Laporan 'Pemantauan Lingkungan (Keanekaragaman Flora dan Fauna) Semester II Tahun 2019' memuat kajian tentang keberadaan dan kondisi komunitas tumbuhan dan satwa yang ada yang terdapat di kawasan Onshore Reception Station (ORF) dan Coastal Station. Pertamina Gas EJA semester II 2019 III-41 3.22 Beberapa spesies Odonata yang ditemukan di kawasan ORF dan.
LATAR BELAKANG
Pertamina Gas Area Jawa Timur (PT.Pertamina Gas EJA) melaksanakan upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup sebagai implementasi Rencana Pengelolaan Lingkungan (ERP) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (ERP). Pertamina Gas EJA salah satunya melalui pemantauan keanekaragaman hayati yang dilakukan dua kali dalam setahun yaitu pada semester I dan II.
LANDASAN HUKUM
Selanjutnya perlu dilakukan pemantauan kondisi lingkungan secara terus menerus agar dapat diketahui apakah terdapat perubahan komponen lingkungan hidup yang dapat memberikan dampak negatif penting terhadap lingkungan sebagai habitat biota. Pemantauan Lingkungan Hidup (Keanekaragaman Flora dan Fauna) Semester II Tahun 2019' yang hasilnya akan diuraikan lebih lanjut dalam dokumen ini.
MAKSUD DAN TUJUAN
RUANG LINGKUP
KONSEP DAN SISTEMATIKA PELAPORAN
Bagian ini memuat latar belakang, dasar hukum, tujuan, ruang lingkup dan konsep serta sistematika penyajian. Bagian ini memuat kesimpulan serta saran dan rekomendasi mengenai keadaan biodiversity atau keanekaragaman hayati flora dan fauna di kawasan ORF dan Landfall PT.
LOKASI DAN WAKTU STUDI
Pertamina Gas EJA di Jabon, Sidoarjo semester II tahun 2019. diadaptasi dari www.google-earth.com). Pertamina Gas EJA di Jabon, Sidoarjo semester II tahun 2019. diadaptasi dari www.google-earth.com).
PENGAMATAN FLORA DARAT
PENGUMPULAN DATA
ANALISIS DATA
ANALISIS VEGETASI MANGROVE
PENGUMPULAN DATA
Bila sistem percabangan berada di bawah tinggi dada, atau tunas/cabang dari batang utama yang berada di atas atau di atas tanah, maka masing-masing cabang diukur sebagai batang tersendiri b. Apabila batang membengkak, bercabang atau berbentuk tidak normal pada titik pengukuran, pengukuran dilakukan sedikit di atas atau di bawah hingga diperoleh bentuk normal.
ANALISIS DATA
Hal ini dinyatakan sebagai proporsi jumlah total sampel yang mengandung spesies yang diperiksa. Ca = cakupan absolut spesies ke-i Cr = cakupan relatif spesies ke-i BAi = total luas bidang dasar suatu spesies L = total luas persegi.
PENGAMATAN FAUNA
KOMUNITAS FAUNA BURUNG (AVIAFAUNA)
Data yang diperoleh berupa data kualitatif komposisi dan sebaran jenis burung serta data kuantitatif berupa keberadaan individu, jumlah jenis dan nilai indeks ekologi. Selain indeks keanekaragaman Shannon-Wiener (H'), juga dihitung nilai indeks ekologi komunitas burung lainnya, yaitu indeks dominasi Simpson (D) dan indeks kemerataan spesies Pielou (J).
KOMUNITAS FAUNA BUKAN BURUNG
Nilai J yang mendekati 0,00 (nol) menunjukkan adanya kecenderungan adanya pengaruh faktor lingkungan terhadap kehidupan organisme yang menyebabkan persebaran populasi tidak merata akibat selektivitas dan menimbulkan dominansi oleh satu atau lebih biotaspesies. Nilai J mendekati 1,00 (satu) yang menunjukkan kondisi lingkungan normal ditandai dengan sebaran penduduk cenderung merata dan tidak ada dominasi. Seperti halnya pengamatan burung, data hasil pengamatan fauna non burung berupa data kualitatif komposisi dan sebaran jenis serta data kuantitatif berupa kelimpahan individu, jumlah jenis dan nilai indeks ekologi. seperti pada komunitas fauna burung.
Kawasan ORF berada dalam wilayah Desa Permisan, sedangkan wilayah Landfall masuk dalam wilayah administratif Desa Permisan dan Tanjungsari, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo.
FLORA DARAT DESKRIPSI UMUM
Sebagaimana telah disampaikan pada bab sebelumnya, analisis vegetasi dan observasi flora dan fauna di kawasan Terrestrial Receive Facilities (ORF) dan Earth PT. Secara keseluruhan, lokasi ORF dan Ladfall memiliki karakteristik habitat yang relatif berbeda meskipun keduanya merupakan vegetasi buatan. Luas ORF ±4 ha dan lebih dekat dengan pemukiman serta berjarak ±16 km dari pantai; Terdapat banyak kolam dan/atau sawah di sekitar ORF.
Tepi luar kawasan ORF, mulai dari pintu depan hingga sekeliling pipa dan flare, berbatasan dengan badan air berupa kolam, empang atau rawa. Daerah pendaratan ±0-2 km dari laut, sehingga kondisi daratan lebih asin (salinitas lebih tinggi) dan umumnya berupa kolam. Vegetasi pada areal Landfall dibatasi pada sekitar tanggul kolam dan/atau tepi saluran air.
Perbedaan karakter habitat antara kawasan ORF dan Landval menyebabkan perbedaan kondisi flora yang ada, seperti terlihat pada Tabel 3.1. Pertamina Gas EJA sehingga hasil observasi semester II tahun 2018 (P.II.2018) dan semester II tahun 2019 (P.II.2019) relatif tidak ada perbedaan komposisi dan struktur komunitas flora yang ada. Di kawasan ORF, seluruh jenis pohon yang ditanam mempunyai fungsi utama sebagai pohon peneduh dan/atau pelindung, misalnya pohon trembesi (Samanea saman), kayu mangium (Acacia mangium), Mahoni (Swietenia macrophylla dan S. mahagoni), Nyamplung ( Calophyllum inophyllum) . ), Jati (Tectona grandis) dan Ketapang (Terminalia catappa).
MANGROVE DESKRIPSI UMUM
Sedangkan Soerianegara (1987) mengartikan mangrove sebagai hutan. Gambar 3.4 Ilustrasi grafis dinamika nilai indeks keanekaragaman. Namun data citra satelit tahun 2018 hingga 2019 yang diadaptasi dari Google Earth Pro (Gambar 3.5) menunjukkan telah dibukanya lahan tambak baru seluas ±5.347 ha di hutan mangrove sebelah barat kawasan Landfall. Pertamina Gas EJA menunjukkan luas hutan mangrove di kawasan Landfall seluas ±26,92 ha, sedangkan kawasan dataran lumpur di depan hutan mangrove seluas ±4,29 ha.
Mengacu pada Tabel 3.2, status hutan mangrove di lokasi penelitian sudah termasuk dalam kategori 'BAIK' atau 'SANGAT BAIK', berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 201 Tahun 2004 tentang Standar Kriteria dan Pedoman Pengelolaan Hutan Mangrove. menentukan mangrove. Kerusakan di luar kawasan lindung; dimana nilai kerapatan tegakan pohon >1500 tegakan/ha. Dinamika nilai kepadatan jenis mangrove di areal pendaratan antara semester I tahun 2018 (P.I.2018) sampai dengan P.II.2019 disajikan pada Tabel 3.3 dan Gambar 3.6. Lebih lanjut, kondisi tersebut berpotensi memberikan dampak positif berupa peningkatan kekayaan jenis mangrove di wilayah studi.
Dari periode P.I.2018 hingga P.II.2019, relatif tidak terdapat perbedaan tren nilai INP vegetasi mangrove di lokasi penelitian; seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.4 dan Gambar 3.11. Di masa lalu, zonasi mangrove di wilayah studi dianggap sama dengan zonasi Asia-Pasifik pada umumnya; Hanya saja zona mangrove payau dan zona mangrove daratan tidak terbentuk karena bagian belakang mangrove berbatasan langsung dengan tambak masyarakat setempat. Pertamina Gas EJA melaksanakan program penanaman mangrove di sekitar jalur pipa, kurang lebih 2 km dari batas hutan mangrove hingga daratan; dengan jenis tanaman bakau (Rhizophora mucronata) yang ditanam.
KOMUNITAS FAUNA
- KOMUNITAS FAUNA BURUNG
- KOMUNITAS FAUNA ARTHROPODA
- KOMUNITAS HERPETOFAUNA
- KOMUNITAS MAMMALIA
Pada periode P.II.2019, jenis burung yang dominan di kawasan ORF antara lain adalah burung kormoran hitam (Phalacrocorax sulcirostris) dengan persentase kelimpahan sebesar 14,368% dari total populasi seluruh jenis burung. Pita Bondol haji dan Gemak teramati di kawasan ORF, sedangkan semak Trinil teramati di kawasan Landfall. Pada P.II.2019 dilihat dari nilai J sebesar 0,861 pada daerah ORF dan 0,876 pada daerah Landval menunjukkan bahwa sebaran kelimpahan cenderung merata.
Nilai J juga lebih tinggi dibandingkan dengan periode P.I.2019 (dari 0,838 pada area ORF dan 0,858 pada area Landfall). Beberapa spesies capung Libellulidae lainnya hanya terdapat di kawasan Landfall, seperti capung sunfly pantai (Macodiplax cora). Nilai H' komunitas arthropoda pada area Landfall sebesar 3,147 dan pada ORF 3,433 menunjukkan bahwa tingkat keanekaragaman termasuk dalam kategori 'HIGH DIVERSITY'.
Dari hasil pengamatan baik siang maupun malam hari dari kawasan ORF dan Landfall pada P.II.2019, tercatat 1 jenis amfibi dan 11 jenis reptilia teramati dan teridentifikasi sehingga tercatat total 12 jenis herpetofauna dari kedua lokasi penelitian (Tabel 3.8). Selain itu, di kawasan ORF juga terdapat habitat buatan berupa bangunan atau tempat tinggal yang disukai berbagai jenis herpetofauna, misalnya anggota famili Gekkonidae. Spesies reptil yang cukup umum di kawasan Landval, namun tidak ditemukan di ORF, adalah ular kolam Cerberus rhynchops.
Pada periode pemantauan P.II.2019, terjadi penurunan kekayaan spesies dan kelimpahan herpetofauna di kawasan ORF dibandingkan periode P.II.2018 dan P.I.2019 (13 dan 12 spesies). Varanus salvator – Varanidae Hemidactylus frenatus – Gekkonidae Gambar 3.24 Berbagai jenis reptilia yang ditemukan di area PT ORF.
RINGKASAN EKSEKUTIF
Di kawasan ORF tercatat ada satu jenis flora yang berstatus terancam punah sedunia menurut IUCN Red List dengan status VU atau Vulnerable atau rentan terhadap kepunahan, yaitu jenis Cendana (Santalum album). Kepadatan tegakan mangrove 4320 petak/ha yang didominasi oleh jenis Api-api Putih (Avicennia marina, 3780 petak/ha), Tanjang Lanang atau Mangrove jantan (Rhizophora mucronata, 480 petak/ha) dan Api-api A Vir kategori tegakan pohon kepadatan api-api putih sebanyak 3040 tegakan/ha dan mangrove 640 tegakan/ha.
Sedangkan untuk kategori bibit, Api-api Putih memiliki kepadatan 40.500 tegakan/ha, mangrove mangrove 11.000 tegakan/ha, dan jenis mangrove lainnya yaitu mangrove ringworm (R. stylosa) dengan kepadatan 2050 tegakan/ha; terjadi peningkatan nilai kerapatan pohon mangrove dan semai dibandingkan semester I tahun 2019. Nilai H' mangrove sebesar 0,420 untuk pohon, 0,462 untuk tumbuhan berkayu, dan 0,682 untuk semai (semuanya termasuk dalam kategori keanekaragaman 'rendah' ); Terdapat peningkatan nilai H’ pada tegakan pohon dan pancang dibandingkan semester I tahun 2019, namun terjadi penurunan nilai H’ pada tegakan semai. Untuk lokasi ORF tercatat 174 individu burung dari 35 spesies, 30 genera dan 19 famili, sedangkan untuk lokasi Landfall tercatat 251 individu burung dari 47 spesies, 39 genera dan 25 famili; Nilai kekayaan spesies mengalami peningkatan, namun terjadi penurunan kelimpahan dibandingkan semester I tahun 2019.
Jenis burung yang dominan di kawasan ORF pada semester II tahun 2019 adalah burung kormoran hitam (Phalacrocorax sulcirostris), burung walet (Collocalia linchi), perkutut peking (Lonchura punctulata), dan itik jawa (Geopelia striata); Jenis burung yang dominan di areal pendaratan pada semester II tahun 2019 adalah Bangau Kecil, Burung Dara Laut (Sterna hirundo), Kelinci Walet, Burung Wagtail Sayap Putih (Chlidonias leucopterus), Bangau Merah (Ardea purpurea), Gajahan pengala (Numenius phaeopus) dan sawah Blekok. Nilai H' komunitas burung sebesar 3,061 pada kawasan ORF dan pada kawasan Landval sebesar 3,373 (keduanya masuk kategori keanekaragaman 'tinggi');
KESIMPULAN
2018 yaitu Burung Dara Sandwich (Ardea alba), Burung Cerek Jawa (Charadrius javanicus), Burung Dara Sayap Putih, Burung Dara Sayap Putih (C. hybridus), Burung Dara Kecil (S. albifrons), Burung Dara Biasa, Titihan Australia (Tachybaptus novaehollandiae) dan Kipasan Berpita (Rhipidura javanica) dan Pengala Gajahan. Terjadi peningkatan nilai kekayaan jenis, nilai H’ dan tingkat keanekaragaman fauna burung, arthropoda dan mamalia baik di kawasan ORF maupun Landfall pada semester II tahun 2019 dibandingkan semester I dan II tahun 2018 atau semester I. tahun 2019; herpetofauna di kawasan ORF mengalami penurunan, sedangkan di Landfall mengalami peningkatan. Terjadi peningkatan kepadatan dan nilai H’ tegakan pohon dan anakan mangrove pada kawasan lindung mangrove sekitar Landfall pada semester II tahun 2019 dibandingkan periode semester I dan II tahun 2018 atau semester I tahun 2019; Secara umum kondisi hutan mangrove di lokasi penelitian masuk dalam kategori ‘baik’ dan ‘sangat lebat’.
SARAN DAN REKOMENDASI
Untuk meningkatkan nilai keanekaragaman hayati baik flora maupun fauna khususnya di kawasan ORF, PT. Jenis tanaman yang direkomendasikan adalah tanaman penghasil nektar dan/atau buah serta jenis tanaman langka dari Jawa Timur.