MAKALAH ILMU NEGARA
Makalah ini Dibuat Untuk Menyelesaikan Tugas Ilmu Negara Dosen Pengampu Bapak Bayu Dwi Widdy Jatmiko, S.H., M.Hum
Disusun oleh Andita Purnma Putri 202210110311294
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYYAH MALANG 2022
BAB I PENDAHULUAN
A. Diskripsi Ilmu Negara
Menurut Harold J. Laski Negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan karena mempunyai wewenang yang bersifat memaksa dan yang secara sah lebih berkuasa daripada individu atau kelompok yang merupakan bagian dari masyarakat. Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang hidup dan bekerja sama untuk memenuhi terkabulnya keinginan-keinginan mereka bersama. Masyarakat merupakan negara kalau cara hidup yang harus ditaati baik oleh individu maupun oleh asosiasi-asosiasi ditentukan oleh suatu wewenang yang bersifat memaksa dan mengikat.1
Berdasarkan para ahli Indonesia yang mengartikan Ilmu negara memiliki arti yang sangat luas diantaranya berikut beberapa pengertian mengenai Ilmu Negara :
1. Ilmu negara menurut Prof. H. Abu Daud Busroh, S.H. dalam bukunya yang berjudul Ilmu Negara, Ilmu Negara adalah ilmu yang menyelidiki pengertian-pengertian pokok dan sendi-sendi pokok dari pada negara dan hukum negara pada umumnya. Maksud perkataan pengertian yaitu menitik beratkan kepada suatu pengetahuan, sedangkan maksud dari pada sendi adalah menitik beratkan kepada suatu asas atau kebenaran (hal yang benar).2
2. Ilmu negara menurut Moh. Kusnadi, S.H. dan Prof. Dr. Bintan R. Saragih, MA dalam bukunya yang berjudul Ilmu Negara, Ilmu Negara adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki asas-asas pokok dan pengertian pokok tentang negara dan hukum tata negara.3
1 J. Laski Harold, /The State In Theory And Practice/, (New York: The Viking Press, 1947), Hal.123.
2 Busroh Abu Daud, /Ilmu Negara/, (Jakarta : Bumi Aksara, 2011), hal.53.
3 Kusnadi Moh dkk, /Ilmu Negara/, (Jakarta : Gaya Media Pratama, 2008), hlm.275-279.
3. Ilmu negara menurut Soehino, S.H. dalam bukunya yang berjudul Ilmu Negara, Ilmu Negara adalah ilmu yang menyelidiki atau membicarakan negara, ini telah nyata ditunjukkan sendiri oleh namanya.
Berdasarkan beberapa pengertian ilmu negara menurut para ahli dapat disimpulkan secara umum bahwa Ilmu Negara adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang negara secara keseluruhan, baik itu hukum tata negara, fungsi negara, hakekat negara, dan lain sebagiannya.
B. Ruang Lingkup Kajian Ilmu Negara
Pengertian-pengertian yang terdapat pada ilmu negara pada umumnya bersifat tetap, sedangkan asasnya sering berubah-ubah. Perubahan-perubahan dalam asasnya itu disebabkan karena pandangan hidup dan keduniaan dari masyarakat yang berbeda-beda. Ilmu negara pada hakekatnya bertautan erat dengan berbagai disiplin ilmu lain yang menyangkut hidup dan penghidupan manusia, seperti sosiologi, hukum, ekonomi, sejarah, filsafat dan lain-lain. Ilmu negara pun berkaitan erat dengan ilmu politik, keduanya sangat erat hubungannya dengan adanya negara. Meskipun pada dasarnya ilmu negara lebih cenderung mendekati sifat hukum Tata Negara yang bersifat statis maka ilmu politik seperti halnya hukum tata usaha pemerintahan, sifatnya lebih dinamis lagi. Ilmu negara bertujuan mengkaji dan mempelajari sifat, seluk beluk, segi-segi dan masalah negara yang secara umum. Termasuk asal mula atau sejarah terjadinya negara, organisasi, dan peranannya dalam kehidupan manusia. Ilmu negara mengumpulkan segala gejala serta peristiwa mengenai negara pada masa lalu, kini dan pada masa yang akan dating.4
Ilmu negara sebagai suatu pengetahuan telah dikenal sejak zaman Yunani Purba. Ilmu negara menitikberatkan penyelidikannya kepada negara sebagai organisasi dalam pengertian umum. Georg Jellinek dalam Allgemeine Staatslehre membagi konsepsi ilmu negara menjadi sistematis, lengkap, dan teratur untuk menjelaskan ilmu tentang negara dengan menggunakan metode van systematesering (metode sistematika) dengan cara mengumpulkan semua bahan tentang ilmu negara yang ada mulai zaman kebudayaan Yunani sampai pada masanya sendiri. Dalam bukunya tersebut, Jellinek membagi ilmu kenegaraan menjadi dua bagian, yaitu (Busroh, 2001: 15)5:
1. Ilmu Negara dalam arti sempit (staatswissenschaften) Staatswissenschaften dalam arti sempit adalah staatswissenschaf dalam arti luas setelah dikurangi
4 Lintje Anna Marpaung, /Ilmu Negara/, (Yogyakarta : CV.ANDI OFSITE, 2018), Hal. 47.
5 Busroh Abu Daud, Op. cit, hal.62.
dengan rechtwissenshaften. Dalam arti ilmu pengetahuan mengenai negara ketika di dalam penyelidikannya menekankan pada negara sebagai obyeknya.
2. Ilmu Pengetahuan Hukum (rechtwissenschaften) Yang dimaksud dengan rechtwissenschaften adalah ilmu pengetahuan mengenai negara, tetapi di dalam hal ini penyelidikannya ditekankan pada segi hukum atau yuridis dari negara itu. Termasuk dalam rechtwissenschaft adalah hukum tata negara, hukum administrasi negara, hukum pidana, dan sebagainya.
C. Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu-Ilmu Lain yang berobyekan Negara
Ilmu pengetahuan tidak dapat dikotak-kotakkan ke dalam kotak-kotak yang terpaku sampai mati. Oleh karena itu, tidak mungkin ilmu-ilmu tersebut berbeda satu sama lain tanpa pengaruh dan hubungan. Dalam hal ini, ilmu politik, seperti halnya bidang ilmu-ilmu sosial, merupakan cabang khusus dari ilmu hukum, politik, ekonomi, budaya, psikologi, dan ilmu-ilmu sosial lainnya. Semua ilmu- ilmu sosial khusus ini membentuk ilmu-ilmu sosial umum, yang disalurkan ke dalam ilmu-ilmu dasar. Sebagai salah satu cabang ilmu sosial umum, maka ilmu politik perlu bekerjasama dengan cabang-cabang ilmu sosial lainnya, karena dapat saling memberi dan menerima pengaruh dan jasanya satu sama lain, yang saling membutuhkan, sehingga dapat saling melengkapi dan melengkapi. satu sama lain , untuk membuat hubungan tambahan.
Ada saling ketergantungan antara bidang-bidang ilmu sosial ini dan bidang-bidang lain karena metode dan teknik yang sama. Metode dan teknik ilmu sosial biasanya digunakan oleh hampir semua cabang ilmu sosial khususnya, seperti ilmu politik, hukum, ilmu politik, dll. Objek penelitian ilmu-ilmu sosial juga dipelajari sebagai objek departemen lain. Sehingga suatu ilmu sosial khusus tidak memonopoli objeknya. Tentu saja, bidang-bidang ilmu sosial ini dapat dibedakan satu sama lain berdasarkan tekanan, intensitas, luas dan sempitnya bidang penelitian, serta peran personel. Namun, ini tidak berarti bahwa ilmu-ilmu ini selalu dipisahkan menjadi bagian-bagian terpisah dalam kotak yang menempel pada kematian, tetapi selalu ada hubungan timbal balik dan ketergantungan dan penggunaan hasil satu sama lain. Adapun berikut hubungan ilmu negara dengan ilmu – ilmu yang berobyekan sama sebagai berikut:
1. Hubungannya dengan Ilmu Politik
Kalau diperhatikan pendapat Georg Jellinek dalam bukunya”ALgemeine Staatslehre”, ilmu Negara sebagai theoritische staatswissenschaft atau staatslehre merupakan hasi penyelidikan dari staten kunde. Bahan-bahan tersebut di bahas, dianalisis, dan di perbandingkan satu sama lain,sehinnga terdapat persamaan-persamaan diantara berbagai sifat dari organisasi- organisasi negara itu.
Dari fakta yang bermacam-macam itu di cari sifat-sifat dan unsur-unsur pokoknya yang bersifat umum seakan-akan intisari unsur-unsur itu merupakan”pembagi persekutuan terbesar” dalam ilmu hitung atau grootste gemene deler-nya dari keadaan yang berbeda-beda itu.dan jika pekerjaan tersebut dijalankan atau diterapkan di dalam peraktek untuk mencapai tujuan tertentu, tugas itu diserahkan kepada angewandte staatswissenschaft atau ilmu politik. Jadi ilmu negara sebagai ilmu pengetahuan sosial yang bersifat teoretis,segala hasil penyelidikannya di peraktekkan oleh ilmu politik sebagai ilmu pengetahuan yang bersifat peraktis. Dengan demikian, jelaslah, bahwa ilmu politik itu tidaklah merupakan ilmu pengetahuan sosial yang berdiri sendiri.
Ilmu negara lebih menitikberatkan kepada sifat-sifat teoretis, sehingga kurang dinamis. Hal ini berarti bahwa lebih banyak memerhatikan unsur- unsur statis dari negara yang mempunyai tugas utama untuk melengkapi dengan memberikan pengertian-pengertian pokok yang jelas. Yang mendasari konsepsi-konsepsi ilmu politik lebih menitikberatkan kepada faktor-faktor yang konkrit, terutama sekali berpusat kepada gejala-gejala kekuasaan, baik yang mengenai organisasi Negara maupun yang memengaruhi pelaksanaan tugas-tugas Negara. Oleh karena itu, lebih dinamis. Sehubung dengan hal tersebut, berkatalah H.R. Hoetink dalam kata pengantar buku J.Barents”De wetenschap der Politiek meteen terrain verkenning”, bahwa ilmu politik merupakan sociologie van de staat(sosiologi negara) ataubet vless er om been (atau daging yang meliputi sekitarnya), atau dalam bahasanya J.Barents adalah bet vless om bet geraantevan de staat(daging yang meliputi sekitar kerangka bangunan negara). Maka dalam hubungan ini jelaslah ada sifat-sifat komplementer. Karena itu, ilmu negara merupakan salah satu bardcore (teras inti) dari ilmu politik.6
2. Hubungannya dengan Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara
Ilmu hukum tata negara dan ilmu hukum administrasi negara mempunyai hubungan yang erat dengan ilmu negara karena ilmu-ilmu tersebut mempunyai obyek yang sama dengan ilmu negara, yaitu negara.
Perbedaannya ilmu hukum tata Negara dan ilmu hokum administrasi negara memandang negara dari sifatnya atau pengertiannya yang konkrit. Obyek dari ilmu hukum tata negara dan ilmu hokum administrasi negara adalah negara yang sudah terikat pada tempat, keadaan, dan waktu. Jadi telah mempunyai ajektif tertentu,misalnya Negara republic Indonesia. Kemudian negara dalam pengertiannya yang konkrit itu di selidiki lebih lanjut mengenai susunannya, alat-alat perlengkapannya, wewenang, dan kewajibawan alat-alat perlengkapannya. Kedua cabang ilmu pengetahuaan tersebut adalah hukum positif, dan di dalam sistematika Georg Jellinek, kedua cabang ilmu tersebut termasuk dalam kategori recbtswissenscbaft.
Antara ilmu hukum tata Negara dan ilmu hukuk administrasi negara terdapat hubungan yang sangat erat pula. Bahkan di negeri belanda, dua
6 Ibid
lapangan hukum tersebut pernah disebut bersama-sama, yaitu staats en administratief recbt, bahkan selalu di ajarkan oleh seorang guru besar.
Meskipun demikian, tidaklah berarti bahwa kedua cabang imu tersebut adalah sama.
Oppenheimer menyebutkan bahwa peraturan-peraturan hukum tata negara adalah peraturan mengenai de staat in rust (Negara yang sedang beristirahat, atau negara dalam keadaan tak bergerak). Sebaliknya, mengenai peraturan- peraturan hukum administrasi negara adalah peraturan mengenai de staat in beweging atau negara yang sedang bergerak. Berdasarkan rumusan-rumusan tersebut, maka ilmu hukum tata negara dan ilmu hukum administrasi Negara sudah jelas lapangan penyelidikannya hanya terdapat Negara-negara tertentu (hukum positif), sedangkan ilmi negara tidak mengenai Negara-negara tertentu, melainkan negara-negara di dunia ini pada umumnya. Dengan demikian, ilmu hukum tata negara dan ilmu hukum administrasi negara di satu pihak dengan ilmu negara di pihak lain mempunyai hubungan aling memengaruhi dan saling menjelaskan. Oleh karena itu, dalam buku-buku tentang ilmu hukum tata negara dan hukum administrasi negara, hal dari imu negara dapat di pakai sebagai batu loncatan untuk sampai kepada kedua cabang hukum tersebut. Sebaliknya, buku-buku tentang ilmu negara, hal-hal mengenai ilmu hukum tata negara dan ilmu hukum administrasi negara dapat di pakai sebagai contoh dari apa yang diuraiakan di dalam ilmu negara.
Kranenburg dalam bukunya “ALgemene Staatsleer” menguraiakan bahwa bagi orang yang mempelajari hukum tata negara positif Negeri belanda, pengetahuan teori negara umum atau ilmu negara sangat perlu. Akan tetapi, dengan mengingat tingkat ilmu pengetahuan sekarang ini, serta melihat organisasi perguruan tinggi hukum yang sekarang ada untuk sebagian besar di tentukan oleh kebutuhan-kebutauhan peraktik yang segera, maka pengetahuan teoretis untuk kebanyakan ahli hukum hanya terbatas kepada apa yabg mereka pelajari sebagai pengantar hukum tata Negara positif. Akan tetapi, hal yang bagi ilmu hukum tata negara positif merupakan suatu pengantar, satu syarat mutlak untuk pekerjaan selanjutnya, bagi ilmu negara merupakan tujuan sesungguhnya dari penyelidikan-penyelidikan yang di lakukannya. Oleh ilmu negara masalah-masalah umum yang terdapat pada negara organisasinya di jadikan pusat penyelidikannya serta di coba untuk di pecahkannya.
Maka dengan demikian, jelaslah bahwa ilmu negara yang merupakan ilmu pengetahuan yang menyelidiki pengertian-pengertian pokok dan sendi-sendi pokok negara dapat memberikan dasar-dasar teoretis yang bersifat umum untuk hukum tata negara. Oleh karena itu, agar dapat mengerti dengan sebaik- baiknnya dan sedalam-dalamnya system hukum ketatanegaraan dan administrasi negara sesuatu negara tertentu, sudah sewajarnyalah kita harus terlebih dahulu memiliki pengetahuan segala hal ikhwalnya secara umum tentang negara yang di dapat dalam ilmu Negara.7
7 Ibid
DAFTAR PUSTAKA
Budiardjo, Miriam. 2013. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka.
Busroh, Abu Daud. 2011. Ilmu Negara. Jakarta: Bumi Aksara.
Kusnadi, Moh. dan Bintan R. Saragih. 2008. Ilmu Negara. Jakarta: Gaya Media Pratama.
Prof. Dr. Lintje Anna Marpaung, S.H., M.H. 2018. Ilmu Negara. Yogyakarta:
CV.ANDI OFSITE. https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=ZrZ- DwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR3&dq=ilmu+negara&ots=soRbOrwQ9T&sig
=wjZV0auCUVw8WnVc3mDEpT2RLoA&redir_esc=y#v=onepage&q=ilm u%20negara&f=false
Satriawan, Iwan dan Siti Khoiriah. 2016. Ilmu Negara. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Soehino. 1986. Ilmu Negara. Jakarta: Liberty