• Tidak ada hasil yang ditemukan

MUNÂSABAH ÂYÂT DALAM SURAH YÂSÎN (Studi Analisis Terhadap Tafsir Nazhm ad-Durar fî Tanâsub al-Âyât wa as-Suwar karya Burhân ad-Dîn al-Biqâ’î pada Surah Yâsîn ayat 1-38)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "MUNÂSABAH ÂYÂT DALAM SURAH YÂSÎN (Studi Analisis Terhadap Tafsir Nazhm ad-Durar fî Tanâsub al-Âyât wa as-Suwar karya Burhân ad-Dîn al-Biqâ’î pada Surah Yâsîn ayat 1-38)"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Permasalahan

  • Pembatasan Masalah
  • Rumusan Masalah

Hal ini semakin mendorong penulis untuk mengkaji lebih dalam, khususnya keberagaman bahkan kontroversi bagi sebagian ulama tafsir dan ahli Al-Qur’an. 9 menjelaskan tentang munâsabah, namun dalam penelitian ini saya hanya menggunakan kitab tafsir Nezhm ed-Durar fî Tanâsub al-Ayât wa as-Suwar karya al-Biqâ‟î. Surat ini secara umum menegaskan bahwa Al-Qur'an banyak mengandung hikmah, bukti adanya hari kiamat, kekuasaan dan rahmat Allah (swt), surga yang dijanjikan bagi orang-orang beriman.

Berdasarkan latar belakang dan luasnya cakupan pembahasan ini, maka peneliti akan mencoba memfokuskan pembahasan melalui pertanyaan-pertanyaan berikut: Bagaimana munâsabah Surat Yasîn ayat 1-38 menurut al-Biqâ‟î dalam kitab Nazhm ad-Durar fî Tanâsub al-Âyât wa as-Suwar.

Tujuan Penelitian

23Yunus Hasan Abidu, Tafsir Al-Qurˊan (Sejarah Tafsir dan Metode Penafsir), (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007), Cet. Al-Biqâ'î selalu berusaha mengungkap hubungan sistematis antara rangkaian Al-Qur'an, baik ayat maupun surat. Al-Qur'an merupakan wahyu dari Allah SWT Aziz (Yang Maha Kuasa) dan Ar-Rahim (Yang Maha Penyayang).

Menjalankan kajian munâsabah mengikut tafsiran al-Biqâ'î ke atas surah-surah lain yang terdapat dalam Al-Quran.

Kegunaan Penelitian

Kajian Pustaka

Skripsi ini menggunakan tafsir Mafatih Al-Ghaib dan penulis akan menggunakan tafsir Nazhm ad-Durar fî Tanâsub al-Âyât wa as-Suwar. Bedanya, skripsi ini membahas tentang munasaba pada ayat 1 sampai dengan 43 Surat al-Baqarah dalam Tafsir Safwah at-Tafâsir. Sedangkan Munâsaba dalam Surah Yasîn akan penulis bahas pada tafsir Nazhm ad-Durar fî Tanâsub al-Âyaât wa as-Suwar.

Persamaannya dengan penelitian ini adalah membahas tentang munâsabah dan mengkaji tafsirnya dengan menggunakan kitab Nezhm ed-Durar fî Tanâsub al-Ayât ue es-Suwar.

Metodologi Penelitian

Tesis ini menyimpulkan bahwa Sa'îd Hawwâ mengklasifikasikan surat al-Jumû'ah menjadi tiga kelompok. Untuk mengumpulkan data dalam penulisan ini, penulis menggunakan sumber data yang relevan dengan judul penelitian ini. Sumber utama penelitian ini adalah Nazhm ad-Durar fî Tanâsub al-Âyât wa as-Suwar karya Al-Biqâ‟î dan buku-buku yang membahas tentang ulûm Al-Quran.

Terdapat pula sumber data sekunder dalam penelitian ini yaitu kitab-kitab tafsir yang membahas tentang munâsabah dalam Al-Quran.

Sistematika Penulisan

Dalam hal ini, analisis kandungan diwujudkan sebagai cara menganalisis alasan yang digunakan oleh al-Biqâ‟î dalam tafsirnya. Semestinya tidak semua bidang kajian dari pelbagai aspek akan dijadikan objektif kajian, hanya perbincangan yang berkaitan dengan hujah ayat-ayat dalam Surah Yasîn. Ia merangkumi Muqaddimah Surah Jasîn, Penamaan Surah Yasîn, Isi Utama dan Kelebihan Surah Jasîn, Munâsabah Âyât dalam Surah Jasîn ayat 1-38 Menurut al-Biqâ‟î.

MUNÂSABAH DALAM AL-QUR`AN

Macam-macam Munâsabah

  • Munâsabah dari segi Sifa
  • Munâsabah dari segi Materi

Artinya, kemiripan antara satu bagian Al-Qur’an dengan bagian lainnya tampak jelas dan kuat. 22 Rudi Ahmad Suryadi, “Pentingnya Ayat Munasabah Al-Quran dalam Tafsir Pendidikan,” dalam Jurnal Ulul Albab, Vol.. 17 No. 1 Tahun 2016, hal. 74 . Yang bisa kita lakukan hanyalah mengingatkan umat bahwa ajaran Al-Qur’an merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. 23 Hasani Ahmad Said, Wacana Munâsabah Al-Qurˋan dalam Tafsir Al-Misbah, (Jakarta: Amzah, 2015), Cet.

Contohnya dalam Surah al-Fâtihah [1]: 6. Iaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dilaknat, dan bukan (jalan) mereka yang sesat. " . Ini kerana pada awal surah al-Baqarah, Allah menjelaskan tujuan diturunkannya al-Quran iaitu sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa yang ciri-cirinya ialah: beriman kepada yang ghaib (terutama kepada Allah), mendirikan solat. , beriman.Setelah menjelaskan ciri-ciri orang yang bertaqwa ini Melalui ayat 6, Allah menegaskan sifat orang-orang kafir yang menolak kehadiran dan kebenaran kitab suci Al-Qur'an29.

32 Rudi Ahmad Suryadi, "Kepentingan Munasabah Ayat Al-Qur'an Dalam Pendidikan Tafsir", hlm. 33 Fauzul Iman, "Al-Qur'an Munasabah", dalam Jurnal Al-Qalam, Jil. 34 Badr ad-Dûn Muhammad az-Zarkasî, al-Burhân fî „Ulûm al-Qurˋân, ed. 38 Abdul Basid, "Surah Munâsabah dalam Al-Qurˋan (Kajian Kitab Nazm ad- Durar fi Tanasub al-Ayat was-Suwar Karya Al Biqa‟i)", Tesis, (Surabaya: UIN Surabaya, 2016), tidak diterbitkan (t.d ) . Seperti yang dijelaskan dalam kitab Al-Itqân fî „Ulûm Al-Qurˋan, contoh-contoh munâsabah pada awal huraian dan akhir huraian surah tidak berdasarkan riwayat tertentu, tetapi merupakan kajian pemikiran logik. daripada kandungan yang terdapat dalam ayat 41.

Dan sesungguhnya suatu saat nanti kamu akan mengetahui (kebenaran tentang) berita-berita Al-Qur'an.” (QS. Shad. Misalnya yaitu surat al-Falaq [113] dan surat an-Nâs [114] yang dihubungkan dengan surah sebelumnya yaitu dengan surah al-Ikhlâsh [112].

Pandangan Ulama tentang Ilmu Munâsabah

Al-Biqâ‟î menegaskan, barangsiapa memahami kehalusan dan keindahan struktur kalimat, maka ia akan mengetahui bahwa Al-Qur'an adalah mukjizat dalam kelancaran dan keluhurannya. 54 Jalâl ad-Dîn as-Suyûthî, Samudera Ulumul Qurˊan (Al-Itqân fi „Ulum al-Qurˋan, juz III, trans. Pandangan para ulama tersebut di atas merupakan pandangan para ahli Al-Qurˋan yang menerima adanya ilmu munâsabah diterima.

Pendapat yang tidak mendukung ini disorot oleh sebagian tokoh ulama sebagai pendapat yang lemah dan diragukan kebenarannya.57 Kelompok yang pertama kali menolak munâsabah Al-Qur'an adalah orang-orang kafir pada masa Nabi. Terlebih lagi, betapa indahnya aspek linguistik dan sistematika Al-Qur'an, mereka tidak mempercayainya.58. Kelompok berikutnya datang dari kalangan umat Islam sendiri, al-'Azîz al-Dîn bin 'Abd as-Salâm (w. 660 H/1262 M) yang dikenal dengan sebutan 'Izz, mengatakan bahwa munâsabah Al-Qur'an adalah hal-hal yang tidak harus ada di Al Quran.

39 Upaya menemukan munaseba Al-Qur'an adalah sia-sia dan akan membuka pintu keraguan terhadap Al-Qur'an. bersabda: “Al-Qur’an dalam berbagai ayat hanya mengungkapkan hal-hal yang bersifat prinsip dan norma umum. Kelemahan pendapat yang tidak mendukung adanya munâsabah dalam Al-Qur'an sebagaimana dijelaskan di atas, sepertinya tidak memerlukan argumentasi lebih lanjut.

Kerana contoh-contoh pendapat ulama yang menerima kewujudan ilmu munâsabah di atas adalah cukup bukti bahawa benar-benar wujud munâsabah tersebut di dalam al-Quran.61. Berkat kesungguhan para ulama, mereka mendapat kepuasan dan memberi kepuasan kepada umat Islam yang mempelajari al-Quran.

PROFIL BURHÂN AD-DÎN AL-BIQÂ’Î DAN KARYANYA

Latar Belakang Pendidikan

Ketika al-Biqâ‟î berusia 10 tahun, ia sudah mampu menghafal Al-Qur'an di bawah bimbingan langsung pamannya, seperti yang telah penulis jelaskan pada pembahasan sebelumnya. Di sana ia mempelajari bidang hafalan Al Quran, Kirâ‟ât, bahasa Arab dan berbagai ilmu lainnya. Pada tahun 832 H, al-Biqâ‟î kembali ke al-Qudsi dan berhasil menghafal kitab yang berjudul al-Tuhfah karya al-Hâfiz Ibnu Hajar al-"Askalani (selanjutnya: al-"Askalani) dan mempelajari kitab "KafiyahIbn al" . -Hajjib yang membahas tasrif secara langsung saat belajar bersama al-Askalani di Mesir.

Sebagai guru al-Biqâ‟î, al-'Asqalânî menganggapnya sebagai salah satu muridnya yang hebat dan memberinya gelar al-'Allâmah. Selain berguru kepada al-„Asqalânî, beliau juga berguru kepada asy-Syaraf as-Subkî, Syams ad-Dîn al-Wanâ‟î.6 Guru-gurunya yang lain akan disebutkan pada pembahasan berikutnya. 5 Burhân ad-Dîn al-Biqâ‟î, Mashâ'id an-Nazhr li al-Isyrâf 'alâ Maqâshid as-Suwar, vol.I, hal.

6Burhân ad-Dîn al-Biqâ‟î, Masyâ'id an-Nazhr li al-Isyrâf 'alâ Maqâshid as-Suwar, Jilid I, hal. Setelah itu beliau kembali ke Mesir untuk belajar kembali kepada al-'Asqalâni hingga mampu menulis tafsir Nazhm ad-Durar fî Tanâsub al-Âyât wa as-Suwar. Al-Biqâ‟î merupakan Mufasir pertama yang menemukan metode harmonisasi ayat demi ayat, bahkan kata demi kata dalam Al-Qurˊan, sehingga karyanya yang berjudul Nazhm ad-Durar fî Tanâsub al-Âyât wa as-Suwar dianggap sebagai ensiklopedia. di bidang munâsabah Al-Qurˊan .8.

Munâsabahnya begitu indah dan harmonis sehingga pembaca yang tidak hafal Al-Qur'an akan tertipu dengan tafsir al-Biqâ'î ini. Melihat latar belakang pendidikannya di atas, penulis menyimpulkan bahwa al-Biqâ‟î merupakan sosok ulama tafsir yang mempunyai semangat besar untuk terus belajar, mempunyai pemahaman yang luas dan terus berupaya menegakkan ajaran Islam.

Guru-guru Burhân ad-Dîn al-Biqâ’î,

Karya-karya Burhân ad-Dîn al-Biqâ’î

32 Burhan ed-Dîn el-Biqâî, Nezm ed-Durar fî Tanâsub al-Ayât we as-Suwar, Deel I, h. 37 Burhan ed-Din el-Biqâ'î, Nezm ed-Durar fi Tanâsub al-Ayât we as-Suwar, Deel I, h. 38 Burhan ed-Dîn el-Biqâî, Nezm ed-Durar fî Tanâsub el-Ayât we es-Suwar, Deel I, h.

5 Burhan ed-Dîn el-Biqâî, Nezm ed-Durar fî Tanâsub al-Ayât we as-Suwar, Cilda VI, h. 11 Burhan ed-Din el-Biqâ'î, Nezm ed-Durar fi Tanâsub al-Ayât we as-Suwar, Cilda VI, h. 14 Burhan ed-Din el-Biqâ'î, Nezm ed-Durar fi Tanâsub al-Ayât we as-Suwar, Cilda VI, h.

18 Burhan ed-Dîn el-Biqâî, Nezm ed-Durar fî Tanâsub al-Ayât we as-Suwar, Cilda VI, h. 22 Burhan ed-Dîn el-Biqâî, Nezm ed-Durar fî Tanâsub al-Ayât we as-Suwar, Cilda VI, h. 24 Burhan ed-Din el-Biqâ'î, Nezm ed-Durar fi Tanâsub al-Ayât we as-Suwar, Cilda VI, h.

37 Burhan ed-Din el-Biqâî, Nezm ed-Durar fi Tanâsub al-Ayât we as-Suwar, Deel VI, h. 38 Burhan ed-Dîn el-Biqâî, Nezm ed-Durar fî Tanâsub al-Ayât we as-Suwar, Deel VI, h.

Mengenal Tafir Nazhm ad-Durar fî Tanâsub al-Âyât wa as-Suwar

  • Latar Belakang Penulisan
  • Metodologi Penafsiran
  • Corak Penafsiran
  • Sumber Penafsiran
  • Sistematika dan Karakteristik Tafsir

ANALISIS MUNÂSABAH ÂYÂT DALAM SURAH YÂSÎN

Kandungan Surah Yâsîn

Fadhîlah atau Keutamaan Surah Yâsîn

15 Burhan ed-Dîn el-Biqâî, Nezm ed-Durar fî Tanâsub al-Ayât we as-Suwar, bind VI, h. 17 Burhan ed-Dîn el-Biqâî, Nezm ed-Durar fî Tanâsub el-Ayât we as-Suwar, bind VI, h. 19 Burhan ed-Din el-Biqâ'î, Nezm ed-Durar fi Tanâsub al-Ayât we as-Suwar, bind VI, h.

Analisis Tafsir Surat Al-Bika'i Jasîn ayat 1-6. Munâsaba dengan surah sebelumnya dijelaskan oleh al-Bika'i pada ayat pertama ini. 23 Burhân ad-Dîn al-Biqâ’î, Nazhm ad-Durar fî Tanâsub al-Ayât ue es-Suwar, Volume VI, hal. 25 Burhân ed-Dîn al-Biqâ'î, Nazhm ed-Durar fî Tanâsub al-Ayât ue es-Suwar, Volume VI, hal.

26 Burhân ad-Dîn al-Biqâ'î, Nazhm ad-Dîn al-Âyât wa as-Suwar, Volume VI, hal. 34 Burhân ad-Dîn al-Biqâ'î, Nazhm ad-Durar fî Tanâsub al-Âyât wa as-Suwar, Jilid VI, hal. Quraish Shihab, Al-Lubâb;. Tafsir Al-Biqâ'î Terhadap Ayat Surat Yasin Dan kewajiban kita hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas.

39 Burhân ad-Dîn al-Biqâ’î, Nazhm ad-Durar fî Tanâsub al-Ayât ue es-Suwar, Volume VI, hal. 40 Burhân ad-Dîn al-Biqâ’î, Nazhm ad-Durar fî Tanâsub al-Ayât ue es-Suwar, Volume VI, hal. Dalam ayat ini al-Bika'î menjelaskan bahwa orang-orang kafir akan terus membunuh Nabi.

Kerana kajian munâsabah dalam tafsir al-Biqâ'î dapat menjelaskan kandungan ayat dalam Surah Yâsîn.

Korelasi Surah Yâsîn ayat 1-38

Referensi

Dokumen terkait