• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mutrafîn Dalam Perspektif Al-Qur'an: Analisis Tafsir Klasik, Pertengahan, dan Modern

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Mutrafîn Dalam Perspektif Al-Qur'an: Analisis Tafsir Klasik, Pertengahan, dan Modern"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

Tesis berjudul “Mutrafîn Dalam Perspektif Al-Qur’an (Analisis Tafsir Klasik, Abad Pertengahan dan Modern)” yang disusun oleh Sayyidah Umamah dengan Nomor Induk Mahasiswa 13210544 telah melalui proses bimbingan dengan baik dan disetujui untuk diuji pada sidang Munaqosyah. Tesis berjudul “Mutrafîn Dalam Perspektif Al-Qur’an (Analisis Tafsir Klasik, Tengah dan Modern)” karya Sayyidah Umamah dengan NIM 13210544 diuji pada sidang Munaqasyah Fakultas Ushuluddin Lembaga Sains Al-Qur’an ( IIQ) Jakarta pada tanggal 14 Agustus 2017. Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Mutrafîn dalam Perspektif Al-Qur’an (Analisis Tafsir Klasik, Abad Pertengahan dan Modern)” benar-benar karya asli saya kecuali kutipan yang telah disebutkan.

Alhamdulillah, skripsi ini dapat terselesaikan atas dorongan, nasehat dan bimbingan semua pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini. Allah SWT, Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang atas kemudahan dan kemudahan-Nya selama penulis mengerjakan disertasi ini.

Khuzaemah Tahido Yanggo, Lc, MA Ibu kita semua, Rektor Institut Sains Al-Quran (IIQ) Jakarta. Ulinnuha Husnan, Lc, mag. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berarti dalam penulisan tugas ini. Seluruh dosen pengajar IIQ khususnya Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir Hadits banyak memberikan ilmu sehingga penulis mampu memahami banyak hal yang berkaitan dengan ilmu-ilmu Al-Qur'an.

Konsonan Huruf

Kata Sandang

Penggunaan kata Mutrafîn yang akar kata tarofa artinya hidup mewah dalam Al-Qur'an diulang sebanyak 8 kali dalam 7 surah Al-Qur'an. Karena penelitian ini termasuk dalam penelitian kepustakaan (Library Research), maka penulis mengacu pada Al-Qur'an, Tafsir Nabi Muhammad SAW, Tafsir Ath-Thabari, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Fi Zhilâl Al-Qur'an hadis. Kesimpulan dari semua Mufassir mengatakan bahwa Mutrafîn adalah orang-orang yang hidup dalam kemewahan, ceroboh, sombong, mengingkari kebenaran, yang tidak pernah hilang pada jaman apapun, akan terus berlangsung dari dulu, sekarang, hingga yang akan datang, karena hidup dalam kemewahan menjadikan mereka mengeraskan hatinya, menghilangkan kepekaannya, merusak alam dan membutakannya sehingga tidak dapat melihat tanda-tanda petunjuk.

Al-Quran adalah mukjizat Islam yang abadi, dan mukjizatnya sentiasa diperkuat oleh kemajuan sains. Selain itu, dengan kekayaan yang dimilikinya, Rasulullah SAW menunaikan kewajipan hartanya kepada orang yang memerlukannya, mengutamakan kepentingan orang lain secara sederhana, dan menggunakan harta itu hanya untuk keadaan darurat, menggunakan harta tersebut. untuk Nabi saw dan keluarganya. Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah), tetapi mereka melakukan kemaksiatan di negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku firman (ketetapan Kami) atas mereka, maka kita hancurkan negara sampai habis - hancurkan.

Terdapat isyarat yang sangat jelas dalam ayat ini bahawa punca kemudaratan adalah orang fasik yang penuh dengan dosa yang suka hidup mewah. Tamadun material bukan sahaja mempengaruhi golongan atasan yang mempunyai wang, tetapi tamadun material juga mempengaruhi golongan bawahan rakyat jelata. Ibnu Abbas (meninggal 687 M) berkata tentang firman Allah SWT, “Kami jadikan orang jahat untuk berkuasa kemudian mereka melakukan maksiat di sana.

Allah menyebut orang-orang yang hidup bermewah-mewah terutama kerana mereka dominan dan dihormati, dan kemaksiatan merekalah yang mempengaruhi kehancuran negara, manakala di samping mereka ada yang mengikuti mereka. 6. Aidhal-Qarni (B. 1960 M) Maksud ayat di atas ialah sekiranya Allah SWT hendak membinasakan sebuah kota kerana dosa manusia, maka Allah memerintahkan orang-orang kaya dan pemimpinnya supaya taat. Apabila mereka enggan mentaati Tuhan, orang lain akan mengikuti mereka dalam ketidaktaatan, sehingga penghakiman Tuhan jatuh ke atas mereka semua. 7.

Dan menurut Syeikh Muhammad Mutawalli Sya‟rawi (w. 1419 H/1998 M) yang dimaksudkan dengan ayat di atas ialah Kami perintahkan kepada manusia yang hidup mewah dengan ketaatan, tetapi mereka melanggar perintah, melakukan kemaksiatan dan kejahatan. Menurut Imam Jalalud-Din Al-Mahally (w. 864 H/ 1459 M), Mutrafihah ialah orang-orang kaya yang dimaksudkan oleh para pemimpin, iaitu mentaati kami melalui Rasul-rasul kami, kemudian mereka menyimpang dari perintah kami dan menghukum kami yang membinasakan. negara dengan membinasakan rakyatnya dan memusnahkan tanahnya 8. Ayat ini merupakan salah satu hukum sosial yang diterapkan oleh al-Quran dan terpakai kepada mana-mana masyarakat, serta di mana-mana dan bila-bila masa, iaitu apabila ramai orang mutraf berada, tanpa sesiapa pun untuk meluruskan mereka.

Dalam kitab “Al-Jâ’mi As-Soghir” disebutkan dalam sebuah hadits bahwa orang yang mendapat ujian yang paling berat adalah ujian yang dialami oleh para Nabi, kemudian orang-orang shaleh dan orang-orang yang berada pada derajat yang lebih rendah.

ف لثملاا ثم نولحاصلا ثم ءايبنلاا ءلاب سانلا دشا لثملاا

  • Pembatasan dan Perumusan Masalah
  • Tinjauan Pustaka
    • Sumber Data
    • Teknik Pengumpulan Data
    • Metode Analisis Data
    • Sistematika Penulisan
  • Kesimpulan
  • Saran-Saran

Pertolongan Allah memang dekat, namun untuk memperolehnya diperlukan jalan khusus, itulah makna sesungguhnya dalam Al-Quran. 15Lailatul Fitriyah, Hasad Dalam Perspektif Al-Qur'an (Studi Analisis Tafsir Tematik), Skiripsi diserahkan kepada Program Sarjana Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta: 2011. Berdasarkan rumusan masalah diatas , maka tujuan umum penelitian ini adalah untuk memahami ayat-ayat Mutrafîn dalam Al-Qur'an berdasarkan periode penafsiran dari tafsir klasik, abad pertengahan dan modern, ingin mengetahui penafsiran Ibnu Jarir Al-Tabari, Ibnu Katsir dan Sayyid Quthub pada ayat-ayat tentang Mutrafîn dan ingin mengetahui persamaan dan perbedaan penafsiran Ibnu Jarir Al-Thabari, Ibnu Katsir dan Sayyid Quthub terhadap ayat-ayat tentang Mutrafîn.

Secara akademis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi yang berarti bagi keilmuan Islam khususnya kajian Al-Qur’an, karena penelitian ini mengkaji ayat-ayat yang berkaitan dengan Mutrafîn secara khusus. 9 yang dilakukan pada satu topik21 atau dengan kata lain membuktikan keaslian karya dan menghindari duplikasi penelitian dengan penelitian sebelumnya.22 Kemudian peneliti akan melakukan tinjauan pustaka dengan menggunakan kata kunci pedoman yang mengacu pada tujuan materi penelitian ini yaitu Mutrafîn dalam Al-Qur'an (Analisis Tafsir Klasik, Abad Pertengahan dan Modern). Tesis yang ditulis oleh Muhammad Lailu Ramadhona, Fakultas Ushuluddin, Program Studi Tafsir Hadits Tahun 2015, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Konsep Al-Israf dalam Al-Qur'an.

Dapat disimpulkan perbedaan pernyataan Lailu Ramadhona dengan penelitian penulis ini adalah pada skripsi ini penulis menjelaskan tentang Mutrafîn dalam Al-Qur'an, serta perbedaan antara Mutrafîn, Isyraf dan Tabdzîr, serta tidak mengambil semua tafsir. Antropologi Al-Qur'an yang ditulis oleh Daniel Djunaed pada tahun 2011,23 dalam buku ini dijelaskan secara singkat tentang Mutrafîn, faktor kehancuran negara, dalam buku ini disebutkan secara singkat kehancuran negara akibat Mutrafîn. Yanggo, dkk., Pedoman Penulisan Esai, Tesis, Disertasi Lembaga Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta, (Jakarta: IIQ Press, 2011), cet.

Jadi, jika hipotesis diterima, maka hipotesis tersebut berkembang menjadi teori.26 Dari segi teknik operasional, peneliti akan mengidentifikasi makna dan kata-kata Mutrafîn dalam perspektif Al-Qur'an sesuai dengan perkembangan zaman. berlangsung dari abad klasik, pertengahan dan modern, yang akan penulis uraikan dalam skripsi ini. Teknik penulisan dalam penelitian disertasi ini mengacu pada pedoman penulisan tesis yang berjudul: Pedoman Penulisan Tesis, Tesis dan Disertasi di Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta. Edisi Revisi) terbitan IIQ Press edisi ke-2 tahun 2011. Setelah menjelaskan dan mengkaji Mutrafin dari sudut pandang Al-Qur'an (Analisis Tafsir Klasik, Abad Pertengahan dan Modern).

Tafsir Ath-Thabari, Ibnu Katsir dan Fi Zhilâl Al-Qur'an mengenai ayat-ayat tentang Mutrafîn tidak jauh berbeda. Kesamaan Ath-Thabari, Ibnu Katsir dan Fi Zhilâl Al-Qur'an dengan penjelasan ayat-ayat Mutrafîn adalah semuanya menganut atsar Rasulullah SAW, Sahabat, Tabi'in dan para ahli tafsir, serta perbedaannya. adalah Ibnu Jarir mengemukakan dalil-dalil dalam penafsiran narasinya, perbedaan bacaan dan puisi arab tanpa mengoreksinya, sehingga Ibnu Katsir menduduki peringkat kedua setelah Ibnu Jarir dalam bidang keahliannya, ia banyak mengoreksi keakuratan narasinya bahkan ditolak. atau menandainya jika bertentangan dengan keahliannya dalam bidang hadis. Setiap penafsir tidak akan pernah sama dalam penafsirannya terhadap suatu permasalahan yang dijelaskan dalam Al-Qur’an, hal ini dikarenakan berkaitan dengan luasnya ilmu penafsir, serta kondisi zaman yang berbeda-beda yang mempengaruhi penafsirannya dan mempunyai banyak pengaruh. kekurangan.

Selain itu, penulis berharap kepada diri sendiri dan setiap muslim untuk lebih memahami dan menghayati ayat-ayat al-Quran dan hadis Rasulullah saw khususnya yang berkaitan dengan ajakan kepada kebaikan dan menjauhi larangannya dan untuk banyak mengambil iktibar tentang kisah-kisah orang ramai, orang-orang dahulu yang selamat dan yang dimusnahkan oleh Allah SWT untuk dijadikan iktibar, nasihat dan peringatan untuk terus hidup di dunia dan akhirat.

Daftar Pustaka

Al-Hasanî, Zâdah Faidullah, Fathu Ar-Rahman li Thâlibi Âyât Al-Qur`an, Indonesia: MAktabah Dahlan, t.th. Al-Mubarokafuri, Abu al-Ula Muhammad Abd Rahman Abd Rahim, Tahfatul al-Ahawzi, Beirut Libanon: Dar al Fikr, t.th. Firdaus, Hamdani, Deni, Kamus Al Qur'an: permata ini tertulis dalam Al Qur'an, Purwakarta: Pustaka Ancala, 2007.

Fitriyah, Lailatul, Hasad dalam perspektif Al-Quran (Studi Analisis Tafsir Tematik), Skiripsi dipaparkan pada program sarjana Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta: 2011. Isma'il Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur'an Al-Azim, Makkah: Daru As-Tsiqah Makkah Al-Mukarromah, 1971. Mahmud bin Umar al-Zamakhsyari, Tafsir Al-Kasyâf, Beirut Lebanon: Dar al-Kitab al-Arabi, 1986 .

Muhammed bin Abdurrahman al-Mubarakafuri, Tuhfatu al ahwazi syarah al Tirmizi, Beirut Lubnan: Dar al Fikr, i.e. Nawawi, Imam, Faidu al-Qadir Syarah Al-Ja'mi As-Soghir, Beirut Lebanon: al-Ma'rifah, i.e. Tim Penyusun, Al-Qur'an dan Tafsirnya, Jakarta: Lembaga Percetakan Al-Qur'an, Kementerian Agama, 2009.

Yanggo, Huzaemah T., dkk, Pedoman Penulisan Esai, Disertasi, Disertasi Lembaga Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakarta, Jakarta: IIQ Press, 2011.

Referensi

Dokumen terkait

penafsiran antara Imam Ibnu Katsir dalam kitab tafsir Ibnu Katsir dengan Ahmad Musthafa Al-Maraghi dalam kitab tafsir Al-Marghi tentang kisah Ash฀āb Al- Kahfi yang

1 Rahmat Ibnuansyah, “Kisah Ashhab Al-Kahfi dalam Al-Qur‟an, Studi komparatif antara Tafsir Ibnu Katsir dengan Tafsir Al-Maraghi.” (Skripsi, UIN Raden Intan Lampung, 2017),

Sementara itu, menurut Nashruddin Baidan (2011: 67) ilmu tafsir membahas teori-teori yang dipakai dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur`an, jadi penafsiran Al-Qur`an

Sejauh pengamatan penulis bahwa belum ada karya tulis yang secara khusus mengkaji permasalahan mengenai memelihara lingkungan menurut Tafsir Al-Thabari dan Tafsir Ibn Katsir

Maka pada tesis ini penulis akan membahas tentang riwayat dan pendapat yang digunakan oleh Asy-Syaukȃnȋ dalam tafsir Fath al-Qadȋrdan penafsiran Imam Ibnu Katsir dalam Tafsir

Pada bab ketiga di jelaskan tentang uraian meliputi: Biografi Ibnu katsir, karya-karya Ibnu Katsir, dan Metode Ibnu katsir, Pada bab keempat sebagian bab analisis tentang al-Qur‟an

Bab IV membahas tentang pokok kajian yaitu penafsiran mengenai kajian inti yang dibahas yaitu ayat-ayat Al-Qur‟an yang berkaitan dengan tabarruj dalam tafsir Al-Ibriz dan Al-Misbah,

Buku Tafsir Ibnu Katsir Jilid 3 merupakan terjemahan bahasa Indonesia dari kitab tafsir karya Ibnu Katsir yang berisi penjelasan tentang ayat-ayat