MODUL PEMBELAJARAN PASAR MODAL
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah Manajemen Investasi dan Pasar Modal
Dosen Pengampu Ibu Salmah Pattisahusiwa, SE., M.Si
Oleh:
FARRAS APRILIA ARGHYANTI 2001036036
ANISA SEKAR ARUM 2001036063
MIFTAHUL JANNAH 2001036077
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA 2022
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum warrahmatullahi wabbarakatu puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah Swt. Yang telah memberikan banyak kenikmatnya kepada kami. Sehingga kami mampu menyelesaikan modul pembelajaran ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Modul pembelajaran ini kami buat untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Manajemen Investasi dan Pasar Modal yang diampu oleh Ibu Salmah Pattisahusiwa, SE., M.Si yang telah membantu dan memberikan ilmu kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan modul pembelajaran ini.
Kami pastinya tidak pernah luput dari kesalahan. Begitu pula dalam penyusunan modul pembelajaran ini yang mempunyai banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mohon maaf atas segala kekurangannya. Sekian atas perhatiaannya kami ucapkan terima kasih
Hormat kami, Kelompok 2
DAFTAR ISI
JUDUL...I KATA PENGANTAR...II DAFTAR ISI ...III
A. Definisi Pasar Modal...1
B. Produk-Produk Pasar Modal...2
1) Reksa dana ... 2
2) Saham...2
3) Saham Preferen... 3
4) Obligasi...3
5) Waran...3
6) Right Issue... 4
C. Penawaran Perdana Ke Publik...4
D. Pasar Sekunder (Secondar Market)... 5
E. OTC Market...5
F. Sejarah Pasar Modal di Indonesia...6
G. BAPEPAM-LK ... 8
H. Otoritas Jasa Keuangan (OJK)... 10
A. Tugas dan Wewenang Otoritas Jasa Keuangan...11
B. Tujuan Otoritas Jasa Keuangan... 11
C. Visi dan Misi Otoritas Jasa Keuangan...12
D. Fungsi dan Nilai-Nilai OJK...12
I. Prosedur pendaftaran sekuritas di BEI...13
1. Persiapan untukgoing public... 13
3. Pencatatan di bursa...15
4. Pelaporan yang diwajibkan... 15
J. Sistem Perdagangan BEI ... 15
K. Indeks Pasar Modal... 17
1. Indeks Individual,...17
2. Indeks Harga Saham Sektoral,... 18
3. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)... 18
4. Indeks LQ 45...18
5. Indeks Syariah (JII / Jakarta Islamic Index)...18
6. Indeks Papan Utama dan Papan Pengembangan ...18
L. Proses Penyelesaian Transaksi...19
1. Pasar Reguler dan Pasar Tunai...19
2. Pasar Negosiasi... 19
M. Contoh Kasus Pasar Modal di Indonesia...20
1. Penyelewengan dana nasabah oleh PT. Sarijaya Permana Sekuritas (2009).. 20
2. Kasus Kejahatan Pasar Modal PT. Ralince Securites dan Bank Magnus Capital (2014)...21
N. Kesimpulan...22
A. Definisi Pasar Modal
Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang mempunyai kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas miliknya, yang umumnya mempunyai umur lebih dari satu tahun. Dalam Undang- undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM) disebutkan pengertian pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Sederhananya pasar modal adalah sarana bagi perusahaan dan pemerintah untuk memperoleh dana jangka panjang dengan cara menjual saham atau obligasi (capital market). Pasar modal lebih dikenal dengan sebutan bursa efek. Ada dua cara perusahaan maupun institusi jika ingin untuk mendapatkan pendanaan di pasar modal. Pertama dengan menerbitkan saham (membagi kepemilikan saham), kedua dengan menerbitkan surat utang (obligasi).
Pasar modal memiliki beberapa jenis, yaitu ada pasar primer (surat berharga yang baru dikeluarkan oleh perusahaan), pasar sekunder (surat berharga yang sudah beredar), pasar ketiga (pasar perdagangan surat berharga pada saat pasar kedua tutup), dan pasar keempat (pasar modal yang dilakukan antar institusi). Pasar modal berfungsi sebagai sarana pendanaan usaha atau sarana perusahaan (emiten) untuk mendapatkan dana dari masyarakat (investor) dan sebagai sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan. Berikut penjabarannya:
1) Bagi Emiten
a. Jumlah dana yang dapat dihimpun berjumlah besar
b. Dana tersebut dapat diterima sekaligus pada saat pasar perdana selesai c. Tidak ada convenant sehingga manajemen dapat lebih bebas dalam
pengelolaan dana
d. Solvabilitas perusahaan tinggi ehingga memperbaiki citra perusahaan e. Ketergantungan emiten terhadap bank menjadi lebih kecil
2) Bagi Investor
a. Nilai investasi berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi. Peningkatan tersebut tercermin pada meningkatnya harga saham
b. Memperoleh deviden bagi mereka yang memiliki atau memegang saham dan bunga yang mengambang bagi pemegang obligasi
c. Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen yang mengurangi risiko.
B. Produk-Produk Pasar Modal
Pasar modal memiliki beberapa produk yang ditawarkan kepada investor, berikut penjabarannya:
1) Reksa dana
Reksa dana (mutual fund) adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya menitipkan uang kepada pengelola reksa dana (manajer investasi) untuk digunakan sebagai modal berinvestasi. Pada prinsipnya investasi pada reksa dana adalah melakukan investasi yang menyebar pada sejumlah alat investasi yang diperdagangkan di pasar modal dan pasar uang.
2) Saham
Secara sederhana saham dapat didefinisikan sebagai tanda kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut. Bila perusahaan penerbit mampu menghasilkan laba yang besar maka ada kemungkinan para pemegang sahamnya akan menikmati keuntungan yang besar pula. Karena laba yang besar tersebut menyediakan dana yang besar untuk didistribusikan kepada pemegang saham sebagi dividen.
Saham memberikan kemungkinan penghasilan yang tidak terhingga. Sejalan dengan itu, risiko yang ditanggung pemilik saham juga relatif paling tinggi. Investasi pada saham memiliki risiko yang paling.
3) Saham Preferen
Saham preferen adalah gabungan antara obligasi dan saham biasa. Disamping memiliki karakteristik seperti obligasi juga memiliki karakteristik saham biasa.
Karakteristik obligasi misalnya saham preferen memberikan hasil yang tetap seperti bunga obligasi. Biasanya saham preferen memberikan pilihan tertentu atas hak pembagian dividen. Ada pembeli saham preferen yang menghendaki penerimaan dividen yang besarnya tetap setiap tahun, ada pula yang menghendaki didahulukan dalam pembagian dividen, dan lain sebagainya. Pilihan untuk berinvestasi pada saham preferen didorong oleh keistimewaan alat investasi ini, yaitu memberikan penghasilan yang lebih pasti.
4) Obligasi
Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara pemberi pinjaman dengan penerima pinjaman. Surat obligasi adalah selembar kertas yang menyatakan bahwa pemilik kertas tersebut memberikan pinjaman kepada perusahaan yang menerbitkan obligasi. Pada dasarnya memiliki obligasi sama persis dengan memiliki deposito berjangka. Hanya saja obligasi dapat diperdagangkan.
Obligasi memberikan penghasilan yang tetap, yaitu berupa bunga yang dibayarkan dengan jumlah yang tetap pada waktu yang telah ditetapkan. Obligasi juga memberikan kemungkinan untuk mendapatkan capital gain, yaitu selisih antara harga penjualan dengan harga pembelian.
5) Waran
Waran adalah hak untuk membeli saham biasa pada waktu dan harga yang sudah ditentukan. Biasanya waran dijual bersamaan dengan surat berharga lainnya, misalnya obligasi atau saham. Penerbit waran harus memiliki saham yang nantinya dikonversi oleh pemegang waran. Namun setelah obligasi atau saham yang disertai waran memasuki pasar baik obligasi, saham maupun waran dapat diperdagangkan secara terpisah.
6) Right Issue
Right issue merupakan hak bagi pemodal membeli saham baru yang dikeluarkan emiten. Karena merupakan hak, maka investor tidak terikat untuk membelinya. Ini berbeda dengan saham bonus atau dividen saham, yang otomatis diterima oleh pemegang saham. Right issue dapat diperdagangkan. Pilihan terhadap alat investasi ini karena kemampuannya memberikan penghasilan yang sama dengan membeli saham, tetapi dengan modal yang lebih rendah. Biasanya harga saham hasil right issue lebih murah dari saham lama. Karena membeli right issue berarti membeli hak untuk membeli saham, maka kalau pemodal menggunakan haknya otomatis pemodal telah melakukan pembelian saham. Dengan demikian maka imbalan yang akan didapat oleh pembeli right issue adalah sama dengan membeli saham, yaitu dividen dan capital gain.
C. Penawaran Perdana Ke Publik
Penawaran umum perdana pada dasarnya adalah metode penggalangan dana yang digunakan oleh perusahaan besar di mana perusahaan menjual sahamnya kepada publik untuk pertama kalinya. Setelah penawaran umum atau IPO (Initial Public Offering), saham perusahaan diperdaagangkan di bursa saham. Penawaran umum perdana akan meningkatkan modal perusahaan dan memberikan likuiditas kepada pendiri perusahaan dan investor awal.
Perusahaan yang telah melakukan IPO secara tidak langsung perusahan tersebut telah go public di pasar modal. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa go public merupakan suatu tahapan dalam pertumbuhan suatu perusahan dan termasuk langkah penting pertma dalam evolusi sebuah perusahaan publik. Dari kenyataan di lapangan, banyak perusahaan besar yang tidak go public yang berarti go public merupakan suatu pilihan dan bukan keharusan setiap perusahaan. Apabila perusahaan telah melakukan go public, beraarti perusahaan tersebut dapat menarik dana relatif besar dari masyarakat atau investor secara tunai. Penawaran kepada publik memiliki beberapaa tujuan sebagai berikut:
1) Mendapatkan dana lebih murh dari berbagai sumber.
2) Kinerja keuangan perusahan lebih baik
3) Potensi pertumbuhan perusahaan akan lebih cepat 4) Meningkatkan citra perusahaan
5) Meningkatkan nilai perusahaan secara keseluruhan
D. Pasar Sekunder (Secondar Market)
Pasar sekunder adalah suatu wadaah terjadinya transaksi jual beli berbagai macam efek di mana efek-efek tersebut telah meleati masa penawaran dari pasar perdana sekurang-kurangnya 90 hari. Transaksi yang terjadi pada pasar ini tidak lagi dilakukan oleh investor dan emiten, tetapi dilakukan oleh investor dan investor yang mana nantinya terjadi permintaan (demand) dan penawaran (supply). Proses demand- supply ini akan menyebabakan terjadinya perubahan harga saham. Di pasar sekunder ini investor juga dengan bebas membeli efek kapan pun dengan volume tertentu sesuai dengaaan kemampuan finansial..
Pasar sekunder memiliki beberapa jenis yaitu pasar reguler atau bursa efek indonesia (BEI), pasar negosiasi yang mana mekanisme jual-beli pada pasar ini terjadi antara individu dibawah pemantauan bursa, dan pasar tunai yang mana mirip dengan pasar reguler tetapi sistem pembayarannya berbeda karena proses transaksi padaa pasar ini dilakukan pada hari itu juga, berbeda dengan pasar reguler yang transaksi pembyarannya dilakukan 3 hari setelah transaksi.
Pasar sekunder berfungsi memberikan likuiditas kepada para pemegang saham dan obligasi, memberikan informasi terkait nilai dari sekuritas perusahaan dan dapat digunakan untuk mendukung transaksi pasar primer dari sekuritas perusahaan dengan membuat sekuritas tersebut menarik di mata para investor.
E. OTC Market
Over The Counter Market atau OTC Market adalah pasar di luar bursa saham dimana harga dari sekuritas ditentukan dengan sistem negosiasi atau tawar menawar
antara investor dengan dealer atau broker. OTC market memilik manfaat berupa dapat menjual efek perusahaan diluar market dimana ada beberapa efek yang tidak memenuhi syarat untuk dijual di BEI maka penjualannya dapat dilakukan di OTC market yang bisanya efek tersebut disebut OTC Equities.
OTC Market memiliki risiko yang disebut antara lain adanya pihak gagal bayar yang tidak dapat melakukan pembayaran, kurangnya pembeli dan penjual atau tidak liquid yang mengakibatkan nilai efek sangat bervariasi dan berpotensi berbahaya jika pembeli nantinya kesusahn ketika menjual efeknya.
F. Sejarah Pasar Modal di Indonesia
Dalam sejarah pasar modal di Indonesia, kegiatan jual beli saham dan obligasi dimulai pada abad ke-19. Jual beli efek telah berlangsung sejak 1880. Pada tahun 1912, Amserdamse Effectenbeurs mendirikan cabang bursa efek di Batavia. Di tingkat Asia, bursa Batavia tersebut merupakan yang tertua keempat setelah Bombay, Hongkong, dan Tokyo. Aktivitas ini pada waktu itu dilakukan oleh orang-orang Belanda di Batavia yang dikenal sebagai Jakarta saat ini. Sekitar awal abad ke-19 pemerintah kolonial Belanda mulai membangun perkebunan secara besar besaran di Indonesia. Sebagai salah satu sumber dana adalah dari para penabung yang telah dikerahkan sebaik-baiknya. Para penabung tersebut terdiri dari orang-orang Belanda dan Eropa lainnya yang penghasilannya sangat jauh lebih tinggi dari penghasilan penduduk pribumi. Atas dasar itulah maka pemerintahan kolonial waktu itu mendirikan pasar modal. Setelah mengadakan persiapan akhirnya berdiri secara resmi pasar modal di Indonesia yang terletak di Batavia (Jakarta) pada tanggal 14 Desember 1912 dan bernama Verreninging voor den Effectenhandel (bursa efek) dan langsung memulai perdagangan. Efek yang diperdagangkan pada saat itu adalah saham dan obligasi perusahaan milik perusahaan Belanda serta obligasi pemerintah Hindia Belada. Bursa Batavia dihentikan pada perang dunia pertama dan dibuka kembali pada tahun 1925 dan menambah jangkauan aktivitasnya dengan membuka bursa paralel di Surabaya dan Semarang. Aktivitas ini terhenti pada perang dunia kedua.
Setahun setelah pemerintah Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia, tepatnya pada tahun 1950, obligasi Republik Indonesia dikeluarkan oleh pemerintah.
Peristiwa ini menandai mulai aktifnya kembali Pasar Modal Indonesia. Di dahului dengan diterbitkannya Undang-undang Darurat No. 13 tanggal 1 September 1951, yang kelak ditetapkan sebagai Undang-undang No. 15 tahun 1952, setelah terhenti 12 tahun. Adapun penyelenggarannya diserahkan kepada Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE) yang terdiri dari 3 bank negara dan beberapa makelar efek lainnya dengan Bank Indonesia sebagai penasihat. Aktivitas ini semakin meningkat sejak Bank Industri Negara mengeluarkan pinjaman obligasi berturut-turut pada tahun 1954, 1955, dan 1956. Para pembeli obligasi kebanyakan warga negara Belanda, baik perorangan maupun badan hukum. Semua anggota diperbolehkan melakukan transaksi abitrase dengan luar negeri terutama dengan Amsterdam.
Menjelang akhir era 50-an, terlihat kelesuan dan kemunduran perdagangan di bursa.
Hal ini diakibatkan politik konfrontasi yang dilancarkan pemerintah Republik Indonesia terhadap Belanda sehingga mengganggu hubungan ekonomi kedua negara dan mengakibatkan banyak warga negara Belanda meninggalkan Indonesia.
Perkembangan tersebut makin parah sejalan dengan memburuknya hubungan Republik Indonesia dengan Belanda mengenai sengketa Irian Jaya dan memuncaknya aksi pengambil-alihan semua perusahaan Belanda di Indonesia, sesuai dengan Undang – undang Nasionalisasi No. 86 Tahun 1958. Kemudian disusul dengan instruksi dari Badan Nasonialisasi Perusahaan Belanda (BANAS) pada tahun 1960, yaitu larangan Bursa Efek Indonesia untuk memperdagangkan semua efek dari perusahaan Belanda yang beroperasi di Indonesia, termasuk semua efek yang bernominasi mata uang Belanda, makin memperparah perdagangan efek di Indonesia.
Pada tahun 1977, bursa saham kembali dibuka dan ditangani oleh Badan Pelaksana Pasar Modal, institusi baru di bawah Departemen Keuangan. Untuk merangsang perusahaan melakukan emisi, pemerintah memberikan keringanan atas pajak perseroan sebesar 10% - 20% selama 5 tahun sejak perusahaan yang bersangkutan go public. Selain itu, untuk investor warga negara Indonesia yang membeli saham
melalui pasar modal tidak dikenakan pajak pendapatan atas capital gain, pajak atas bunga, dividen, royalti, dan pajak kekayaan atas nilai saham/ bukti penyertaan modal.
Pada tahun 2007, Bursa Efek melakukan merger dengan Bursa Efek Surabaya yang kemudian berganti nama menjadi Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2011, Otoritas Jasa Keuangan juga mulai diperkenalkan. Sampai saat ini sebanyak 701 perusahaan telah mencatat sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan BEI konsisten mengundanag emiten baru sebanyak 25-35 selama satu tahun. Oleh karena pasar modal di Indonesia semakin dilirik oleh banyak investor.
G. BAPEPAM-LK
Badan pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ialah lembaga yang mempunyai kekuasaan yang sangat besar karena tidak hanya bertindak sebagai regulator tetapi juga mempunyai kekuasaan kepolisian sebagai Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) serta berwenang menggunakan kekuasaan. Bapepam-LK digantikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak berlakunya undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2011.
Bapepam-LK memiliki tugas untuk mengatur, mengarahkan dan mengawasi kegiatan pasar modal serta merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang lembaga keuangan, sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh menteri keuangan, dan berdasarkan undang-undang berlaku.
Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana yang dimaksud pada pasal 1495.
BAPEPAM-LK menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan peraturan di bidang pasar modal.
b. Penegakan peraturan di bidang pasar modal.
c. Pembinaan dan pengawasan terhadap pihak yang memperoleh izin usaha, persetujuan, pendaftaran dari badan dan pihak lain yang bergerak di pasar modal.
d. Penetapan prinsip-prinsip keterbukaan perusahaan bagi emiten dan perusahaan publik.
e. Penyelesaian keberatan yang diajukan oleh oihak yang dikenakan sanksi oleh Bursa efek, kliring dan penjaminan, dan lembaga penyimpanan dan penyelesaian.
f. Penetapan ketentuan akuntansi di bidang pasar modal.
Struktur organisasi pada BAPEPAM-LK dari ketua badan, sekretariat dan 12 biro teknis, dmana lingkup pembinaan dan pengawasan meliputi aspek pasar modal, dana pensiun, perasuransian, perbankan dan usaha jasa pembiayaan serta ventura.
Biro teknis bapepam-lk terdiri atas :
1. Biro perundang-undangan dan bantuan hukum.
2. Biro riset dan teknologi informasi.
3. Biro pemeriksaan dan penyidikan.
4. Biro pengelolaan investasi.
5. Biro transaksi dan lembaga efek.
6. Biro penilaian keuangan perusahaan sektor jasa.
7. Biro penilaian keuangan perusahaan sektor rill.
8. Biro standar akuntansi dan keterbukaan.
9. Biro perbankan, pembiayaan dan penjaminan.
10. Biro perasuransian.
11. Biro dana pensiun 12. Biro kepatuha internal.
Dalam penjelasan diatas bapepam-lk digantikan oleh otoritas jasa keuangan (OJK) namun ada beberapa tugas dan fungsi yang tidak dipindahkan ke OJK dan tetap dilaksanakan oleh kementrian keuangan, yaitu :
1. Fungsi peraturan
Mewakili pemerintah dalam mengajukan rancangan undang-undang terkait bidang tugas OJK kepada DPR. Saat ini RUU yang masih memerlukan proses penyelesaian, antara lain:
a. RUU lembaga keuangan mikro b. RUU perasuransian
c. RUU dana Pensiun
d. RUU jaring pengaman sektor keuangan e. RUU penjamin
f. RUU penjaminan polis
g. Memberikan masukan kepada penjabar ex officio OJK dan menteri keuangan dan substansi dan draft peraturan OJK untuk memastikan bahwa peraturan OJK untuk memastikan bahwa peraturan OJK sejalan dengan kebijakan pemerintah.
2. Fungsi kesektariatan forum koordinasi stabilitas sektor keuangan
Dalam pasal 44 ayat (2) undang-undang OJK dinyatakan bahwa “forum koordinasi stabilitas sektor keuangan dbantu kesektariatan yang dipimpin seorang penjabat eselon I di kementrian keuangan”, sehingga fungsi tersebut harus diakomodasikan dalam unit pengganti eks Bapepam-lk.
3. Fungsi hubungan Internasional
Fungsi ini diperlukan untuk mengakomodasikan kepentingan OJK dalam hubungan internasional yang bersifat Government to goverment.
4. Penangan dokumen dan permasalahan eks UP3 (unit pelaksanaan penjaminan pemerintah)
5. Perizinan dan pengawasan aktuaris
6. Pembinaan atas jaminan sosial dan dana pensiun PNS saat ini menjadi salah satu tugas biro dana pensiun.
7. Pelaksanaan UU No.33 dan 34 tahun 1964 mengenai dana pertanggungjawaban wajib kecelakaan penumpang dan UU no 34 tahun 1964 tentang dana pertanggungjawaban wajib kecelakaan lalu lintas jalan.
8. BPJS
H. Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Otoritas jasa keuangan dibentuk pada tahun 2012 berdasarkan undang-undang no.21 tahun 2011, dan menggantikan tugas dari Badan pengawas Pasar Modal dan
lembaga keuangan (Bappepam-LK) serta mengambil alih tugas bank indonesia dalam hal pengawasan perbankan.
Otoritas jasa keuangan adalah lembaga independen dan bebas campur tangan pihak lain yang dibentuk untuk menghadirkan lembaga negara yang mampu menyelenggarakan sistem peraturan dan pengawasan terhadap keseluruhan kegiatan sektor keuangan, baik itu sektor perbankan, pasar modal, dan lembaga keuangan non- bank seperti asuransi, dana pensiun, lembaga pembiayaan dan lainnya.
Berkaitan dengan reksa dana, OJk mengawasi dan memberikan izin atau lisensi bagi manajer investasi, produk reksa dana dan agen penjualnya. OJK juga memberikan perlindungan dan edukasi bagi investor ataupun masyarakat luas terkait layanan jasa keuangan.
A. Tugas dan Wewenang Otoritas Jasa Keuangan
a) Melakukan peraturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan.
b) Melakukan peraturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal.
c) Melakukan peraturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor lainnya, seperti dana pensiun, asuransi maupun lembaga keuangan lainnya.
Dengan tugas tersebut, OJK juga memiliki beberapa kewenangan dalam pencapaian tujuan, yaitu :
a) Bisa menetapkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.
b) Membuat dan menetapkan peraturan dan kebijakan tentang pengawasan dan pelaksanaan di lembaga jasa keuangan dan yang berkaitan dengan industri jasa keuangan.
B. Tujuan Otoritas Jasa Keuangan
a) Keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel.
b) Dapat mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil.
c) Bisa melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.
C. Visi dan Misi Otoritas Jasa Keuangan
Otoritas Jasa Keuangan juga memilki visi, yaitu sebagai berikuti:
1. Menjadi lembaga pengawas industri jasa keuangan yang terpercaya.
2. Melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.
3. Mampu mewujudkan industri jasa keuangan menjad pilar perekonomian nasional yang berdaya saing global dan memajukan kesejahteraan umum.
Dari visi diatas, terbentuklah beberapa misi dari OJK :
1. Mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil.
2. Mewujudkan terselenggaranya seluruh kegiatan didalam sektor jasa keuangan secara teratir, adil, transparan dan akuntanbel
3. Bisa melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.
D. Fungsi dan Nilai-Nilai OJK
Fungsi OJK secara umum adalah menyelenggarakan sistem peraturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan.
Dalam penerapan fungso OJK, ada beberapa nilai strategis yang menjadi landasannya, yaitu :
1. Integritas
Intergritas adalah bertindak objektif, adil dan konsisten sesuai dengan kode etik dan keijakan organisasi dengan menjunjung tinggi kejujuran dan komitmen.
Sebagai lembaga pengawas semua industri jasa keuangan, integritas harus dimiliki oleh semua orang di OJK karena berdampak pada kepentingan orang banyak.
2. Profesionalisme
Nilai profesionalisme dapat dimaknai dengan bekerja dengan penuh tanggung jawab berdasarkan kompetensi yang tinggi untuk mencapai kinerja yang baik.
3. Sinergi
Nilai sinergi adalah berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan baik internal maupun eksternal secara produtif dan bekualitas.
4. Inklusif
Inklusif adalah terbuka dan menerima keberagaman pemangku kepentingan serta memperluas kesempatan dan akses masyarakat terhadap industri keuangan.
5. Visioner
Visoner adalah memiliki wawasan yang luas dan mampu melihat kedepan, serta dapat berpikir diluar kebiasaan
Dengan nilai-nilai diatas maka fungsi harus berjalan sesuai dengan nilai-nilai yang menjadi landasan bagaimana lembaga otoritas jasa keuangan akan mencapai tujuannya.
I. Prosedur pendaftaran sekuritas di BEI
Perusahaan yang akan going public bisa mengikuti 3 tahap utama yaitu, persiapan diri, memperoleh izin registrasi dari BAPPEPAM-LK, dan melakukan penawaran perdana ke publik (initial public offering/ IPO) dan memasuki pasar sekunder dengan mencatatkan efeknya di bursa.
1. Persiapan untukgoing public
a) Manajemen harus memutuskan suatu rencana untuk memperoleh dana melalui publik dan rencana ini herus diajukan di rapat umum pemegang saham dan harus disetujui
b) Perusahaan bersangkutan harus menugaskan pakar-pakar pasar modal dan institusi-institusi pendukung untuk membantu dalam penyediaan dokumen yang dibutuhkan sebagai berikut :
Underwriter (penjamin emisi) yang akan mempersiapkan segala sesuatunya
Berkaitan dengan proses penempatan saham di pasar primer, seperti profesi-profesi yang terdiri dari kantor akuntan publik, notaris publik, konsultan hukum, perusahaan penilai(apprisal company).
Institusi-institusi pendukung seperti trustee, penjamin (guarantor), biro administrasi sekuritas, kustodian.
c) Mempersiapkan semua dokumen yang dperlukan untuk penawaran ke public d) Mempersiapkan kontrak awal dengan bursa
e) Mengumumkan ke publik
f) Menandatangani perjanjian yang berhubungan dengan going public
g) Untuk yang akan menjual obligasi, perusahaan harus mendaftarkan ke agen peringkat untuk obligasi yang akan ditawarkan.
h) Mengirimkan pernyataan registrasi dan dokumen-dokumen pendukung lainnya ke bappepam-lk.
2. Registrasi di bappepam-lk
Setelah semua perispan yang dibutuhkan sudah selesai dan dokumen yang dibutuhkan lengkap untuk registrasi di bappepam-lk sudah dikirimkan, berikutnya adalah tugas bappepam-lk untuk mengevaluasi usulan going public. Yang dilakukan oleh bappepam-lk adalah :
a) Menerima pernyataan registrasi dan dokumen-dokumen pendung dari perusahaan yang akan going public dan dari underwriter.
b) Pengumuman terbatas dari bappepam-lk c) Mempelajari dokuem yang diperlukan
d) Deklarasi pernyataan registrasi efektif berlaku yang didasarkan pada 3 hal utama yaitu;
Kelengkapan dokumen,
Kebenaran dan kejelasan dari informasi dan pengungkapan tentang aspek legalitas, akuntansi, keuangan, dan manajemen.
Jika selama 30 hari bappepam-lk tidak memberikan jawaban, maka pernyataan registrasi akan dianggap efektif secara otomatis.
3. Pencatatan di bursa
Setelah bappepam-lk mendeklarasikan keefektifan dari pernyataanregistrasi, selanjutnya underwriter dapat menjual saham perdana ttersebut di pasar primer.
Setelah penawaran perdana selesai, emiten (perusahaan yang going public) dapat melakukan proses-proses berikut ini untuk mencantumkan sahamnya di pasar sekunder (bursa).
a) Emiten mengisi dan menyerahkan aplikasi yang formulirnya disediakan oleh BEI untuk ketentuan mencantumkan sahamnya di bursa efek.
b) BEI akan mengevaluasi aplikasi ini berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan.
c) Jika aplikasi ini memenuhi kriteria yang diisyaratkan, BEI akan menyetujuinya.
d) Emiten kemudian harus membayar biaya jasa pencantuman (listing free) sesuai dengan ketentuan yang berlaku di BEI.
e) BEI kemudian akan mengumumkan pencantuman dari sekuritas ini f) Sekuritas yang sudah dicantumkan ini siap untuk di perdagangkan.
4. Pelaporan yang diwajibkan
Setelah perusahaan mencatatkan sahamnya di pasar bursa, perusahaan ini menjadi perusahaan publik yang sahamnya dimiliki oleh publik. Untuk melindungi publik yang juga merupakan pemilik dari perusahaan, bappepam-lk dan BEI mengharuskan perusahaan publik menyerahkan laporan-laporan rutin atau laporan khusus yang menyerahkan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi. Laporan ini bisa didapatkan di BEI atau lewat broker maupun melalui pengumuman di bursa.
J. Sistem Perdagangan BEI
Sistem perdagangan yang digunakan di Bursa Efek Indonesia adalah order driven market system dan sistem lelang kontinyu (continues auction system). Order driven market system maksudnya pembeli dan penjual sekuritas atau investor melakukan transaksi dengan perantara pialang saham. Pialang melakukan transaksi di bursa
sesuai dengan permintaan investor atau untuk membentuk portofolionya sendiri.
Sistem lelang kontinyu maksudnya harga transaksi ditentukan oleh penawaran dan permintaan dari investor. Pelaksanaan perdagangan Efek di Bursa dilakukan dengan menggunakan fasilitas JATS NEXT-G. Perdagangan Efek di Bursa hanya dapat dilakukan oleh Anggota Bursa (AB) yang juga menjadi Anggota Kliring KPEI.
Anggota Bursa Efek bertanggung jawab terhadap seluruh transaksi yang dilakukan di Bursa baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah. Sistem otomatisasi JATS (Jakarta Automated Trading System) memungkinkan pialang memasukkan bid price (harga penawaran pembelian) atau ask price (harga penawaran penjualan) ke workstation JATS, kemudian JATS akan menentukan harga yang sesuai berdasarkan price/time priority. Maksudnya JATS akan memprioritaskan investor dengan harga yang terbaik (harga terendah untuk ask price dan harga tertinggi untuk bid price), dan jika ada lebih dari satu investor memiliki harga yang sama maka akan diprioritaskan investor dengan waktu tercepat. Sistem ini dilaksanakan secara kontinyu sampai waktu perdagangan di Bursa Efek Indonesia berakhir. Proses perdagangan saham di Pasar Modal melibatkan banyak pihak, diantaranya adalah:
1. SRO Pasar Modal: BEI, KSEI dan KPEI sebagai regulator perdagangan efek di
Indonesia.
2. Dalam hal mempergunakan sistem atau sarana Bursa hanya boleh dilakuan oleh Perusahaan Efek Anggota Bursa yang telah memperoleh izin usaha dari OJK sebagai Perantara Pedagang Efek dan telah memperoleh persetujuan Keanggotaan Bursa (Pasal 1 angka 2 Undang Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal (UUPM)).
3. Nasabah.
4. Biro Administrasi Efek.
5. Lembaga Kustodian dan/atau Bank Kustodian.
K. Indeks Pasar Modal
Indeks saham adalah ukuran statistik perubahan gerak harga dari kumpulan saham yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu dan digunakan sebagai sarana tujuan investasi. Banyaknya saham yang diterbitkan oleh banyak perusahaan, maka dibuatlah indeks saham ini untuk memantau kinerja sebuah bursa secara umum.
Indeks saham berfungsi sebagai indikator yang menggambarkan kondisi pasar pada suatu saat. Indeks saham mempunyai keguanaan yang sangat penting, selain sebagai acuan investasi bagi investor reksa dana, keberadaan indeks saham juga sangat membantu para investor untuk menetukan apakah mereka akan menjual, menahan atau membeli suatu atau beberapa saham. Karena untuk jenis indeks tertentu, telah melakukan seleksi ketat terhadap saham-saham berdasarkan ukuran kapitalisasi pasar dan likuiditasnya. Dengan adanya indeks, kita dapat mengetahui tren pergerakan harga saham saat ini, misalnya bila suatu indeks harga saham bergerak naik, biasanya sebagian besar harga saham yang tergabung di dalamnya juga cenderung naik. Bursa efek Indonesia mempunyai 6 jenis indeks, yaitu :
1. Indeks Individual,
Indeks masing-masing saham yang tercatat di BEI.
2. Indeks Harga Saham Sektoral,
Indeks yang mengelompokkan saham berdasarkan masing-masing sektor. Di Bursa Efek Indonesia sektor terbagi menjadi 9 kelompok, yaitu sektor pertanian, pertambangan, industri dasar, aneka industri, konsumsi, property, infrastruktur, keuangan, perdagangan dan jasa, serta manufaktur
3. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Semua saham diperhitungkan sebagai komponen penghitungan indeks.
4. Indeks LQ 45
Terdiri atas 45 saham pilihan berdasarkan likuiditas perdagangan dan kapitalisasi pasar, sehingga setiap 6 bulan saham yang masuk indeks ini bisa berubah- ubah tergantung kedua variabel tersebut.
5. Indeks Syariah (JII / Jakarta Islamic Index)
Terdiri dari 30 saham yang memenuhi sayarat investasi dalam Isalam, diantaranya tidak bertentangan dalam :
Usaha perjudian atau tergolong perjudian dan perdagangan yang dilarang.
Usaha yang memproduksi, mendistribusi, dan memperdagangkan segala jenis barang dan jasa yang bersifat mudharat.
Lembaga keuangan konvensional termasuk perbankan dan asuransi konvensional yang mengandung unsur riba.
6. Indeks Papan Utama dan Papan Pengembangan
Indeks yang dikelompokkan secara khusus di Bursa Efek Indonesia berdasarkan kelompok papan utama dan papan pengembangan. Papan utama biasanya terdiri dari saham-saham perusahaan yang sudah kokoh di pasaran. Sementara papan pengembangan terdiri dari saham-saham perusahaan yang belum secara konsisten membukukan keuntungan pada laporan akhir tahun mereka.
L. Proses Penyelesaian Transaksi 1. Pasar Reguler dan Pasar Tunai
Penyelesaian Transaksi Bursa di Pasar Reguler dan Pasar Tunai antara Anggota Bursa jual dan Anggota Bursa beli dijamin oleh KPEI.
Transaksi Bursa Pasar Reguler wajib diselesaikan pada Hari Bursa ke-2 (T+2).
Transaksi Bursa Pasar Tunai wajib diselesaikan pada Hari Bursa yang sama (T+0).
Penyelesaian Transaksi Bursa yang dilakukannya di Pasar Reguler dan Pasar Tunai akan ditentukan oleh KPEI melalui proses Netting dan dilakukan melalui pemindahbukuan Efek dan atau dana ke rekening Efek Anggota Bursa yang berhak yang berada pada KSEI.
Dalam hal kewajiban Anggota Bursa untuk menyerahkan Efek tidak dilaksanakan sesuai dengan ketentuan maka Anggota Bursa tersebut wajib untuk menyelesaikan kewajibannya dengan uang pengganti (ACS= Alternate Cash Settlement) yang besarnya ditetapkan sebesar 125% (seratus dua puluh lima perseratus) dari harga tertinggi atas Efek yang sama yang terjadi di:
Pasar Reguler dan Pasar Tunai yang penyelesaiannya jatuh tempo pada tanggal yang sama; dan
Pasar Reguler pada Sesi I pada hari penyelesaian transaksi yang jatuh temponya sebagaimana di atas.
2. Pasar Negosiasi
Waktu penyelesaian Transaksi Bursa di Pasar Negosiasi ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara AB jual dan AB beli dan diselesaikan secara per transaksi (tidak Netting). Bila tidak ditetapkan, penyelesaian Transaksi Bursa dilakukan selambat-lambatnya pada Hari Bursa ke-2 setelah terjadinya transaksi (T+2) atau Hari Bursa yang sama dengan terjadinya transaksi (T+0)
khusus untuk Hari Bursa terakhir perdagangan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.
Penyelesaian Transaksi Bursa di Pasar Negosiasi dilakukan dengan pemindahbukuan secara langsung oleh Anggota Bursa jual dan Anggota Bursa beli dan tidak dijamin KPEI.
M. Contoh Kasus Pasar Modal di Indonesia
Dari beberapa materi yang telah dijelaskan di atas ada beberapa contoh kasus pasar modal yang terjadi di Indonesia
1. Penyelewengan dana nasabah oleh PT. Sarijaya Permana Sekuritas (2009) Kasus PT. Sarijaya Permana Sekuritas ini dilatar belakangi oleh Penyelewengan dana 8.700 orang nasabahnya sebesar 25 milyar rupiah yang dilakukan oleh komisari utama PT. Sarijaya Permana Sekuritas yang bernama Herman Ramli. Penyalahgunaan dana tersebut dilakukan dengan cara menggunakan 17 rekening fiktif untuk menampung dana nasabah yang pada mulanya untuk melakukan perdagangan di pasar saham. Tetapi dana yang terkumpul diindahkan ke rekening lain untuk tujuan yang tidak bersangkutan dengan jual beli saham.
Herman Ramli melakukan penyalahgunaan tersebut pada saat PT.
Sarijaya pada repo saham bumi resource. Keseluruhan nilai repo adalah 35 Milyar, dan yang telah terbayar hanya sebesar 15 Milyar saja. Untuk menutupi kekurangan tersebut Herman Ramli melakukan cara “menggoreng” saham di lantai bursa. Dengan harapan harga saham akan naik tajam dan akan dijual namun, terjadi krisis global pada tahun 2008 yang menyebabkan semua harga saham jatuh secara signifikan.
Penyelewengan penggunaan dana nasabah tersebut akhirnya menyebabkan pula dilakukannya miss prosedur terhadap pembuatan Pelaporan Modal Kerja Bersih disesuaikan (MKBD). Kedua tindakan yang dilakukan oleh PT. Sarijaya ini akhirnya membuat Bappepam melakukan
review dan melaporkan baik Komisaris utamanya maupun direksinya ke BARESKIM POLRI untuk di periksa dan ditahan.
Selain menyangkut menurunkan tingkat kepercayaan investor terhadap Pasar Modal di Indonesia, maka kasus ini menggiring demonstrasi yang dilakukan oleh nasabah PT. Sarijaya yang dilakukan di kantor Bappepam-LK, juga mendatangi Bursa Efek Jakarta. Para nasabah menilai selain dari Bappepam-LK maka BEI, Kliring Penjamin Efek Indonesia (KPEI) dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dianggap juga bertanggung jawab atas terjadinya praktek kecurangan dan kejahatan di industri Pasar Modal.
Untuk dapat menyelesaikan kasus ini, pihak-pihak terkait harus segera melakukan tindakan agar kasus tidak berlarut dan berpotensi merugikan lebih dari 7000 orang nasabah PT. Sarijaya. Tetapi yang harus di garis bawahi adalah pernyataan Direktur Perdagangan Fix income dan Derivatif, Keanggotaan dan Partisipan BEI, Guntur Pasaribu yang mengatakan bahwa BEI, KSEI, dan KPEI tidak dapat memenuhi tuntutan nasabah terhadap BEI, KSEI dan KPEI untuk ikut menanggulangi pengembalian dana nasabah, karena sama sekali tidak diatur dalam peraturan dan undang-undang. Menurut Guntur, penalangan dana nasabah hanya bisa dilakukan jika terjadi gagal bayar transaksi, bukan akibat tindakan kriminal.
Mabes Polri dan Bappepam-LK mempunyai pendapat yang berbeda terkait kasus ini. Pihak Polri menyatakan kasus ini masuk dalam ranah hukum pasar modal dan ditindak sesuai dengan UU pasar modal. Sedangkan Bappepam-LK menyatakan kasus ini bukan pelanggaran pasar modal, melainkan kategori pidana umum, yakni penggelapan dana pencucian uang.
2. Kasus Kejahatan Pasar Modal PT. Ralince Securites dan Bank Magnus Capital (2014)
Kasus penipuan nasabah mendapatkan tawaran produk investasi obligasi atau surat utang FR0035 oleh EP Larasti yang adalah karyawan PT.
Realince Securites, dan dana yang di transfer melalu Bank Magnus Capital yang merupakan pihak penampung dana. Dan titik permasalahannya adalah investor tidak bisa menarik uang investasi mereka.
Berdasarkan pasal 90 UU No.8 Tahun 1995 tentang pasar modal huruf a dan c dengan kasus yang terkait, maka EP larasti terbukti telah melakukan penipuan yang teermasuk dalam kejahatan dan pelanggaran dalam pasar modal, dan seharusnya EP Larasti sebagai pelaku penipuan dikenakan pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda maks. 15 Milyar.
Ancaman pidana dan denda yang begitu berat dapat membuat efek jera, mengingat kegiatan perdagangan efek melibatkan banyaknya pemodal dan jumlah uang yang amat besar, bila dibandingkan dengan KUHP pasal 378 ancaman hukumannya paling lama 4 tahun penjara bagi mereka yang terbukti melakukan penipuan. Sedangkan dalam KUHP pasal 390 ancaman hukumannya adalah paling lama 2 tahun 8 bulan penjara
N. Kesimpulan
Pasar Modal adalah tempat perusahaan mencari dana segar untuk mengingkatkan kegiatan bisnis sehingga dapat mencetak lebih banyak keuntungan.
Dana segar yang ada di pasar modal berasal dari masyarakat yang disebut juga sebagai investor. Para investor melakukan berbagai tekhnik analisis dalam menentukan investasi dimana semakin tinggi kemungkinan suatu perusahaan menghasilkan laba dan semakin kecil resiko yang dihadapi maka semakin tinggi pula permintaan investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Pada pasar modal pelakunya dapat berupa perseorangan maupun organisasi/perusahaan.
Bentuk yang paling umum dalam investasi pasar modal adalah saham dan obligasi.Saham dan obligasi dapat berubah-ubah nilainya karena dipengaruhi oleh banyak faktor. Saat ini pasar modal di Indonesia adalah Bursa Efek Jakarta atau yang disingkat BEJ dan Bursa Efek Surabaya atau yang disingkat BES. Pelaku pasar modal
ialah emiten, investor dan lembaga penunjang.Pasar Modal memiliki peran yang sangat penting di dalam perekonomian Indonesia.
Pasar modal mempunyai dua fungsi yaitu ekonomi dan keuangan. Di dalam ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender ke borrower. Dengan menginvestasikan dananya lender mengharapkan adanya imbalan atau return dari penyerahan dana tersebut. Sedangkan bagi borrower, adanya dana dari luar dapat digunakan untuk usaha pengembangan usahanya tanpa menunggu dana dari hasil operasiperusahaannya. Di dalam keuangan, dengan cara menyediakan dana yang diperlukan oleh borrower dan para lender tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil.