i
MOTIVASI IBU MENANAMKAN NILAI-NILAI AGAMA ISLAM SAAT MENDONGENG PADA ANAK USIA DINI
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Disusun Oleh : Alif Anisa Rewo
14710084
Dosen Pembimbing:
Rita Setyani Hadi Sukirno, M.Psi.
NIP. 19830501 201503 2 006
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA 2022
ii
HALAMAN PENGESAHAN
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
Jl. Marsda Adisucipto Telp. (0274) 585300 Fax. (0274) 519571 Yogyakarta 55281
PENGESAHAN TUGAS AKHIR
Nomor : B-109/Un.02/DSH/PP.00.9/01/2022
Tugas Akhir dengan judul : "Motivasi Ibu Menanamkan Nilai-nilai Agama Islam Saat Mendongeng Pada Anak Usia Dini"
yang dipersiapkan dan disusun oleh:
Nama : ALIF ANISA REWO
Nomor Induk Mahasiswa 14710084
Telah diujikan pada : Jumat, 28 Januari 2022 Nilai ujian Tugas Akhir : B/C
dinyatakan telah diterima oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
TIM UJIAN TUGAS AKHIR
Ketua Sidang
Rita Setyani Hadi Sukirno, M.Psi.
SIGNED
Valid ID: 61f4976a15d11
Valid ID: 61f4930538b37
Penguji I
Mayreyna Nurwardani, S.Psi., M.Psi SIGNED
Valid ID: 61f491c691974
Penguji II
Aditya Dedy Nugraha, S.Psi., M.Psi., Psi.
SIGNED
Valid ID: 61f4b1ae0c8f5
Yogyakarta, 28 Januari 2022 UIN Sunan Kalijaga
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Dr. Mochamad Sodik, S.Sos., M.Si.
SIGNED
iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Alif Anisa Rewo
NIM : 14710084
Jurusan : Psikologi
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang berjudul “Motivasi Ibu Menanamkan Nilai-Nilai Agama Islam Saat Mendongeng Pada Anak Usia Dini” adalah hasil karya saya sendiri dan bukan plagiasi dari penelitian orang lain kecuali bagian-bagian yang dirujuk sumbernya. Skripsi ini juga belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana di perguruan tinggi manapun.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Apabila di kemudian hari ditemukan plagiasi dari karya orang lain, maka saya bersedia ditindak sesuai aturan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Yogyakarta, 28 Januari 2022 Yang Menyatakan,
Alif Anisa Rewo
NIM. 14710084
iv
NOTA DINAS PEMBIMBING Hal : Persetujuan Skripsi
Kepada : Yth. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Di
Yogyakarta
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah membaca, meneliti, memberikan pengarahan dan mengoreksi serta mengadakan perbaikan seperlunya, maka saya selaku pembimbing menyatakan bahwa skripsi Saudari:
Nama : Alif Anisa Rewo NIM : 14710084
Judul : Motivasi Ibu Menanamkan Nilai-Nilai Agama Saat Mendongeng Pada Anak Usia Dini
sudah dapat diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk memenuhi salah satu syarat memperolah gelar Sarjana Strata Satu dalam bidang Psikologi.
Saya berharap semoga skripsi saudari Alif Anisa Rewo tersebut dapat segera dimunaqasyahkan. Demikian nota dinas ini saya sampaikan, atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Yogyakarta, 27 Januari 2022 Pembimbing
Rita Setyani Hadi Sukirno, M.Psi.
NIP. 19830501 201503 2 006
v
Motivasi Ibu Menanamkan Nilai-Nilai Agama Islam Saat Mendongeng Pada Anak Usia Dini
Alif Anisa Rewo
Intisari
Kegiatan mendongeng memberi pelajaran tanpa terkesan menggurui, sehingga sangat cocok menjadi media penanaman nilai-nilai agama Islam untuk anak usia dini. Sehingga tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran motivasi Ibu menanamkan nilai-nilai agama Islam saat mendongeng pada anak usia dini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi. Subjek dalam penelitian ini adalah tiga orang ibu yang mendongeng pada anak mereka sejak usia dini. Hasil mengungkapkan bahwa motivasi Ibu menanamkan nilai-nilai agama Islam melalui mendongeng adalah secara instrinsik mengetahui pentingnya dalam perkembangan anak sejak usia dini, manfaat yang ada dalam nilai-nilai agama Islam dan mendongeng, ibu memiliki minat pada mendongeng, harapan anak menjadi sosok yang lebih baik dari orang tuanya. Sedangkan secara ekstrinsik, informan terinspirasi dari kejadian yang dialaminya ketika masih berusia dini, dan orang di sekitarnya juga mendongengkan kepada anaknya. Pada penelitian ini juga ditemukan bahwa kegiatan mendongeng lebih efektif bila Ibu menunjukkan langsung nilai-nilai yang terkandung dalam dongeng yang diceritakan dalam kegiatan sehari-hari, baik Ibu memberi contoh atau mengajak anak secara langsung melakukannya.
Kata kunci: Anak Usia Dini, Ibu, Mendongeng, Motivasi, Nilai Agama Islam
vi
Motivation of Mothers Instilling Islamic Religious Values when Storytelling in Early Childhood
Alif Anisa Rewo
Abstract
Storytelling activities provide lessons without giving the impression of being patronizing, so it is very suitable to be a medium for inculcating Islamic religious values for early childhood.
The purpose of this study was to find out the description of the mother's motivation to instill Islamic religious values when storytelling in early childhood. This study uses a qualitative approach with phenomenological methods. The subjects in this study were three mothers who told stories to their children from an early age. The results reveal that the mother's motivation to instill Islamic religious values through storytelling is intrinsically knowing the importance of children's development from an early age, the benefits that exist in Islamic religious values and storytelling, mothers have an interest in storytelling, hopes for children to become better figures. from his parents. Meanwhile, extrinsically, the informant was inspired by the events he experienced when he was young, and the people around him also told stories to their children. In this study, it was also found that storytelling activities were more effective when the mother directly demonstrated the values contained in the fairy tales told in daily activities, whether the mother gave an example or they invited the child directly did it.
Key Word: Early Childhood, Islamic Religious Value, Mother, Motivation, Storytelling
vii MOTTO
ِج ۡوَل َو ۡىِ بَر ُت ٰمِلَك َدَفۡنـَت ۡنَا َلۡبَق ُر ۡحَبۡلا َدِفَنـَل ۡىِ بَر ِت ٰمِلَكـِ ل اًداَدِم ُر ۡحَبۡلا َناَك ۡوَّل ْلُق ٖهِلۡثِمِب اَنۡئ
اًدَدَم
“Katakanlah (Muhammad), ‘Seandainya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat- kalimat Tuhanku, maka pasti habislah lautan itu sebelum selesai (penulisan) kalimat-
kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula).’ (Al- Qur’an Surah Al-Kahfi:109)”
“.……”
(Pujangga Tanpa Sangka)
“ َدَج َو َّدَج ْن َم”
(Siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil)
‘Where there is a will there is a way’
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN
مي ِحهرلا ِنَمْحهرلا ِ هاللَّ ِمْسِب
Atas rahmat Allah ‘azza wa jalla, Tuhan seluruh alam semesta Penelitian ini saya persembahkan kepada:
Orang Tua Saya:
Ummi Rohani Syam dan Abba Aminuddin M. Rewo Almamater Tercinta:
Keluarga Besar Psikologi Angkatan 2014 Prodi Psikologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
ix
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Alhamdulillah, segala puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah Ta’ala atas limpahan rahmat, karunia, dan ridha-Nya sehingga tugas akhir berupa skripsi berjudul
“Motivasi Ibu Menanamkan Nilai-Nilai Agama Islam Saat Mendongeng Pada Anak Usia Dini” dapat diselesaikan pada waktunya. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat Rasul, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang penuh cahaya ilmu, iman, dan takwa, serta semoga selalu mendapat syafa’at kelak di hari akhir kelak.
Tugas akhir ini tentunya tidak akan terselesaikan tanpa dukungan, dorongan, bimbingan dan do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu, Peneliti ingin mengucap sebanyak- banyaknya rasa syukur dan terima kasih kepada pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan tugas akhir ini baik secara langsung maupun tidak langsung, yaitu:
1. Prof. Dr. Phil Al Makin, S.Ag., MA. selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2. Bapak Dr. Moch. Sodik, S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
3. Ibu Lisnawati, S.Psi., M.Psi selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga.
4. Ibu Satih Saidiyah, Dipl, Psy., M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik dari awal perkuliahan hingga akhir seminar proposal, sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi I. Terimakasih banyak Ibu tidak menyerah kepada saya. Terima kasih juga telah memberi saya ilmu yang berharga serta sabar meluangkan waktu dalam membimbing, mendidik, dan menyayangi saya selama masa studi di kampus hingga alumni.
5. Ibu Rita Setyani Hadi Sukirno, M.Psi. selaku Dosen Pembimbing Skripsi kedua yang telah membahas, membimbing dan memberi arahan pada saya selama penyusunan tugas akhir ini. Terimkasih banyak atas kesabaran dalam membimbing dan waktu luang yang Ibu berikan.
x
6. Ibu Raden Rachmy Diana, S.Psi., M.A., Psi selaku Dosen Pembimbing Skripsi di awal saya menyusun proposal skripsi, terima kasih atas waktu yang berharga dalam membimbing dan membina saya.
7. Ibu Mayreyna Nurwardani, S.Psi., M.Psi sebagai Dosen Pembimbing Akademik saat ini sekaligus Penguji I yang sudah memberi bimbingan, saran serta nasihat untuk perbaikan tugas akhir peneliti.
8. Bapak Aditya Dedy Nugraha, S.Psi., M.Psi., Psi. sebagai Penguji II yang sudah memberi saran dan nasihat untuk perbaikan tugas akhir peneliti.
9. Segenap Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta atas semua pengalaman dan pelajaran berharga yang diberikan selama ini.
10. Seluruh jajaran karyawan Tata Usaha Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta atas bantuannya selama perkuliahan hingga penyusunan tugas akhir.
11. Seluruh informan yang sudah bersedia membagi kisah secara terbuka sehingga dapat menjadi pelajaran bagi saya khususnya dan pembaca skripsi saya pada umumnya.
12. Abba Aminuddin M. Rewo dan Ummi Rohani Syam, terima kasih atas do’a dan kesabaran dalam merawat peneliti sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan.
13. Om Dillah, terima kasih atas do’a, bimbingan, dorongan, serta didikan kepada peneliti sehingga mampu menuju diri yang lebih baik.
14. Adik-adik ku tercinta & Tante Ayya’ sekeluarga, terimakasih sudah selalu sabar, serta mendo’akan dan menanyakan progres skripsi, terima kasih banyak.
15. Pakdhe Piun, selaku dosen pembimbing spiritual, terima kasih atas bimbingan, motivasi, do’a serta waktu luang yang diberikan kepada peneliti.
16. Mbak Alif Annisa Rizqi Abdillah, terima kasih sebagai guru, kakak, dan teman yang meluangkan waktu dalam membimbing serta memberi motivasi kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
17. Mbak Rif’ah Laily Primasari, teman satu perjuangan dari masa awal kuliah sampai tugas akhir selesai. Terima kasih sudah menjadi teman yang tidak pernah menyerah dan saling memotivasi untuk bangkit dikala suka maupun duka!
xi
18. Bapak Loh Mahfud, S. Psi, terima kasih atas usaha dan waktunya dalam membimbing dan membantu mengerjakan skripsi ini sehingga berprogres.
19. Keluarga besar Kakek Syamsuddin, yang memberikan do’a dan dukungan baik berupa materi maupun non materi.
20. Firyal Ashil Jannah dan Inge Zukhruf, terima kasih sudah menjadi teman seperjuangan di detik-detik akhir tugas akhir! Selamat untuk kita karena berhasil ke garis finish!
21. Rizqi Aulia Rahmah, Dzikria Afifah Primala Wijaya, dan Teteh Kartika yang menjadi sosok yang memotivasi dan teladan bagi peneliti. Terimakasih!
22. Teman-teman Psikologi angkatan 2014 telah menjadi teman yang mewarnai hari di masa-masa kuliah.
23. Keluarga besar Earnest Learning of Islamic Psychology Club (ELIPS-CLUB) yang sudah mewarnai pengalaman peneliti dalam berorganisasi di awal perkuliahan.
24. Teman-teman KKN : yang membantu dan memberi banyak pengalaman baru pada peneliti ketika berada di lapangan.
Dan semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu yang telah memberi dukungan dan do’a yang tidak pernah padam. Terima kasih dan semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian semua.
Penulis, Januari 2022
Alif Anisa Rewo 14710084
xii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii
NOTA DINAS PEMBIMBING ... iii
INTISARI ... v
ABSTRAC ... vi
MOTTO ... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR BAGAN ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.
A. Literatur Review... Error! Bookmark not defined.
B. Kajian Teori ... Error! Bookmark not defined.
1. Motivasi Ibu ... Error! Bookmark not defined.
2. Ibu ... Error! Bookmark not defined.
3. Anak Usia Dini ... Error! Bookmark not defined.
4. Nilai-Nilai Agama ... Error! Bookmark not defined.
xiii
5. Dongeng... Error! Bookmark not defined.
C. Kerangka Teoritik ... Error! Bookmark not defined.
D. Pertanyaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
B. Fokus Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
C. Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
D. Metode Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.
E. Teknik Analisis Data... Error! Bookmark not defined.
BAB IV PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.
A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
B. Pelaksanaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
C. Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1. Informan LI ... Error! Bookmark not defined.
2. Informan NA ... Error! Bookmark not defined.
3. Informan VE ... Error! Bookmark not defined.
D. Pembahasan ... Error! Bookmark not defined.
BAB V PENUTUP ... 81
A. Kesimpulan ... 81
B. Saran ... 82
DAFTAR PUSTAKA ... 84
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data Informan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 2. Rincian Proses Pelaksanaan Pengambilan Data ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR BAGAN
Bagan 1. Kerangka Teoritik ... Error! Bookmark not defined.
Bagan 2. Dinamika Motivasi Ibu Informan LI ... Error! Bookmark not defined.
Bagan 3. Dinamika Motivasi Ibu Informan NA ... Error! Bookmark not defined.
Bagan 4. Dinamika Motivasi Ibu Informan VE ... Error! Bookmark not defined.
Bagan 5. Dinamika Motivasi Ibu ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR LAMPIRAN
1. Open Coding, Kategorisasi Data, dan Axial Coding Informan LI ... 88
2. Open Coding, Kategorisasi Data, dan Axial Coding Informan NA ... 137
3. Open Coding, Kategorisasi Data, dan Axial Coding Informan VE ... 174
4. Hasil Observasi Informan LI ... 212
5. Hasil Observasi Informan NA ... 216
6. Hasil Observasi Informan VE ... 219
7. Biodata Penulis ... 222
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Era dimana semua berbasis digital yang bersifat instan saat ini membuat segala sesuatu didapat membuat aktivitas jadi semakin mudah. Namun berdampak negatif pada segala yang berbau konvensional dimana metode lama dianggap usang dan ketinggalan zaman. Begitu pula dalam hal pendidikan anak usia dini yaitu tradisi mendongeng yang merupakan cara paling efektif dalam menanamkan nilai dan moral, perlahan mulai memudar (Yaqin, 2019).
Pada era globalisasi ini, bangsa Indonesia mengalami yang namanya krisis karakter dimana terjadi penurunan nilai dan moral dalam diri anak bangsa saat ini. Sehingga sangat diperlukan pendidikan sejak anak usia dini untuk membentuk karakter anak. Anak-anak dibiarkan tumbuh dewasa tanpa dibekali pendidikan karakter. Maka dari itu sebuah pendidikan tidak hanya berupa ilmu pengetahuan semata, tetapi juga pendidikan karakter perlu diberikan kepada anak sejak dini, karena anak-anak merupakan penerus dan harapan dalam membangun bangsa Indonesia kelak (Fitroh & Sari, 2015).
Tapi sayangnya, anak-anak sekarang lebih senang dengan bermain gadget untuk mencari kesenangan, misalnya bermain game online, menonton film kartun di televisi atau youtube, yang terkadang tontonan mereka berupa sinetron atau film yang tidak cocok untuk usia mereka. Apabila hal tersebut dilakukan tanpa pengawasan yang orang dewasa dengan cermat akan menimbulkan sesuatu yang berbahaya bagi perkembangan anak-anak.
Selain itu terdapat pula fenomena negatif yang berupa kejadian kontroversional dan sering menjadi tontonan dalam kehidupan sehari-hari yang lebih sering tidak bermanfaat.
Melalui media cetak maupun elektronik anak usia dini diberitakan bahwa mereka sudah mulai meniru ujaran kebencian (hate speech), berbicara kurang sopan, senang meniru adegan
2
kekerasan maupun meniru perilaku orang dewasa yang belum sepantasnya dilakukan anak- anak seusia itu. Kondisi ini tentu cukup beralasan, mengingat menurut para ahli pada fase tersebut dimana anak usia 0-6 merupakan fase peniruan (imitasi). Sehingga peristiwa- peristiwa yang terjadi di sekitar lingkungan anak tersebut akan sangat cepat diserap dan ditiru yang nantinya dijadikan sebuah kebiasaan. Jika yang dilihat anak cenderung ke arah negatif maka anak akan memiliki kecenderungan berperilaku menyimpang di masa depan. Kondisi tersebut tidak seharusnya terjadi dalam proses pendidikan anak usia sejak dini dimana dunia anak seharusnya merupakan dini.
Hambatan lainnya yang sering terjadi saat ini dalam usaha pengembangan karakter anak dalam keluarga adalah kesibukan kedua orang tua. Orang tua yang sibuk memiliki waktu yang sedikit dalam membimbing dan mengembangkan karakter anak-anak, bahkan untuk mendongeng sekalipun. Sebuah survei di Inggris yang dilakukan pada lima ratus anak pada usia 3-8 tahun menyatakan bahwa hampir 2 dari 3 anak yang disurvei menginginkan orangtuanya meluangkan waktu untuk membacakan cerita sebelum mereka tidur, terutama oleh sang ibu (Dini, 2012).
Pada preliminary test wawancara yang dilakukan peneliti, tanggal 03 Maret 2021 dengan Bu IU, seorang tenaga pengajar pada salah satu Taman Kanak-Kanak (TK) di Purwomartani, Kalasan Sleman. Beliau menyatakan bahwa yang dilakukan oleh guru tidak cukup hanya pendidikan agama di sekolah saja. Pendidikan masih berlanjut di rumah juga karena anak-anak menghabiskan lebih banyak waktunya bersama keluarga di rumah. Namun pendidikan tidak mampu terealisasikan dikarenakan orang tua yang tidak kembali mendidik anaknya dengan memberikan contoh perilaku pada anak untuk ditiru, seperti kegiatan salat maupun mengaji.
3
Pendidikan dilaksanakan anak usia pra sekolah atau rentang usia 3-6 tahun yang dianggap sebagai usia emas (golden age) pertumbuhan anak-anak (Harususilo, 2018). Pada usia tersebut, anak-anak memiliki perkembangan dan pertumbuhan yang begitu cepat. Pada usia emas itulah pondasi sikap dan watak anak terbentuk untuk kedepannya.
Pendidikan adalah tahap dimana proses belajar mengajar terjadi. Pendidikan dilaksanakan dalam suatu lembaga baik formal maupun informal. Pendidikan formal dilaksanakan di sekolah dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Sedangkan Pendidikan informal dilaksanakan di tempat bimbingan belajar, contohnya tempat kursus dan les. Selain hal tersebut, pendidikan dapat dilaksanakan secara eksternal, yaitu pendidikan dalam keluarga (Fitriaji, 2012)
Setiap anak yang baru lahir memiliki sifat suci (fitrah) yang merupakan anugerah sang pencipta, Allah SWT. Sehingga orangtua dan lingkungan keluarga mempunyai peran utama dan memiliki hak serta kewajiban dalam mendidik serta mengarahkan pembentukan kepribadian anak yang kelak menentukan masa depan anak. Karena keluarga merupakan faktor dalam penentuan pendidikan dasar anak. Rasullulah SAW bersabda, “Setiap anak yang dilahirkan dalam keadaan fitrah. Orangtuanyalah yang menentukan anak itu akan dijadikan orang Yahudi, Nasrani atau Majusi (Hr Bukhari). (Suharti, 2017)
Penelitian Habsari (2017) menyatakan bahwa penanaman nilai-nilai karakter dalam lingkungan keluarga dapat dilakukan oleh orang tua dengan mendongeng di waktu luang atau sebelum tidur, menyediakan buku yang menarik minat baca anak, atau mengajak langsung anak untuk membeli dan memilih buku (cerita atau lainnya) yang disukainya ke toko buku. Orangtua juga dapat mengajukan pertanyaan untuk mengetahui ingatan dan pemahaman pada dongeng yang telah anak baca atau dengar. (Habsari, 2017)
4
Keluarga adalah lembaga dari komunitas terkecil masyarakat yang berperan sebagai tempat pendidikan pertama dan paling utama bagi anak-anak. Anak akan memulai pelajaran etika, moralitas dan nilai nilai kehidupan lainnya yang pertama serta memiliki kecenderungan akan lebih tertanam dalam ingatan dibandingkan lembaga-lembaga pendidikan lainnya (Administrator, 2017). Keluarga (orang tua) memiliki hak dan kewajiban dalam melakukan sesuatu yang dapat membantu anak memiliki rasa kepercayaan diri sehingga mampu menumbuhkan pola pikir dan kepribadian anak. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan mengimplementasikan nilai-nilai moral dan agama pada anak-anak sejak usia dini melalui dongeng.
Padahal, ibu seharusnya menjadi "perpustakaan" pertama bagi anak-anaknya.
Konstruksi biologis dan psikologis manusia dimulai sejak anak berusia dini yaitu 0 tahun.
Ibu yang banyak membaca memiliki peluang lebih tinggi memiliki anak-anak yang cerdas secara intelektual dan mental (Santoso, 2020).
Dongeng memiliki manfaat dalam perkembangan pola pikir, moral dan agama anak.
Karena di dalam sebuah dongeng terkandung penyampaian nilai-nilai moral dan agama yang akan lebih mudah dipahami dan ditanamkan kepada anak. Sebuah dongeng terdapat berbagai karakter yang berbeda-berbeda lewat penokohan yang ada dalam dongeng tersebut. Alur dan penokohan cerita yang beragam membuat imajinasi anak berkerja dan menumbukan rasa keingintahuan pada sang anak.
Tetapi masih banyak orang tua yang memiliki antusiasme tinggi dalam memperhatikan pendidikan anak sejak usia dini baik dalam keluarga maupun non-formal (Wardani, dkk, 2016; dan Husnan &Helwani, 2018). Orang tua memiliki motivasi yang tinggi dan keinginan yang kuat untuk memberikan pendidikan yang baik kepada anak mereka sejak usia dini agar mereka menjadi sosok yang lebih baik dari orang tua mereka. Dalam penelitian L. S.
5
Wardani, dkk (Wardani , Hidayah, & Mahpur, 2016) ditunjukkan bahwa orang tua masih memiliki minat dalam orang tua memodifikasi dongeng untuk penanaman nilai anak didorong oleh inspirasi kritis masa lalu yang dihayati orang tua dalam pengalaman kepengasuhannya dan membentuk motivasi orang tua dalam mendongeng. Orang tua mendongeng melahirkan positive parenting yang memudahkan orang tua dalam menanamkan nilai-nilai dalam diri anak mereka.
Hal tersebut menunjukan bahwa ada motivasi dalam diri orang tua menanamkan nilai- nilai baik agama maupun nilai lainnya kepada anak sejak usia dini melalui mendongeng.
Maka dari itu, peneliti tertarik untuk meneliti hal tersebut dalam penelitian kali ini.
B. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan bagaimana gambaran motivasi ibu menanamkan nilai-nilai Islam saat mendongeng pada anak usia dini.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran motivasi ibu dalam menanamkan nilai-nilai Islam pada anak usia dini saat mendongeng.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Peneliti berharap dari hasil penelitian ini mampu menambah referensi penelitian dan pustaka bagi penelitian selanjutnya. Terutama penelitian yang berkaitan dengan motivasi ibu dalam pembentukan karakter pada anak di usia dini dengan menanamkan nilai-nilai agama melalui dongeng.
2. Manfaat Praktis
6
Peneliti juga mengharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat berupa informasi terutama kepada orang tua maupun pendidik. Harapannya, di waktu yang akan datang orang tua, terutama Ibu, memiliki lebih banyak kesadaran diri dan motivasi dalam menanamkan nilai-nilai agama Islam saat mendongeng pada anak sejak usia dini agar anak mampu membentuk nilai-nilai karakter yang baik.
81 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ketiga informan memiliki motivasi dalam menanamkan nilai-nilai agama Islam saat mendongeng pada anak- anak mereka sejak usia dini, baik secara instrinsik maupun ekstrinsik. Secara instrinsik, Informan mengetahui mengetahui bahwa karena dongeng yang memiliki banyak manfaat, informan menggunakan dongeng sebagai media penanaman nilai- nilai agama Islam. Mendongeng dapat dijadikan sarana menanamkan nilai-nilai agama dari buku-buku yang bisa membangun imajinasi anak-anaknya, sehingga mereka mampu mengambil nilai-nilai dari cerita-cerita yang didongengkan.
Menunjukan bahwa ibu tidak hanya menanamkan nilai-nilai agama Islam melalui mendongeng, tetapi juga dengan memberikan penjelasan dari mendongeng dan menerapkan perilaku yang ada di dongeng ke dalam kehidupan sehari-hari anak.
Informan yang memiliki minat membaca juga berkeinginan agar anak-anak mereka lebih mengenal kosa kata dan kalimat, serta gemar membaca buku.
Informan termotivasi karena tidak ingin anak-anaknya terpengaruh efek negatif dari mudahnya akses informasi saat ini. Informan juga memiliki harapan bahwa anak-anaknya akan menjadi anak yang saleh dan solehah, cerdas pikiran dan akhlaq, serta memiliki masa depan yang lebih baik daripada orang tuanya.
Ibu memiliki keyakinan bahwa anak yang memiliki kecintaan pada Tuhan maka orang itu akan lebih dimudahkan dalam kebaikan. Kemudian nilai dasar dalam diri
82
anak akan terbentuk dan nilai yang lainnya akan lebih mudah ditanamkan. Informan memiliki harapan bahwa anak-anaknya akan menjadi anak yang saleh dan solehah, cerdas pikiran dan akhlaq, serta memiliki masa depan yang lebih baik daripada orang tuanya.
Mendongeng akan lebih efektif apabila anak-anak memang menyukai cerita dongeng. Kegiatan mendongeng akan tidak memiliki dampak apabila setelah menjelaskan nilai-nilai yang terkandung dalam dongeng, orang tua tidak menunjukkan langsung nilai-nilai tersebut dalam kegiatan sehari-hari.
Penanamkan nilai-nilai agama tidak hanya melalui mendongeng karena mendongeng tidak bisa dilakukan setiap waktu. Maka dari itu aktivitas mendongeng tetap harus didukung dengan penerapan nilai-nilai yang terkandung dalam dongeng pada kegiatan sehari-hari dengan cara mengulangi apa yang diceritakan pada anak.
B. Saran
Peneliti memiliki beberapa saran bagi pembaca berdasarkan kesimpulan yang didapatkan dalam penelitian ini. Diantaranya;
1) Bagi para orang tua yang memiliki anak usia dini, penting untuk menanamkan nilai-nilai yang positif pada anak untuk membentuk karakter mereka melalui berbagai metode yang menyenangkan bagi anak.
2) Bagi penelitian selanjutnya, jika meneliti topik yang sama dengan penelitian ini disarankan untuk menggunakan metode kuantitatif ataupun eksperimen untuk bisa melihat efektivitas penggunaan metode dongeng terhadap pembentukan karakter anak. Selain itu, penelitian berikutnya juga disarankan untuk
83
melakukan kajian konseptual secara komprehensif tentang penanaman nilai- nilai agama, tidak hanya agama Islam. Atau menggunakan sudut pandang nilai- nilai yang bersifat universal pada subjek yang berbeda, contohnya pada sisi motivasi ayah dalam keluarga. Peneliti juga perlu lebih mengeksplorasi gambaran motivasi dan peran ibu secara lebih dalam dalam penanaman nilai- nilai agama melalui mendongeng pada anak usia dini ataupun bagaimana dampaknya pada anak. Pertanyaan penelitian lebih diluaskan lagi.
84
DAFTAR PUSTAKA
Agosto, D. (2016). Why Storytelling Matters: Unveiling the Literacy Benefits of Storytelling. Journal of Children and Libraries, 14(2), 21-26.
Ajat Sudrajat, dkk. (2008). Din Al-Islam. Yogyakarta: UNY Press.
Ananda, R. (2017). Implementasi Nilai-Nilai Moral dan Agama Pada Anak Usia Dini.
Jurnal. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1(1), 19-31.
doi:10.31004/obsesi.v1i1.28
Asfandiyar, A. Y. (2007). Cara Pintar Mendongeng. Jakarta: Mizan.
Brown, H. D. (2008). Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa (Kelima ed.). Jakarta:
Kedutaan Besar Amerika Serikat.
Casmini. (2007). Dasar-Dasar Pengasuhan Kecerdasan Emosi Anak dalam Jurnal Emotional Parenting. Yogyakarta: Pilar Media.
Dini. (2012, Mei). Manfaat Mendongeng Untuk Anak. Diakses pada tanggal 24 Mei 2021 dari
https://lifestyle.kompas.com/read/2012/05/15/14183692/Manfaat.Dongeng.untuk.A nak
Djamarah, & Bahri, S. (2014). Pola Asuh Orang Tua Dan Komunikasi Dalam Keluarga:
Upaya Membangun Citra Membentuk Pribadi Anak. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Djamarah, S. B. (2000). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rieneka Cipta.
Fitroh, S. F., & Sari. (2015). Dongeng sebagai Media Penanaman Karakter pada Anak Usia Dini. PG-PAUD Trunojoyo, 2(2), 95-105.
Habsari, Z. (2017, April). Dongeng Sebagai Pembentuk Karakter Anak. Jurnal Kajian Perpustakaan dan Informasi Universitas Negeri Malang, 1(1), 21-29.
Hana, J. (2011). Terapi Kecerdasan Anak dengan Dongeng. Yogyakarta: Berlian Media.
85
Harususilo, Y. E. (2018, April). Viral Anak Curi ATM: Bagaimana Membangun Karakter Anak di Keluarga. Diakses pada tanggal 26 Maret 2021 dari https://edukasi.kompas.com/read/2018/04/30/13063171/viral-anak-curi-atm-
bagaimana-membangun-karakter-anak-di-keluarga?page=all
Hasan, T. (2009). Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Keluarga. Jakarta: Mitra Abadi Press.
Husnan, & Helwani, A. (2018, Oktober). Motivasi Orang Tua Dalam Mendidik Anak Pada Usia Dini Di TK Abu Abdillah Al-Islami Desa Medas Kecamatan Gunungsari
Lombok Barat. Jurnal Ibtida'iy, 3(2), 23-30.
doi:https://doi.org/10.31764/ibtidaiy.v3i2.527
Indrakusuma, A. D. (1978). Pengantar Ilmu Pendidikan. Malang: FIP IKIP MALANG.
Ismail, & Fahmi. (2017). INTERNALISASI SIKAP KEBERAGAMAAN SEJAK ANAK USIA DINI. Raudhatul Athfal: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 1(1), 1-20.
doi:https://doi.org/https://doi.org/10.19109/ra.v1i1.1473
Jalaluddin. (2002). Psikologi Agama. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Jalaluddin. (2003). Teologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Kemendiknas. (2009). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional.
Larkin, C. (1997). National StorytelJing Association. Diakses pada tanggal 26 Mei 2021 dari http://www.eldrbCjlrry.netiroos/stdefn.htm
Makhmudah, S. (2020, Januari-Juni). Penanaman Nilai Keagamaan Anak Melalui Metode Bercerita. J-PAI: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 6(2), 68-79.
doi:10.18860/jpai.v6i2.9189
Mansur. (2005). Anak Usia Dini dalam Islam. Jakarta: Pustaka Abadi.
Mansur. (2005). Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mansur, H. (2009). Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
86
Maslow. (1954). Motivation and Personality. New York: Harper & Row.
Mursi, M. S. (2001). Melahirkan Ilmu Pendidikan Anak Masya Allah. Jakarta: Cendikia.
Nurgiyantoro, B. (2013). Sastra Anak. Yogyakarta: Gajah Mada University.
Parkin, M. (2004). Tales for Change: Using Storytelling to Develop People and Organizations. . Great Britain: Biddle's Ltd, King's Lynn.
Patmonodewo, S. (2003). Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: PT Asdi Mahastya.
Pikiran Rakyat Media. 2017. Keluarga Tempat Paling Utama. Diakses pada 24 Mei 2021 dari https://www.pikiran-rakyat.com/bandung-raya/pr-01287213/keluarga-tempat- pendidikan-paling-utama-411076
Purwanto, M. N. (2017). Psikologi Pendidikan (28 ed.). Bandung: Remaja Rosdakarya.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1998). Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Ramayulis. (2002). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Sadirman, A. (1990). Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Santoso, J. (2020, Desember 9). Sindo-News.Com. Retrieved Mei 24, 2021, from Nasional- sindonews.com: https://nasional.sindonews.com/read/261398/18/ketika-ibu-tidak- lagi-mendongeng-untuk-anaknya-1607440364?showpage=all
Santrock, J. W. (2007). Perkembangan Anak (11 ed.). (M. Rachmawati, & A. Kuswanti, Trans.) Jakarta: Erlangga.
Saputra, M. A. (2014, Desember). PENANAMAN NILAI-NILAI AGAMA PADA ANAK USIA DINI DI R.A. DDI ADDARIYAH KOTA PALOPO. Jurnal “Al-Qalam”, 20(2), 197-210. doi:http://dx.doi.org/10.31969/alq.v20i2
Suharti, l. (2017, Oktober 23). Sudut Keluarga. Retrieved Mei 24, 2021, from eParenting Jayagiri:
http://pkbmdaring.kemdikbud.go.id/suka/content/read/artikel/49/pembentukan- karakter-dilingkungan-keluarga
87
Sumantri. (2005). Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta:
Depiknas.
Syah, M. (2002). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Rosda Karya.
Takwin, B. (2005). Definisi dan Tujuan Mendongeng untuk Anak. dipresentasikan dalam Workshop Kajian Dongeng yang diselenggarakan oleh BP2Psi Fakultas Psikologi UI, Depok.
Thoha, C. (1996). Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Walgito, B. (2010). Pengantar psikologi. Yogyakarta: Andi.
Wardani , L. S., Hidayah, N., & Mahpur, M. (2016). Rekonstruksi Penanaman Nilai Pada Anak Melalui Modifikasi Dongeng . Jurnal Psikoislamika, 13-22.
Whiterington, H. C. (1984). Psikologi Pendidikan. (A. Sahari, Trans.) Jakarta: Aksara Baru.
Motivasi. Wikipedia. Diakses pada 29 Januari 2022 dari https://id.wikipedia.org/wiki/Motivasi#cite_ref-hierarki_3-0
Yaqin, N. (2019, Juli 28). Detik.com. Retrieved Mei 24, 2021, from DetikNews:
https://news.detik.com/kolom/d-4642425/tetap-mendongeng-di-era-digital
Zulhaini. (2019). Peranan Keluarga Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam Kepada Anak. Jurnal Al- Hikmah , 1(1), 1-15.