• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN ORANG TUA MENANAMKAN NILAI-NILAI AGAMA PADA ANAK PADA KELUARGA NELAYAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERANAN ORANG TUA MENANAMKAN NILAI-NILAI AGAMA PADA ANAK PADA KELUARGA NELAYAN"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN ORANG TUA MENANAMKAN NILAI-NILAI AGAMA PADA ANAK PADA KELUARGA NELAYAN

(Studi Deskriptif Penanaman Nilai Agama Di Lingkungan IV Kelurahan Tanjung Tiram Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara)

SKRIPSI Diajukan Oleh:

AZURA MUESERA (130901001)

GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA

DEPARTEMEN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2017

(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas Berkat rahmat dan kasih-nya penulis dapat meyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Adapun judul skripsi ini adalah “ Peranan Orang Tua Menanamkan Nilai-Nilai Agama Pada Anak Pada Keluarga Nelayan”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Sosial pada Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara.

Selama penyusunan skripsi ini, penulis menyadari akan sejumlah kekurangan dan kelemahan, untuk itu penulis membuka diri untuk meneria saran dan kritik yang dapat membangun guna perbaikan di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini, dan secara khusus penulis berterima kasih banyak kepada :

1. Bapak prof.Dr.Runtung Sitepu, SH. Mhum selaku Rektor Universitas Sumatera Utara yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan Sarjana Sosiologi.

2. Bapak Dr.Muryanto Amin, M.Si selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Harmona Daulay, Msi selaku ketua Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak prof. Dr. M. Arif Nasution, MA, selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini, serta telah bersedia mendidik dan membagi ilmu kepada penulis.

(3)

ii

5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen yang telah mendidik penulis dalam proses pendidikan di Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik sehingga penulis bisa menyelasaikan pendidikan dengan baik.

6. Seluruh staf karyawan dan staf perpustakaan Jurusan sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis selama menjadi mahasiswa.

7. Teristimewa untuk orang tua saya bapak Muslim Syahman dan ibu Cut zahara terimakasih atas segala kasih sayang dan dukungan yang tiada henti baik berupa moral atupun materi serta doa yang selalu ditunjukan untuk penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi dan mampu menyelesaikan pendidikan ini dengan baik.

8. Kepada bapak Lurah dan para staf pegawai kantor Lurah kecamatan Tanjung Tiram yang telah mempermudahkan dan membantu penulis untuk mengumpulkan data di lapangan sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini

9. Kepada sahabat-sahabat seperjuangan Tantri Widia Astuti, Dwi Rahmayani, Christine Aprilia Penjaitan, Astri Rahma sari, Surya Hartono, Harry Putra Pratama, Ardiansyah Hasibuan, Ridho Ramanda yang selalu memberikan dukungan, motivasi dan inspirasi kepada penulis, tempat berbagi dalam senang ataupun sedih. Terimakasih telah bersedia bersama selama ini dan terimakasih juga telah mengukir kenangan-kenangan yang tidak terlupakan.

10. Buat yang tersayang sahabat-sahabat di kos prima, rindi, nanda, mamang, andre, habib, angga, iqbal, riza, arman, sofia yang telah memberikan

(4)

iii

semangat kepada penulis, mengerti keadaan penulis, bersedia mendengarkan kelu kesah penulis, terimakasih kalian telah bersedia menjadi sahabat sekaligus keluarga untuk penulis

11. Buat senior dan sahabat tersayang Nurainun dan Intan yang telah memberikan semangat kepada penulis, terimakasih kalian telah bersedia membimbing dan menjadi sahabat sekaligus keluarga untuk penulis

12. Buat sahabat tersayang Dian Afrianita yang selalu bisa membangkitkan semangat penulis, yang selalu mampu membuat penulis tersenyum dikala sedang dilanda kesusahan dan selalu menolong jika penulis lagi butuh bantuan.

13. Buat yang tersayang Abdullah Hadi yang selalu siap menjaga penulis jika penulis didalam kondisi sakit dan kesusahan dan selalu menjadi pendamping yang bertanggung jawab kepada penulis.

Akhirnya penulis mempersembahkan skripsi ini sebagai suatu karya ilmiah yang masih sederhana, namun kiranya dapat memberikan manfaat dan penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan baik dalam penulisannya, penyajian data, bahasa maupun sistematika pembahasannya, oleh karena itu kritik dan saran sangat diperlukan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bisa memberikan manfaat bagi kita semua dan dapat menjadi refrensi bagi penelitiannya selanjutnya

Medan, Juli 2017

Penulis

(5)

iv ABSTRAK

Tujuan Penelitian ini dilatarbelakangi oleh peran orang tua yang mempunyai posisi penting terhadap pembentukan anak, seperti pembentukan karakter, sikap, pengetahuan, penalaran dan sebagainya. Keluarga sebagai ajang sosialisasi dan mempunyai kedudukan nilai agama ini merupakan dasar bagi anak dalam bersikap untuk menjalani kehidupannya dimasa yang akan datang.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana peranan orang tua menanamkan nilai-nilai agama pada anak pada keluarga nelayan. Tujuannya penelitian ini adalah untuk mengungkap data mengenai sejauh mana nilai-nilai keagamaan ditanamkan orang tua kepada anak. Untuk mengungkapkan data mengenai hambatan-hambatan yang dihadapi orang tua dalam menanamkan nilai- nilai keagamaan kepada anak. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan jenis penelitian studi deskriptif. Penelitian ini di lakukan di lingkungan IV Kelurahan Tanjung Tiram Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara.

Teknik yang digunakan menentukan subjek adalah purposive sampling Informan secara spesifik terdiri dari 10 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi.Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kesimpulan sebagai berikut: orang tua merupakan pendidik pertama untuk seorang anak dalam memperoleh keyakinan agama, nilai, moral yang dapat dijadikan patokan bagi anak dalam kehidupannya. Pengalaman- pengalaman yang diberikan oleh orang tua kepada anak akan membekas dalam diri anak sehingga akan menjadi salah satu faktor pembentukkan kepribadian.

Kata Kunci: Peran Orang Tua, Nilai Agama

(6)

v ABSTRACT

The purpose of this study is motivated by the role of parents who have important positions on the formation of children, such as the formation of character, attitude, knowledge, reasoning and so forth. Family as a socialization event and has a multi functional position so that the family education process is very influential for children. Every interaction with children is an opportunity to instill values especially religious values because this religious value is the basis for the child in behaving to live his life in the future. The problem in this research is how the role of parents to instill the values of religion in children on fishermen families .. The purpose of this study is to reveal data about the extent to which religious values implanted parents to children. To disclose data about the constraints faced by parents in instilling religious values to the child. The method used is qualitative research with descriptive study type. This research was conducted in the neighborhood of Tanjung Tiram sub-district, Tanjung Tiram sub-district, Batu Bara district. The technique used to determine the subject is purposive sampling. Informants consist of 10 people. Data collection techniques used are observation, in-depth interviews, and documentation. Based on the results of the research, the following conclusions are obtained: parents are the first educators for a child in obtaining religious beliefs, values, morals that can be used as a benchmark for children in their life. The experiences given by the parents to the child will imprint in the child so that will be one of the factorsof forming the personality.

Keywords: Role of Parent, Religion Value

(7)

vi DAFTAR ISI

KATPENGANTAR...i

ABSTRAK ...iv

DAFTAR ISI...vi

DAFTAR TABEL...viii

DAFTAR GAMBAR...ix

DAFTAR LAMPIRAN……….………...x

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang.... ...1

1.2 Rumusan Masalah ...6

1.3 Tujuan Penelitian ...6

1.4 Manfaat Penelitian ...6

1.4.1 Manfaat Teoritis ...6

1.4.2 Manfaat Praktis ...7

1.5 Defenisi Konsep ...7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...10

2.1 Peranan Orangtua ...10

2.2 Pengertian Keluarga...12

2.3 Fungsi Keluarga ...13

2.4 Pengertian Agama ...14

2.5 Teori Fungsional Struktual Robet K Merton ...15

BAB III METODE PENELITIAN...18

3.1 Jenis Penelitian ...18

3.2 Lokasi Penelitian ...18

3.3 Unit Anaisis Informan ...18

3.3.1 Unit Analisis ...18

3.3.2 Informan ...19

3.4 Teknik Pengumpulan Data ...19

3.4.1 Data Primer ...19

(8)

vii

3.4.2 Data Skunder ...20

3.5 Interpretasi Data ...20

3.6 Jadwal Kegiatan ...22

3.7 Keterbatasan Penelitian ...22

BAB IV DESKRIPSI DAN INTERPRESTASI DATA PENELITIAN ...24

4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian ...24

4.1.1 Keadaan Geografis Kabupaten Batubara ...24

4.1.2 Gambaran Umum dan Sejarah Tanjung Tiram ...26

4.2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ...29

4.2.1 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama ... ..29

4.2.2 Komposisi Suku Masyarakat Lingkungan IV Kelurahan Tanjung Tiram………30

4.2.3 Komposisi Pendidikan Masyarakat Lingkungan IV Kelurahan Tanjung Tiram………30

4.2.4 Jenis Mata Pencaharian Penduduk Lingkungan IV Kelurahan Tanjung Tiram………..………..31

4.3 Profil Informan ...32

4.3.1 Orang tua ...32

4.3.2 Anak ...34

4.4 Pentingnya Menanamkan Nilai Agama Pada Anak ...36

4.5 Peran Orang tua Dalam Menanamkan Nilai Agama Pada Anak ...38

4.6 Cara Orang tua Menanamkan Nilai Agama Pada Anak ...41

4.7 Faktor-Faktor Yang Menghambat dan Mendukung Orang tua Dalam Menanamkan Nilai Agama Pada Anak ...44

BAB V PENUTUP ...50

5.1 Kesimpulan ...50

5.2 Saran ...51

DAFTAR PUSTAKA ...53

LAMPIRAN...55

(9)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 01 : Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin...29 Tabel 02 : Kompisis Suku Masyarakat Lingkungan IV Kelurahan Tanjung

Tiram...30 Tabel 03 : Komposisi Pendidikan Masyarakat Lingkungan IV Kelurahan Tanjung

Tiram……….………30 Tabel 04 : Jenis Mata Pencaharian Penduduk Lingkungan IV Kelurahan Tanjung

Tiram ………....31

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 01 : Lingkungan IV Kelurahan Tanjung Tiram Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara, Lokasi penelitian penulis...56 Gambar 02 : Lingkungan IV Kelurahan Tanjung Tiram Kecamatan Tanjung

Tiram Kabupaten Batu Bara, Lokasi penelitian penulis ...57 Gambar 03 : Posisi Pesisir Laut Lingkungan IV Kelurahan Tanjung Tiram

Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara, Lokasi penelitian penulis ...58 Gambar 04 : Foto bersama Ibu Rida Sari dan Ananda Wan (anak), 1 dari 10

informan yang penulis teliti ...59 Gambar 05 : Foto bersama Ibu Misnawati dan anak-anaknya, 1 dari 10 informan

yang penulis teliti ...60 Gambar 06 : Ibu Elia Ruslan dan Suhaila (anak), 1 dari 10 informan yang penulis

teliti sedang melakukan proses menanamkan nilai agama kepada anak ...61 Gambar 07 : Ibu Jumiah dan anak-anaknya, 1 dari 10 informan yang penulis

teliti ...62 Gambar 08 : Ibu Ria dan anak-anaknya, 1 dari 10 informan yang

penulis teliti ...63 Gambar 09 : Foto bersama Ibu Hawani dan anak-anaknya, 1 dari 10 informan

yang penulis teliti ...64 Gambar 10 : foto bersama Ibu Khairiah dan juga anak-anaknya, Ibu khairiah salah

satu informan yang sukses dalam menanamkan nilai agama pada anak, 1 dari 10 informan yang penulis teliti ...65

(11)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Pedoman wawancara...55 Lampiran 2 : Dokumentasi Kegiatan...56

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di dalam keluarga, setiap orang tua menginginkan anak yang dilahirkannya menjadi orang-orang yang berkembang secara sempurna. Secara umum orang tua biasanya menginginkan anaknya menjadi pribadi yang lebik baik dari dirinya.

Mereka tentu menginginkan agar anak yang dilahirkan menjadi orang yang cerdas, pandai serta menjadi orang yang beriman kepada Tuhannya. Artinya dalam taraf yang sangat sederhana, orang tua tidak ingin anaknya menjadi generasi yang nakal serta jauh dari nilai-nilai pendidikan agama. Untuk mencapai tujuan itu, maka seharusnya orang tua menyadari tentang arti pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya khususnya pendidikan yang ada sangkut pautnya dengan nilai-nilai pendidikan agama. Karena agama merupakan bagian dari Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia terutama pada sila pertama yakni Ketuhanan Yang Maha Esa. Anak merupakan aset yang menentukan kelangsungan hidup, kualitas dan kejayaan suatu bangsa di masa mendatang. Oleh karena itu anak perlu dikondisikan agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan dididik sebaik mungkin agar di masa depan dapat menjadi generasi penerus yang berkarakter serta berkepribadian baik. Keluarga adalah lingkungan yang pertama dan utama dikenal oleh anak. Karenanya keluarga sering dikatakan sebagai primary group. Alasannya, institusi terkecil dalam masyarakat ini telah mempengaruhi perkembangan individu anggota-anggotanya, termasuk sang anak.

Kelompok inilah yang melahirkan individu dengan berbagai bentuk

(13)

2

kepribadiannya di masyarakat. Oleh karena itu tidaklah dapat dipungkiri bahwa sebenarnya keluarga mempunyai fungsi yang tidak hanya terbatas sebagai penerus keturunan saja. Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menajdi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah

maupun masyarakat. Pendidikan agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan membetuk peserta didik agar menajdi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama. Peningkatan potensi spiritual mencakup pengamalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spiritu

al tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan. potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya

Di dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 7 ayat 1 dinyatakan bahwa “orang tua berperan serta dalam memilih satuan pendidikan dan memperoleh informasi tentang perkembangan anaknya”.

Sementara itu pasal 7 ayat 2 dinyatakan pula bahwa “orang tua dari anak usia dini wajib belajar, berkewajiban memberikan pendidikan dasar kepada

(14)

3

anaknya”(Sisdiknas, 2003:7). Jadi dari sini jelas bahwa pendidikan adalah tanggung jawab bersama baik antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. Oleh karena itu lembaga pendidikan keluarga selaku pendidikan yang paling bertanggung jawab terhadap anak-anaknya, hendaknya selalu memperhatikan dan membimbing anak-anaknya khususnya bimbingan dan didikan yang berhubungan dengan nilai-nilai pendidikan agama. Agama-agama di Indonesia mengajarkan penganutnya supaya menjalani kehidupan menjadi lebih baik lagi. Untuk itu pendidikan agamalah yang berperan besar dalam membentuk pandangan hidup seseorang. Jadi dalam hal ini jelas bahwa pembangunan sumber daya manusia, termasuk pembinaan anak, erat sekali kaitannya dengan penanaman nilai-nilai seperti takwa kepada Tuhan, jujur, disiplin, dan memiliki etos kerja yang tinggi.

Dalam pembangunan karakter seseorang bukanlah suatu proses sesaat, melainkan suatu proses yang panjang yang harus dimulai sedini mungkin, yaitu sejak masa anak-anak. Dengan mendidik anak-anak sejak dini, akan lahirlah generasi anak Indonesia yang berkualitas. Pendidikan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas itu sangat penting bagi manusia pada zaman kemajuan yang serba cepat ini, lebih-lebih pada abad yang akan datang. Dari sekarang telah terasa kuatnya persaingan antara orang perorang, antara kelompok, juga antar bangsa agar mampu bertahan dalam kehidupan yang serba dinamis.

Hidup pada zaman seperti itu tidaklah mudah anak-anak harus disiapkan sedini mungkin, terarah, teratur, dan berdisiplin. Dalam kehidupan seperti itu godaan dan hal-hal yang dapat merusak mental serta moral manusia sungguh amat dahysat.

Dan menghadapi zaman itu agama akan terasa lebih diperlukan. Oleh karena itulah peranan pendidikan keluarga sangat dibutuhkan sekali dalam menanamkan

(15)

4

nilai-nilai agama pada anak semenjak dini agar mereka mampu menjadi tunas bangsa yang baik dan berkualitas. Dari pendapat di atas dapat kita ketahui bahwa peranan pendidikan keluarga amatlah penting, apalagi pendidikan keagamaan.

Karena pendidikan agama di sini merupakan dasar bagi anak-anak dalam rangka sebagai bekal untuk kehidupan mereka selanjutnya. Orang tua selaku pendidik bagi anak-anaknya diharapkan agar selalu berperan aktif dalam menanamkan nila- nilai pendidikan agama pada anak-anaknya khususnya ditempat yang peneliti teliti dilingk ungan IV kelurahan tanjung tiram kabupaten batu bara. Lingkungan IV ini terdapat banyak anak-anak memiliki pendidikan yang rendah serta kurangnya rasa keperdulian orang tua terhadap anak-anaknya sehingga anak cepat terpengaruh dengan lingkungan yang ada dan sangat mudah sekali untuk merusak mental dan moral anak. jumlah penduduk di lingkungan 1V kelurahan tanjung tiram berjumlah 369 jiwa yaitu 66 kartu keluarga. Tanjung tiram adalah salah satu dari tujuh kecamatan di Kabupaten Batubara. Secara geografis berada di bagian selatan dan berbatasan dengan Kabupaten Asahan. Nama ibukota kecamatan juga sama, yaitu, Tanjung Tiram. Sebelumnya Kota Tanjung Tiram hanya dua desa. Bagan Area dan Tanjung Tiram. Kini menjadi sembilan. Tujuh desa dan dua kelurahan.

Ketujuh desa itu, Sukamaju, Sukajaya, Bagan Dalam, Bogak, Bandar Rahmat, Pahlawan dan Desa Lalang. Dua Kelurahan, Tanjung Tiram dan Bagan Area Itulah Kota Tanjung Tiram. Secara keseluruhan, Kecamatan Tanjung Tiram 20 desa. Sebelas desa lainnya berada di seberang jembatan Sei Batu bara Kiri, di antaranya Limalaras, Ujung Kubu, Bagan Baru, Sukaramai dan lainnya. Dari jumlah desa dan kelurahan yang ada tersebut, jelas ibukota Kecamatan Tanjung Tiram terluas dibanding enam ibukota kecamatan lainnya di Batubara. Keadaan

(16)

5

sosial budaya di kelurahan tanjung tiram khususnya dilikungan IV terdapat banyak anak-anak yang kurang mendapat pengawasan dari orang tua.

Dilingkungan IV kelurahan tanjung tiram terdiri dari 66 kartu keluarga dan sebagian besar keluarga dilingkungan IV memiliki tingkat perekonomian menengah kebawah yang menjadi salah satu faktor yang menyebabkan masyarakat di lingkungan IV memiliki tingkat pendidikan yang rendah.

Alasan peniliti menfokuskan penelitian di lingkungan IV dikelurahan tanjung tiram ini dikarenakan terlihat yaitu terdapat banyak keluarga yang memiliki anak usia 4(empat) sampai 12(dua belas) tahun yang menjadi obyek penelitian peneliti. Dimana anak usia 4(empat) sampai 12(dua belas) tahun masih dalam pengawasan keluarga sepenuhnya yang relevan dengan judul penelitian saya “ Peranan orang tua menanamkan nilai-nilai agama pada anak pada keluarga nelayan.

Berdasarkan penelitian dari Ahmad Yasser Effendi dengan judul

“Sosialisasi Dan Kekerasan Simbolik Anak Itik” bahwa anak dari keluarga

nelayan itu rentan jatuh dalam pergaulan yang salah dan bertindakan kriminal disebabkan oleh pendidikan yang rendah untuk itu perlu peran orang tua untuk menanamkan nilai agama untuk mempertahankan karakter atau membangun karakter yang baik pada anak.

Dari berberapa uraian di atas peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian tentang peranan orang tua menanamkan nilai-nilai agama pada anak di lingkungan 1V kelurahan tanjung tiram Kecamatan tanjung tiram kabupaten batu bara, sebab di lingkungan ini perhatian dan peran orang tua terhadap pendidikan agama pada anak-anaknya cukuplah memprihatinkan. Sehingga peneliti tertarik

(17)

6

meneliti bagaimana sebenarnya peran orang tua dalam menanamkan nilai-nilai agama di lingkungan IV kelurahan tanjung tiram.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pemasalahan yang telah dijelaskan dalam latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini yakni:

1. Bagaimana cara orang tua menanamkan nilai-nilai pendidikan agama pada anak?

2. Apa saja faktor-faktor penghambat dan pendukung orang tua dalam menanamkan nilai-nilai agama pada anak?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana cara orang tua menanamkan nilai-nilai pendidikan agama pada anak.

2. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor penghambat dan pendukung orang tua dalam menanamkan nilai-nilai agama pada anak.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan sesuatu yang diharapkan ketika sebuah penelitian telah selesai. Adapun yang menjadi manfaat dilakukannya penelitian ini adalah:

a. Manfaat teoritis

(18)

7

1. Hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan ilmiah dalam mengembangkan kajian Sosiologi, terkhusus yang berkaitan dengan matakuliah Sosiologi Agama.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi, menambah wawasan bagi pembaca, untuk mengetahui tentang Nilai Agama.

b. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:Dapat memperluas khasanah ilmu dan dapat digunakan sebagai acuan bagi peneliti lain yang melakukan penelitian serupa.

1.3 Defenisi Konsep 1.3.1 Peranan

Peranan berasal dari kata peran, berarti sesuatu yang menjadi bagian atau memegangpimpinan yang terutama. Peranan menurut Levinson sebagaimana dikutip oleh SoejonoSoekamto, sebagai berikut: ìPeranan adalah suatu konsep prihal apa yang dapat dilakukan individu yang pentingbagi struktur sosial masyarakat, peranan meliputi norma-norma yang dikembangkan denganposisi atau tempat seseorang dalam masyarakat, peranan dalam arti ini merupakanrangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan. Menurut Biddle dan Thomas, peran adalah serangkaian rumusan yang membatasiperilaku-perilaku yang diharapkan dari pemegang kedudukan tertentu. Misalnya dalamkeluarga, perilaku ibu dalam keluarga diharapkan bisa memberi anjuran, memberipenilaian, memberi sangsi dan lain-lain.

(19)

8 1.3.2 Orang tua

Dalam Kamus besar bahasa Indonesia ( 1995 : 706 ) disebutkan bahwa yang dimaksud dengan orang tua adalah orang yang dihormati di kampung, tetua. Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian orang tua dalam penelitian ini adalah ayah dan ibu dari anak ( jika anak itu tinggal bersama ayah dan ibu ) atau orang lain yang bertanggung jawab atas pendidikan anak tersebut / wali siswa / orang tua asuh atau jika anak tersebut tinggal bersama wali.

1.3.3 Keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

1.3.4 Menanamkan

Di dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1991: 1001) diartikan sebagai berikut

“memasukkan paham/ajaran”.

1.3.5 Agama

Menurut Koentjaraningrat nilai adalah Suatu sistem nilai budaya biasanya berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia.

1.3.6 Agama

Agama menurut perspektif sosiologis agama dapat diartikan yaitu sebuah “aturan atau tatacara hidup manusia yang di percayainya yang bersumber dari Yang Maha Kuasa untuk kebahagian dunia dan akhirat. Sedangkan Nurcholish Madjit mendefinisikan Agama adalah: sikap pasrah kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa, pencipta seluruh langit dan bumi.

1.3.7 Anak

(20)

9

Di dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1991: 6) anak diartikan sebagai

“keturunan kedua/manusia yang masih kecil”.Berdasarkan pendapat di atas, maka yang dimaksud anak dalam penelitian ini adalah anak yang dilahirkan dari rahim ibunya dan masih dalam tanggung jawab orang tua. Dengan demikian yang dimaksud peranan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan agama pada anak adalah tindakan yang dilakukan oleh keluarga di kecamatan tanjung tiram kabupaten batu bara dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan agama pada anak. yang ditanamkan menyangkut masalah nilai-nilai,sehingga dengan penanaman nilai-nilai pendidikan agama tersebut akan terbentuk pribadi-pribadi yang sesuai dengan nilai-nilai ajaran agama.

1.3.8 Nilai-Nilai

Nilai adalah alat yang menunjukan alasan dasar bahwa cara pelaksanaan atau keadaan akhir tertentu lebih disukai secara sosial dibandingkan cara pelaksanaan atau keadaan akhir yang berlawanan. Nilai memuat elemen pertimbangan yang membawa ide-ide seorang individu mengenai hal-ha yang benar, baik, atau diinginkan

(21)

10 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Peranan orang tua

Keluarga adalah lembaga pendidikan informal (luar sekolah) yang diakui keberadaannya dalam dunia pendidikan. Peranannya tidak kalah pentingnya dari lembaga formal dan non formal. Bahan sebelum anak didik memasuki suatu sekolah, dia sudah mendapatkan pendidikan dalam keluarga yang bersifat kodrati.

Hubungan darah antara kedua orang tua dengan anak menjadikan keluarga sebagai lembaga pendidikan yang alami.

Para orang tua umumnya ingin mengetahui tentang bantuan yang dapat mereka berikan kepada anak di rumah. Ada berbagai aktifitas yang Mecer, 1979 (Mulyono Abdurrahman, 1999:109), mengatakan bahwa hal yang dapat dikerjakan orang tua dalam membantu anak di rumah adalah :

1. Melakukan observasi (pengamatan) terhadap perilaku anak 2. Memperbaiki perilaku anak

3. Mengajar anak

Ditambahkannya bahwa orang tua mempunyai lebih banyak waktu untuk bergaul dengan anak bila dibandingkan dengan guru, dokter, atau konselor. Oleh karena itu, melatih orang tua untuk mengembangkan keterampilan melakukan observasi perilaku anak merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat bagi upaya membantu anak berkesulitan belajar. Hasil observasi orang tua dapat dilaporkan kepada guru, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan strategis pemecahan maslalah kesulitan belajar anak. Adapun perilaku anak yang perlu diobservasi oleh orang

(22)

11

tua antara lain adalah berkaitan dengan kemampuan anak dalam memahami pelajaran, mengulang pelajaran dan menyelesaikan tugas.

Masyarakat umumnya memandang bahwa tugas orang tua di rumah adalah menanamkan kebiasaan dan tradisi yang berlaku dalam lingkungan sosialnya.

Orang tua diharapkan dapat mengajarkan kepada anak tentang norma dan keterampilan sosial. Tetapi mengenai pelajaran akademik, ada 2 macam pandangan, pertama, pandangan yang tidak memperbolehkan orang tua mengajarkan bidang akademik kepada anak. Kedua, pandangan yang menganjurkan agar orang tua mengajarkan bidang akademik kepada anak di rumah. Pandangan yang tidak memperbolehkan orang tua mengajarkan bidang akademik kepada anak (Mulyono Abdurrahman, 1999:110), bertolak dari alasan : 1. Orang tua tidak memiliki keterampilan mengajar yang esensial

2. Sering menimbulkan ketegangan dan frustasi pada anak 3. Waktu anak untuk bermain menjadi berkurang

4. Orang tua mungkin merasa bersalah jika tidak memiliki waktu untuk mengajar anak

Sedangkan pandangan yang menganjurkan orang tua mengajarkan bidang akademik kepada anak bertolak dari alasan bahwa :

1. Jika mendapat latihan orang tua dapat berfungsi sebagai guru di rumah 2. Orang tua dapat menjadi pelengkap bagi pembelajaran di sekolah

Jadi dapat dikatakan bahwa perlu tidaknya orang tua menjadi guru bagi anak mereka di rumah tergantung pada berbagai keadaan. Jika orang tua mampu menjalin hubungan yang baik dengan anak, menguasai bahan pelajaran dan metode pengajarannya, dan memiliki waktu untuk mengajar, ada baiknya orang

(23)

12

tua semacam itu sebaiknya tidak menjadi guru bagi anak mereka di rumah.

Beberapa pertimbangan lain untuk memutuskan apakah orang tua perlu mengajarkan bidang akademik kepada anak di rumah adalah kemungkinan waktu anak untuk bermain jadi berkurang, kemungkinan menimbulkan perasaan iri pada anaknya yang lain, dan apakah pengajaran tersebut dapat menyenangkan anak atau tidak.

Selanjutnya cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya. Hal ini jelas dan dipertegas oleh Sutjipto Wirowidjojo (Slameto, 1995:60), dengan pertanyaannya yang menyatakan bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga yang sehat, besar artinya untuk pendidikan dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menetukan untuk pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia.

Melihat pernyataan di atas, dapatlah dipahami betapa pentingnya peranan keluarga di dalam pendidikan anaknya. Cara orang tua mendidik anak-anak akan berpengaruh terhadap belajarnya.

2.2 Pengertian keluarga

Terdapat beragam istilah yang bias di pergunakan untuk menyebut keluarga. Keluarga bisa berarti ibu,bapak,anak-anaknya atau seisi rumah.bisa juga disebut batih yaitu seisi rumah yang menjadi tanggungan dan dapat pula berarti kaum yaitu sanak saudara serta kaum kerabat. Definisi lainnya keluarga adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang direkat oleh ikatan darah,perkawinan,atau adopsi serta tinggal bersama.

Para sosiologi berpendapat bahwa asal usul pengelompokkkan keluarga bermula dari peristiwa perkawinan. Dari sinilah pengertian keluarga dapat dipahami dari

(24)

13

berbagai segi. Pertama, dari segi orang melangsungkan perkawinan yang sah serta di karuniai anak. Kedua, lelaki dan perempuan yang hidup bersama serta memilki seorang anak namun tidak pernah menikah. Ketiga dari segi hubungan jauh antar anggota keluarga, namun masih memilki ikatan darah.Keempat,keluarga yang mengadopsi anak dari orang lain.

Beberapa pengertian keluarga di atas secara sosiologis menunjukkan bahwa dalam keluarga itu terjalin suatu hubungan yang sangat mendalam dan kuat,bahkan hubungan tersebut bisa di sebut dengan hubungan lahir batin.Adanya hubungan ikatan darah menunjukkan kuatnya hubungan yang dimaksud.

Hubungan antara keluarga tidak saja berlangsung selama mereka masih hidup tetapi setelah mereka meninggal dunia pun masing-masing individu. Individu masih memiliki keterkaitan satu dengan lainnya.

Horton dan Hurt memberikan beberapa pilihan dalam mendefinisikan keluarga yaitu:

1. Suatu kelompok yang mempunyai nenek moyang yang sama

2. Suatu kelompok kekerabatan yang disatukan oleh darah dan perkawinan.

3. Pasangan perkawinan dengan atau tanpa anak 4. Pasangan tanpa nikah yang mempunyai anak

5. Para anggota suatu komunitas yangf biasanya mereka ingin disebut sebagai keluarga.

2.3 Fungsi Keluarga

Keluarga juga memiliki fungsi yang harus dilaksanakan. Horton & hunt mengindentifikasikan beberapa fungsi keluarga, yaitu:

(25)

14

1. Keluarga berfungsi untuk mengatur penyaluran dorongan seks. Tidak ada masyarakat yang memperbolehkan hubungan seks sebebas-besasnya antara siapa saja dalam masyarakat. Keluarga sebagai wadah bagi individu untuk menyalurkan hasrat biologis dalam ikatan pernikahan.

2. Reproduksi berupa pengembangan keturunan. Dalam keluarga anak-anak dilahirkan dan dibesarkan dengan kasih sayang kedua orang tuanya.

3. Keluarga berfungsi untuk mensosialisasikan anggota baru masyarakat hingga dapat memerankan apa yang diharapkan darinya. Keluarga merupakan agen sosialisasi dalam pembentukan diri seorang individu.

4. Keluarga memiliki fungsi afeksi. Keluarga memberikan cinta kasih pada seorang anak .

5. Keluarga memberikan status pada seorang anak. Bukan hanya status yang diperoleh seperti jenis kelamin, hubungan kekerabatan, tapi juga termasuk status yang diperoleh orang tua yaitu status dalam suatu kelas sosial tertentu.

6. Keluarga memberikan perlindungan kepada anggotanya, baik perlindungan fisik maupun yang bersifat kejiwaan.

7. Keluarga memiliki fungsi moral. Misalnya orang tua (bapak dan ibu) adalah pendidik kodrati

2.4 Pengertian Agama.

Berdasarkan sudut pandang kebahasaan-bahasa indonesia pada umumnya

“agama” diangap sebagai kata yang berasal dari bahasa sansekerta yang artinya

“tidak kacau” hal itu mengandung pengertian bahwa agama adalah suatu

(26)

15

peraturan yang mengatur kehidupan manusia agar tidak kacau. Pengertian Agama Kata keagamaan berasal dari kata dasar Agama dan mendapat awalan ke dan akhiran yang artinya adalah kepercayaan kepada Tuhan, hal-hal gaib yang memiliki kekuatan besar akidah. Dalam buku Psikologi Agama karya Jalaluddin Rahmat, menurut Harun Nasution, Agama mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan di patuhi manusia. Ikatan dimaksud berasal dari suatu kekuatan yang lebih dari manusia sebagai kekuatan yang gaib yang tak dapat ditangkap dengan pancaindra, namun mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap kehidupan manusia sehari-hari. Keagamaan merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan agama. Artinya segala hal baik berupa sikap, ritual maupun kepercayaan yang bersifat agama masuk kedalam keagamaan.

Dalam Kamus Sosiologi, pengertian agama ada 3 macam yaitu:

1) kepercayaan pada hal-hal yang spiritual

2) perangkat kepercayaan dan praktik-praktikspiritual yang dianggap sebagai tujuan tersendiri

3) ideology mengenai hal-hal yang bersifat supranatural Sementara itu Thomas F.

O’Dea mengatakan bahwa agama adalah pendayagunaan sarana sarana supra- empiris untuk maksud-maksud non-empiris atau supra-empiris

2.5 Teori Fungsionalisme Struktural Robert K. Merton

Pendekatan fungsionalisme struktural di bangun atas asumsi dasar bahwa masyarakat merupakan suatu organisme biologis. Oleh karena itu penekanan dari pendekatan ini umumnya diberikan kepada institusi sosial. Menurut teori ini

(27)

16

masyarakat merupakan suatu sistem sosial yang terdiri atas bagian-bagian atau elemen yang saling berkaitan dan saling menyatu dalam keseimbangan.

Perubahan yang terjadi pada suatu bagian akan membawa perubahan pula terhadap bagian yang lain. Asumsi dasarnya adalah bahwa setiap struktur sosial dan sistem sosial terhadap bagian atau elemen yang lain. Sebaliknya jika tidak fungsional maka struktur itu tidak akan ada atau akan hilang dengan sendirinya (George Ritzer, 2010:21)

Menurut Robert K Merton penganut teori ini, berpendapat bahwa obyek analisa sosiologi adalah fakta sosial seperti: peranan sosial, pola-pola institusional, proses sosial, organisasi kelompok, pengendalian sosial dan lain-lain (George Ritzer, 2010:22). Konsep-konsep utama dalam teori funsionalisme struktural adalah fungsi, disfungsi, fungsi laten, fungsi manifest dan keseimbangan. Hampir semua penganut teori ini memusatkan perhatian kepada fungsi. Hanya saja menurut Merton, sering terjadi percampuradukan antara motif- motif subyektif dengan pengertian fungsi. Padahal pengertian fungsionalisme struktural harus lebih banyak ditunjukan kepada fungsi-fungsi dibandingkan dengan motif-motif lain. Fungsi adalah akibat-akibat yang dapat diamati dalam proses adaptasi atau penyusuaian suatu sistem.

Oleh karena itu fungsi bersifat netral, secara ideologis, maka Merton mengajukan konsep yang disebut disfungsi. Dalam konsep fungsi terdapat fungsi manifest dan fungsi laten. Fungsi manifest merupakan bagian-bagian yang terbentuk dalam suatu sistem sosial karena perencanaan, sedangkan fungsi laten merupakan fungsi yang sering kali tidak dikehendaki, tidak di akui yang timbul

(28)

17

akibat tidak diperhitungkan pada proses krhidupan sistem dalam mencapai tujuan- tujuannya.

Sebagaimana para penganut teori struktural fungsional melihat masyarakat dengan menganalogikan masyarakat ibarat organisme biologis. Maksudnya masyarakat terdiri dari bagian-bagian atau unsur-unsur (struktur) yang masing- masing mempunyai fungsi dan unsur-unsur itu bekerjasama dalam suatu kesatuan yang saling mempengaruhi. Makhluk hidup bisa berprilaku baik maupun buruk. Ia berprilaku baik jika bagian-bagian dari dirinya (kelompok/individu fungsional) memiliki kebersamaan satu sama lain. Jika ada bagiannya yang tidak lagi menyatu secara kolektif, maka prilaku dari masyarakat tersebut terancam. Demikian halnya juga dalam keluarga yang terdiri dari anggota keluarga yang saling berhubungan satu sama lain dan fungsional terhadap anggota keluarga lainnya. Dalam keluarga seorang ayah dan ibu berperan sebagai orang tua terhadap anak-anaknya. Jika ayah dan ibu tidak menjalankan peran dan tanggung jawab sebagai pendidik terhadapkeluarganya, maka akan terjadi disfungsi keluarga yang mengganggu sistem yang ada dalam keluarga, membuat fungsi mendidik keluarga mengalami pergeseran.

(29)

18 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kualitatif yang berusaha menggambarkan peranan orang tua menanamkan nilai-nilai agama pada anak dikeluarga nelayanmelalui metode studi kasus. Pendekatan kualitatif diartikan sebagai pendekatan penelitian yang menghasilkan berupa data, tulisan, dan tingkah laku yang didapat dan apa yang diamati serta untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian.

Jenis penelitian menggunakan pendekatan kualitatif karena analisis data yang dilakukan tidak untuk menerima atau menolak hipotesis melainkan berupa deskripsi atas gejala-gejala yang diamati, yang tidak selalu harus berbentuk angka-angka atau koefisien antarvariabel (Wirartha).

3.2 Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti memilih lokasi di Lingkungan IV Kelurahan Tanjung Tiram Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara. Alasan peneliti memilih lokasi ini dengan secara sengaja, dikarenakan di Kecamatan Tanjung Tiram banyaknya anak-anak yang kurang mendapatkan perhatian orang tuanya tentang pendidikan agama.

3.3 Unit Analisis dan Informan 3.3.1 Unit Analisis

Unit analisis adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subyek penelitian. Salah satu ciri dan karakteristik dari penelitian sosial adalah

(30)

19

menggunakan apa yang disebut dengan “unit of analisys”. Ada dua jumlah unit yang lazim digunakan pada penelitian sosial yaitu, individu, kelompok dan sosial.

Dalam penelitian ini yang menjadi unit analisis adalah orang tua dan anak diKecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara.

3.3.2 Informan

Informan adalah orang yang diwawancarai, dimintai informasi oleh pewawancara.Informan adalah orang yang diperkirakan menguasai dan memahami data, informasi, ataupunfakta dari suatu penelitian (Bungin 2007:111).Penarikan informan secara purposive sampling. Karakteristiknya adalah :

1. Orang tua yang tinggal di Lingkungan IV Kelurahan Tanjung Tiram Kecamatan Tanjung tiram

2. Anak usia 4(empat) sampai 12(dua belas) tahun yang tinggal bersama orang tua dilingkungan IV Kelurahan Tanjung Tiram Kecamatan Tanjung Tiram.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data atau informasi dalam penelitian di lapangan, maka diperlukan adanya alat pengumpulan data.Pengumpulan data dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi yang dapat menjelaskan dan menjawab permasalahan-permasalahan yang bersangkutan. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah menggunakan teknik pengumpulan data primer dan data sekunder :

3.4.1 Data Primer

Teknik pengumpulan data primer adalah peneliti melakukan kegiatan langsung ke lokasi penelitian untuk mencari data-data yang lengkap dan berkaitan

(31)

20

dengan masalah yang akan diteliti. Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap Informan. Adapun teknik pengumpulan data ini dilakukakan dengan cara :

1. Observasi

Metode observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan.Observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindera mata serta dibantu dengan pancaindera lainnya (Bungin 2007:118). Dengan menggunakan metode observasi ini peneliti dapat melihat bagaimana peranan orang tua menanamkan nilai-nilai agama pada anak dikeluarga nelaya di Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara. Observasi bertujuan untuk mencocokkan pengamatan dengan hasil wawancara, dan selain itu juga dapat mengungkap kenyataan yang ada yang tidak terdapat dalam wawancara.

2. Wawancara Mendalam

Wawancara mendalam secara umum adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dan informan atau orang yang diwawancarai, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama (Bungin 2007:111). Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara mendalam terhadap informan.

3.4.2 Data Skunder

Data skunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian.Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini melalui penelitian studi kepustakaan yang diperlukan untuk mendukung data, diperoleh dari buku-

(32)

21

buku ilmiah, laporan penelitian ilmiah, dokumen, jurnal, skripsi, dan foto yang dianggap relevan dengan masalah yang diteliti.

3.5 Interpretasi Data

Interpretasi data atau penafsiran data merupakan suatu kegiatan menggabungkan antara hasil analisis dengan permasalahan penelitian untuk menemukan makna yang ada dalam permasalahan.Interpretasi data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia yang didapat melalui observasi, wawancara, dan juga dokumentasi. Setelah itu kemudian data akan dipelajari dan ditelaah kembali menggunakan teori yang digunakan dan di interpretasikan secara kualitatif untuk menganalisis permasalahan tersebut.

Interpretasi data dimulai dengan seluruh data-data yang telah diperoleh dalam penelitian ini baik melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan catatan dilapangan akan diinterpretasikan berdasarkan dukungan teori dalam kajian pustaka, kemudian data tersebut akan diatur, diurutkan, dikelompokkan ke dalam kategori, pola atau uraian tertentu. Disini peneliti akan mengelompokkandata-data yang diperoleh dari hasil wawancara dan sebagainya, selanjutnya akan dipelajari dan ditelaah secara seksama agar diperoleh hasil atau kesimpulan yang baik dan sampai pada akhirnya menjadikan laporan penelitian.

(33)

22 3.6 Jadwal kegiatan

No Jadwal Kegiatan Bulan Ke

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Pra Observasi

2 ACC Judul

3 Penyusunan Laporan Penelitian

4 Seminar Proposal

5 Revisi Proposal Penelitian

6 Penelitian Lapangan

7 Pengumpulan dan Interprestasi Data

8 Bimbingan

9 Penulisan Laporan Akhir

10 Sidang Meja Hijau

3.7 Keterbatasan penelitian

Keterbatasan penelitian adalah hambatan-hambatan yang dihadapi peneliti didalam melakukan peneitian di lapangan. Dalam hal ini peneliti mengalami hambatan-hambatan didalam melakukan penelitian antara lain: dalam melakukan wawancara mendalam terhadap informan, hal ini karena adanya keterbatasan

(34)

23

waktu yang dimiliki informan dalam proses wawancara yang dikarenakan kesibukan informan sehari-hari, selain itu pada saat dilakukan pengumpulan data (wawancara), cuaca tidak mendukung disebabkan musim hujan, kemudian peneliti mengalami kesulitan dalam membuat kata-kata yang bisa dipahami dan dimengerti pembaca. Walaupun demikian peneliti akan berusaha melaksanakan kegiatan peneliti ini dengan semaksimal mungkin agar data bersifat valid dan tujuan yang diinginkan tercapai.

(35)

24 BAB IV

DESKRIPSI DAN INTERPRESTASI DATA PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian

41.1 Keadaan Geografis Kabupaten Batu Bara

Kabupaten Batu Bara merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara yang baru terbentuk pada tahun 2007, yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Asahan. Batu Bara berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara yang berbatasan dengan Selat Malaka. Kabupaten Batu Bara menempati area seluas 90.496 Ha yang terdiri dari 7 Kecamatan serta 100 Desa/Kelurahan Definitif. Wilayah Kabupaten Batu Bara di sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagai, di sebelah Selatan dengan

(36)

25

Kabupaten Asahan, di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Simalungun dan di sebelah Timur berbatasan dengan Selat Malaka. Berdasarkan luas daerah menurut kecamatan, daerah Lima Puluh merupakan kecamatan terluas dengan luas wilayah mencapai 239,55 Km² atau 26,47 persen dari luas total Batu Bara.

Sedangkan Kecamatan Medang Deras merupakan wilayah terkecil dengan luas 65,47 Km² atau 7,23 persen dari luas total Batu Bara.

WILAYAH ADMINISTRATIF

Wilayah Administrasi pemerintahan Kabupaten Batu Bara terdiri dari 7 kecamatan, 93 desa dan 7 kelurahan yang terdiri dari 1 desa swadaya mula, 25 desa swakarya mula, 6 swakarya madya, 62 desa swasembada mula dan 6 desa swasembada madya yang seluruhnya telah definitif. Dari 100 kepala desa atau lurah, 9 diantaranya dikepalai oleh perempuan atau sekitar 9 persen.

JUMLAH PENDUDUK

Jumlah penduduk Batu Bara keadaan Bulan Juni Tahun 2008 diperkirakan sebesar 380.570 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 421 jiwa per km2. Sebagian besar penduduk bertempat tinggal di daerah pedesaan yaitu sebesar 77,11 persen dan sisanya 22,89 persen tinggal di daerah perkotaan. Jumlah rumah tangga sebanyak 85.364 rumah tangga dan setiap rumah tangga rata-rata dihuni oleh sekitar 4,5 jiwa, sedangkan laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2008 sebesar 1,80 persen. Jumlah penduduk laki-laki pada tahun 2008 lebih sedikit dari penduduk perempuannya dengan persentase sebesar 49,90 persen dengan rasio jenis kelamin sebesar 96,47 yang artinya dari 100 penduduk perempuan terdapat

(37)

26

kirakira 99 penduduk laki-laki. Bila dilihat per kecamatan maka Kecamatan Lima Puluh merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar dengan tingkat persebaran penduduk sebesar 22,85 persen sedangkan Kecamatan Sei Balai adalah yang terkecil yaitu 7,63 persen. Untuk Kecamatan terpadat urutan pertama adalah Kecamatan Medang Deras dengan kepadatan mencapai 705 jiwa per km2 disusul dan yang terjarang adalah Kecamatan Sei Suka yaitu 311 jiwa per km2. Dilihat dari kelompok umur, persentase penduduk usia 0-14 tahun sebesar 36,26 persen, 15-64 tahun sebesar 59,90 persen dan usia 64 tahun ke atas sebesar 3,84 persen yang berarti jumlah penduduk usia produktif lebih besar dibandingkan penduduk usia non produktif dengan rasio beban ketergantungan sebesar 66,94 artinya setiap 100 orang penduduk usia produktif menanggung sekitar 67 orang penduduk usia non produktif. Penduduk Batu Bara yang menganut agama Islam pada tahun 2008 sebesar 85,37 persen, Katolik sebesar 2,27 persen, Protestan sebesar 11,59 persen, Budha sebesar 0,74 persen dan Hindu sebesar 0,04 persen. Untuk suku bangsa yang terbanyak adalah Jawa sebesar 39,34 persen kedua suku Melayu sebesar 37,99 persen dan urutan ketiga adalah suku Batak sebesar 18,44 persen sedangkan sisanya adalah suku Minang, Banjar, Aceh dan lainnya.

4.1.2 Gambaran Umum Tanjung Tiram Dan Sejarah Tanjung Tiram

Kecamatan Tanjung Tiram

Negara Indonesia

Provinsi Sumatera Utara

Kabupaten Batu Bara

Pemerintahan

(38)

27

Camat Muhammad Nashir Yuhanan, S.Pd

Luas 173,79 km²

Jumlah Penduduk 59713

Kepadatan 344 jiwa/km²

Desa Kelurahan 20/2

Tanjung Tiram adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara, Indonesia. Sebagian besar wilayahnya ini berada dipingiran laut, dan karena itu nelayan menjadi mata pencarian utama, disamping pertanian dan perkebunan. Kantor Ibukota kecamatan ini terletak hanya beberapa ratus meter dari pinggiran laut yang langsung menghadap selat Malaka. Wilayah ini mempunyai Dermaga dan TPI (Tempat Penjualan Ikan) yang dikenal sebagai

"BOM". Nama BOM ini mengacu pada sejarah ketika Jepang masuk ke Sumatera Timur melalui dermaga ini. Dan untuk memuluskan jalan masuk Jepang membom wilayah ini. Reruntuhan dan puing-puing bekas "pengeboman" , berupa pancang- pancang bangunan terbuat dari beton yang dicor besi yang menjorok ke laut masih bisa dilihat sampai sekarang. Secara tradisional laut menjadi penghubung antara wilayah ini dengan negeri jiran, Malaysia.

Dimasa lalu dua penduduk dari dua wilayah perbatasan negara ini bebas saling berkunjung, namun sekarang ketika manajemen modern telah berlaku, akativitas tersebut hampir berhenti. Dulu wilayah ini mempunyi laguna yang indah, namun seiring dengan terjadingan penambangan pasir laguna dan pasir kuarsa putih itupun sekarang sudah rusak dan tinggal sisa-sisa saja.

(39)

28 Desa/Kelurahan

1. Bagan Baru 2. Bagan Dalam 3. Bogak

4. Guntung 5. Lima Laras 6. Pematang Rambai 7. Sungai Mentaram 8. Sentang

9. Suka Maju 10. Tanjung Mulia 11. Tanjung Tiram Kota 12. Ujung Kubu

13. Tali air permai, tanjung, batu bara

Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara

Desa : Bagan Baru · Guntung · Lima Laras · Pematang Rambai · Sungai Mentaram · Sentang · Tanjung Mulia · Ujung Kubu · Bagan Dalam · Bogak · Suka Maju · Pahlawan · Bandar Rahmat · Lalang · Suka Jaya · Mekar Laras · Bandar Sono · Jati Mulia · Kapal Merah · Tali Air Permai

Kelurahan : Tanjung Tiram, Bagan Arya

Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara

(40)

29

Kecamatan : Air Putih • Limapuluh • Medang Deras • Sei Balai • Sei Suka • Talawi • Tanjung Tiram.

4.2 Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin

Mayoritas penduduk lingkungan IV Kelurahan Tanjung Tiram ialah laki- laki dengan jumlah 197 jiwa sedangkan perempuan 172 jiwa hingga tahun 2017 jumlah seluruh penduduk lingkungan IV Kelurahan Tanjung Tiram ialah 369 jiwa yang terdiri dari 66 kepala keluarga.

Secara rinci jumlah penduduk lingkungan IV Kelurahan Tanjung Tiram dapat disajikan dalam tabel berikut :

Tabel Jumlah penduduk Lingkungan IV Kelurahan Tanjung Tiram

No Jenis kelamin Jumlah

1 Laki-laki 197 jiwa

2 Perempuan 172 jiwa

Jumlah 369 jiwa

Sumber : Kantor Lurah kecamatan Tanjung Tiram (30 maret 2017)

4.2.1 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama

Secara sosiologis, masyarakat lingkungan IV Kelurahan Tanjung Tiram merupakan masyarakat yang homogen jika ditinjau dari beberapa aspek salah satunya agama. Berdasarkan data dari kantor Lurah Kecamatan Tanjung Tiram dan penuturan dari tokoh agama, pada tahun2017 tercatat bahwa seluruh masyarakat lingkungan IV kelurahan Tanjung Tiram menganut agama Islam.

(41)

30

4.2.2 Komposisi Suku Masyarakat Lingkungan IV Kelurahan Tanjung Tiram

Tabel Komposisi Suku Masyarakat Lingkungan IV Kelurahan Tanjung Tiram

No Suku Jumlah

1 Melayu 300 jiwa

2 Jawa 5 jiwa

3 China 3 jiwa

Sumber : Kantor Lurah Kecamatan Tanjung Tiram (30 maret 2017)

4.2.3 Komposisi Pendidikan Masyarakat Lingkungan IV Kelurahan Tanjung Tiram

Tabel Tingkat Pendidikan Masyarakat Lingkungan IV Kelurahan Tanjung Tiram

No Jenjang pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Tidak tamat SD 25 jiwa 20 jiwa 45 jiwa

2 Sedang menempuh SD 33 jiwa 40 jiwa 73 jiwa

3 Tamat SD 50 jiwa 20 jiwa 70 jiwa

4 Tamat SMP 20 jiwa 20 jiwa 40 jiwa

5 Tamat SMA 50 jiwa 30 jiwa 80 jiwa

6 Tamat S1 2 jiwa 5 orang 7 jiwa

(42)

31

Jumlah 315 jiwa

Sumber : Kantor Lurah Kecamatan Tanjung Tiram (30 maret 2017)

Rendahnya tingkat pedidikan masyarakat sangat terkait dengan letak dan kondisi masyarakat nelayan di tanjung tiram yang sosial ekonomi nya rendah, maka dari itu sangat memprihatinkan pendidikan generasi-genersi muda yang akan datang.

4.2.4 Jenis Mata Pencaharian Penduduk Lingkungan IV Kelurahan Tanjung Tiram

Tabel Jenis Mata Pencaharian Penduduk Lingkungan IV Kelurahan Tanjung Tiram

No Jenis pekerjaan Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Nelayan 200 jiwa - 200 jiwa

2 Wiraswasta 50 jiwa 40 jiwa 90 jiwa

3 Pegawai Negri - 4 jiwa 4 jiwa

Jumlah 250 jiwa 44 jiwa 294 jiwa

Sumber : Kantor Lurah kecamatan Tanjung Tiram (30 maret 2017)

(43)

32 4.3 Profil Informan

4.3.1 Orang Tua

1. Elia

Ibu elia berprofesi sebagai jualan sarapan pagi di lingkungan IV kecamatan tanjung tiram sekaligus merupakan salah satu contoh orang tua yang bisa menjadi contoh teladan terhadap orang banyak dilingkungan IV tersebut.

Informan berusia 40 tahundengan status menikah, memiliki 3 orang anak dengan 1 orang anak laki-laki dan 2 orang anak perempuan. Suaminya bekerja sebagai wiraswasta informan bertempat tinggal di lingkungan IV Kelurahan Tanjung Tiram Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara

2. Aisyah

Ibu aisyah berprofesi sebagai Ibu rumah tangga Informan berusia 35 tahun dengan status menikah, memiliki 4 orang anak dengan 2 orang anak laki-laki dan 2 orang anak perempuan. Suaminya bekerja sebagai pedagang ikan informan bertempat tinggal di lingkungan IV Kelurahan Tanjung Tiram Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara

3. Hawani

Ibuk hawani berprofesi sebagai bidan di lingkungan IV dikatakan ibu yang bisa membantu banyak orang dengan masalah kesehatan. Informan berusia 30 Tahun dengan status menikah, memiliki 3 orang anak dengan 2 orang anak laki- laki dan 1 orang anak perempuan. Suaminya bekerja sebagai pedagang ikan informan bertempat tinggal di lingkungan IV Kelurahan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara

(44)

33 4. Hanifah

Ibu Haniah berprofesi sebagai Ibu rumah tangga Informan berusia 39 tahun dengan status menikah, memiliki 5 orang anak dengan 1 orang anak laki- laki dan 4 orang anak perempuan. Suaminya bekerja sebagai pedagang dan Informan bertempat tinggal di lingkungan IV Kelurahan Tanjung Tiram Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara

5. Misnawati

Ibu Misnawati berprofesi sebagai Ibu rumah tangga Informan berusia 44 tahun dengan status menikah, memiliki 4 orang anak dengan 2 orang anak laki- laki dan 2 orang anak perempuan. Suaminya bekerja sebagai pedagang dan informan bertempat tinggal di lingkungan IV Kelurahan Tanjung Tiram Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara

6. Khiriah

Ibu Khairiah berprofesi sebagai jualan nasi sekaligus merupan salah satu orang tua yang sukses dalam mendidik anak dilingkungan IV. Anak nya hampir semua berpendidikan yang tinggi Informan berusia 48 tahun dengan status menikah, memiliki 12 orang anak dengan 10 orang anak laki-laki dan 2 orang anak perempuan. Suaminya bekerja sebagai pedagang. informan bertempat tinggal di lingkungan IV Kelurahan Tanjung Tiram Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara

7. Jumiah

Ibu Jumiah berprofesi sebagai salah satu guru yang ada di SMA kecamatan tanjung tiram Informan berusia 40 tahun dengan status menikah, memiliki 3 orang anak dengan 2 orang anak laki-laki dan 1 orang anak perempuan. Suaminya

(45)

34

bekerja sebagai pedagang ikan dan informan bertempat tinggal di lingkungan IV Kelurahan Tanjung Tiram Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara 8. Rida

Ibu Rida berprofesi sebagai Ibu rumah tangga Informan berusia 43 tahun dengan status menikah, memiliki 4 orang anak dengan 2 orang anak laki-laki dan 2 orang anak perempuan. Suaminya bekerja sebagai pedagang ikan dan informan bertempat tinggal di lingkungan IV Kelurahan Tanjung Tiram Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara

9. Sabariah

Ibu Sabariah berprofesi sebagai Guru Informan berusia 38 tahun dengan status menikah, memiliki 3 orang anak dengan 3 orang anak laki-laki. Suaminya bekerja sebagai pedagang dan informan bertempat tinggal di lingkungan IV Kelurahan Tanjung Tiram Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara

10. Cut zahara

Ibu zahara salah satu isteri dari kepala lingkungan di lingkungan IV Kelurahan Tanjung Tiram dan informan berprofesi sebagai Ibu rumah tangga dan berusia 45 tahun dengan status menikah, memiliki 3 orang anak dengan 1 anak laki-laki dan 2 orang anak perempuan. Suaminya bekerja sebagai wiraswasta dan informan bertempat tinggal di lingkungan IV Kelurahan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara.

(46)

35 4.3.2 Anak

11. Suhaila Nazifah

Informan berusia 10 tahun dan menduduki sekolah kelas 4 SD berjumlah 3 bersaudara informan bertempat tingga di lingkungan IV Kelurahan Tanjung Tiram Kecamatan tanjung tiram Kabupaten Batu Bara

12. Aldi Alfarizi dan Alfin Huda

Informan berusia 12 tahun dan 10 tahun informan menduduki sekolah kelas 6 dan kelas 4 SD informan berjumlah 3 bersaudara. Informan bertempat tinggal di lingkungan IV Kelurahan Tanjung Tiram Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara

13. Juriani Putri

Informan berusia 12 tahun informan menduduki sekolah kelas 6 SD informan berjumlah 5 bersaudara. Informan bertempat tinggal di lingkungan IV Kelurahan Tanjung Tiram Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara

14. Amar Mufhti

Informan berusia 12 tahun informan menduduki sekolah kelas 6 SD informan berjumlah 4 bersaudara. Informan bertempat tinggal di lingkungan IV Kelurahan Tanjung Tiram Kecamatan Tanjung tiram Kabupaten Batu Bara

15. Zahir

Informan berusia 10 tahun informan menduduki sekolah kelas 4 SD informan berjumlah 12 bersaudara. Informan bertempat tinggal di lingkungan IV Kelurahan Tanjung Tiram Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara

(47)

36 16. Ananda Wan

Informan berusia 10 tahun informan menduduki sekolah kelas 4 SD informan berjumlah 4 bersaudara. Informan bertempat tinggal di lingkungan IV Kelurahan Tanjung Tiram Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara

17. M. Fahri dan M. Farhan

Informan berusia 12 tahun informan menduduki sekolah kelas 6 SD informan berjumlah 3 bersaudara. Informan bertempat tinggal di lingkungan IV Kelurahan Tanjung Tiram Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara

18. Zamzami

Informan berusia 8 tahun informan menduduki sekolah kelas 2 SD informan berjumlah 3 bersaudara. Informan bertempat tinggal di lingkungan IV Kelurahan Tanjung Tiram Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara

19. Mhd Ismail Arman Lubis

Informan berusia 7 tahun informan menduduki sekolah kelas 1 SD informan berjumlah 3 bersaudara. Informan bertempat tinggal di lingkungan IV Kelurahan Tanjung Tiram Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara.

20. Jelita Nazwa

Informan berusia 12 tahun informan menduduki sekolah kelas 6 SD informan berjumlah 3 saudara. Informan bertempat tinggal di lingkungan IV Klurahan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara.

4.4 Pentingnya Menanamkan Nilai Agama Pada Anak

Nilai menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sifat-sifat atau hal- hal yang penting yang berguna bagi kemanusiaan. Nilai merupakan suatu yang ada hubungannya dengan subjek, sesuatu yang dianggap bernilai jika pribadi itu

(48)

37

merasa bahwa sesuatu itu bernilai. Jadi nilai adalah sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi manusia sebagai tingkah laku .

Sedangkan agama adalah peraturan Tuhan yang membimbing orang yang berakal, dengan jalan memilihnya untuk mendapatkan keselamatan dunia akhirat di dalamnya mencakup unsur-unsur keimanan dan amal perbuatan. Agama juga diartikan sebagai segenap kepercayaan (kepada Tuhan) serta dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu. Jadi, yang dimaksud dengan nilai-nilai agama adalah suatu kandungan atau isi dari ajaran untuk mendapatkan kebaikan di dunia dan akhirat yang diterapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Nilai Agama sangat penting diterapkan pada anak, untuk memperkuat pondasi dari dalam diri seorang anak, sehingga kelak di kemudian hari mereka bisa lebih bisa mengendalikan diri dan berpikir sebelum melakukan suatu tindakan.

Hal demikian juga disampaikan oleh ibu informan Elia yang menuturkan bahwa :

“sangat penting sekali menanamkan nilai agama kepada anak karena nilai agama itu yang menjadi tiang hidup atau pedoman dalam kehidupan manusia jadi wajib orang tua menanamkan nilai agama itu terhadap anak. Sehinga kalau nilai agama itu ada anak tau arah yang ingin ditujukannya, Manfaatnya banyak sekali anak bisa menjadi anak yang soleh dan soleha, dan anak bisa menjadi teman yang baik dalam lingkungan, dan anak-anak pada tau mana yang baik dan buruk bagi dirinya”.

Hal yang serupa juga di sampaikan oleh informan ibu Misnawati yang menuturkan bahwa :

“ sangat penting sekali menanamkan nilai agama kepada anak-anak namnya juga agama, agama itu lah sangat berperan besar dalam kehidupan karena buk minawati mengatakan bahwa agama itulah yang harus ditanamkan didalam dada, karena kemanapun kita berada jika kita meganut agama kita akan selamat.

manfaat mengajarkan nilai agama manfaatnya supaya anak-anaknya kelak tau mana yang baik mana yang buruk bagi dirinya ”.

(49)

38

Senada dengan penuturan informan ibu Elia dan ibu Misnawati, begitu juga penuturan informan ibu Khairiah yang menuturkan bahwa :

“ 100 % sangat penting menanamkan nilai agama kepada anak-anak. manfaatnya cukuplah banyak sekali anak-anak tumbuh menjadi anak yang berbakti kepada orang tua, dan buk khariah ini juga termasuk golongan orang tua yang bisa dikatakan sukses dalam mendidik anak karena dilingkungan IV ini termasuk lingkungan yang banyak memakai narkoba tetapi anak dari buk khairiah tersebut satupun tidak ada yang bersifat menyimpang” .

Dari penuturan informan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa nilai agama memiliki pengaruh yang positif terhadap perkembangan anak, kemanapun anak pergi, jika dibekali dengan nilai agama anak akan mampu melihat mana perbuatan yang baik dan yang buruk. Nilai agama ini juga memiliki manfaat, diantaranya adalah anak bisa menjadi anak yang dapat diandalkan dalam lingkungan masyarakat sekitarnya, dan anak bisa menjadi teman yang baik dalam lingkungan.

4.5 Peran Orang Tua dalam Menanamkan Nilai –nilai Agama Pada Anak Peran adalah suatu konsep prihal apa yang dapat dilakukan individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat, peranan meliputi norma-norma yang dikembangkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat, peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan. Peran juga dapat berarti perilaku yang diharapkan dari orang yang mempunyai kedudukan atau status.”Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan, apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka ia menjalankan suatu peranan”(Soekanto, 2002:243).

Pendidikan orangtua terhadap anaknya merupakan pendidikan dasar yang tidak dapat diabaikan sama sekali. Maka dari itu orangtua hendaklah bijaksana

(50)

39

dan pandai mendidik anak-anaknya. Peranan orang tua dalam keluarga sangat penting dalam menjalankan fungsi sosialisasi pada anak. Kesatuan orang tua yang kuat dapat memberikan pengajaran yang besar bagi anak-anaknya. Orang tua dituntut harus bekerja sama secara baik agar anak dapat mencontohnya, karena anak merupakan mesin perekam yang cukup baik karena masih dalam tahap perekembangan.

Dapat disimpulkan bahwa peranan orang tua dalam pendidikan anak- anaknya adalah sebagai berikut: Sumber dan pemberi rasa kasih sayang, pengasuh dan pemelihara, tempat mencurahkan isi hati, mengatur kehidupan dalam rumah tangga, pendidik dalam segi-segi emosional.

Salah satu usaha yang dilakukan orang tua dalam mensosialisasikan nilai- nilai agama kepada anak mereka adalah seringnya orang tua memberikan nasehat kepada anak-anaknya. Nasehat merupakan ungkapan kata-kata hikmah yag memberikan kesan bahwa ia adalah terpuji dan mulia, selain berupa anjuran agar anak melakukan perbuatan yang baik dan benar, nasehat juga diberikan dalam bentuk melarang.

Peran orang tua sangat penting demi terciptanya suatu kepribadian individu yang diharapkan oleh masyarakat. Oleh karena itu orang tua perlu menyadari akan peran dan tanggung jawab mereka terhadap anak-anaknya yang sangat penting, orang tua sebagai teladan pertama bagi anak-anaknya dan sebagai institusi yang paling berpengaruh terhadap proses sosialisasi anak, kususnya mengenai nilai-nilai agama.

Setiap orang tua tentunya menginginkan agar anak-anaknya dapat melakukan perbuatan-perbuatan yang baik dan benar. Untuk itu perlunya orang

Gambar

Tabel Jumlah penduduk Lingkungan IV Kelurahan Tanjung Tiram
Tabel Tingkat Pendidikan Masyarakat Lingkungan IV Kelurahan Tanjung  Tiram
Tabel Jenis Mata Pencaharian Penduduk Lingkungan IV Kelurahan  Tanjung Tiram
Gambar 1 : Lingkungan IV Kelurahan Tanjung Tiram Kecamatan Tanjung  Tiram Kabupaten Batu Bara, Lokasi penelitian penulis
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bakteri endofit yang diisolasi dari daun jeruk keprok varietas Madura yaitu ada 9 macam koloni bakteri dan di karakteristikkan dengan media PCA, NA dan MCA

Asiakasmaksulain 4 ja 5 §:t määrittelevät sosiaali- ja terveydenhuollon maksuttomat palvelut. Lain 4 §:ssä ovat maksuttomat sosiaalihuollon palvelut ja 5 §:ssä maksuttomat

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG.. Pengaruh persepsi siswa pada penggunaan media charta dalam pembelajaran biologi materi pokok fotosintesis terhadap hasil

Metode yang digunakan adalah simulasi komputerisasi dengan SAP 2000 versi 14 terhadap 5 sampel untuk mendapatkan ukuran jarak lubang yang optimum pada balok baja profil I dengan

Perlakuan dari ketiga media tanam dan sistem fertigasi yang digunakan pada penelitian tersebut merupakan kombinasi yang tepat sehingga berpengaruh terhadap hasil tanaman

Dari Program Kemitraan Masyarakat (PKM) yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa mitra memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang produksi, manajemen usaha dan

Sedangkan menurut (Sagala, 2010:12) ranah afektif adalah kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi, dan reaksi-reaksi yang berbeda dengan penalaran yang terdiri dari

wisatawan muda asal Eropa dan Australia tersebut terkadang mem- bawa akibat yang kurang baik bagi wisatawan. Keamanan mereka temyata kurang terjamin. Beberapa pengalaman