• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menelisik sejarah nasional: eksplorasi awal terhadap pengaruh sumber belajar.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Menelisik sejarah nasional: eksplorasi awal terhadap pengaruh sumber belajar."

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

i

SPPS, Vol

22,

No.1, ApriI200B

r.

MENELISlK SEJARAH NASIONAL INDONESIA:

... ·secara

Eksplorasi Awal terhadap Pengaruh Sumber Belajar Sejarah

, suatu

... "anal

H.

Purwanta

~

t

~omi

A. Pengantar

I-Ja

bagi

lImu pengetahuan dan teknologi diciptakan oleh masyarakat

~-

manusia untuk

mempertahankan dan mengembangkan kehidupannya.

uran

Sejarah, sebagai

salah

satu cabang ilmu pengetahuan, juga memiliki

tanah

tanggungjawab yang

sarna.

Secara sosio-kultural, sejarah memiliki dua

.

ping

~

tanggungjawab utama, yaitu mewariskan identitas kultural dan menjaga

~.

kohesivitas sosial. Sebagai media pewaris identitas kultural, sejarah

~

H'

bertanggungjawab menjadikan generasi baru memahami siapa diri

mereka dan kemana hidup

harus

diarahkan, meyakini berbagai

keutamaan yang dijadikan landasan untuk mengarungi dan memaknai

kehidupan masa

kini

dan ,mendatang. Sejarah dituntut untuk

melahirkan generasi baru yang bangga terhadap kebudayaan

masyarakat di mana mereka tinggal.

I

Salah satu contoh bagaimana masyarakat menghidupi

identitasnya, dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat

Wotgaleh. Mereka fnengidentifikasi

diri

sebagai masyarakat pemberani

yang tak mengenal rasa takut untuk membela kebenaran yang diyakini.

Oleh masyarakat sekitar, masyarakat Wotgaleh diidentifikasi sebagai

tukang berkelahi. Identitas Wotgaleh tersebut

berakar

dati keyakinan

bahwa mereka merupakan pengikut selia Pangeran Purboyo, panglima

perang sakti kerajaan Mataram dan pemilik petdikan Wotgaleh, yang

tidak pernah mengenal rasa takut.

I

I

Untuk menghidupi identitas kolektifnya, masyarakat Wotgaleh

membuat eksplanasi sejarah tentang kehebatan Pangeran Purboyo yang

disampaikan kepada generasi muda melalui pertemuan rutin di Masjid

Sulthoni. Identitas tersebut sampai sekarang temp dihidupi, sehingga

generasi baru mereka mewarisi sikap pantang menyerah untuk meminta

kembalinya kampung Wotgaleh yang

te1ah

menjadi

milik

Adisucipto.

Hal yang

sarna

juga dilakukan oleh bangsa Eropa ketika

membuat eksplanasi sejarahnya:

(3)

Mene/isik Sejarah Nasionsllndonesia ...

(H.

Purwantal

pe~

Why all the emphasis on the Greeks? It is because the

sejarahl

. Greeks were the first people in ancient times who thought and

acted much like us. They displayed a keen intellectual

peristill

probIeB

curiosity, which led

to

speculation on almost every subject.

tepatdl

They also had a strong individualistic spirit, and would not

accept any law, rule or fact just because somebody)

.

4

sUJJtber

Dati perspektif

ini,

eksplanasi sejarah nasional Indonesia

akl:m

dipandang baik oleh masyarakat apabila mampu mewariskan nilai-nilai

Kartoc:&

kepahlawanan, keteladanan, kepeloporan, patriotisme, nasionalisme,

Talanp

abadJQ

dan

semangat pantang menyerah.

2

ke~

Bagaimana kalau eksplanasi sejarah tidak memenuhi fungsi

untuk mewariskan identitas kultural atau bahkan mendestruksinya?

1

Dapat diprediksi akibatnya, yaitu lahirnya generasi baru yang tidak

tidal

daR

memiliki identitas kultural. Sartono menjelaskan :

ped

Tanpa identitas, sukar bahkan mustahil melakukan

Fni

komunikasi dalam masyarakat. Identitas mendefinisikan status

PeIIi

dan peran seseorang, mencakup ciri-ciri pokok.seseorang baik

kidI

yang fisik maupun sosia!-budaya... Jika seseorang kehllangan

memori, antara lain karena senilitas atau penyakit syaraf,

r.:1

timbullah pada dirinya kekacauan

dalam

berkomunikasi

dengan orang lain. Kecuali tidak mampu mengenal identitas

1

-J

dirinya sendiri, dia juga tidak dapat menentukan identitas

orang lain. Akibatnya ialah miskomunikasi terus menerus.

3

Selain memiliki fungsi sebagai pewaris identitas kultural,

eksplanasi sejarah juga memiliki fungsi untul< menjaga kohesivitas

sosia! kontemporer. Dalam rangka mencapai cita-cita kolektif,

masyarakat menghadapi berbagai permasalahan,

baik

berupa

persaingan, konflik maupun perang, yang tidak jarang mengancam

kepaduan kehidupan mereka sebagai komunitas. Untuk memperoleh

solusi yang tepat, masyarakat akan bertanya kepada sejarah. Dalam

konteks

ini,

eksplanasi sejarah sudah seharusnya mampu menyumbang

solusi terhadap problem aktual yang sedang dihadapi. Sejarah

dikodratkan menjadi basis data yang berupa kumpulan solusi semua

http://www.xenohistorian.faithweb.comlindex.htlnl

8

°1

2

KTSP Mala Pelajaran Sejarah

unluk

SMA dan MA,

pada bagian Latar Belakang.

Departemen Pendidikan Nasional RI, 2006.

3

Sartono Kartodirdjo,

Sejak Indische sampai Indonesia.

Jakarta: Kompas,

2005, hIm. 114-115.

~

.,

;

(4)

§

• not

~i

~akan

k:ai1ai-nilai

~me,

':

.•.• fungsi

.

inya?

"

tidak

~

~;

kultural,

labesivitas

kolektif,

berupa

pmgancam

anperoleh

lla-Dalam

irJ'umbang

L

Sejarah

. . semua

.. Belakang.

l:

Kompas,

SPPS, Vol

22,

No.1, Apri12008

permasalahan hidup manusia. Oleh karena itu, melalui koleksinya

sejarah memiliki tanggungjawab untuk memberikan eksplanasi berbagai

peristiwa masa lampau yang memiliki relevansi tinggi terhadap

problem aktual, sehingga masyarakat mampu mengambillangkah yang

tepat dalam usaha mengembalikan kohesivitas sosialnya .

Salah

satu usaha untuk menjadikan eksplanasi sejarah sebagai

sumber solusi bagi problem aktual masyarakat adalah tulisan Sartono

Kartodirdjo saat menanggapi gejolak masyarakat di Way Jepara,

Talangsari, Lampung. Dengan membahas gerakan protes petani akhir

abad XIX dan awal abad XX, dia berusaha menyatakan bahwa terdapat

kemiripan pola dengan gerakan protes di Way Jepara.

Dipandang dengan perspektif sejarah, Peristiwa Lampung

tidak merupakan kejutan sejarah karena dalam pola, struktur

dan

kecenderungan tidak banyak berbeda dengan

peristiwa-peristiwa ger.akan protes petani yang

legio

(massal) itu.

Frekuensinya masa kini jauh berkurang dan dengan

pengetahuan kita mengenai sifat dan hakekatnya yang lebih luas,

kiranya relatif lebih gampang juga diketemukan pendekatan

yang efektif dan bijaksana selaras dengan etos Bangsa

Indonesia.'

Dengan demikian, sejarah memiliki tanggungjawab terhadap

terjaganya kohesivitas

sosial.

Sejarah memiliki kewajiban ikut

mendorong semua lapisan masyarakat untuk menjunjung tinggi

berbagai kesepakatan publik yang telah dicapai berdasar hikmat

kebijaksanaan. Melalui eksplanasi diakronisnya, sejarah memiliki

kesempatan luas untuk meninjau secara kritis berbagai kesepakatan

publik, sehingga setiap anggota masyarakat memiliki kebanggaan

rasiona! untuk mengikuti sistem yang berlaku. Sejajar dengan itu,

eksplanasi sejarah Indonesia diharapkan mampu mengembangkan

persatuan, persaudaraan dan solidaritas nasional dan memelihara

.keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup.5

B.

Pengalaman Empiris

Berdasar tanggungjawab yang dipikulnya dalam usaha

4

Ibid,

hIm. 30

5

KTSP Mala Pelajaran Sejarah untuk SMA dan MA,

pada bagian Latar Belakang.

(5)

'

Menelisik

§!i!!rah

N'!sionallndonesia ...

(H.

Putwanta)

.

c

mengembangkan kehidupan masyarakat tersebut, pertanyaan mendasar

Menertt

yang mendesak untuk dijawab adalah apakah sejarah nasional

Perbed/l

Indonesia telah memenuhi tanggungjawabnya? Untuk menjawab

Pendidi

pertanyaan itu, penulisan mengajukan satu pertanyaan spekulatif

lebih

in

kepada mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu.

6

Pertanyaannya adalah:

nasional

Bagaimana kondisi Indonesia saat

ini,

seandainya tidak pernah

kedatangan bangsa

asing,

baik sebagai aktor pembawa pengaruh

1

maupun altor penjajah. Pilihan jawaban yang diberikan adalah: a) maju,

pembac

cerdas, makmur, unggu1; b) tradisional, bodoh, miskin, terbelakang.

yangDII

dan

1*

Pertanyaan itu sekali-kali bukan untuk mencari jawaban benar

jawabal!

atau salah, tetapi lebih ditujukan untuk memperoleh gambaran

miski:n,.

pemahaman dan pandangan mahasiswa tentang bangsa Indonesia dan

mereka~

sejarahnya. Selama mereka menjalani pendidikan

dati

tingkat Sekolah

keberacl

Dasar sampai Sekolah Menengah Atas atau Kejuruan telah memperoleh

pelajaran sejarah yang materinya diturunkan dari Sejarah Nasional

I

Indonesia. Selain itu, melalui media, baik surat kabar maupun internet,

terha"-l

mereka membaca berbagai

tulisan

sejarawan. Dati pengalaman

mereka

j

berkenalan dengan eksplanasi

sejarah,

para mahasiswa dalam kadar

Ind~

tertentu termasuk kategori penikmat/konsumen historiografi Indonesia.

Indo~

Dengan kata

lain,

pertanyaan tersebut diajukan untuk melihat hasil

Dengaa

belajar sejarah dari para penikmat atau konsumen sejarah.

sejarahJ

Indo.

Jawaban yang diperoleh adalah sebagian besar, lebih

dati

90%,

DaIam.

I

mahasiswa memilih

liB".

Mereka berpendapat bahwa bangsa Indonesia

akan

menjadi tradisional, bodoh, miskin, terbelakang apabila tidak

pernah dijajah. Alasan yang dikemukakan adalah bahwa melalui

=]".

bukan

penjajahan, bangsa Indonesia mengenal pendidikan, teknologi dan

Para

.

sebagainya, meski banyak penderitaan yang harus dialami.

Pertanyaan yang sarna diajukankepada

guru-guru

sejarah

SMA

be!:;

y~g

",

saat pertemuan di Majelis Pendidikan Katollk Jakarta pada tanggal 9

bangsa

Maret 2007.

Jawaban yang diberikan sarna, yaitu 24

orang

dati

25 guru

yang

hadir

mengemukakan bahwa bangsa Indonesia

akan

menjadi

mengia1f

tradisional, bodoh, miskin, terbelakang apabila tidak pernah dijajah.

gaga! ..

6

Pertanyaan diajukan pada awal semester II Tahun ajaran

200612007.

Mahasiswa

dikelompokkan dengan anggota 5 orang setiap kelompok. Setelah diberi pertanyaan

dan pitman jawaban yang disediakan, mahasiswa diminta diskusi kelompok seJama

:er':"

~3~"'"

30 memt untuk menentukan pilman serta memberi alasan. Mahasiswa yang diberi

tugas berasaJ

dari

program studi Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Bahasa dan

seba •

Sastra Indonesia

dan

Daerah, Pendidikan Dunia Usaba, Manajemen

dan

Pendidikan

berba-1

Guru Sekolah Dasar.

(6)

mendasar

;

nasional

~

menjawab

"'

~.

SI

spekulatif

Ia.rB.

adaJah:

~

pemah

. pengaruh

. a) maju,

g.

SPPS, Vol

22.

No.1, Apri12008

Sejajar dengan para mahasiswa,

guru

sejarah pada Sekolah

Menengah Atas ditempatkan sebagai konsumen historlografi Indonesia.

Perbedaannya dengan mahasiswa, untuk menyelesaikan studi 5-1

Pendidikan Sejarah, para guru tersebut menggeluti historiograii dengan

lebih intensif, bail< kajian feomena historis yang bersifat mikro maupun

nasional.

Dengan menempatkan mahasiswa dan

guru

sejarah sebagai

pembaca historiografi Indonesia, paling tidak ditemukan dua fenomena

yang menarik untuk dicermati lebih lanjut. Pertama adalah pemahaman

dan pandangan mereka tentang sejarah Indonesia. Dengan memilih

jawaban b., yaitu bangsa Indonesia akan menjadi tradisional, bodoh,

miskin,

terbelakang, menunjukkan bahwa dalam konstruk pikiran

mereka perkembangan bangsa Indonesia sangat tergantung pada

keberadaan bangsa asing.

Fenomena kedua adalah besamya pengaruh hldtoriografi

terhadap pembacanya dengan pemahaman bahwa konstruk pikiran

mereka dibentuk oleh ekplanasi sejarah, mengindikasikan historiografi

Indonesia mengarahkan pikiran pembacanya untuk menempatkan

Indonesia sebagai masyarakat yang sangat tergantung pada asing.

Dengan kata

lain, dari

pengalaman empiris pada mahasiswa dan

guru

sejarah di atas, dapat diperoleh gambaran bahwa eksplanasi sejarah

Indonesia berhasil membangun konstruk pikiran para pembacanya.

Dalant pem.ikiran mahasiswa dan

guru tertanam pemahaman bahwa

bangsa asing adalah sum.ber kemajuan bagi bangsa Indonesia. Dengan

bahasa berbeda, bangsa Indonesia dalam pandangan mereka adalah

bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa tanpa kehadiran bangsa asing.

Para pembaca sejarah merasa bahwa mereka tidak memperoleh warisan

berharga dari nenek moyangnya sendiri. Berbagai warisan berharga

yang sampai di tangan mereka saat·

ini

adalah

hasil kebaikbudian

bangsa asing.

Jawaban

dari

guru-guru sejarah dan para mahasiswa

mengindikasikan bahwa kedua tanggungjawab sejarah dapat dikatakan

gagal untuk dipenuhi oleh historiografi Indonesia, dalam konteks

ini

buku-buku sejarah yang dibaca oleh para

guru

dan bekas

murid-muridnya. Pembacaan sejarah yang dilakukan, tidak membuat mereka

menjadi bangga terhadap kebudayaan Indonesia.

Bahkan sebaliknya,

mereka cenderung rendah

diri

dan melihat Indonesia kontemporer

sebagai penuh kegelapan, seperti korupsi, kolusi, nepotisme dan

(7)

Menelisik Sejarah Nasiona//ndonesia ...

(H.

PUlWsnta)

~

secar.t

konremporer sebagai masyarakat yang tidak mempedulikan harmoni

ilmu,

sosial, pembacaan sejarah tidak membuat mereka terlibat

aktif

daIam.

kegiatan menegakkan dan mempertahankan kohesivitas sosial di

lingkungannya.

C.

Menelisik Sejarah Nasional Indonesia

Realitas yang terdapat pada konsumen sejarah menggelitik

~

I

untuk dikaji lebih jauh. Pertanyaannya adalah: eksplanasi sejarah seperti

~

apakah yang mampu menciptakan pemahaman bahwa bangsanya

~

sendiri bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa tanpa bangs a asing?

Perhatian difokuskan kepada Sejarah NasiGnal Indonesia, karena sampai

sekarang ditempatkan buku tersebut sebagai induk berbagai eksplanasi

sejarah Indonesia. Dari enam jilid yang diterbitkan, untuk eksplorasi ini

dipilih jilid I, II dan V. Pemilihan jilid I didasarkan alasan bahwa pada

periode itu masyarakat Indonesia masih asli atau belum berinteraksi

dengan bangsa

lain.

Pemilihan jilid II didasarkan

pemahaman

bahwa

periode itu merupakan awal

interaksi

bangsa Indonesia dengan bangsa

asing. Jilid V dipilih karena pada periode itu berkembang nasionallsme

Indonesia

yang nantinya

akan berpuncak

pada

proklamasi

kemerdekaan tanggal17 Agustus 1945 ..

1. Sejarah Nasional Indonesia I

..

Buku ini membahas Indonesia pada masa pra sejarah. Ketika

....

membahas perubahan permukaan bumi akibat perkembangan jaman

pada masa paleogeografi, tampak sekali usaha para penyusun untuk

~

menempatkan Indonesia sebagai bagian dari dunia secara global Secara

III

akademik eksplanasi yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan,

akan tetapi bagaimana dengan sasaran kultural

dan

sosia1?

"

G~

Permasalahan itu wajar dilakukan apabila topik pembahasan adalah

disimak.

"

perkembangan global Akan tetapi, ketika kajian yang dilakukan adalah

~

untuk sebuah sejarah nasional, ketidakbersediaan membahas Indonesia

sebagai unit kajian tersendiri dan mandiri, sangat terbuka kemungkinan

untuk

d.i:mak.nai

sebagai ketergantungan Indonesia pada faktor luarl

..

Selain

ketidakbersediaan menempatkan kajian Indonesia sebagai

unit mandiri, pada Jilid I terdapat tiga macam eksplanasi yang ternarasi

8

MarwI

7

Ketidakbersediaan tersebut juga tampak pada saat membabas lukisan dinding gua di

Int.tt.t

Indonesia. Tanpa memiliki signifikansi yang berarti dengan topik yang dibabas,

9

Ibid..

1

tiba~tiba

penyusun buku memunculkan lukisan dinding gua di Perancis yang lebih

peneIiI

tuaumumya.

(8)

lim

harmoni

r-w

dalam

~

sosial di

r

~

llilllliionJalisme

i

proklamasi

~

!'

Ketika

jaman

untuk

Secara

- wabkan,

sosial?

adalah

adalah

SPPS, Vol.

22,

No.1, April2008

secara tumpang tindih, yaitu tentang perkembangan arkheologi sebagai

ilmu, perkembangan penelitian arkheologis di Indonesia dan

perkembangan masyarakat Indonesia pada jaman pra sejarah.

Eksplanasi !Jerkembangan arkheologi sebagai ilmu antara lain pada

penjelasan tentang penggunaan cara penentuan umur modem.s Salah

satu contoh eksplanasi tentang penelitian arkheologis di Indonesia

adalah:

Sejarah penelitian fosi! hewan di Indonesia tidak

dapat dilepaskan dari usaha penelitian ke arah sejarah

manusia purba dan budayanya, atau dengan perkataan

lain, penelitian fosi! hewan sering sekali difokuskan

pada usaha mencari jejak manusia purba.

Seorang pelopor penelitian paleontologi di

Indonesia adalah Dubois, seorang dokter tentara

Belanda yang pada

akhir

abad yang lalu

menaruh

minat

terhadap evolusi manusia purba. Ia berpendapat bahwa

sumber manusia purba terdapat di daerah tropik,

termasuk kepulauan Indonesia. Fosi! hewan pertama

yang ditemukan Dubois dalam suatu penggalian di

Sumatera Barat berupa beberapa buah

gigi

mawas dan

fosi! manusia Pithec-anthropus pertama ditemukannya

di Trinil (Jawa Tengah) pada tahun 1891.9

Tertarik oleh temuan Dubois di Trinil pada

tahun 1891 tersebut,

maka

pada tahun 1907 - 1908.

Selenka melakukan penggalian di daerah yang sarna.

Hasilnya ialah didapatkannya sejumlah besar fosi!

hewan, tanpa menemukan fosil manusia purba satu

pun.

Gambaran eksplanasi perkembangan masyarakat Indonesia dapat

disimak antara lain pada:

Gotong royong merupakan kewajiban yang

sarna-sarna dirasakan keperluannya oleh setiap anggota

masyarakat. Menebang hutan, membakar semak

belukar, menabur benih... semuanya dilakukan secara

8

Marwati Djoened Poesponegoro

dan

Nugroho Notosusanto, ed.,

Sejarah Nasional

Indonesia

l.

Jakarta: Balai Pustaka, 1984, him. 203.

9

(9)

Menelisik Sejarah Nasionallndonesis ...

(H.

Purwanta)

~

gotong royong. Meskipun demikian pembagian kerja

antara kaum. wanita dengan

laki-laki

sudah tampak

pada masa itu... Kaum lelaki membangun rumah tempat

tinggal dan kaum. wanita merawat rumah itu serta

memberi dekorasi yang menarik menurut se1eranya.

Memelihara bayi dan anak-anak di bawah umur

dilakukan oleh wanita.

Demikianlah terjalin kerjasama yang sehat yang

dituntut atas dasar kepentingan bersama. Kepentingan

masyarakat di atas kepentingan individu. Semua itu

berjalan melalui komunikasi yang murni serta dipimpin

oleh seorang kepala yang dipatuhi bersama-sama

dengan jujur ..

.1

0

Di antara ketiga macam eksplanasi tersebut, perkembangan

penelitian arkheologis di Indonesia diberikan ruang yang paling besar.

Apabila ditinjau dari sudut pandang metode penelitian sejarah, SNI jilid

I didominasi oleh eksplanasi tentang hasil pengumpulan sumber sampai

analisis dan tidak dilanjutkan dengan interpretasi sebagai lern perekat

antar data sehingga memhentuk satu kesatuan rangkaian eksplanasi

yangutuh.

Dari dominasi eksplanasi tentang perkembangan penelitian

arkheologis di Indonesia

akan

sulit .untuk diharapkan mampu

menyampaikan

pesan

yang

jelas

dan

meyakinkan

tentang

perkembangan masyarakat Indonesia masa pra sejarah.

Pesan yang

tertangkap jauh lebih banyak adalah tentang tokoh-tokoh penemu

benda arkheologis dan basil temuannya. Kekaburan pesan tentang

perkembangan masyarakat Indonesia semakin terasa oleh sedikitnya

interpretasi yang dilakukan oleh penyusun terhadap semua sumber

yang berhasil dikum.pulkan.

2. Sejarah Nasionallndonesia II

Eksplanasi sejarah pada Jilid

II

diawall dengan penjelasan

tentang hubungan antara Indonesia yang negara kepulauan dengan

India dan

Cina.

Mulai sub bab D

(hIm 21)

tampak penyusun

menggantungkan perkembangan Indonesia pada kekuatan asing (India)

10

Ibid.

hIm. 201-202. Penggunaan

kata

"Meskipun demikian" roenunjukkan

penyusun buku memandang bahwa pembagian kerja roerupakan keanehan bagi

sistem gotong royong. Pada alinea kedua ketidakjelasan pesan tampak pada kata

"komunikasi yang mumi" dan "dipatuhi bersama-sama denganjujur"

36

dengaa~

p .

ke~

.. '

n

=

~::k~

In~~

s e 4

~

Ii

~

~

~

,1

~

UK~.

itu

kel

men~

tidak..,

1

pen~

bahwal

da]~m

•.

ber

do .

~

.,..

~

(10)

~

~

penjelasan

~

dengan

~

.penyusun

~g

(India)

bnenunjukkan

~han

bagi

1'*

pada kata

SPPS, Vol

22,

No.1, April2008

dengan memunculkan teori spekulatif tentang tiga aktor pembawa

kebudayaan India ke Indonesia, yaitu Brahmana, Ksatria

dan

Vaisya.

Penjelasan dilanjutkan dengan perkembangan kerajaan-kerajaan

di

nusantara dan berbagai benda arkheologis peninggalan masa

itu.

Berbeda dengan SNI Jilid I, pada jilid II

ini

pesan yang hendak

disampaikan lebih jelas.

Dengan

menggambarkan tokoh-tokoh imajiner

(tanpa bukti empiris) dan basil kerjanya di nusantara, tampaknya jilid II

hendak menyampaikan

pesan

bahwa berkat kehadiran kebudayaan

India, bangsa nusantara mengalami kemajuan yang pesat. Pesan itu

semakin kuat ketika membahas kerajaan Kutai:

Berdasarkan silsilahnya dapat dipastikan, bahwa

Kudunga adalah seorang Indonesia asli,

yang

barangkali untuk pertama kalinya tersentuh oleh

pengaruh budaya India. Tetapi sedemikian jauh,

Kudunga sendiri masih tetap mempertahankan

ciri<iri

keindonesiaannya, dan itu pulalah rupanya yang

menyebabkan ia tidak dianggap sebagai pendiri

keluarga raja. Dati data yang sedikit itu dapat

disimpulkan, bahwa rupanya pengerti.an keluarga raja

pada waktu itu, terbatas kepada keluarga kerajaan yang

telah menyerap budaya India di dalam kehidupan

sehari-harinya.

l1

Pada kalimat kedua dari kutipan di atas,

penyusun menuliskan

"Kudunga sendiri masih

tetap

mempertahankan ciri-ciri keindonesiaannya, dan

itu

pulalah rupanya yang menyebabkan ia

tidak

dianggap sebagai

pendiri

keluarga raja".

Dati pemyataan itu, penulis dengan sengaja hendak

menyampaikan pesan bahwa keindonesiaan perlu disingkirkan, apabila

tidak hendak diabaikan seperti Kudunga.

Tidak dipungkiri bahwa pada uraian berikutnya di SNI Jilid II,

penyusun

berusaha memperkecil ketergantungan dengan menyatakan

bahwa unsur budaya Indonesia lama masih nampak dominan sekali

dalam

semua lapisan masyarakat. Akan tetapi, sampai eksplanasi

berakhir tidak tampak secara je1as unsur-unsur apa saja yang masih

dominan dan berlangsung terus sejak jaman pra sejarah, baik yang

(11)

Mene/isik Sejsrah lIssioll/!!/ndl!f18Sia ...

(H.

Purwanta)

3.

berupa

nilai,

norma, institusi maupun prasarana

fisik.

Ketidakjelasan itu

mengindikasikan bahwa penyusun hendak menonjolkan

perubahan. Hal yang sarna juga terjadi pada eksplanasi

keunggulan budaya maritim Indonesia:

Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan penelitian

pra sejarah dan etnografi dapat diketabui bahwa

penduduk Asia Tenggara, khususnya penduduk

kepuIauan Indonesia, adalah pelaut-pelaut yang

mampu melayari samudera lepas ...

Sehubungan dengan kenyataan yang ditemukan

oleh penelitian-penelitian tadi, maka bukanlah suatu hal

yang mustahil bahwa pelayaran ke teluk Benggala, dan

mungkin juga sampai ke India Selatan, bukanlah hal

yang sulit untuk pelaut Indonesia.

12

Se;.

unsur

PI

tentang

IndoI1ll!li

merupall

perganli

Vex:: ..

(oktroi}t

kerugial

dapat

d

halamall

m~

menYaII!

adalah,

baik

~

h~

KeungguIan budaya maritim itu tidak menjadikan. masyarakat

Indonesia penuh percaya diri dan bangga terhadap kebudayaannya.

Ind~

Oleh penyusun buku, Indonesia ditampilkan sebagai pihak hams

bangsa~

menjadi pengikut setia kekuatan

asing.

13

subysj

Untuk

memperteguh

ketidakjelasan

gambaran

tentang

diurailt

masyarakat Indonesia, penyusun buku menyatakan:

Politik~

Apakah Rakai Panangkaran yang memindahkan

pusat kerajaannya lebih ke timur dari daerah Kedu,

yaitu lembah di lereng gunung Merapi? Kesulitannya

~

ialah

bahwa kita pertama-tama harus tabu dahulu di

4

mana letak She-p'

o-ech'

eng (Yawapura), pusat kerajaan

~

Rakai

Watukura Dyah Balitung. Apakah di daerah

~

Kedu, ataukah di daerah sekitar

Prambanan,

ataukah di

~

daerah Purwodadi - Grobogan?, yang terang sudah

tidak di daerah Pekalongan/Banyumas ...

14

1

,1

12

Ibid,

him. 4

13

Keharusan tersebut dilakukan dengan teon spekulatif tentang upacara

lIratyastoma.

~

Logika agama samawi

tampak

jelas digunakan. yaitu bahwa pengambilan unsur

!

kebudayaan

harus melalui proses "pembacaan syahadat" dan melupakan

kemungkinan bahwa orang Batak dapat ikut kenduri di pedesaan Jawa tanpa harns

melalui proses "penjawaan".

:a

14

Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, ed.,

op cit.,

hIm 104.

Kutipan itu tentu lebih mengesankan ingin mengajak pembacanya kebingungan

dari

=

"

pada memperoleh pemahaman yang mendalam. Oleh karena itu, tidak berlebihan

16

(12)

~elasanitu

Iofkan

unsur

~

tentan

~

g

g

b

,~

i

~arnkat

"

yaannya.

,

l

pihak

harus

~

tentang

!

I~

"_'om•.

bilan unsur

,

me1upakan

~

tanpa hams

~hlmIW.

gan

dari

berlebihan

spps.

Vol

22,

No.1, Apri12008

3. Sejarah Nasionallndonesia V

Penjelasan sejarah pada jilid V fokus pada sejarah nasional

Indonesia periode abad XIX sampai dengan abad XX. Meskipun

merupakan sejarah nasional, penjelasannya diawali dengan alinea "Pada

pergantian abad secara resmi pemerintah Indonesia pindah dari tangan

VOC ke tangan pemerintah Belanda. Setelah pada tahun 1795 ijin

(oktroi)-nya ditiadakan pada tahun 1798 VOC dibubarkan dengan saldo

kerugian sebesar 14,7 gulden."15 Dengan alinea pembuka seperti itu

dapat diperkirakan bahwa uraian akan dilakukan pada

halaman-halaman berikutnya adalah bukan tentang orang Indonesia, tetapi lebih

membahas orang Belanda di Indonesia. Tampaknya penulis hendak

menyampaikan pesan bahwa pengertian nasional yang digunakan

adalah perspektif geografis, sehingga merupakan tindakan yang 8ah

dan

baik

untuk menulis sejarah bangsa asing

di

Indonesia hampir 100

halaman dalam sejarah nasional Indonesia.

Baru mulai halaman 99 penulis membahas tentang penduduk

Indonesia dengan judul bab: struktur sasial. Ketika membahas tentang

bangsa asing di Indonesia, penulis menempatkan bangsa asing sebagai

subyek kehidupan. Berbagai terobosan, kebijakan

dan

perjuangan

diuraikan dengan jelas. Sebagai contoh adalah ketika membahas tentang

Politik Etis, penulis membuka dengan menyatakan:

Garis politik kolonial baru pertama-tama

diucapkan secara resmi oleh van Dedem sebagai

anggota Parlemen. Dalam pidatonya pada tahun 1891

diutarakannya keharusan untuk memisahkan keuangan

Indonesia dari negeri Belanda. Diperjuangkannya Guga

kemajuan rakyat aJ. dengan membuat bangunan

umum) disentra1isasi; kesejahteraan rakyat

dan

expansi

yang pada umumnya menuju ke suatu politik yang

konstruktif.16

Sebaliknya, ketika membahas struktur sasial, penulis terlihat

mengubah model eksplanasi dengan menempatkan bangsa pribumi

sebagai angka

Oumlah

kuantitatif) dan obyek perkembangan.

apabila disimpulkan bahwa pemuatan pernyataan tersebut

pada

buku SNI lebih

berfungsi mengaburkan

dari

pada memperjelas.

IS

Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, ed.,

Sejarah Nasional

Indonesia V.

Jakarta: Balai Pustaka,

hlm.

1

(13)

Menelisik Sejarah Nasional/ndonesia ...•.

(H.

Purwanta)

Penempatan penduduk pribumi sekedar sebagai angka tampak pada

pembukaan bab struktur sosial:

Waktu Raffles memerintah sebagai

Letnan

Gubemur Jenderal Inggris, ia memperhitungkan bahwa

penduduk puJau Jawa sebanyak empat juta setengah

jiwa. Dengan angka ini saja pulau Jawa sudah

merupakan pulau yang terpadat di daerah apa yang

dulu disebut Hmdia Timur mi.... Menurut sensus 1930,

penduduk pulau Jawa telah berjumlah 40 juta jiwa. Jadi

dalam waktu 130

~.14O

tahun saja penduduk Jawa dan

Madura telah naik sepuluh kali lipatP

Penempatan penduduk pribumi sebagai obyek perkembangan

secara jelas dapat disimak dari pemyataan:

Sebagai

catatan

perlulah

diingat

bahwa

pemilikan tanah di Daerah Istimewa Yogyakarta (dulu

d.isebut sebagai salah satu Vorstenlanden), adalah gejala

baru

yang bersumber dari perobahan hukum tanah

yang dimulai berlaku sejak tahun 1918. Sebelum periode

itu para petani hanyalah mempunyai kewajiban

mengerjakan tanah yang dipercayakan kepadanya oleh

pemegang hak apanage - yaitu yang diberi hak oleh raja

mewakilinya

sebagai

pemilik

tanah

yang

sesungguhnya. Sejak tahun 1918

hak-hak apanage

dihapuskan. Dengan ini

maka

hak raja, sebagai pemelik

tanah kerajaan yang tunggal dihapuskan pula.

Akibatnya yalah ikatan petani tambah liat... Akibat

selanjutnya tentu saja pengepingan

tanah

terus berlanjut

sesuai dengan

jum1ah

keturunan yang berhak.

18

Kutipan tersebut menjelaskan petani hanya menjadi obyek dan

sebagai akibat, mulai dari akibat perubahan hukum

tanah

tahun 1918,

hukum

tanah

sebelumnya. Ketika tiba giliran pribumi ditempatkan

sebagai subyek, oleh penulis diuraikan bahwa hasilnya adalah negatif

atau memperparah peri kehidupan. Dari kalimat terakhir pada dua

kutipan di alas, penulis sengaja menampilkan fenomena "telah naik

17

Ibid,

him. 99.

18

Ibid.,

him. 107.

40

:'n~

ke~

~

~

-

~

D.

P~

(14)

~

..

IaIu

a.b

bde

ban

ieh

IIja

..

.-g

tIik

ilia.

~

!jut

lobyek dan

lahun

1918,

lilempatkan

IIah

negatif

~

pada dua

-te1ah

naik

SPP8, Vol

22,

No.1, Apri/2008

sepuluh

kali

lipat" dan '''pengepingan tanah terus berlanjut" untuk

menyampaikan pesan bahwa kehidupan pribumi selalu diwamai

keburukan.

Pandangan negatif terhadap pribumi tetap kuat pada uraian di

bah-bab berikutnya, bahkan ketika membahas nasionalisme Indonesia

pada bab pergerakan nasional. Ketika membahas Boedi Oetomo,

pandangan negatif terasa hampir pada semua alinea. Bahkan pada

kalimat pertama atau kedua. Sebagai contoh, pada dua kalimat paling

awal di alinea pertama penulis menyatakan:

Dengan

semboyan hendak

meningkatkan

martabat rakyat, Mas Ngabehi Wahidin Sudirohusodo,

seorang dokter Jawa di Jogyakarta dan tennasuk

golongan priyayi rendahan, dalam tahun 1906 dan 1907

mulai kampanye di kalangan priyayi di Pulau Jawa.

Walaupun hasil kampanye tidak sebagaimana yang

diharapkan tetapi hasilnya juga ada, seperti di Jawa

Tengah sendiri sejak itu terbuka kemungkinan adanya

kerjasama di antara pejabat pn"bumi .

Marilah

kita

perhatikan pada pernyataan penulis Sejarah

Nasional Indonesia V yang untuk kepentingan kajian

ini

diberi garis

bawah. Apabila seorang sejarawan memiliki

hak

untuk menyeleksi

sumber, kiranya wajar dipertanyakan maksud penulis menyertakan

informasi "termasuk golongan priyayi rendahan" yang korelasinya

tidak signifikan dengan kalimat-kalimat selanjutnya atau

bahkan

keseluruhan penjelasan tentang &edi Oetomo.

Pesan yang

tersampaikan kepada pembaca atas informasi itu adalah bahwa

masyarakat Yogyakarta pada masa itu feodal (tradisional).

Hal

yang

sarna juga berlaku pada garis bawah kedua. Pemaknaan penulis tentang

basil

kampanye tokoh sejarah, yaitu "juga ada", terasa sangat

merendahkan. Pesan negatif yang disembunyikan

penulis

akan semakin

tampak apabila digunakan pembuktian terbalik, yaitu melalui

penghilangan kedua pemyataan yang diberi

garis

bawah. Penghilangan

akan

mengakibatkan pemahaman historis tetap diperoleh secara relatif

lengkap dan bahkan pembaca akan mampu menangkap semangat tokoh

sejarah dengan lebih mudah.

D. Pesan dan Pengaruhnya

(15)

' ..

I

Menelisik

Sejatah

NssionaJ

Indonesia...

(H.

Purwsnlsl

disebati

tampak dua alur konstruk pemikiran yang meJingkupi para penyusun

Akan",

Sejarah Nasional Indonesia, yaitu:

~~

1. Indonesia variabel tergantung.

kontm.1ill

Disadari atau tidak, eksplanasi sejarah yang terdapat pada

II

Sejarah

Nasional

Indonesia

didominasi

oleh

ideologi

yang

P

"

di~

...

asing sebagai variabel bebas. Apabila dibahasakan matematika, bangsa

besara*l

asing adalah konstanta sedang bangsa Indonesia adalah variabeL

terkena1

Ideologi itu tampak dari judul-judul yang digunakannya, seperti

Peruball

Pengaruh Hindu-Budha, Pengaruh Islam dan Penjajahan Barat. Dari

menempatkan bangsa Indonesia sebagai variabel tergantung dan bangsa

sistem.

yang"

judul saja tampak bahwa subyek atau aktor utama dalam panggung

3.

~

sejarah Indonesia adalah kekuatan asing,

baik bangsa

India, Hadrami

maupun Belanda. Bangsa Indonesia ditempatkan sebagai obyek yang

. !

menerima perlakuan berbagai kekuatan asing, tanpa memiliki daya,

kuasa dan kesempatan untuk menolak.

:~

Penempatkan kekuatan asing sebagai variabel bebas atau

konstanta menjadikan setiap prestasi yang berhasil dieapai oleh bangsa

Indonesia ditempatkan sebagai akibat atau pengaruh kekuatan asing.

3

Kasus nekara yang memiliki kemiripan dengan model Dongson

jutaaD

1

membawa penyusun

SNI

jilid

I

pada kesimpulan

akan

adanya pengaruh

Pe~

dari Cina ke nusantara. Hal yang

sarna

juga diberlakukan ketika di

m~

nusantara banyak terdapat peninggalan berhuruf pallawa, berbahasa

Sanskerta dan bangunan eandi. Dalam konstruk pemikiran .para

penyusun SNI jilid

II

langsung terbayang tiga tokoh imajiner dari India

yang datang membawa ilmu pengetahuan canggih yang

melatih

orang-orang

dari nusantara untuk membangun berbagai peninggalan tersebut.

Masyarakat nusantara tunduk dan berpindah menjadi muslim

ketika orang-orang Arab datang untuk berdagang dan menyebarkan

agama. Hal yang hampir

sarna

terjadi ketika orang-orang Eropa datang

E.J

untuk berdagang dan menyebarkan agama.

Bahkan

oleh penyusun SNI

~

1

jilid

V,

kesadaran nasionaI Indonesia pun digantungkan pada kebaikan

\)

budi pemerintah kolonial Belanda yang meluncurkan politik

Etisch.

unS···~

me

ke

.

2.

Indonesia

selalu berobah

m~

Secara turun temurun, eksplanasi sejarah mengandung dua

aspek, yaitu kesinambungan

(continuity)

dan perubahan

(change).

Meski

1.

~

tidak ada panduan

ilmiah

tentang resep yang harus diikuti, pada

umumnya sejarah menempatkan kesinambungan (untuk selanjutnya

(16)

;.a

penyusun

~

. bebas atau

oleh bangsa

tan asing.

Dongson

pengaruh

keUka di

berbahasa

para

dari India

tih

orang-tersebut

r

~mus1im

~yebarkan

~adatang

~SNI

iWa.·.·

kebaikan

kEtisch.

~ung

dua

-gr:o). Meski

llikuti,

pada

l 8eIanjutnya

spps,

Vol..

22,

No.1, ApriI200B

disebut kontinuitas) lebih besar· prosentasenya dari pada perubahan.

Akan

tetapi, apabila dicermati secara mendalam para penyusun SNI

tampak sekali memberi eksplanasi perubahan jauh lebih besar dari pada

kontinllitas.

Porsi besar perubahan tampak hampir di semua jilid yang

diproduksi. Apabila jilid

I

ditempatkan sebagai modal yang berupa

sistem kehidupan khas Indonesia (meski

masih

samar-samar), sebagian

besar unsur dari sistem itu bilang dan diubah dengan sistem baru (yang

terkenal sebagai sistem kehidupan Hindu - Budha) pada jilid

II.

Perubahan terus terjadi setiap waktu

dan

berlangsung sampai abad XX

yang dijelaskan pada Jilid

V.

3. Indonesia penuh petaka

Eksplanasi sejarah pada SNI, khususnya pada jilid IV, juga

mengindikasikan kuatnya asumsi bahwa kebaikan hidup masyarakat

datang terutama melalui proses belajar terhadap kesalahan,

kesengsaraan dan petaka. Dengan mempe1ajari kekurangan pada diri

sendiri, masyarakat diharapkan melakukan pertobatan dan kemudian

dilanjutkan dengan mengubah

diri

menjadi baik. Asumsi tersebut

mendasari sejarawan untuk dengan sengaja memilih peristiwa,

dari

jutaan peristiwa

J.a.in,

tentang kesengsaraan masyarakat Indonesia.

Peristiwa yang masuk kategori Iayak dipilih adaIah apabila

mengandung petaka masyarakat.

Dengan asumsi bahwa penarasian kesengsaraan masyarakat

akan menjadi sumber

beIajar yang

bernilai

tinggi bagi masyarakat,

maka

ekspIanasi sejarah dipenuhi dengan

kisah

kemalangan yang diderita

oleh masyarakat, seperti pengurangan jumlah pengiring para

bangsawan dan keterdesakan kehidupan petani oleh adanya monetisasi.

E.

Refleksi

Sejarah merupakan ilmu yang memiliki kekuatan sangat besar

untuk mempengaruhi masyarakat. Pesan-pesan yang disampaikan

melalui eksplanasinya, diyakini oleh masyarakat sebagai penuh

kebenaran, sehingga secara kuat memberi inspirasi bagi mereka daIam

menjalani kehidupan masa kini dan masa depan.

1. Sindrom rendah

diri

(17)

Men8fisik

Ssjatah

Nasiona/ {ndoness...

(H.

PUlWBntaj

jaw~,

menempatkan Indonesia sebagai variabel tergantung dan menggunakan

sepertill

ideologi perubahan akan melahirkan generasi baru masyarakat

Indonesia yang memiliki sindrom rendah diri. Masyarakat merasa tak

2.

MaIIJ

diberi warisan

satu halpun yang positif atau berharga oleh leluhur

mereka. Setiap membaca sejarah, yang ditemui hanyalah kebiadaban,

tidak da

kebodohan, kemiskinan, dan kekolotan nenek moyang. Sebaliknya,

adalah )

kekuatan luar selalu dipandang sebagai pembawa penceraha? yang

awala1l

pada kadar tertentu memajukan masyarakat Indonesia. Kekuatan yang

gaya

va

"memaksa"

masyarakat

Indonesia

mengubah

sesuai

dengan

Abduh

"kehendak" kekuatan luar tersebut.

Muhami

Permasalahannya adalah apakah sejarah yang memproduksi

akar

hi

sindrom rendah diri inikah yang hendak disusun untuk sejarah nasional

bera~

Indonesia? Secara psikologis, sindrom rendah diri akan menjadikan

yang

SII

hidup selalu dalam keragu-raguan ketika harus mengambil keputusan,

UlamaJ

sehingga banyak peluang yang tidak dapat dimanfaatkan untuk

MuhaBIi

mengembangkan kehidupan. Permasalahan berlarutnya krisis moneter,

kaumli

hingga berkembang menjadi krisis ekonomi dan bahkan krisis

akar

pi!

multidimensional, salah satunya disebabkan masyarakat Indonesia

usahaA

",

dipenuhi keragu-raguan dalam mengambil langkah untuk mengatasi

1

problem aktual.

Sindrom rendah diri juga menjadikan banyak tindakan yang

tidak menggunakan akal sehat. Segala sesuatu yang datang dari asing

dianggap benar dan lebih baik. Contoh adalah pengetahuan tentang

kebutuhall hidup yang diajarkan di sekolah. Hampir seluruh siswa

sekolah akan menjelaskan bahwa kebutuhan hidup manusia tidak

terbatas. Pengetahuan tersebut tentu diperoleh dari

guru (guru

memperoleh pengetahuan dari dosen) yang tidak mampu menggunakan

akal sehatuntuk membedakan kebutuhan

(need)

dengan keinginan

1

(want).

Mereka tidak memiliki ingatan sedikitpun tentang nenek

moyang

masyarakat Indonesia

yang berusaha

keras

hanya

~

memanfaatkan alam untuk memenuhi kebutuhan

(need)

dan mencegah

pengembangan keinginan

(want).

Akibat dari tidak digunakannya akal

ij

~

sehat sungguh sangat besar, karena semua keinginan

dimaknai

sebagai

kebutuhan dan masyarakat Indonesia sejak keci1 dibentuk untuk

mengembangkan hidup konsumtif.

Selain memandang asing sebagai lebih baik, sindrom rendah diri

juga mengakibatkan lahirnya pandangan negatif terhadap segala

i

sesuatu tentang masyarakat dan bangsanya sendiri. Apabila ditanyakan.

1

kepada masyarakat tentang pandangan mereka terhadap Indonesia,

(18)

... masyarakat

l-tat

merasa tak

fa

oleh leluhur

"menggunakan

·kk,uatan yang

.

kebiadaban,

Sebaliknya,

ahan

yang

dengan

."

rendah

diri

,

P segala

" ditanyakan

.

~

Indonesia,

spps.

Vol

22,

No.1, ApriI200B

jawaban yang diperoleh tentu tidak jauh dari daftar

hal-hal

negatif,

seperti korup,

malas,

bodoh

dan kolot.

2 Masyarakat Tanpa Akar

Ideologi perubahan menjadikan memiliki banyak fenomena

tidak dapat dijelaskan secara memuaskan asal usulnya. Sebagai contoh

adalah kasus munculnya Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama pada

awal abad XX. Penjelasan lahirnya Muhammadiyah yang ada adalah

gaya variabel tergantung yang menempatkan Gerakan Muhammad

Abduh di Timur Tengah sebagai varia bel bebasnya. Anggota

Muhammadiyah tidak memperoleh penjelasan yang memadai tentang

akar historis yang mereka miliki, sebingga purifikasi kehidupan

beragama merupakan "impian" lama yang baru dapat terwujud. Hal

yang sarna juga terjadi dengan eksplanasi tentang kelahiran Nahdatul

Ularna yang menurut gaya variabel tergantung sebagai respon kelahiran

Muhammadiyah. Oleh eksplanasi sejarah gaya variabel tergantung,

kaum Nahdliyin tidak diberi sandaran historis yang mampu menjadi

akar perjuangan mereka mempertahankan identitas kultural lokal dari

usaha

Arabisasi.

Perasaan tidak memiliki akar historis. tidak hanya dialami oleh

anggota Muhammadiyah dan Nahdatul

Ulama,

tetapi hampir oleh

seluruh lapisan masyarakat Indonesia dari Aceh sampai Papua. Sejarah

tidak bersedia menjelaskan peristiwa manusiawi mengapa masyarakat

berkumpul ketika salah satu orang anggotanya meninggal dan

menyiapkan segala sesuatu perlengkapan upacara penguburan, tanpa

meminta upah satu rupiahpun. Eksplanasi

sejarah

juga tidak mampu

memberi legitimasi historis ilmiah tentang

akar

dari'julukan Yogyakarta

yang populer beberapa dekade lampau sebagai kota budaya.

Ketiadaan

akar

historis paling parah

dia1ami

oleh generasi muda.

Mereka memandang Indonesia sekedar satuan geografis:

Ask young Indonesians today what makes them

Indonesians, and the answer may likely surprise, or

disappoint you.

"I'm Indonesian because I was born

in

Indonesia and I'm

(19)

Menelisik Sejarah Nasional/ndonesia ...

rH.

Putwanta}

meD8l

Swastika, 24, an anchor at a TV station and also

buku

Javanese, gave a similar answer.

pe1aja

"It's just a statistical status. I mean...you are Indonesian

because your ID and your passport say

50,"

Swastika

secara

stated.

masiD

It

may be a false assumption to say that Intan and

ekspJI

Swastika represent the general feeling of Indonesia's .

tentaa

younger generation about their country, but their

1ampa

answers reflect a growing trend among the younger

ruwal

generation. They seem

to

have grown further away from

samp

the sense of being Indonesian that was still very much

banya

alive among the previous generations,

memp

For many of today's young people, being Indonesian

atau

ti

means nothing more than a "geographical fact" -

siapal

because they were born and raised in the country.

4.

IC.t

Nothing more, nothing less.

Ramadhani,

22,

a high school dropout and a street

manaI

beggar, and Ismail, 17, a student at the Santi Rama

kehidl

school for the disabled, said they were Indonesians only

bermI

because they lived here.l

9

~

Generasi muda tidak memiliki ikatan emosional dengan masa lampau

pense

Indonesia, apalagi untuk belajar darinya. Generasi baru yang hidup

telah.

tanpa sejarah. Akibatnya dapat diperkirakan bahwa mereka kemudian

.~

mencari ikatan-ikatan emosionaI dengan identitas globaL

yang

~

3.

Berkembangnya Historiografi Non Formal

te1ah~:

Selain

sindrom rendah diri,penempatan Indonesia pada posisi

selalu tergantung pada pengaruh asing, juga menjadikan masyarakat

cenderung menolak eksplanasi sejarah sebagai masa Iampau mereka.

Masyarakat memahami bahwa eksplanasi sejarah selalu "bukan tentang

kami". Sejarah hanya menceritakan tentang ldprah kekuatan luar atau

"mereka"

di

Indonesia.20 Sindiran bahwa historiografi Indonesia

merupakan sejarah tanpa masyarakat kiranya cukup tepat untuk

~

19

Jakarta Post,

16 Agustus 2003

20

Kritik

tajam

dapat

disimak pada Henk Schulte Nordholt,

De-colonising

Indonesian Historiography,

PaperdeUvered at the Centre for East and

1

South-East Asian Studies public lecture series "Focus Asia", 25-27

May,

1

2004 at Lund University, Sweden.

(20)

-•

r

from

also

'.anch

~

r

masa

lampau

... yang hidup

kemudian

~

~

u

IJIiaklm

tentang

pada

posisi

masyarakat

mereka.

luar atau

Indonesia

~

tepat

untuk.

·

..:De-COIOnisjng

~

for

East

and

.. 25-27 May,

~

SPPS. Vol

22,

No.1, April2008

menggambarkan relasi eksplanasi sejarah dengan masyarakat.

Buku-buku sejarah tidak diminati dan pendidikan sejarah sebagai mata

pe1ajaran yang membosankan.

Penolakan terhadap eksplanasi

sejarah,

menjadikan masyarakat

secara swadaya menghidupi historiografi non formal

21

mereka

masing-masing. Mereka mengadakan kegiatan produksi dan reproduksi

eksplanasi

sendiri.

Pada masyarakat pedesaan, tradisi penceritaan

tentang

cikal

bakal oleh tetua masyarakat tetap berjalan dari berabad

lampau. Pemimpin upacara penghormatan leluhur pada setiap bulan

ruwah tetap mengkisahkan dengan heroik petualangan cikal bakal

sampai membangun desa mereka. Sejajar dengan itu, dewasa ini juga

banyak

bermunculan

buku-buku

peringatan.

Mereka

tidak

mempedulikan apakah historiografi itu memenuhi kriteria akademik

atau tidak, karena kepentingan utama mereka adalah mencari penjelas

siapa mereka sebagai komunitas.

4.

Kematian Sejarah

llmu pengetahuan dan teknologi didpta oleh masyarakat

manusia dalam rangka mempertahankan

dan

mengembangkan peri

kehidupan, sehingga perjalanan panjangnya menjadi lebih nyaman dan

bermakna.

Akan

tetapi ketika dia tidak lagi menyumbang, entah karena

perangainya yang justru mengancam atau karena ditemukan ilmu

pengetahuan dan teknologi baru yang lebih canggih, berarti waktunya

telah tiba

untuk.

menyimpannya dalam museum.

Barangkali sejarah menjadi

salah

satu cabang ilmu pengetahuan

yang sudah hampir tiba waktunya

untuk masuk

ke museum. Sejarah

telah meninggaIkan kodratnya sebagai ilmu yang bertugas

untuk

menghidupi identitas masyarakat. Eksplanasi yang disampaikannya

bagai dinamit yang meluluh

lantakkan

identitas ke-Indonesia-an.

Kewajibannya untuk merekonstruksi masa lampau diingkari dan yang

dimunculkan justru eksplanasi yang men-destruksi masa lampau.

Tanda-tanda kematian telah jelas: di bidang pendidikan,

ketersingkiran sejarah terjadi dari tingkat Sekolah Dasar sampai dengan

Sekolah Menengah Atas. Dilihat dari Ujian Nasional yang dilaksanakan

pemerintah, posisi mata pelajaran sejarah jauh di bawah Pendidikan

21

Dalam berbagai kajian tentang historiografi Indonesia, eksistensi eksplanasi sejarah

(21)

Menelisik Sejarah Nasionallndonesia ...

(N.

Purwanta)

Bahasa Inggris yang merupakan bahasa asing, karena tidak termasuk

mata pelajaran yang diujikan. Dilihat dati waktu pembelajaran, pada

Kurikulum 2006 (KTSP) terjadi pengurangan jam pelajaran Sejarah yang

signifikan apabila dibandingkan dengau Kurikulum

1994.

Bahkan pada

Sekolah Menengah Kejuruan, mata pelajaran sejarah digabungkan

dengan Pendidikan Kewarganegaraan menjadi mata pelajaran PKPS

A Pel

(Pendidikan Kewarganegaraan

dan Pendidikan

Sosial)

Pada .tingkat

kelembagaan, ketersingkiran ditandai dengan berpindahnya &lai

Kajian Sejarah dan Nilai-nilai Tradisional dari Departemen Pendidikan

pengp

Nasional ke Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Pemindahan itu

Perseil

mengindikasikan bahwa sejarah tidak lagi dipandang penting sebagai

Meniel

media pendidikan dan ditempatkan hanya sebagai sarana rekreatif.

menga

Brunei.

Corq

Daftar Pustaka

tangp

Jakarta Post,

16

Agustus

2003.

RaluJa

yang

I

Henk Schulte Nordholt, De-colonising Indonesian Historiography,

menpl

. Paper delivered at the Centre for East and South-East Asian

~

Studies public lecture series "Focus Asia", ')5..27 May, 2004 at

dibeDII

Lund University, Sweden.

yang.

http://www.xenohistorian.faithweb.com/index.html.

KTSP

Mala

Peiajaran Sejarah untuk SMA

dan

MA.

Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, ed.,

1984,

Sejarah Nasional Indonesia

I.

Jakarta:

Balai

Pustaka.

_ _ _ _ _--',

Sejarah Nasional Indonesia

II. Jakarta: Balai Pustaka.

_ _ _ _ _-J,

Sejarah Nasional Indonesia V.

Jakarta:

Balai

Pustaka.

~

t

Sartono Kartodirdjo, 2005,

Sejak Indische sampai Indonesia.

Jakarta:

!

Kompas.

M.£4

i~

,..

~

2.

..

It!

III

(22)

LE MB AR

BASIL PENILAIAN SEJAWAT SEBIDANG ATAU

PEER REVIEW

Jurnal Nasional Tidak Terakreditasi

Judul Jurnal Ilmiah (Artikel)

Menelisik Sejarah Nasional: Eksplorasi Awai Terhadap Pengaruh

Sumber Belajar

Penulis Jurnal llmiah

Dr. Hieronymus Purwanta, M .A.

Identitas Jurnal Ilmiah :

a) Nama Jurnal

: Historia Vitae

b)

NomorN

olume

: No. I/Volume 22

c) Edisi (bulan/tahun) : April/2008

d)

Penerbit

: Prodi Pendidikan Sejarah dan Ilmu Sejarah USD

e) Jumlah halaman

: 20 halaman

f)

ISSN/ISBN

: ISSN 0215-8809

g)

Uri

: htt12s ://re12ositorv. usd.ac.id/5921

I

Nilai Maksimal Jurnal Ilmiah

Komponen yang

Inter

Nasional

Nasional

Nilai Akhir

Inter

Nasional

Yang

dinilai

nasional

nasional

Terakreditasi

Tidak

Terindeks

diperoleh

Bereputasi

Terakreditasi

DOAJ

Kelengkapan dan

kesesuaian isi Jurnal

1.00

0,85

(10%)

Ruang Lingkup dan

Kedalaman

3.00

2,55

Pembahasan (30%)

Kecukupan dan

Kemutakhiran Data/

3.00

2,55

Informasi dan

Metodologi (30%)

Kelengkapan Unsur

dan Kualitas Penerbit

3.00

2,55

(30%)

Total= l00%

10.00

8,5

(23)

Komentar Per Reviewer :

1.

Tentang Kelengkapan dan Kesesuaian Unsur

2.

Tentang Ruang Lingkup dan Kedalam

4.

Kelengkapan Unsur Kualitas Penerbit

5.

Indikasi Plagiasi

6.

Kesesuaian Bidang Ilmu

~

- k ~ ~

cc~

Surakarta, 08

aret 2017

/

(PROF. DR. HERMAN U JOEBAGIO M.PD.)

N PP/N IP

: 195603031986031001

Jabatan Akademik : Guru Besar (IV-b)

(24)

LE MB AR

HASIL PENILAIAN SEJAWAT SEBIDANG ATAU PEER REVIEW

Jurnal Nasional Tidak Terakreditasi

Judul Jumal Ilmiah (Artikel)

Menelisik Sejarah Nasional: Eksplorasi Awai Terhadap Pengaruh

Sumber Belajar

Penulis Jumal Ilmiah

Dr. Hieronymus Purwanta, M.A.

Identitas Jumal Ilmiah :

a)

NamaJumal

: Historia Vitae

b)

NomorN

olume

: No. I/Volume 22

c) Edisi (bulan/tahun)

: April/2008

d)

Penerbit

: Prodi Pendidikan Sejarah dan Ilmu Sejarah USD

e) Jumlah halaman

: 20 halaman

t)

ISSN/ISBN

: ISSN 0215-8809

g)

Uri

: httgs://regository.usd.ac.id/5921

I

Nilai Maksimal Jumal Ilmiah

Komponen yang

Inter

Nasional

Nasional

Nilai Akhir

Inter

Nasional

Yang

dinilai

nasional

nasional

Terakreditasi

Tidak

Terindeks

diperoleh

Bereputasi

Terakreditasi

DOAJ

Kelengkapan dan

kesesuaian isi Jumal

1.00

1

(10%)

Ruang Lingkup dan

"

Kedalaman

3.00

2

Pembahasan (30%)

Kecukupan dan

Kemutakhiran Data/

3.00

3

Informasi dan

Metodologi (30%)

.

Kelengkapan Unsur

dan Kualitas Penerbit

3.00

2

(30%)

Total=100%

10.00

8

(25)

Komentar Per Reviewer :

1.

Tentang Kelengkapan dan Kesesuaian Unsur

2.

Tentang Ruang Lingkup dan Kedalaman Pembahasan

i\<Ot>\(:t

n ter\.-od

ay

~\C\J

S-e()arah

~cmoro\..

l ndonerict

,Ya

"1'

ct'

la~n

rela{\f

Wienctolom.

AnaUsir

MQV'l&JBVt1~~(\

vers~e\lhf

~ru;

,Yalt\J

Waeooo..

3.

Kecukupan dan Kemutakhiran data serta Metodologi

yerf11rucilcr\iof'\

dan

jtt~"

W\~e1\liolcoV'

Serh\

~~\.Vlj

referens}

8M~

WieWildtt-i.

perJ~h:m

8ctVl£1 t1g,Jna\(vl'\

tevo-c.

4.

Kelengkapan Unsur Kualitas Penerbit

5.

Indikasi Plagiasi

6.

Kesesuaian Bidang Ilmu

Surakarta, 08 Maret 20 l 7

(PR

. DR. SARIY A TUN M.PD., M.HUM.)

NPP/NIP

:96103181989032001

Jabatan Akademik : Guru Besar (IV-b)

Unit Kerja

: Pasca Sarjana UNS

(26)

52% Unique

Total 47121 chars, 7343 words, 190 unique sentence(s).

Custom Writing Services

-

Paper writing service you can trust. Your assignment is our priority! Papers ready in 3 hours!

Proficient writing: top academic writers at your service 24/7! Receive a premium level paper!

@charset "UTF-8"; html{height:100%;padding-bottom:1px;} small,.small{font-size:0.9em;} .cssTable { margin:0px;padding:0px; width:100%; box-shadow: 10px 10px 5px

#888888; border:1px solid #ffffff; mozborderradiusbottomleft:0px; webkitborderbottomleftradius:0px; borderbottomleftradius:0px; mozborderradiusbottomright:0px;

-webkit-border-bottom-right-radius:0px; border-bottom-right-radius:0px; border-radius-topright:0px; -webkit-border-top-right-radius:0px; border-top-right-radius:0px;

-moz-border-radius-topleft:0px; -webkit-border-top-left-radius:0px; border-top-left-radius:0px; } .cssTable table { border-collapse: collapse; border-spacing: 0; width:100%; height:100%;

margin:0px;padding:0px; } .cssTable tr:last-child td:last-child { -moz-border-radius-bottomright:0px; -webkit-border-bottom-right-radius:0px; border-bottom-right-radius:0px; }

.cssTable table tr:first-child td:first-child { -moz-border-radius-topleft:0px; -webkit-border-top-left-radius:0px; border-top-left-radius:0px; } .cssTable table tr:first-child td:last-child

{ mozborderradiustopright:0px; webkitbordertoprightradius:0px; bordertoprightradius:0px; }.cssTable tr:lastchild td:firstchild{ mozborderradiusbottomleft:0px;

-webkit-border-bottom-left-radius:0px; border-bottom-left-radius:0px; } .cssTable tr:hover td{ color:#e5e5e5; } .cssTable td{ vertical-align:middle;

background-color:#fcfcfc; border:1px solid #ffffff; border-width:0px 1px 1px 0px; text-align:left; padding:7px; font-size:12px; font-family:Arial; font-weight:normal; color:#000000; } .cssTable

tr:last-child td { border-width:0px 1px 0px 0px; } .cssTable tr td:last-child { border-width:0px 0px 1px 0px; } .cssTable tr:last-child td:last-child { border-width:0px 0px 0px 0px; }

.cssTable tr:first-child td { background:-o-linear-gradient(bottom, #cccccc 5%, #cccccc 100%); background:-webkit-gradient( linear, left top, left bottom, color-stop(0.05, #cccccc),

color-stop(1, #cccccc) ); background:-moz-linear-gradient( center top, #cccccc 5%, #cccccc 100% ); filter:progid:DXImageTransform.Microsoft.gradient(startColorstr="#cccccc",

endColorstr="#cccccc"); background: -o-linear-gradient(top,#cccccc,cccccc); background-color:#cccccc; border:0px solid #ffffff; text-align:center; border-width:0px 0px 1px 1px;

font-size:14px; font-family:Arial; font-weight:bold; color:#000000; } .cssTable tr:first-child:hover td { background:-o-linear-gradient(bottom, #cccccc 5%, #cccccc 100%);

background:-webkit-gradient( linear, left top, left bottom, color-stop(0.05, #cccccc), color-stop(1, #cccccc) ); background:-moz-linear-gradient( center top, #cccccc 5%, #cccccc

100% ); filter:progid:DXImageTransform.Microsoft.gradient(startColorstr="#cccccc", endColorstr="#cccccc"); background: -o-linear-gradient(top,#cccccc,cccccc);

background-color:#cccccc; } .cssTable tr:first-child td:first-child { border-width:0px 0px 1px 0px; } .cssTable tr:first-child td:last-child { border-width:0px 0px 1px 1px; }

Results

Query

Domains (original links)

Unique

i SPPS, Vol 22, No

-Unique

1, ApriI200B

-5 results

MENELISlK SEJARAH NASIONAL INDONESIA:

brainly.co.id

id.facebook.com

aathidayat.wordpress.com

blitz-r7.blogspot.com

id-teamsande2006.blogspot.com

Unique

·secara Eksplorasi Awal terhadap Pengaruh Sumber Belajar Sejarah , suatu

-JUDUL:

Menelisik SNI sebagai sumber

belajar

(27)

79 results

Purwanta~ t ~omi

sketsadamai.blogspot.com

sayidbukhari.blogspot.com

renataliaa.wordpress.com

teori-sosiokultural-konstruktivis.blogspot.com

sarisejarah.com

academia.edu

codehill2ra1.blogspot.com

tricahyowibow.blogspot.com

fasleh2010.blogspot.com

jurnaldiktum.blogspot.com

Unique

Pengantar I-Ja bagi lImu pengetahuan dan teknologi diciptakan oleh masyarakat ~- manusia untuk mempertahankan

dan mengembangkan kehidupannya

-1 result

uran Sejarah, sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan, juga memiliki tanah tanggungjawab yang sarna

usd.ac.id

5 results

Secara sosio-kultural, sejarah memiliki dua

stefanikristina.blogspot.com

stefanikristina.blogspot.com

stefanikristina.blogspot.com

stefanikristina.blogspot.com

stefanikristina.blogspot.com

Unique

ping ~ tanggungjawab utama, yaitu mewariskan identitas kultural dan menjaga

-6 results

kohesivitas sosial

sketsadamai.blogspot.com

sukmocinarito.blogspot.com

youtube.com

herulegowo.com

lensaindonesia.com

nasional.news.viva.co.id

Unique

Sejarah dituntut untuk melahirkan generasi baru yang bangga terhadap kebudayaan masyarakat di mana mereka

tinggal

-5 results

I Salah satu contoh bagaimana masyarakat menghidupi identitasnya, dilakukan secara turun temurun oleh

masyarakat Wotgaleh

brainly.co.id

aldyalamsyah12.blogspot.com

brainly.co.id

pressreader.com

faniadelia02.blogspot.com

5 results

Mereka fnengidentifikasi diri sebagai masyarakat pemberani yang tak mengenal rasa takut untuk membela

kebenaran yang diyakini

brainly.co.id

b-lackspot.blogspot.com

school.quipper.com

academia.edu

school.quipper.com

Unique

Oleh masyarakat sekitar, masyarakat Wotgaleh diidentifikasi sebagai tukang berkelahi

-Unique

Identitas Wotgaleh tersebut berakar dati keyakinan bahwa mereka merupakan pengikut selia Pangeran Purboyo,

panglima perang sakti keraja

Gambar

gambar dalam museum petadi dalam museum

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas benih tiram mutiara (Pinctada maxima) hasil pemijahan induk alam dengan karakter nacre putih dari tiga habitat yang berbeda

Membuat identitas visual yang kuat untuk lebih mengangkat citra Legend Music Studio sebagai studio musik pilihan yang tepat bagi targetnya, yang dibuktikan dengan segala

Sasaran, arah kebijakan, program dan kegiatan tersebut tampaknya telah disusun secara lengkap dan bagus. Namun, fakta riil pencapaian menunjukkan beberapa kegagalan. Sampai

Prinsip Restorasi Hidrologi di lahan gambut adalah menaikkan muka air tanah gambut setinggi mungkin, yang pada akhirnya diharapkan dapat: menurunkan laju oksidasi dan

Perhitungan tulangan geser untuk Column Pier didasarkan pada gaya geser terbesar antara gaya lateral dan momen ultimit untuk kombinasi beban yang menentukan dalam perhitungan

Diagram sebab dan akibat adalah alat yang digunakan untuk mengatur dan menunjukkan secara grafik semua pengetahuan yang dimiliki sebuah kelompok sehubungan dengan

Penelitian ini dilaksanakan di Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Rehabilitasi Sosial Gelandangan dan Pengemis Sidoarjo yang terletak di Jl. UPT Rehabilitasi Sosial Gelandangan

Future value (terminal value) adalah nilai uang yang akan datang dari satu jumlah uang atau suatu seri pembayaran pada waktu sekarang, yg dievaluasi dengan suatu tingkat