KESELAMATAN DAN
KESEHATAN
KERJA
Pengertian K3
Menurut WHO pengertian K3 adalah upaya yang bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan; perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan.
Menurut Filosofi Mangkunegara, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga kerja khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur.
Menurut OHSAS 18001:2007 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua kondisi dan faktor yang dapat berdampak pada keselamatan dan kesehatan kerja tenaga kerja maupun orang lain (kontraktor, pemasok, pengunjung dan tamu) di tempat kerja.
TUJUAN K3
1. Melindungi keselamatan pekerja dalam melakukan pekerjaan dan meningkatkan produktivitas pekerja 2. Menjamin keselamatan setiap orang yang berada di
tempat kerja
3. Sumber produksi terpelihara dan dipergunakan secara aman dan efesien
4. Menjaga kesehatan tenaga kerja dan menghindari
terjadinya penyakit akibat kerja
Pengertian ISO 45001:2018
Pengertian :
ISO 45001 tahun 2018 merupakan standar bertaraf internasional yang diterbitkan oleh International Organization for Standarization (ISO) untuk menetapkan berbagai persyaratan Sistem Manajemen
Keselamatan & Kesehatan Kerja (SMK3).
Tujuan :
ISO 45001 memungkinkan organisasi untuk aktif meningkatkan kinerja SMK3 dalam mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja sehingga produktivitas PT SRI dapat terlaksana
secara efisien.
Pengertian ISO 14001:2015
Pengertian :
ISO 14001 tahun 2015 merupakan standar bertaraf internasional yang
diterbitkan oleh International Organization for Standarization (ISO) untuk menetapkan berbagai persyaratan Sistem Manajemen Lingkungan (SML).
Tujuan :
ISO 14001 memungkinkan organisasi untuk aktif dalam menciptakan sustainable environment yang akan menunjang Mutu Perusahaan,
meminimalkan resiko pencemaran, dan peningkatan lingkungan hidup.
Peraturan pemerintah dalam penerapan K3
Dalam PP 50 Th 2012 Bab II Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja pada pasal 5
• Setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 di perusahaannya
• Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku bagi perusahaan:
a. mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100 (seratus) orang; atau b. mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi.
• Ketentuan mengenai tingkat potensi bahaya tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Pengusaha dalam menerapkan SMK3 wajib berpedoman pada Peraturan Pemerintah ini dan ketentuan peraturan perundang-undangan serta dapat memperhatikan konvensi atau standar internasional.
PerBPOM No.13 th 2018 tentang CPOB pada BAB 1 menyatakan:
Maka perundang-undangan nasional yang terkait yaitu:
1.
UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2.
PP No. 50 Tahun 2012 tentang Sistem Manajemen Keselamatan &
Kesehatan Kerja (SMK3)
3.
UU No. 12 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan, Perlindungan &
Pengelolaan Lingkungan Hidup
4.
Serta turunan Perundangan diatas
“DALAM MEMENUHI PERUNDANGAN MAKA PT SRI MENERAPKAN STANDAR ISO
45001 DAN 14001 PADA SISTEM MANAJEMEN K3 DAN LINGKUNGAN (SMK3L)”
ISO terintergrasi dengan Sistem Manajemen Perusahan
INTEGRASI
Pedoman Sistem Manajemen Mutu (SMM) & Sistem Manajemen K3 dan
Lingkungan (SMK3L)
Keamanan Kerja
Keamanan Kerja adalah unsur unsur penunjang yang mendukung terciptanya suasa kerja yang aman, baik berupa materil maipun non materil
a. Unsur Unsur penunjang keamanan bersifat material antaranya
- Baju kerja
- Helm
- Kaca mata
- Sarung tangan
- Sepatu
b. Unsur Unsur Penunjang keamanan yang bersifat nonmaterial diantaranya
- Buku petunjuk pengguanan alat
- Rambu- rambu dan isyarat bahaya
- Himauan- Himbauan
- Petugas keamanan
ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
Adalah kelengkapan yang wajib
digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga
keselamatan dan kesehatan pekerja
TUJUAN APD
• Sebagai pelindung diri saat bekerja
• Mencegah cidera serius pada saat
• Terjadi kecelakaan kerja
JENIS APD
Media Informasi K3
Penanganan Kecelakaan Kerja
Deskripsi
Regulasi: Permenaker No. 15 th 2008
Merupakan Program HSE untuk melaksanakan penanganan kejadian kecelakaan kerja.
Peningkatan kecelakaan kerja dapat terbagi menjadi:
1. Near Miss (Hampir Celaka) 2. Insiden (Kerugian Properti) 3. Kecelakaan Minor (Cedera tidak
menyebabkan absen lebih dari 2 hari kerja) 4. Kecelakaan Mayor (Cedera menyebabkan absen lebih dari 2 hari kerja)
5. Kecelakaan Bencana (Kejadian
menyebabkan cedera lebih dari 1 orang)
Pelaksanaan
• Insiden hingga kecelakaan minor dilakukan penanganan oleh Tim P3K melalui fasilitas Poliklinik dan Kotak P3K.
• Penanganan Kecelakaan Mayor hingga Bencana dilakukan di Fasilitas
Kesehatan Eksternal.
HSE Patrol
Deskripsi
HSE Patrol merupakan Program HSE Committe yang berfungsi untuk pengawasan terhadap kondisi tidak selamat (unsafe condition), tindakan tidak selamat (unsafe action), dan aspek lingkungan hidup sehingga aktivitas kerja dapat terhindar dari resiko kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja ataupun pencemaran lingkungan.
Pelaksanaan
❑ Dilaksanakan 1x setiap bulan
❑ Dilaporkan melalui Berita Acara HSE Patrol
❑ Dilakukan penilaian dan analisis CAPA oleh Ahli K3 melalui formulir Hazard Identification Risk Assesment
Determination Control (HIRADC) dan
Identifikasi Aspek Dampak Lingkungan
(IADL)
Pengukuran Higiene Lingkungan Kerja
Deskripsi
Regulasi: Permenaker No. 5 th 2018
Merupakan Program HSE untuk pengukuran higiene lingkungan kerja pada faktor fisika dan faktor kimia.
Faktor Fisika yaitu:
- Pencahayaan - Kebisingan - Iklim Kerja
Faktor Kimia yaitu:
- Debu Obat - Fume/Asap - Udara Ambien
Pelaksanaan
❑ Pelaksanaan pengukuran higiene lingkungan kerja bertujuan untuk mengurangi resiko gangguan kesehatan akibat paparan faktor fisika dan faktor kimia.
❑ Pelaksanaan pengukuran dilakukan minimal 1x dalam 1 tahun.
Kesiapsiagaan & Tanggap Darurat
Deskripsi
Regulasi: Permenaker No. 5 th 2018
Merupakan Program HSE untuk meminimalisir resiko terjadinya kejadian tanggap darurat seperti:
1. Kebakaran 2. Gempa Bumi
3. Outbreak Covid-19 4. Kejadian Kriminalitas
Pelaksanaan
Kesiapsiagaan terhadap kondisi tanggap darurat dilakukan dengan membentuk Tim Tanggap Darurat PT SRI yang terdiri dari:
a. Tim Kebakaran b. Tim Covid-19 c. Tim P3K
d. Tim Kriminalitas
Tim Tanggap Darurat melakukan identifikasi, assesment, pengendalian dan
pelatihan/simulasi terhadap potensi kejadian tanggap darurat.
Pengendalian Pencemaran Air
Deskripsi
Merupakan sebuah Program HSE untuk mencegah terjadinya pencemaran air akibat kegiatan kerja Perusahaan.
Pengendalian Pencemaran Air dilakukan dengan:
1. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Industri
2. IPAL Domestik
Pelaksanaan
❑ IPAL Industri difungsikan untuk mengolah seluruh air limbah yang dihasilkan oleh proses produksi, dimana air limbah termasuk Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
❑ IPAL Domestik difungsikan untuk mengolah limbah yang disebabkan oleh kegiatan rumah tangga di Area Perusahaan sebelum dilepaskan ke Sungai atau Badan Air.
Pengendalian Pencemaran Udara
Deskripsi
Merupakan sebuah Program HSE untuk mencegah terjadinya
pencemaran udara akibat kegiatan kerja Perusahaan.
Pengendalian Pencemaran Air dilakukan dengan:
1. Dust Collector 2. Riksa Uji Boiler
3. Uji Emisi Kendaraan Angkut Barang
4. Uji Emisi Sumber Tidak Bergerak
Pelaksanaan
❑ Dust Collector, berfungsi sebagai penyerap debu obat yang dihasilkan di Area Proses Produksi
❑ Riksa Uji Boiler, berfungsi untuk menentukan kelayakan boiler saat
beroperasi sehingga tidak menghasilkan pencemaran udara
❑ Uji Emisi Kendaraan Operasional, berfungsi untuk menilai kelayakan emisi yg dihasilkan oleh kendaraan operasional
❑ Uji Emisi Sumber Tidak Bergerak, berfungsi untuk menilai kelayakan emisi yang
dihasilkan oleh genset
Pengendalian Pencemaran Tanah
Deskripsi
Merupakan sebuah Program HSE untuk mencegah terjadinya
pencemaran tanah akibat kegiatan kerja Perusahaan.
Pengendalian Pencemaran Tanah dilakukan dengan:
1. Fasilitas TPS B3
2. Spill Kit yang tersedia di:
- Produksi - Lab QC - Engineering - Gudang - TPS B3
Pelaksanaan
TPS B3 menupakan sarana penyimpanan limbah B3 padat sebelum dilakukan pengolahan oleh Pihak Ke-3. Penyimpanan B3 dilakukan melalui kategori:
a. B3 Beracun
b. B3 Padatan Mudah Menyala c. B3 Cairan Mudah Menyala d. B3 Pecah Belah
e. B3 Limbah Medis
Spill Kit merupakan sarana untuk mengatasi tumpahan B3 di Area Kerja
Pemilahan Sampah Domestik
Deskripsi
Regulasi : UU No. 18 th 2008
Merupakan sebuah Program HSE untuk melakukan pemilahan sampah domestik.
Pemilahan sampah domestik dilakukan dengan membagi sampah menjadi kategori berikut:
1. Organik (Daun dan Sisa Makanan) 2. Anorganik (Plastik, Kaca, Besi) 3. Reuseable (Kertas, Botol, Kardus)