MODUL AJAR PPKn SMA
Nama Marchelinus Sapan Jenjang/Kelas SMA / XI
Asal Sekolah SMA Negeri 5 Samarinda
Mapel PPKn
Alokasi Waktu 2JP (1 x Pertemuan)
90 Menit Jumlah Siswa 32
Profil Pelajar Pancasila Yang Berkaitan
Bernalar Kritis Model Pembelajaran Tatap Muka
Fase F Elemen Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Tujuan Pembelajaran 11.B.1 Peserta didik menganalisis, mengoreksi, dan memperjelas kasus- kasus pelanggaran terhadap norma dan aturan dengan berdasarkan ketentuan normatif dalam konstitusi.
Peserta didik dapat Menganalisis Sejarah Konstitusi Republik Indonesia (C4)
Peserta didik dapat Memberikan Argumentasi tentang pentingnya Konstitusi bagi suatu Negara (C5)
Peserta didik dapat Membangun Sikap Positif Pelajar terhadap Konstitusi Indonesia (C6)
Kata Kunci Kasus-kasus pelanggaran terhadap norma dan aturan Glosarium Ketentuan normatif, konstitusi
Deskripsi umum kegiatan
Peserta didik memberikan tanggapan ilmiah, menyajikan hasil diskusi dan membuat laporan hasil diskusi mengenai Sejarah Konstitusi Republik Indonesia
Materi ajar, alat dan bahan
Materi : Sejarah Konstitusi Republik Indonesia Alat dan Bahan :
Kertas HVS
Komputer/laptop
Spidol
Buku paket Sarana Prasarana Handphone
Jaringan Internet
Lembar Kerja
Handout Materi
Laptop/pc
Stopkontak
Proyektor
MODUL AJAR PPKn SMA
1 Informasi Umum Modul Ajar
Nama / Unit Kerja Jenjang Sekolah Kelas
Alokasi waktu
: Marchelinus Sapan / SMA NEGERI 5 Samarinda : SMA
: XI
: 2JP (1X Pertemuan (90 menit))
2 Tujuan pembelajaran
Fase : F
Elemen : Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Tujuan Pembelajaran : 11.B.1 Peserta didik menganalisis, mengoreksi, dan memperjelas kasus-kasus pelanggaran terhadap norma dan aturan dengan berdasarkan ketentuan normatif dalam konstitusi.
Peserta didik dapat Menganalisis Sejarah Konstitusi Republik Indonesia (C4)
Peserta didik dapat memberikan argumentasi tentang pentingnya Konstitusi bagi suatu Negara C5)
Peserta didik dapat Membangun sikap Positif Pelajar terhadap Konstitusi Indonesia (C6)
Pertanyaan inti : Bagaimana Pentingnya Konstitusi bagi suatu Negara?
Kata kunci : Kasus-kasus pelanggaran terhadap norma dan aturan Kode perangkat ajar : PKN. F
Kompetensi yang harus dimiliki peserta didik : keterampilan komparasi, Literasi membaca, penalaran kritis, berdiskusi
3 Profil pelajar pancasila yang berkaitan Bernalar Kritis
4 Sarana Prasarana
Handphone
Jaringan Internet
Lembar Kerja
Handout Materi
Laptop/pc
Stopkontak
Proyektor / TV
5 Target Peserta Didik
Peserta didik Regular/Tipikal
o Peserta didik dengan hambatan belajar
o Peserta didik Cerdas Istimewa Berbakat(CIBI)
o Peserta didik dengan ketunaan ( tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, tunaganda )
6 Jumlah Peserta Didik
Maksimal 32 orang
7 Ketersediaan Materi
1. Pengayaan untuk peserta didik CIBI atau yang berpencapaian tinggi
2. Alternatif penjelasan, metode atau aktivitas, untuk peserta didik yang sulit memahami konsep
o Ya / tidak o Ya / tidak
8 Model Pembelajaran
Tatap muka o PPJ daring o PPJ Luring
o Panduan antara tatap muka dan PJJ (Blended Learning)
9 Materi ajar, alat dan bahan
Materi Ajar
Unit 1 : Ide Pendiri Bangsa tentang Konstitusi Sejarah Konstitusi Indonesia
Apa itu konstitusi? Istilah konstitusi dalam banyak bahasa berbeda-beda, seperti dalam bahasa Inggris ”constitution”, dalam bahasa Belanda ”constitutie”, dalam bahasa Jerman
”konstitution”, dan dalam bahasa Latin ”constitutio” yang berarti undang-undang dasar atau hukum dasar. Jadi, konstitusi merupakan hukum dasar tertinggi yang memuat hal-hal mengenai penyelenggaraan negara. Dalam ungkapan lain, konstitusi adalah kerangka kerja (framework) dari sebuah negara yang menjelaskan tentang bagaimana menjalankan dan mengorganisir jalannya pemerintahan.
Konstitusi pada umumnya dibagi menjadi dua jenis, yaitu tertulis dan tidak tertulis.
Konstitusi tertulis adalah aturan-aturan pokok dasar negara, bangunan negara, dan tata negara yang mengatur perikehidupan satu bangsa di dalam persekutuan hukum negara.
Konstitusi tidak tertulis disebut juga konvensi, yaitu kebiasaan ketatanegaraan yang sering timbul dalam sebuah negara.
Pentingnya Konstitusi bagi suatu Negara
Konstitusi memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Konstitusi juga sebagai pemberi pegangan dan pemberi batas agar
penyelenggara negara tidak menyalahgunakan kekuasaan; sekaligus dipakai sebagai pegangan dalam mengatur bagaimana kekuasaan negara harus dijalankan. Karena konstitusi merupakan jaminan yang penting dalam menjaga agar kekuasaan yang ada di dalam suatu negara tidak disalahgunakan dan menjamin agar hak asasi manusia tidak dilanggar.
Dengan demikian konstitusi harus ditaati, dijalankan, baik oleh pemegang kekuasaan maupun masyarakat. Konstitusi memiliki arti penting bagi negara karena kedudukannya dalam mengatur kekuasaan; membatasi kekuasaan, menjadi barometer dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; serta memberikan arahan dan pedoman bagi generasi penerus bangsa dalam menjalankan suatu negara .
Sikap Positif Pelajar terhadap Konstitusi Indonesia Dalam Sekolah :
1. Taat dan patuh terhadap tata tertib sekolah
2. Melaksanakan program kegiatan OSIS dengan baik 3. Mengembangkan sikap sadar dan rasional
4. Melaksanakan hasil keputusan bersama
Alat dan Bahan
Alat dan Bahan yang dibutuhkan sebagian besar tersedia di sekolah serta dimiliki oleh peserta didik sehingga pada saat kegiatan pembelajaran yang harus
diperhatikan adalah fasilitas jaringan internet sekolah, serta HP, Laptop/Pc untuk menelusuri sumber mengenai Konstitusi Republik Indonesia
Perkiraaan Biaya
10 Kegiatan Pembelajaran Utama
Pengaturan Peserta Didik o Individu
o Berpasangan
Berkelompok ( Lebih dari 4 orang )
Metode
Presentasi o Demonstrasi o Eksperimen o Ekspolorasi o Permainan
Ceramah
o Kunjungan Lapangan o Simulasi
o Project
11 Asesmen
Kriteria untuk menilai ketercapaian tujuan pembelajaran o asesmen kelompok
o asesmen individu Jenis asesmen
o Perfoma (Presentasi) o tertulis (Tes objektif, esai)
12 Persiapan Pembelajaran
1. Menyiapkan materi-materi bahan diskusi Konstitusi Indonesia
Mencari informasi, wacana tentang Ide Pendiri Bangsa Tentang Konstitusi Indonesia
Mempersiapkan materi LKPD
Mempersiapkan materi ajar
2. Merumuskan teknis diskusi yang singkat yang dapat dimodifikasi oleh peserta didik 3. Menyiapkan Rubik Penilaian performa, diskusi dan analisis
13 Urutan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan 10 menit
1. Guru memberikan salam kepada peserta didik
2. Peserta didik berdoa bersama menurut kepercayaan agama masing-masing yang dipimpin oleh ketua kelas
3. Peserta didik mencermati dan melaksanakan arahan guru untuk memeriksa kerapian dan kebersihan diri maupun ruang kelas bersama-sama sebagai wujud implementasi sikap gotong royong.
4. Guru mengecek kehadiran peserta didik 5. Guru menayangkan Vidio Lagu Nasional
sebagai sikap Nasionalisme dan Cinta Tanah Air. Peserta didik berdiri dan menyanyikan Lagu Nasional “Bagimu Negeri”
6. Guru Melakukan Apersepsi
(Menampilkan Poster Pembukaan UUD 1945)
7. Peserta didik mencermati penjelasan singkat guru tentang materi yang akan dipejari dan uraian singkat kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
(Menayangkan vidio “Ide Pendiri bangsa tentang Konstitusi”, Membagi Kelompok dan Dianalisis, Didiskusikan dan
Dipresentasikan di depan kelas)
Inti 65 Menit
1. Peserta didik diberikan tayangan media pembelajaran yaitu power point dan penjelasan materi mengenai Ide Pendiri Bangsa tentang Konstitusi.
2. Guru menerapkan model pembelajaran Snowball Trowing (Peserta didik membuat soal dan melempar kertas tersebut ke temannya)
3. Menayangkan vidio Ide Pendiri Bangsa tentang Konstitusi (TPACK)
4. Peserta didik Membentuk Kelompoknya 5. Peserta didik diberi LKPD yang akan
didiskusikan bersama kelompok 6. Kelompok mempresentasikan hasil
diskusi dan mengumpulkan hasil diskusi 7. Guru mengklarifikasi hasil diskusi
Penutup 15 Menit
1. Guru mengajak peserta didik mengevaluasi dan menyimpulkan materi yang diajarkan pada hari ini
2. Guru membagikan kertas kepada peserta didik untuk mengerjakan post test dan hari ini di kerjakannya (Min 3 Post test) 3. Guru merefleksi peserta didik dengan
membagikan kertas post it (ditulis apakah pembelajaran hari ini menyenangkan dan ditulis tanpa nama )
4. Guru mengambil 2 atau lebih post it dibacakan
5. Guru mempersiapkan peserta didik untuk mempelajari Materi yang akan dibahas di pertemuan berikutnya
6. Guru menutup pembelajaran dengan Doa bersama dan memberi Salam
14 Refleksi Guru
1. Apakah kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik?
2. Apa yang sebaiknya saya tambahkan untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran selanjutnya?
3. Bagaimana melaksanakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan bagi peserta didik?
15 Kriteria ketercapaian Tujuan Pembelajaran Dan Asesmennya A.Kompetensi yang dinilai
1. Kompetensi sikap : Ketaqwaan, Kesopanan, Kedisiplinan, keaktifan
2. Kompetensi pengetahuan untuk:
Menganalisis Ide pendiri bangsa tentang Konstitusi
3. Kompetensi keterampilan:
Mengemukakan pendapat, bertanya, mengumpulkan informasi, bekerjasama, membuat produk
B.Bagaimana Asesmen dilaksanakan
1. Penilaian sikap dilaksanakan dengan melalui pengamatan langsung (observasi) saat kegiatan pembelajaran berlangsung 2. Penilaian pengetahuan dilaksanakan
melalui tes tertulis
3. Penilaian keterampilan dilaksanakan melalui penilaian kinerja/ performa saat kegiatan pembelajaran dan penilaian produk
C. Kriteria Penilaian 1. Penilaian Sikap
Pedoman Penskoran : Skor 4 = sangat baik Skor 3 = baik
Skor 2 = cukup Skor 1 = kurang
Rumusan Penilaian
� = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜� � 100 16
2. Penilaian Pengetahuan
Rumusan Soal Teknik Bentuk Bobot
Nilai Bagaimana Sejarah terbentuknya Konstitusi
Indonesia?
Tes Essay 20
Bagaimana pandangan soepomo tentang pentingnya konstitusi?
Tes Essay 30
Apa saja Pesan moral apa yang dapat kita gali dari sejarah Konstitusi Indonesia?
Tes Essay 50
Nilai Total 100
No Nama Sikap Yang Dinilai Jumlah
skor
Nilai Ketaqwaan Sikap
Syukur
Kedisiplinan Keaktifan 1 Krist
Perawat dst Dst….
3. Penilaian Keterampilan
Pedoman Penskoran : Skor 4 = sangat baik Skor 3 = baik Skor 2 = cukup
Skor 1 = kurang Rumusan Penilaian
Nilai = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜� � 100 𝑆𝑘𝑜� 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
16 Pertanyaan Refleksi Untuk Peserta didik
1. Apakah materi yang sudah dipelajari sudah dipahami sepenuhnya ?
2. Jika kamu diminta memberikan senyuman,skala 1-5 berapa senyuman yang kamu berikan untuk kegiatan pembelajaran hari ini.
17 Daftar Pustaka
No Nama Keterampilan yang dinilai Jumlah
skor
Nilai Mengemukakan
pendapat
Bertanya Bekerja sama
Mengumpulkan Informasi
1 New
Thitipoom dst Dst….
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, 2021 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMA/SMK Kelas XI
18 Bahan Ajar
Lampiran I
19 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Lampiran II
20 Media Ajar
Lampiran III
21 Penilaian
Lampiran IV
Lampiran I
1) Identitas
Bahan Ajar PPKn SMA Kelas 11
a) Satuan Pendidik : SMA b) Kelas / Semester : XI
c) Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan d) Materi Pokok : Sejarah Konstitusi Republik Indonesia e) Alokasi Waktu : 2JP (1 X Pertemuan ) 90 Menit
2) Tujuan Pembelajaran
f) Peserta didik dapat Menganalisis Sejarah Konstitusi Republik Indonesia g) Peserta didik dapat Memberikan Argumentasi tentang pentingnya Konstitusi
Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara
h) Peserta didik dapat Membangun Sikap Positif Pelajar terhadap Konstitusi Indonesia Menganalisis Sejarah Konstitusi Republik Indonesia
Unit 1 : Ide Pendiri Bangsa tentang Konstitusi
(Buku Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan,SMA/SMK Kelas X1, Kurikulum Merdeka, Karya Tedi Kholudin, Ahmad Asroni, Hatim Gazali, Abdul Waidil,Ali Usman, Tertbitan Pusat Perbukuan Badan Standar Kurikulum dan Ansesmen Pendidikan, kebudayaan, riset, dan tekhnologi, Hal 73-75 )
Sejarah Konstitusi Indonesia
Apa itu konstitusi? Istilah konstitusi dalam banyak bahasa berbeda-beda, seperti dalam bahasa Inggris ”constitution”, dalam bahasa Belanda ”constitutie”, dalam bahasa Jerman
”konstitution”, dan dalam bahasa Latin ”constitutio” yang berarti undang-undang dasar atau hukum dasar. Jadi, konstitusi merupakan hukum dasar tertinggi yang memuat hal-hal mengenai penyelenggaraan negara. Dalam ungkapan lain, konstitusi adalah kerangka kerja (framework) dari sebuah negara yang menjelaskan tentang bagaimana menjalankan dan mengorganisir
No Nama Jumlah Senyuman
1 First Kanaphan Dst….
jalannya pemerintahan. Konstitusi pada umumnya dibagi menjadi dua jenis, yaitu tertulis dan tidak tertulis. Konstitusi tertulis adalah aturan-aturan pokok dasar negara, bangunan negara, dan tata negara yang mengatur perikehidupan satu bangsa di dalam persekutuan hukum negara.
Konstitusi tidak tertulis disebut juga konvensi, yaitu kebiasaan ketatanegaraan yang sering timbul dalam sebuah negara.
Contoh konvensi dalam ketatanegaraan Indonesia, antara lain pengambilan keputusan di MPR berdasarkan musyawarah untuk mufakat, pidato Presiden setiap tanggal 16 Agustus 1945 di depan sidang paripurna DPR, dan sebelum MPR bersidang, Presiden telah
menyiapkan rancangan bahan-bahan untuk sidang umum MPR yang akan datang itu. Hampir semua negara
memiliki konstitusi tertulis, termasuk Indonesia berupa Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.
Sedangkan negara yang dianggap tidak memiliki konstitusi tertulis adalah Inggris dan Kanada.
Di kedua negara ini, aturan dasar terhadap semua lembaga-lembaga kenegaraan dan semua hak asasi manusia terdapat pada adat kebiasaan dan juga tersebar di berbagai dokumen. Di Inggris, misalnya, memiliki dokumen bersejarah, seperti Magna Charta Libertatum (1215), The Habies Corps Act (1670), dan The Bill of Rights (1689). Dokumen-dokumen ini dikategorikan sebagai konstitusi tidak tertulis, yang mengatur di antaranya tentang jaminan hak asasi manusia rakyat Inggris.
Para pendiri bangsa telah sepakat menyusun sebuah Undang-Undang Dasar sebagai
konstitusi tertulis dengan segala arti dan fungsinya. Undang-Undang Dasar adalah naskah yang memaparkan rangka dan tugas-tugas pokok dari badan-badan pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan-badan tersebut. Di dalam negara yang menganut paham demokrasi, Undang-Undang Dasar mempunyai fungsi yang khas, yaitu membatasi kekuasaan pemerintahan agar penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang.
Dengan demikian, diharapkan hak-hak warga negara akan lebih terlindungi. Gagasan ini disebut dengan Konstitusionalisme. Konstitusi Indonesia dikenal sebagai revolutiegrondwet, yang bermakna bahwa UUD 1945 mengandung gagasan revolusi yang berwatak nasional dan sosial.
Tujuannya adalah dekolonisasi dan perubahan sosial ke arah terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Negara Indonesia menganut paham konstitusionalisme sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 1 ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berbunyi
“Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”.
Konstitusi adalah hukum dasar yang dijadikan pegangan dalam penyelenggaraan pemerintahan negara. Oleh karena itu, konstitusi bukan undang-undang biasa. Konstitusi tidak ditetapkan oleh lembaga legislatif biasa, tetapi oleh badan khusus dan lebih tinggi kedudukannya.
Sejarah Konstitusi Indonesia
UUD 1945 dirancang sejak 29 Mei hingga 16 Juli 1945, bersamaan dengan rencana perumusan dasar negara Pancasila oleh Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK).
Pada 18 Agustus 1945 atau sehari setelah ikrar kemerdekaan, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengadakan sidangnya yang pertama kali dan menghasilkan beberapa keputusan penting, seperti pengesahan UUD 1945 yang diambil dari RUU yang disusun oleh perumus pada 22 Juni 1945 dan juga dari Panitia Perancang UUD tanggal 16 Juni 1945; memilih ketua persiapan kemerdekaan Indonesia Soekarno sebagai presiden dan Hatta sebagai wakilnya.
Naskah UUD 1945 pertama kali dipersiapkan oleh BPUPK. Hal itu dilakukan pada masa sidang kedua tanggal 10 Juli sampai 17 Juli 1945. Saat itu, dibahas hal-hal teknis tentang bentuk negara dan pemerintahan baru yang akan dibentuk. Dalam masa persidangan kedua tersebut, dibentuk Panitia Hukum Dasar dengan anggota 19 orang yang diketuai oleh Ir. Soekarno. Kemudian, Panitia ini membentuk Panitia Kecil lagi yang diketuai oleh Soepomo dengan anggota terdiri atas Wongsonegoro, R. Soekardjo, A.A. Maramis, Panji Singgih, H. Agus Salim, dan Sukiman.
Panitia Kecil Perancang Undang-Undang Dasar, pada 13 Juli 1945, berhasil membahas beberapa hal dan menyepakati, antara lain ketentuan tentang Lambang Negara, Negara Kesatuan, sebutan
Majelis Permusyawaratan Rakyat, dan membentuk Panitia Penghalus Bahasa yang terdiri atas Djajadiningrat, Salim, dan Soepomo. Rancangan Undang-Undang Dasar diserahkan kepada Panitia Penghalus Bahasa.
Pada 14 Juli 1945, BPUPK mengadakan sidang dengan agenda ”Pembicaraan tentang pernyataan kemerdekaan”. Panitia Perancangan Undang-Undang Dasar melaporkan hasilnya.
Pasal-pasal dari rancangan UUD berjumlah 42 pasal. Dari 42 pasal tersebut, ada lima (5) pasal masuk tentang aturan peralihan dengan keadaan perang, serta satu (1) pasal mengenai aturan tambahan. Pada sidang tanggal 15 Juli 1945, dilanjutkan sidang tanggal 15 Juli 1945 dengan acara ”Pembahasan Rancangan Undang-Undang Dasar”. Saat itu, Ketua Perancang Undang- Undang Dasar, yaitu Soekarno memberikan penjelasan tentang naskah yang dihasilkan dan mendapatkan tanggapan dari Moh. Hatta, lebih lanjut Soepomo, sebagai Panitia Kecil
Perancang Undang-Undang Dasar, diberi kesempatan untuk memberikan penjelasan terhadap naskah Undang-Undang Dasar.
Penjelasan Soepomo, antara lain mengenai betapa pentingnya memahami proses penyusunan Undang-Undang Dasar. ”Paduka Tuan Ketua! Undang-Undang Dasar negara mana pun tidak dapat dimengerti sungguh-sungguh maksudnya UndangUndang Dasar dari suatu negara, kita harus mempelajari juga bagaimana terjadinya teks itu, harus diketahui keterangan-keterangannya dan juga harus diketahui dalam suasana apa teks itu dibikin. Dengan demikian kita dapat
mengerti apa maksudnya. Undang-undang yang kita pelajari, aliran pikiran apa yang menjadi dasar undangundang itu. Oleh karena itu, segala pembicaraan dalam sidang ini yang mengenai rancangan-rancangan Undang-Undang Dasar ini sangat penting oleh karena segala pembicaraan di sini menjadi material, menjadi bahan yang historis, bahan interpretasi untuk menerangkan apa maksudnya Undang-Undang Dasar ini.”
Memberikan Argumentasi Tentang Pentingnya Konstitusi bagi suatu Negara
Negara adalah suatu organisasi yang berada dalam suatu wilayah tertentu, di dalamnya terdapat rakyat, adanya kekuasaan yang berdaulat dan adanya pengakuan dari negara lain. Pada zaman modern saat ini pada umumnya setiap negara memiliki konstitusi, karena berdirinya suatu negara tidak akan lepas dengan adanya konstitusi yang mendasarinya. Dan salah satu fungsinya, yaitu membatasi kekuasaan pemerintahan agar tidak terjadi tindakan kesewenang-wenanganoleh pemerintah. Dengan demikan hak-hak bagi warga negara dapat terlindungi dan tersalurkan.
Konstitusi pada dasarnya merupakan suatu aturan yang mengandung norma-norma yang berkaitan dengan kehidupan negara dalam menjaga kekuasaan yang ada dalam suatu Negara tidak disalahgunakan dan hak asasi manusia tidak dilanggar. Konstitusi dapat mengalami perubahan sesuai dengan dinamika kehidupan masyarakat, dalam artian konstitusi dapat berkembang sesuai kebutuhan masyarakat dan tidak stagnan.
Perubahan tersebut meliputi hal-hal yang berkaitan dengan struktur kekuasaan, pembatasan kekuasaan, pembagian kekuasaan, jaminan perlindungan terhadap hak asasi manusia, kekuasaan kehahiman, dan lain sebagainya. Seperti halnya konstitusi yang berlaku di Indonesia yaitu undang-undang dasar 1945, telah mengalami empat kali perubahan. Dan perubahan tersebut membawa pengaruh terhadap struktur dan fungsi lembaga negara pemerintahan negara Republik Indonesia. Dengan demikian konstitusi tersebut sangat penting dan berpengaruh dalam
menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara. Maka semestinya konstitusi tersebut dibuat atas dasar kesepakatan bersama antara negara dan warga negara.
Konstitusi
Dalam beberapa literatur, disebutkan bahwa konstitusi adalah suatu norma atau aturan hukum yang dijadikan dasar pegangan dan acuan dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara. Menurut Hermann Heller, dalam bukunya ‘’Staatsrecht’’, Profesor Hermann Heller dikenal
mengembangkan metode mendapatkan pengetahuan yang dinamakan methode van kennis verkrijging. Di dalam bukunya ini Hermann Heller mengemukakan tiga pengertian konstitusi.
Pertama, die politische verfassung als gesellschaftlich wirklichkeit.
Konstitusi dalam arti politis dan sosiologis sebagai cermin kehidupan social-politik yang nyata dalam masyarakat. Kedua, die verselbstandigte rechtsverfassung. Konstitusi dilihat dalam arti juridis sebagai suatu kesatuan kaedah hukum yang hidup dalam masyarakat. Ketiga, die geschreiben verfassung. Konstitusi yang tertulis dalam suatu naskah undang-undang dasar sebagai hukum yang tertinggi yang berlaku dalam suatu negara.
Dengan demikian konstitusi adalah hukum dasar yang tertulis dalam satu naskah yang bersifat politis, sosiologis, bahkan bersifat juridis dan menjadi pegangan dalam penyelenggaraan suatu negara. Di negara-negara yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa nasional, dipakainya istilah constitution yang dalam bahasa Indonesia disebut konstitusi.
Dalam bahasa Indonesia, konstitusi diartikan sebagai hukum dasar atau undang-undang dasar.
Istilah tersebut menggambarkan keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara. Bagi para sarjana ilmu politik istilah constitution merupakan sesuatu yang lebih luas yaitu keseluruhan dari peraturan-peraturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur secara mengikat cara-cara bagaimana suatu pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat.
Pentingnya Konstitusi
Konstitusi memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Konstitusi juga sebagai pemberi pegangan dan pemberi batas agar penyelenggara negara tidak menyalahgunakan kekuasaan; sekaligus dipakai sebagai pegangan dalam mengatur bagaimana kekuasaan negara harus dijalankan. Karena konstitusi merupakan jaminan yang penting dalam menjaga agar kekuasaan yang ada di dalam suatu negara tidak disalahgunakan dan menjamin agar hak asasi manusia tidak dilanggar.
Dengan demikian konstitusi harus ditaati, dijalankan, baik oleh pemegang kekuasaan maupun masyarakat. Konstitusi memiliki arti penting bagi negara karena kedudukannya dalam mengatur kekuasaan; membatasi kekuasaan, menjadi barometer dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara; serta memberikan arahan dan pedoman bagi generasi penerus bangsa dalam menjalankan suatu negara .
Konstitusi dan negara ibarat dua sisi mata uang yang satu sama lainnya tidak terpisahkan. Karena eksistensi konstitusi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara merupakan suatu hal yang sangat urgen, bahkan disebutkan tanpanya bisa jadi tidak akan terbentuk sebuah negara. Jika dilihat dalam lintasan sejarah hingga awal abad ke-21 ini, hampir tidak ada negara yang tidak memiliki konstitusinya. Sehingga hal ini menunjukkan betapa urgennya konstitusi sebagai perangkat suatu negara.
Sejalan dengan hal tersebut, Bagir Manan mengatakan bahwa; ‘’Hakikat konstitusi merupakan perwujudan paham tentang konstitusi atau konstitusionalisme yaitu pembatasan terhadap kekuasaan pemerintah di satu pihak dan jaminan terhadap hak-hak warga negara maupun setiap penduduk di pihak lain’’.
Menurut A. Hamid S. Attamimi bahwa ; ‘’Konstitusi dalam negara sangat penting sebagai pemberi pegangan dan pemberi batas, sekaligus dipakai sebagai pegangan dalam mengatur bagaimana kekuasaan negara harus dijalankan’’. Dari hal tersebut menunjukkan bahwa pentingnya konstitusi sebagai instrumen untuk membatasi kekuasaan dalam suatu negara.
Miriam Budiardjo juga mengatakan; ‘’Di dalam negara-negara yang mendasarkan dirinya atas demokrasi konstitusional, Undang-Undang Dasar mempunyai fungsi yang khas yaitu
membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian rupa sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang’’.
Dalam konteks pentingnya konstitusi sebagai pemberi batas kekuasaan, Moh. Kusnardi
menjelaskan bahwa konstitusi dilihat dari fungsinya terbagi ke dalam dua bagian; yaitu membagi kekuasaan dalam negara, dan membatasi kekuasaan pemerintahan atau penguasa dalam negara.
Menurut Moh. Kusnardi bahwa; ‘’Bagi mereka yang memandang negara dari sudut kekuasaan dan menganggap sebagai organisasi kekuasaan, maka konstitusi dapat dipandang sebagai lembaga atau kumpulan asas yang menetapkan bagaimana kekuasaan dibagi di antara beberapa lembaga kenegaraan, seperti antara lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif.
Selain sebagai pemberi batas kekuasaan, konstitusi juga digunakan sebagai penjamin hak-hak warga negara. Hak-hak konstitusional warga yang dijamin dalam Undang-Undang Dasar; yaitu hak atas kewarganegaraan, hak atas hidup, hak untuk mengembangkan diri, hak atas
kemerdekaan pikiran dan kebebasan memilih, hak atas informasi, hak atas kerja dan penghidupan yang layak, hak atas kepemilikan dan perumahan, hak atas kesehatan dan lingkungan sehat, hak berkeluarga, hak atas kepastian hukum dan keadilan, hak bebas dari ancaman, diskriminasi dan kekerasan, hak atas perlindungan, hak memperjuangkan berekspresi dan menyampaikan pendapat, dan hak atas pemerintahan.
Mengingat pentingnya konstitusi bagi suatu negara; Struycken dalam bukunya ‘’Het
Staatscrecht van Het Koninkrijk der Nederlanden’’ menyatakan bahwa Undang-Undang Dasar sebagai konstitusi tertulis merupakan sebuah dokumen formal yang berisikan hasil perjuangan politik bangsa di waktu yang lampau, tingkat-tingkat tertinggi perkembangan ketatanegaraan bangsa, pandangan tokoh-tokoh bangsa yang hendak diwujudkan baik untuk sekarang maupun untuk waktu yang akan datang, dan suatu keinginan di mana perkembangan kehidupan
ketatanegaraan bangsa yang hendak dipimpin. Berdasarkan hal tersebut, dalam menjalankan kehidupan
berbangsa dan bernegara sejatinya semua hal penting mengenai kenegaraan serta prinsip- prinsipnya telah diatur dalam konstitusi.
Konstitusi menjelaskan bahwa dalam suatu negara tidak akan lepas dengan adanya konstitusi yang mengatur dalam negara tersebut. Karena melihat konstitusi merupakan prinsip hukum yang fundamental dalam suatu negara yang mengatur hubungan antara negara dalam hal ini
pemerintah; dan warga negara yang semuanya berada dalam kerangka hukum baik itu konstitusi yang tertulis maupun tidak tertulis.
Dengan demikian, sebagai pemerintah dan warga negara yang baik, seharusnya mentaati dan menjalani konstitusi atau aturan hukum dengan sebagaimana mestinya. Karena tidak lain dengan mentaati aturan hukum yang ada, maka tujuan keadilan, kepastian, kemanfaatan, ketertiban, dan perwujudan nilai-nilai ideal seperti kemerdekaan atau kebebasan dan kesejahteraan atau
kemakmuran bersama akan terlaksanakan. Sebagaimana hal tersebut dirumuskan sebagai tujuan bernegara oleh para pendiri negara (the founding fathers and mothers).
Membangun sikap Positif Pelajar terhadap Konstitusi Indonesia
Fungsi pokok Konstitusi atau Undang-Undang Dasar adalah untuk membatasi kekuasaan pemerintah sedeikian rupa sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang- wenang.
Agar Konstitusi Negara dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan dasar-dasar pemahaman taat asas dan taat hukum, maka sangat diperlukan sikap positif dari setiap warga Negara sebagai berikut :
1. Bersikap Terbuka
Sikap terbuka atau transparan merupakan sikap apa adanya berdasarkan apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dan dilakukan. Sikap terbuka sangat penting dilakukan sebagai upaya menghilangkan rasa curiga dan salah paham sehingga dapat dipupuk rasa saling percaya dan kerja sama guna menumbuhkan sikap toleransi dan kerukunan hidup.
Dengan sikap terbuka terhadap konstitusi Negara, kita belajar untuk memahami keberadaan sebagai warga Negara yang akan melaksanakan ketentuan-ketentuan penyelenggara negara dengan seoptimal mungkin.
2. Mampu Mengatasi Masalah
Setiap warga Negara harus memiliki kemampuan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi. sikap ini penting untuk di kembangkan karena akan membentuk kebiasaan menghadapi
masalah, sehingga kalau sebelumnya hanya menjadi penonton, pengkritik atau menyalahkan orang lain, sekarang menjadi orang yang mampu member solusi ( jalan keluar ).
Kemampuan untuk mengatasi masalah konstitusi negara akan memberikan iklim dan suasana yang semakin baik dalam menata kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
3. Menyadari Adanya Perbedaan
Bangsa Indonesia merupakan salah satu bangsa yang masyarakat sangat beragam sehingga tertanam istilah bhineka tunggala ika ( berbeda –beda namun tetap satu ). perbedaan harus diterima sebagai suatukenyataan atau realitas masyarakat di sekitar kita baik agama, suku bangsa, adat istiadat, danbudayanya.
4. Memiliki Harapan Realistis
Negara Indonesia dengan wilayah yang luas dan jumlah penduduk terbesar keempat didunia memiliki permasalahan yang lebih kompleks dalam menghargai kehidupan. Dalam
penyelenggara kehidupan Negara, sangat penting bagi warga Negara untuk mampu memahami situasi dan kondisi Negara dalam kebijakan yang diambil.
5. Penghargaan Terhadap Karya Bangsa Sendiri
Bangsa Indonesia harus bangga terhadap hasil karya bangsa sendiri. Salah satu karya bangsa untuk kelangsungan kehidupan bangsa Indonesia adalah “ kemerdekaan dan kedaulatan bangsa” dalam penyelenggaraan Negara.
6. Mau Menerima dan Memberi Umpan Balik
Kesadaran untuk tunduk dan patuh terhadap konstitusi Negara sangat diperlukan dalam rangka menghormati produk-produk konstitusi yang dihasilkan oleh para penyelenggara Negara.
Wujud Partisipasi terhadap pelaksanaan UUD hasil amandemen : Dalam Diri Pribadi
Mengakui dan menghargai hak-hak asasi orang lain
Mematuhi dan mentaati peraturan yang berlaku
Tidak main hakim sendiri
Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
Dalam Keluarga
Taat dan patuh terhadap orang tua
Ada keterbukaan terhadap permasalahan yang dihadapi
Memiliki etika terhadap sesama anggota keluarga
Mengembangkan sikap sportifitas Dalam Sekolah
Taat dan patuh terhadap tata tertib sekolah
Melaksanakan program kegiatan OSIS dengan baik
Mengembangkan sikap sadar dan rasional
Melaksanakan hasil keputusan bersama Dalam Masyarakat
Menjunjung tinggi norma-norma pergaulan
Mengikuti kegiatan yang ada dalam karang taruna
Menjalin persatuan dan kerukunan warga melalui berbagai kegiatan
Sadar pada ketentuan yang menjadi keputusan bersama Dalam berbangsa dan bernegara
Sanggup melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen
Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingtan bangsa dan Negara
Sadar akan kedudukanya sebagai warga Negara yang baik
Setia membela Negara sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku
Lampiran II
LKPD
(Lembar Kerja Peserta Didik)
3) Identitas
i) Satuan Pendidik : SMA j) Kelas / Semester : XI
k) Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan l) Materi Pokok : Sejarah Konstitusi Republik Indonesia m) Alokasi Waktu : 2JP (1 X Pertemuan ) 90 Menit
4) Tujuan Pembelajaran
n) Peserta didik dapat Menganalisis Sejarah Konstitusi Republik Indonesia o) Peserta didik dapat Memberikan Argumentasi tentang pentingnya Konstitusi
Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara
p) Peserta didik dapat Membangun Sikap Positif Pelajar terhadap Konstitusi Indonesia 5) Petunjuk Pengerjaan LKPD
a) Peserta didik membuat kelompok disesuaikan dengan jumlah Peserta didik!
b) Waktu pengerjaan LKPD selama 30 Menit
c) LKPD dikerjakan didalam kelas 6) Langkah-langkah kegiatan
a) Peserta didik menyimak dan mengamati vidio “Sejarah Konstitusi Republik Indonesia” pada channel “GerindraTV” Vidio dapat diakses Melalui Link
https://youtu.be/lP0S34v5gBc
b) Setelah melihat tayangan tersebut, Diskusikan dengan kelompokmu pertanyaan- pertanyaan ini !
Kelompok 1 : Mengapa Negara harus memiliki Konstitusi?
Kelompok 2 : Jelaskan Isi Rumusan Dasar Negara dari 3 Tokoh Nasional Perumus Pancasila?
Kelompok 3 : Bagaimana Peran Konstitusi dalam Negara Demokrasi?
c) Kemudian setiap perwakilan kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas!
7) Format Lembar Kerja
a) Kelompok : ...
b) Kelas : ...
c) Nama Anggota Kelompok 1.
2.
3.
4.
5.
Lampiran III
8) Identitas
q) Satuan Pendidik : SMA
r) Kelas / Semester : XI Hasil Diskusi :
Media Ajar
s) Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan t) Materi Pokok : Sejarah Konstitusi Republik Indonesia u) Alokasi Waktu : 2JP (1 X Pertemuan ) 90 Menit
9) Tujuan Pembelajaran
v) Peserta didik dapat Menganalisis Sejarah Konstitusi Republik Indonesia w) Peserta didik dapat Memberikan Argumentasi tentang pentingnya Konstitusi
Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara
x) Peserta didik dapat Membangun Sikap Positif Pelajar terhadap Konstitusi Indonesia
1. Vidio “Sejarah Konstitusi Republik Indonesia” pada channel “GerindraTV”
( Vidio dapat diakses Melalu Link : https://youtu.be/lP0S34v5gBc )
2. Power Point PPT berjudul “Ide Pendiri Bangsa Tentang Konstitusi”
Lampiran IV
10) Identitas
y) Satuan Pendidik : SMA z) Kelas / Semester : XI
4. Penilaian Sikap
Pedoman Penskoran : Skor 4 = sangat baik Skor 3 = baik Skor 2 = cukup Skor 1 = kurang
Rumusan Penilaian
� = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜� � 100 16
Lembar Penilaian
aa) Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan bb) Materi Pokok : Sejarah Konstitusi Republik Indonesia
cc) Alokasi Waktu : 2JP (1 X Pertemuan ) 90 Menit 11) Tujuan Pembelajaran
dd) Peserta didik dapat Menganalisis Sejarah Konstitusi Republik Indonesia
ee) Peserta didik dapat Memberikan Argumentasi tentang pentingnya Konstitusi Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara
ff) Peserta didik dapat Membangun Sikap Positif Pelajar terhadap Konstitusi Indonesia
No Nama Sikap Yang Dinilai Jumlah
skor
Nilai Ketaqwaan Sikap
Syukur
Kedisiplinan Keaktifan
1 Krist Perawat dst Dst….
5. Penilaian Pengetahuan
Rumusan Soal Teknik Bentuk Bobot
Nilai Sejarah terbentuknya Konstitusi Indonesia? Tes Essay 20 Bagaimana pandangan soepomo tentang
pentingnya konstitusi?
Tes Essay 30
Pesan moral apa yang dapat kita gali dari sejarah Konstitusi Indonesia?
Tes Essay 50
Nilai Total 100
6. Penilaian Keterampilan
No Nama Keterampilan yang dinilai Jumlah
skor
Nilai Mengemukakan
pendapat
Bertanya Bekerja sama
Mengumpulkan Informasi
1 New
Thitipoom dst Dst….
Pedoman Penskoran : Skor 4 = sangat baik Skor 3 = baik Skor 2 = cukup
Skor 1 = kurang Rumusan Penilaian
Nilai = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜� � 100 𝑆𝑘𝑜� 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Pertanyaan Refleksi Untuk Peserta didik
3. Apakah materi yang sudah dipelajari sudah dipahami sepenuhnya ?
4. Jika kamu diminta memberikan senyuman,skala 1-5 berapa senyuman yang kamu berikan untuk kegiatan pembelajaran hari ini.
No Nama Jumlah Senyuman
1 First Kanaphan Dst….
POST TEST
12) Identitas
gg) Satuan Pendidik : SMA hh) Kelas / Semester : XI
ii) Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan jj) Materi Pokok : Sejarah Konstitusi Republik Indonesia
kk) Alokasi Waktu : 2JP (1 X Pertemuan ) 90 Menit 13) Tujuan Pembelajaran
ll) Peserta didik dapat Menganalisis Sejarah Konstitusi dan pentignya Konstitusi Republik Indonesia
mm) Peserta didik dapat Memberikan Argumentasi tentang Pesan moral yang dapat kita gali dari sejarah Konstitusi
Silahkan Jawab Soal-Soal Berikut Ini!
1. Bagaimana Sejarah terbentuknya Konstitusi Indonesia?
2. Bagaimana pandangan Soepomo tentang pentingnya konstitusi?
3. Apa saja Pesan Moral apa yang dapat kita gali dari sejarah Konstitusi Indonesia?
----SELAMAT MENGERJAKAN----