TUGAS INDIVIDU 6 DAS GEMURUH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Menyelesaikan Tugas Individu Mata Kuliah Hidrologi (202311360067), Rabu 09.40 – 12.20 WIB Semester Juni-Desember
2023
Dibuat Oleh:
Nama: Nasywa Azizah Nim: 22136070
Dosen Pengampu Mata Kuliah:
Dipo Caesario ST., MT.
NIP.199112222022031014
PROGRAM STUDI GEOGRAFI NK DEPARTEMEN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
A. Profil DAS 1. Lokasi
Daerah aliran Sungai gemuruh merupakan daerah yang terletak di kabupaten pesisir Selatan, kecamatan koto XI tarusan
2. Luas
DAS gemuruh memiliki luas yaitu 43,6 𝑘𝑚2 dan keliling DAS 43,3 km
Sumber: MyMaps
3. Kenampakan Citra
Sumber: Google Earth pro
B. Areal
1. Drainage Density
Kerapatan drainase adalah suatu angka indeks yang menunjukkan banyaknya anak sungai di dalam suatu DAS. Kerapatan alur sungai juga dapat digunakan untuk menentukan tingkat erosi dan pelapukan batuan. Semakin tinggi kepadatan alur sungai, semakin tinggi pula erosi dan semakin besar tingkat pelapukan batuan dalam DAS tersebut. Kerapatan alur sungai dihitung sebagai berikut:
Dd = 𝐿
𝐴
Keterangan:
Dd: Indeks kerapatan Sungai (𝑘𝑚2/Km) L: Total Panjang Sungai dalam DAS (km) A: Luas DAS (𝑘𝑚2)
Dd = 7,876𝑘𝑚
46,3 𝑘𝑚2 = 0,17 km/𝑘𝑚2
Maka indeks kerapatan sungai pada DAS Gemuruh dikategorikan rendah dengan Indeks kerapatan Sungai di angka 0,17 km/km2
Gambar 1: Luas das dan Panjang sungai
Sumber: MyMaps
2. Form Factor (F)
Faktor bentuk merupakan parameter yang digunakan untuk memprediksi intensitas aliran dalam suatu daerah aliran sungai (Widiamtoko, 2018). Faktor bentuk dapat dihitung dari hasil pembagian luas DAS dengan kuadrat panjang sungai utama, yang dinyatakan dengan persamaan berikut (Horton (1932) dalam Sidral, dkk (2016)):
F = 𝐴
𝐿𝑏2
Keterangan:
F: Form Factor A: Luas DAS (𝑘𝑚2)
Lb: Panjang Sungai Utama (𝑘𝑚) F = 46,3𝑘𝑚2
(7,876 𝑘𝑚) 2
F = 46,3 𝑘𝑚2
62,031376 𝑘𝑚
F = 0,743964
3. Circularity Index (C)
Nilai Circulation Ratio (Rc) didapat dari salah satu parameter DAS, yaitu luas DAS (A) dibandingkan dengan luas DAS dalam bentuk lingkaran (Ao). Parameter bentuk DAS ini akan berpengaruh terhadap hidrograf banjir yang dihasilkan. Nilai Rc = 1 berarti bentuk DAS
adalah lingkaran, apabila nilai Rc semakin kecil (mendekati nol) berarti bentuk DAS jauh dari lingkaran. Rumus untuk perhitungan faktor bentuk DAS (Rc) adalah:
C = 4𝜋𝐴
𝑝2
Keterangan:
C: circularity index Π: Phi (3,14)
A: Area of the basin (luas DAS) (km2) P: Perimeter DAS (km)
C = 4×3,14×46,3𝑘𝑚2 (43,3 𝑘𝑚)2
C = 581,82295 𝑘𝑚2 1.874,89 𝑘𝑚
C = 0,3103
Berdasarkan hasil perhitungan DAS Gemuruh dengan nilai C 0,3103 nilai tersebut menunjukkan bahwa bentuk DAS Klawoguk memanjang. Bentuk DAS yang demikian mempunyai kecenderungan kenaikan debit banjir tidak cepat atau laju aliran permukaan agak lambat sehingga konsentrasi air juga lambat.
4. Elongation Ratio (Re)
Rasio elongasi juga dapat digunakan untuk menentukan faktor bentuk DAS, yaitu membagi luas DAS terhadap panjang sungai utama. Rasio elongasi dapat dinyatakan dengan persamaan berikut (Schumn (1965) dalam Sidral, dkk (2016)) :
Re = 2√
𝐴 𝜋 𝐿𝑏
Keterangan:
Re: Elongation Ratio
A: Luas DAS (𝑘𝑚2) Π: Phi (3,14)
Lb: Panjang sungai utama pada DAS (km)
Re = 2√
46,3𝑘𝑚2 3,14 7,876 𝑘𝑚
Re = 2√14,7377
7,876 𝑘𝑚
Re = 7,67794
7,876 𝑘𝑚
Re = 0,9748
C. Relief
1. Relative Relief
𝑹
𝑹=
Maximum altitude – Minimum AltitudeTabel relative relief
slope no. MIN MAX Rr
A1 - - -
A2 27 484 457
A3 2 566 564
A4 2 390 388
B1 606 1110 504
B2 15 635 620
B3 6 620 614
B4 2 90 88
C1 664 1844 1180
C2 14 1346 1332
C3 11 14 3
C4 - - -
Sumber: Google Earth
2. Slope (𝜽)
Sember: Mymaps.
ACC = 𝐶𝐶
4
K = 𝐶𝐼
636,6
Slope (𝜃)
=
𝑡𝑎𝑛−1(𝐾 × 𝐴𝐶𝐶) Keterangan:CC: Total No. Contour crossing in grid ACC: Average of contour in crossing K: Constant
CI: Contur Interval Slope: Kemiringan
Tabel Slope (kemiringan)
Grid CC ACC K K×ACC Slope (𝜽) Degree
A1 - - - -
A2 2 0.5 0.275 0.137514 0.136657 0˚ 8' 11.9639712
A3 2 0.5 0.275 0.137514 0.136657 0˚ 8' 11.9639712
A4 2 0.5 0.275 0.137514 0.136657 0˚ 8' 11.9639712
B1 3 0.75 0.275 0.206271 0.203418 0˚ 12' 12.3036266
B2 6 1.5 0.275 0.412541 0.391271 0˚ 23' 28.5750018
B3 2 0.5 0.275 0.137514 0.136657 0˚ 8' 11.9639712
B4 0 0 0.275 0 0 0
C1 11 2.75 0.275 0.756326 0.647537 0˚ 38' 51.1340522
C2 4 1 0.275 0.275028 0.268392 0˚ 16' 6.21040733
C3 0 0 0.275 0 0 0
C4 - - - -
Rata-rata kemiringan tertinggi yaitu: 0˚ 38’ 51.1340522
Rata-rata kemiringan terendah yaitu: 0˚ 00’ 00”
Range = (T-R) = 0˚ 38’ 51.1340522 - 0˚ 00’ 00” = 0˚ 38’ 51.1340522 Nomor dari pilihan kelas = 1 + 3,322 log N
= 1 + 3,322 Log 10
= 5,322 Atau 6 klasifikasi Interval kelas = Range / Nomor dari pilihan kelas
= 0˚ 38’ 51.1340522 / 5,322
=0 ˚ 07’ 18,0884” (0.12167178)
3. DESSECTION INDEX (DI)
DI = 𝑅𝑟
𝐴𝑟
Keterangan:
Rr: Relative Relief Ar: Absolute Relief
Tabel dissection Index
MIN altitude MAX Altitude Relative Relief Dissection Index
A2 27 484 457 0.944215
A3 2 566 564 0.996466
A4 2 390 388 0.994872
B1 606 1110 504 0.454054
B2 15 635 620 0.976378
B3 6 620 614 0.990323
B4 2 90 88 0.977778
C1 664 1844 1180 0.639913
C2 14 1346 1332 0.989599
DI tertinggi =
0.996466
DI terendeh =
0.214286
Range = (T-R) = 0.996466
-0.214286
= 0.782180717
Nomor dari pilihan kelas = 1 + 3,322 log N
= 1 + 3,322 Log 10
= 5,322 Atau 6 klasifikasi Interval kelas = Range / Nomor dari pilihan kelas
= 0.782180717 / 5,322
= 0.146971198
4. Hypsometric integral (HI)
h= contour value – lowest contour value h/H= 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜𝑢𝑟 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒
max 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 ℎ𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡
a = skala × luas area a/A = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎
𝑎
Tabel Hypsometric integral
Grid Rr h h/H luas a a/A xi(yi+1) yi(xi+1)
C2 1332 1329 1 2.01 0 0
C1 1180 1177 0.885628 2.01 1.005 0.048141 0.048141 0 B2 620 617 0.464259 14.3 5.0825 0.243461 0.215616 0.02235 B3 614 611 0.459744 9.51 11.035 0.528597 0.245406 0.11193 A3 564 561 0.422122 8.08 15.4325 0.739246 0.339864 0.223133 B1 504 501 0.376975 3.13 18.235 0.873491 0.36872 0.278677
C3 11 14 3 0.214286
A2 457 454 0.34161 1.67 19.435 0.930973 0.350954 0.298393 A4 388 385 0.289691 2.14 20.197 0.967475 0.330499 0.269695 B4 88 85 0.063958 0.287 20.80375 0.996539 0.288689 0.061878
C3 3 0 0 0.00203 20.876 1 0.063958 0
Total 2.251847 1.266056
DAFTAR PUSTAKA
Farida, A., & Dwangga, M. POTENSI BANJIR BANDANG MENGGUNAKAN ANALISIS MORFOMETRI DI DAERAH ALIRAN SUNGAI KLAGISON KOTA SORONG.
Vienastra, S. (2018). Geomorfologi dan Morfometri Daerah Aliran Sungai (DAS) Tinalah di Kabupaten Kulonprogo Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Teknologi Technoscientia, 21-28.
Pamuji, K. E., Lestari, O. A., & Mirino, R. R. (2020). Analisis Morfometri Daerah Aliran Sungai (Das) Muari Di Kabupaten Manokwari Selatan. Jurnal Natural, 16(1), 38-48.
Farida, A., & Irnawati, I. (2020). Kajian Karakteristik Morfometri Daerah Aliran Sungai Klawoguk Kota Sorong Berbasis Sistem Informasi Geografis. Median: Jurnal Ilmu Ilmu Eksakta, 12(2), 74-86.
Geo funda. (26 juni 2021). Relative Relief by Smith (Video). Youtube. https://youtu.be/p- IUqdMS6dk?si=NhfvL4Sv6K77hy8u
Geo funda. (3 Agustus 2021). Average Slope by Wentworth Method (Video). YouTube.
https://youtu.be/WZJ4LdY_yG4?si=n2LOqXoXbwXJOL5X
Geo Funda (24 Agustus 2021). Dissection Index (Video). YouTube.
https://youtu.be/dQX808rzKuQ?si=4PSoHfvAfSC-DOFH
Let’s know (24 februari 2021). Hypsometric curve | Hypsometric integral | Topographical Map. (Video).
YouTube. https://youtu.be/FE76ngHL7bU?si=dYNobQdYySVIAIxt
Yadav, P. (29 juli 2020). Hypsometric Integral Curve. (video). YouTube.
https://youtu.be/7Na_Il6X3gM?si=E50FCPjXyMFmJyO2