RESUME PASAR MODAL TM 6 TRANSAKSI EFEK DAN INSTRUMEN
Nama : Alfina Reza Amelia Kelas : Pasar Modal
NIM : 042111233150
JENIS MEKANISME TRANSAKSI EFEK
Dilansir dari Kumparan.com, berikut mekanisme transaksi efek berdasarkan jenisnya :
• Pasar Perdana
Pasar perdana merupakan tempat berbagai efek diperdagangkan untuk pertama kali ke investor sebelum tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Di pasar ini, efek ditawarkan kepada investor oleh pihak underwriter (penjamin emisi) melalui broker-dealer yang berperan sebagai agen penjual saham. Proses tersebut biasa disebut dengan IPO (Initial Public Offering). Berikut langkah-langkahnya :
1. Investor mengisi Formulir Pemesanan Pembelian Saham (FPPS) dan menyetorkan dana ke Rekening Dana Nasabah (RDN) di perusahaan efek, kemudian menyerahkan FPPS, bukti setor, serta identitas diri.
2. Perusahaan efek akan menyerahkan FPPS ke penjamin emisi untuk dilanjutkan ke Biro Administrasi Efek (BAE) guna mendapatkan penjatahan saham.
3. Setelah mendapatkan konfirmasi dari BAE untuk penjatahan saham, informasi tersebut akan langsung diberitahukan ke investor.
4. Form pemesanan saham kemudian akan dikumpulkan secara kolektif di BAE.
• Pasar Sekunder
Berkebalikan dengan pasar perdana, pasar sekunder merupakan tempat yang memperdagangkan efek setelah tercatat di BEI (Bursa Efek Indonesia). Berikut mekanisme transaksi di pasar sekunder :
1. Transaksi pada pasar sekunder dilakukan di Bursa melalui perantara Perusahaan Efek anggota bursa.
2. Investor yang ingin membeli saham akan melakukan order beli melalui Perusahaan Efek dengan menyebutkan nama saham, nominal pembelian dalam lot, dan harga.
3. Investor yang ingin menjual saham akan melakukan order jual melalui Perusahaan Efek dengan sistem yang sama seperti membeli.
4. Order yang masuk akan ditampilkan di sistem perdagangan bursa dan dapat diamati dalam sistem Perusahaan Efek.
5. Jika order beli telah bertemu dengan order jual di sistem, maka transaksi telah terjadi.
6. Perpindahan dan pembayaran aset kemudian akan difasilitasi oleh Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).
7. Untuk pembelian, investor harus menyetorkan dana sesuai nominal pembelian maksimal 2 hari kerja setelah transaksi.
8. Investor akan menerima pembayaran penjualan maksimal 2 hari kerja setelah transaksi.
PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA
Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 26/POJK.04/2014 tentang penjaminan penyelesaian transaksi bursa, penjaminan penyelesaian transaksi bursa adalah kewajiban lembaga kliring dan penjaminan untuk seketika dan langsung mengambil alih tanggung jawab anggota kliring yang gagal memenuhi kewajibannya berkaitan dengan penyelesaian transaksi bursa dan untuk menyelesaikan transaksi tersebut pada waktu dan cara yang sama sebagaimana diwajibkan kepada anggota kliring yang bersangkutan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan terkait penyelesaian transaksi bursa, yaitu ada transaksi bursa dan transaksi dipisahkan. Transaksi bursa adalah kontrak yang dibuat oleh anggota bursa efek mengenai jual beli efek, pinjam-meminjam efek, atau kontrak lain mengenai efek atau harga efek. Sedangkan, transaksi dipisahkan adalah transaksi bursa yang dipisahkan dari penjaminan penyelesaian transaksi bursa berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh bursa efek dan lembaga kliring dan penjaminan atau atas perintah Otoritas Jasa Keuangan.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatur waktu penyelesaian transaksi bursa. Menurut peraturan tersebut, penyelesaian transaksi bursa wajib dilaksanakan paling lambat 1 (satu) hari bursa setelah penetapan transaksi dipisahkan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi operasional bursa efek dan mengurangi risiko likuiditas di pasar modal. Jadi, penjaminan penyelesaian transaksi bursa merupakan langkah penting dalam memastikan integritas dan keamanan pasar modal.
Kewajiban Lembaga Kliring dan Penjaminan dilakukan dengan sebagai berikut :
1. Efek yang tidak dapat dijual dengan cepat atau yang dihentikan sementara dari perdagangannya di bursa efek tidak dapat digunakan sebagai agunan pada rekening jaminan kecuali untuk menjamin penyelesaian penjualan efek itu sendiri
2. Lembaga kliring dan penjaminan wajib mensyaratkan anggota kliring menyetor agunan tambahan pada rekening jaminan apabila nilai pasar agunan tersebut jatuh di bawah batas nilai agunan yang ditetapkan oleh komite kebijakan kredit dan pengendalian risiko dan lembaga
kliring dan penjaminan berhak menolak pesanan transaksi bursa anggota kliring sampai agunan tambahan tersebut dipenuhi; dan
3. Lembaga kliring dan penjaminan wajib menolak pesanan baru transaksi bursa anggota kliring yang mempunyai saldo debit pada agunan sampai saldo agunannya positif atau yang gagal memenuhi kewajiban penyelesaian transaksi bursa kepada lembaga kliring dan penjaminan sampai kewajiban tersebut dipenuhi
PEMBIAYAAN TRANSAKSI EFEK
Beberapa ketentuan umum yang perlu diperhatikan sesuai dengan Peraturaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 55 /Pojk.04/2020 tentang Pembiayaan Transaksi Efek Oleh Perusahaan Efek Bagi Nasabah Dan Transaksi Short Selling Oleh Perusahaan Efek.
1. Transaksi margin adalah transaksi pembelian efek untuk kepentingan nasabah yang dibiayai oleh perusahaan
2. Transaksi short selling adalah transaksi penjualan efek dimana efek dimaksud tidak dimiliki oleh penjual pada saat transaksi dilaksanakan.
3. Jaminan pembiayaan adalah sejumlah dana dan/atau efek milik nasabah yang ditahan oleh perusahaan efek sebagai jaminan untuk penyelesaian transaksi margin atau transaksi short selling
Pokok-pokok penting terkait mekanisme pembiayaan transaksi efek nasabah :
1. Perusahaan efek yang memberikan fasilitas pembiayaan transaksi margin dan transaksi short selling memiliki Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) sekurang-kurangnya Rp 5 miliar dan memperoleh persetujuan dari Bursa Efek untuk melaksanakan transaksi
2. Untuk nasabah yang akan melakukan pembiayaaan transaksi margin dan transaksi short selling pada perusahaan efek wajib menyetorkan jaminan awal dengan nilai minimal Rp 200 juta 3. Saham yang dapat ditransaksikan dengan pembiayaan Transaksi Efek diperdagangkan setiap
hari bursa untuk periode 6 bulan terakhir dengan nilai rata-rata per hari sekurang-kurangnya Rp 1 miliar dan dimiliki oleh lebih dari 4.000 pihak untuk 6 bulan terakhir.
4. Untuk pembiayaan Transaksi Marjin nilai Jaminan Awal dari nasabah paling sedikit 50% atau Rp 200 juta. Nilai pembiayaan yang dapat diberikan Perusahaan Efek kepada nasabah maksimal 65% dan jika nilai jaminan dari nasabah mengalami penurunan sehingga pembiayaan lebih dari 65% maka nasabah wajib menambah jaminan dalam waktu 3 hari bursa.
Jika dalam waktu 3 (tiga) hari bursa nasabah tidak menyetor tambahan jaminan maka pada hari bursa ke-4 sejak kondisi tersebut terjadi Perusahaan Efek wajib melakukan penjualan Efek dalam jaminan sehingga nilai pembiayaan maksimal 65%.
Jika nilai pembiayaan mencapai 80% dari nilai Jaminan Pembiayaan, maka Perusahaan Efek wajib segera menjual (forced sell) Efek dalam jaminan sehingga nilai pembiayaan maksimal 65%. Jika Efek tidak lagi memenuhi syarat yang ditetapkan Bursa Efek sebagai Efek yang dapat ditransaksikan dengan pembiayaan penyelesaian transaksi Efek, maka pembiayaan transaksi Efek nasabah yang sudah berjalan wajib diselesaikan paling lambat 5 hari bursa sejak Efek tidak lagi memenuhi persyaratan. Perusahaan Efek dilarang memberikan pembiayaan Transaksi Marjin kepada nasabah yang merupakan komisaris, direktur atau pegawai Perusahaan Efek.
5. Untuk pembiayaan Transaksi short selling nilai Jaminan Awal dari nasabah paling sedikit 50%
atau Rp 200 juta. Nilai Jaminan Pembiayaan yang wajib dipelihara oleh nasabah minimal 135% dari nilai pasar wajar Efek yang ditransaksikan secara short selling (Posisi Short). Jika nilai jaminan tersebut mengalami penurunan sehingga kurang dari 135%, maka nasabah wajib menambah jaminan dalam waktu 3 hari bursa sehingga nilai jaminan minimal 135%. Jika dalam waktu 3 hari bursa nasabah tidak menyetor tambahan jaminan maka pada hari bursa ke- 4 sejak kondisi tersebut terjadi Perusahaan Efek wajib melakukan pembelian Efek pada Posisi Short.
Jika nilai Jaminan Pembiayaan kurang dari 120% (seratus dua puluh persen) dari nilai pasar wajar Efek pada Posisi Short, Perusahaan Efek wajib segera membeli Efek pada Posisi Short yang dibuktikan dengan melakukan penawaran beli sehingga nilai Jaminan Pembiayaan tidak kurang dari 135% (seratus tiga puluh lima persen) dari nilai pasar wajar Efek dalam Posisi Short.
KONTRAK BERJANGKA DAN OPSI ATAS EFEK ATAU INDEKS EFEK
Diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor /Pojk.04/2019 tentang Kontrak Berjangka Dan Opsi Atas Efek Atau Indeks Efek. Pengertian kontrak berjangka berdasarkan POJK tersebut adalah suatu perjanjian yang mewajibkan para pihak untuk membeli atau menjual sejumlah Underlying pada harga dan dalam waktu tertentu di masa yang akan dating. Pengertia
opsi sesuai POJK adalah hak yang dimiliki oleh pihak untuk membeli atau menjual kepada Pihak lain atas sejumlah Efek pada harga dan dalam waktu tertentu.
Setiap kontrak yang diperdagangkan di Bursa Efek wajib mendapat persetujuan dari OJK dengan tata cara berikut :
1. Menyusun kajian atas kontrak dan underlying atas kontrak,
2. Menyediakan infrasruktur perdagangan, pengawasan, kliring, penjaminan dan penyelesaian atas kontrak;
3. Memastikan dukungan anggota Bursa Efek
Dalam rangka memproses permohonan persetujuan, OJK memberikan persetujuan/penolakan atas persetujuan kontrak paling lama 30 hari sejak permohonan diterima oleh OJK. Berikut beberapa hal yang diatur sebagai berikut :
a. Mekanisme kliring, penjaminan, dan penyelesaian transaksi Kontrak;
b. Jaminan dan Dana Jaminan yang diperlukan;
c. Setiap Agunan yang diserahkan oleh Anggota Bursa wajib dikuasai oleh Lembaga Kliring dan Penjaminan
d. Kewajiban Lembaga Kliring dan Penjaminan menyampaikan pemberitahuan kepada Anggota Kliring dan Bursa Efek apabila terdapat Kontrak pada Anggota Kliring yang kerugiannya telah mencapai 50% dari total jumlah Agunan Anggota Kliring yang dikuasai Lembaga Kliring dan Penjaminan, atau pada tingkat persentase tertentu berdasarkan analisa risiko penjaminan;
e. Kewajiban Lembaga Kliring dan Penjaminan melakukan Likuidasi Kontrak Anggota Kliring apabila Anggota Kliring mengalami kerugian yang telah mencapai 75% (tujuh puluh lima perseratus) atau lebih dari jumlah Agunan yang dikuasai Lembaga Kliring dan Penjaminan, atau pada tingkat persentase tertentu berdasarkan analisa risiko penjaminan
PENGELOLAAN INVESTASI MENURUT UU NO. 8 TAHUN 1995
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal merupakan peraturan yang mengatur berbagai aspek terkait pasar modal di Indonesia. Berikut adalah beberapa poin penting yang diatur dalam undang-undang ini:
1. Definisi dan Ketentuan Umum: Undang-undang ini memberikan penjelasan tentang definisi, pengertian, serta aturan dan ketentuan yang berlaku di pasar modal.
2. Badan Pengawas Pasar Modal: Mengatur fungsi, peran, otoritas, serta tanggung jawab yang dimiliki oleh Badan Pengawas Pasar Modal.
3. Bursa Efek, Lembaga Kliring, dan Penjaminan, serta Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian: Menjelaskan fungsi, syarat, dan ketentuan mengenai aktivitas di Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, serta Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian.
4. Reksa Dana: Mengatur bentuk dan sifat Reksa Dana, serta ketentuan mengenai pengelolaan Reksa Dana.
5. Perusahaan Efek, Wakil Perusahaan Efek, dan Penasihat Investasi: Menetapkan persyaratan, ketentuan, otoritas kegiatan, serta pedoman untuk Perusahaan Efek, Wakil Perusahaan Efek, dan Penasihat Investasi.
6. Lembaga Penunjang Pasar Modal: Mengatur persyaratan dan ketentuan tentang Lembaga Penunjang Pasar Modal, termasuk Kustodian, Biro Administrasi Efek, dan Wali Amanat.
7. Pelaporan dan Keterbukaan Informasi: Menetapkan kewajiban bagi pelaku di bursa saham untuk melapor kepada Badan Pengawas Pasar Modal, termasuk jenis laporan yang harus disampaikan.
8. Penipuan, Manipulasi Pasar, dan Perdagangan Orang Dalam: Menjelaskan aktivitas dan kegiatan yang dilarang di pasar modal, termasuk penipuan dan pelarangan penggunaan orang dalam sesuai ketentuan berlaku.
9. Sanksi Administratif dan Ketentuan Pidana: Mengatur sanksi administratif dan ketentuan pidana terhadap pihak yang melanggar UU Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya.
10. Pemeriksaan dan Penyidikan: Menetapkan wewenang Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal) dalam melakukan pemeriksaan dan penyidikan terhadap pelanggaran UU Pasar Modal.
GAMBAR REKSADANA SECARA UMUM
Dilansir dari Money.kompas.com, reksadana adalah instrumen investasi di pasar modal yang dapat menjadi wadah bagi masyarakat yang dihimpun untuk diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Berikut jenis-jenis dari reksadana :
• Reksadana Pasar Uang
Reksadana ini penempatan dananya berada pada instrument pasar uang dan efek bersifat utang yang diterbitka dengan jangka waktu kurang dari satu tahun
• Reksadana Pendapatan Tetap
Jenis ini penempatan investasi dan aktifanya dalam bentuk efek bersifat utang. Memiliki kemiripaan dengan pasar uang, tetapi risiko yang dimiliki relative lebih besar
• Reksadana Saham
Penempatan investasinya sekurang-kurangnya 80% dalam bentuk efek bersifat ekuitas.
Reksadana saham memiliki risiko yang lebih tinggi dari pasar uang dan reksadana pendapatan tetap
• Reksadana Campuran
Penempatan investasinya dalam bentuk efek bersifat ekuitas dan efek bersifat utang.
Dengan kata lain gabungan dari saham dan obligasi Adapun keuntungan dari investasi dari reksadana :
1. Investasi reksadana terjangkau, karena bisa dibeli dengan harga minimal Rp. 100.000.
2. Risiko investasi reksadana lebih rendah karena diversifikasi investasi oleh MI.
3. Likuiditas terjaga, investor dapat mencairkan kembali investasinya di setiap hari bursa, yaitu hari kerja yang telah ditetapkan sesuai kalender Bursa Efek Indonesia.
4. Transparan, investor dapat mengetahui reksadananya diinvestasikan di aset-aset apa saja.
Risiko dari investasi reksadana adalah sebagai berikut : 1. Risiko berkurangnya nilai unit karena mengalami fluktuasi.
2. Risiko likuiditas, jika sebagian besar investor melakukan penjualan kembali (redemption), maka investor kesulitan menarik dananya.
3. Jika manajer investasi kurang/tidak berhasil dalam mengelola portofolio efeknya, maka Nilai Aktiva Bersih (NAB) per unit reksadana tersebut juga akan menurun nilainya.
4. Wanprestasi yakni apabila manajer investasi pengelola reksadana adalah tidak melakukan kewajibannya sehingga investor bisa kehilangan dananya.
REKSADANA SYARIAH
Menurut laman Sikapiuangmu.ojk.id, reksadana syariah adalah wadah untuk menghimpun dana masyarakat yang dikelola oleh badan hukum yang bernama manajer investasi untuk kemudian diinvestasi ke dalam surat berharga, seperti saham, obligasi, dan instrumen pasar uang yang sesuai dengan ketentuan dan prinsip syariah Islam. Adapun jenis-jenis dari reksadana syariah adalah :
• Reksadana Syariah Pasar Uang: Menempatkan dana pada instrumen pasar uang syariah seperti deposito, sertifikat wadiah, dan sukuk.
• Reksadana Syariah Pendapatan Tetap: Menempatkan dana pada obligasi syariah atau sukuk yang memberikan pendapatan tetap.
• Reksadana Syariah Saham: Menempatkan dana pada saham-saham syariah yang sesuai dengan kriteria syariah.
• Reksadana Syariah Campuran: Menempatkan dana pada berbagai jenis instrumen syariah seperti saham, obligasi, dan pasar uang syariah.
• Reksadana Syariah Terproteksi: Menempatkan dana pada instrumen syariah yang memberikan perlindungan modal atau capital protected fund.
• Reksadana Syariah Indeks: Menempatkan dana pada indeks saham syariah yang mengikuti kinerja pasar saham syariah.
• Reksadana Syariah Berbasis Efek Syariah Luar Negeri: Menempatkan dana pada efek syariah yang diterbitkan di luar negeri.
• Reksadana Syariah dengan Penyertaan Terbatas: Menempatkan dana pada proyek-proyek syariah yang memiliki jangka waktu tertentu
OJK pun memaparkan, setidaknya ada tujuh fakta reksa dana syariah yang harus diketahui oleh calon investor, yakni:
1. Produk reksa dana syariah dijamin kesyariahannya oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS) 2. Reksa dana syariah dikelola oleh unit khusus Reksa dana syariah dikelola oleh manajer
investasi syariah
3. Reksa dana syariah memiliki banyak pilihan produk
4. Reksa dana syariah ebrbasis efek syariah luar negeri pertama di Indonesia
5. Reksa dana syariah memiliki rata-rata pertumbuhan market cap paling tinggi Market place reksa dana syariah tersedia secara offline maupun online
EXCHANGE TRADED FUND
• ETF (Exchange Traded Fund) adalah kontrak investasi kolektif yang tercatat dan diperjualbelikan pada Bursa Efek Indonesia (BEI).
• Reksa dana ETF dapat diperjualbelikan seperti saham dalam jam bursa, namun bentuknya berupa reksa dana yang terdiri dari portofolio saham.
• Contoh produk ETF di Indonesia antara lain ETF LQ45 dan IDX30. Dengan memilikinya, investor memiliki semua saham yang masuk dalam indeks tersebut dan dapat diperjualbelikan sebagaimana saham.
• Kelebihan reksa dana berjenis exchange traded fund meliputi:
o Dapat ditransaksikan di jam bursa.
o Menikmati dividen.
o Saham yang didiversifikasi.
o Pengelolaan yang profesional.
o Efisiensi pajak dan biaya yang rendah.
REKSADANA PENYERTAAN TERBATAS
• RDPT merupakan wadah yang berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK) yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal.
• Dana yang terhimpun diinvestasikan pada aset real estate, aset berkaitan real estate, kas, maupun setara kas yang dikelola oleh perusahaan investasi atau Manajer Investasi
EFEK BERAGUN ASSET
Efek beragun aset adalah instrumen keuangan yang nilainya terkait dengan aset riil, seperti properti, tanah, atau infrastruktur. Contoh efek beragun aset termasuk sukuk beragun aset (asset- backed securities) yang didukung oleh pendapatan dari aset fisik.
REKSA DANA KIK REAL ESTATE ATAU DANA INVESTASI REAL ESTATE (DIRE) DIRE adalah wadah investasi yang menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk diinvestasikan pada aset real estate. Aset real estate yang dimaksud dapat berupa properti komersial, perumahan, atau infrastruktur. DIRE dikelola oleh Manajer Investasi dan memberikan kesempatan bagi investor untuk berpartisipasi dalam potensi keuntungan dari sektor real estate
DAFTAR PUSTAKA
Bareksa. (2021). Kenali Investasi DIRE, Reksa Dana Penyertaan Terbatas dan KIK Efek Beragun Aset dalam Dunia Investasi. Diakses pada 12 Maret 2024, dari https://www.finansialku.com/partnership/kenali-investasi-dire-reksa-dana-penyertaan- terbatas-dan-kik-efek-beragun-aset-dalam-dunia-investasi/
Eryanto, Pratomo. (2022). ETF (Exchange Traded Fund): Pengertian, Cara, Contoh. Diakses pada 12 Maret 2024, dari https://investbro.id/etf/
Fauzia, Muthia. (2017). Pengertian Reksa Dana Syariah, Jenis, dan Fakta Menarik. Diakses pada 12 Maret 2024, dari https://money.kompas.com/read/2021/08/01/170500726/pengertian- reksa-dana-syariah-jenis-dan-fakta-menarik.
Finance.detik.com. (2008). Transaksi Margin dan Short Selling Diperketat. Diakses pada 12 Maret 2024, dari https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-965162/transaksi-margin-dan- short-selling-saham-diperketat
Kumparan.com. (2023). Mekanisme Transaksi di Pasar Modal dan Ketentuannya. Diakses pada 12 Maret 2024, dari https://kumparan.com/berita-bisnis/mekanisme-transaksi-di-pasar- modal-dan-ketentuannya-1zpgGrgQB24/full
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 26/Pojk.04/2014 Tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia Nomor 21 /Pojk.04/2018 Tentang Waktu Penyelesaian Transaksi Bursa.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor /Pojk.04/2019 Tentang Kontrak Berjangka Dan Opsi Atas Efek Atau Indeks Efek
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 55 /Pojk.04/2020 tentang Pembiayaan Transaksi Efek Oleh Perusahaan Efek Bagi Nasabah Dan Transaksi Short Selling Oleh Perusahaan Efek.
Shaid, Nur Jamal & Idris, Muhammad. (2021). Pengertian Reksadana: Jenis, Cara Kerja, Keuntungan dan Risikonya. Diakses pada 13 Maret 2024 dari https://money.kompas.com/read/2021/12/25/130721226/pengertian-reksadana-jenis-cara- kerja-keuntungan-dan-risikonya?page=all#page2.