Safe Condition) untuk bekerja, antara lain:

a. Pagar pelindung tapi di ketinggian;

b. Pagar pelindung tepi tangga naik-turun;

c. Safety barrier, concrete barrier;

d. Safety net, falling object protection; e. Safety life lines;

f. Railing jembatan kerja;

g. Dll.

ALAT PELINDUNG KERJA (APK)

(53)

Pagar Pelindung Tepi Bangunan di Ketinggian

(54)

Pagar pelindung tepi & tangga naik-turun;

(55)

Safety barrier, concrete

barrier

(56)

Safety life lines

(57)

Railing jembatan kerja;

Wajib dibuat jembatan kerja pada setiap akses di atas lubang galian tanah struktur yang kuar dan

dipasang railing

(58)

Disusun Oleh : A2K4-I & LSPK3Konstruksi

(59)

Disusun Oleh : A2K4-I & LSPK3Konstruksi

(60)

Disusun Oleh : A2K4-I & LSPK3Konstruksi

(61)

Disusun Oleh : A2K4-I & LSPK3Konstruksi

(62)

Disusun Oleh : A2K4-I & LSPK3Konstruksi

(63)

Disusun Oleh : A2K4-I & LSPK3Konstruksi

(64)

Disusun Oleh : A2K4-I & LSPK3Konstruksi

(65)

Disusun Oleh : A2K4-I & LSPK3Konstruksi

(66)

Disusun Oleh : A2K4-I & LSPK3Konstruksi

(67)

Disusun Oleh : A2K4-I & LSPK3Konstruksi

(68)

Disusun Oleh : A2K4-I & LSPK3Konstruksi

(69)

Disusun Oleh : A2K4-I & LSPK3Konstruksi

(70)

Disusun Oleh : A2K4-I & LSPK3Konstruksi

(71)

Disusun Oleh : A2K4-I & LSPK3Konstruksi

(72)

Disusun Oleh : A2K4-I & LSPK3Konstruksi

(73)

Disusun Oleh : A2K4-I & LSPK3Konstruksi

(74)

Disusun Oleh : A2K4-I & LSPK3Konstruksi

(75)

Disusun Oleh : A2K4-I & LSPK3Konstruksi

(76)

Disusun Oleh : A2K4-I & LSPK3Konstruksi

(77)

1. Kebakaran

2. Perancah tidak sesuai standar 3. Papan lantai kerja rapuh

4. Lubang lantai & dinding terbuka 5. Kegagalan alat & instalasi listrik 6. Pekerjaan galian tanah

7. Platform cantilever tidak kuat 8. Tersambar benda asing

9. Benda terjatuh

10. Komponen struktur tidak kuat 11. Forklift / truk kelebihan muatan 12. Mobil crane tidak stabil

13. Proses pengangkatan tak benar 14. Bekerja di ketinggian tak aman 15. Mesin mesin tidak terlindungi 16. Jalur evakuasi tidak layak

JENIS-JENIS KECELAKAAN PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI

Disusun Oleh : A2K4-I & LSPK3Konstruksi

(78)

Disusun Oleh : A2K4-I & LSPK3Konstruksi

(79)

TERIMA KASIH

Disusun Oleh : A2K4-I & LSPK3Konstruksi

Gambar

Tabel Contoh Bahaya dan Dampaknya

Referensi

Dokumen terkait

Penilaian risiko harus terstruktur dan diterapkan sehingga dapat membantu pengusaha untuk : mengidentifikasi setiap bahaya yang diciptakan di tempat kerja dan

- Senior manajer memerintahkan pada manajer agar menyadari nilai – nilai, sikap – sikap dan perilaku para pekerja adalah faktor – faktor yang penting dalam mencapai unjuk

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah faktor risiko penyakit Demam Berdarah Dengue berdasarkan Perilaku Keluarga (Pengetahuan, Sikap dan tindakan tentang PSN),

Hasil analisis potensi bahaya menggunakan metode HAZOP diketahui bahwa sumber bahaya yang dapat atau berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja adalah sikap pekerja, kondisi

Dengan hasil distribusi responden kuesioner sikap tindakan tidak aman unsafe action penilaian pekerja saya setuju untuk mengikuti prosedur kerjadari perusahaan sudah banyak pekerja yang

Hak pekerja untuk mendapatkan derajat kesehatan dan keselamatan kerja yang tinggi harus dipenuhi oleh perusahaan dan pemerintah, terutama dalam pekerjaan konstruksi yang memiliki banyak risiko

Modul tentang analisis keselamatan kerja (Job Safety Analysis) untuk memahami bahaya dan risiko dalam pekerjaan serta cara

Modul K3 membahas metode identifikasi bahaya dan manajemen risiko untuk mencegah kecelakaan kerja dan menjaga keselamatan di tempat