Status hukum keluarga yang melangsungkan perkawinan Misyar patut dipertanyakan, apakah praktek perkawinan tersebut mempunyai payung hukum (yang tertuang dalam KUA), UU No. Dalam penelitian ini yaitu di Desa Kutoporong, dimana terdapat beberapa keluarga di desa ini yang merupakan orang yang melangsungkan pernikahan Misyar.
Rumusan Masalah
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian Terdahulu
7 Harisatul Mukaromah, “Pandangan Aktivis Gender Ponorogo Terhadap Pernikahan Misyar Dalam Perspektif Yusuf Al-Qardawi”, Skripsi (Ponorogo: IAIN Ponorogo, 2016). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian ini adalah penelitian ini tidak membahas tentang dampak perkawinan misyar terhadap anak akibat perkawinan misyar.
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini data yang dibutuhkan adalah data yang meliputi data primer dan data sekunder. Dalam tahap ini peneliti menggali dan mengumpulkan data yang diperlukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang ditentukan.
Sistematika Pembahasan
Pernikahan dalam Islam 1. Pengertian Pernikahan
اللّٰ َو ٖۗ
Nikah Misyar
Nikah misyar berasal dari bahasa Arab yang berasal dari kata saara dan kata muyaasara yang merupakan bentuk dari isim alat yang berarti perjalanan dan wanita ini tidak berpindah tempat tinggal pihak laki-laki. Biasanya hal ini terjadi pada istri kedua, sedangkan laki-laki tersebut mempunyai istri lain di rumah yang harus dinafkahi.7 Menurut Sa'ad al-'Inzi, nikah misyar merupakan istilah baru dan belum pernah ada pembahasan di kalangan fuqaha pada masa lalu. Ketenangan batin (al-sakan al-nafsi>), pergaulan yang baik (al-mu'a>syarah bi al-ma'ru>f), peran sebagai orang tua, ketulusan cinta, kasih sayang, gotong royong dan cinta terhadap istri, yang merupakan tujuan pokok hukum, hilang dalam hukum misyar.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perkawinan misyar ini menyebabkan terbebasnya suami dari kewajiban memenuhi biaya akomodasi dan tempat tinggalnya. Nikah misyar merupakan pengaruh dari semakin cepatnya pergerakan transportasi antar negara dan wilayah di dunia. Nikah misyar bukanlah jenis nikah yang diharapkan namun bisa dilaksanakan karena adanya syarat darurat yang nyata.
Menurut al-Qardhawi, seorang ahli fiqih tidak berhak membatalkan akad nikah misyar karena rukun dan syaratnya telah terpenuhi.
Sebenarnya nikah misya>r diperbolehkan karena memenuhi seluruh syarat dan rukun nikah, meskipun istri melepaskan haknya. Misyar merupakan salah satu bentuk tana>zul (keringanan) terhadap sebagian hak seseorang sepanjang ia mencapai kedewasaan dan berakal sehat.
ئاَع ِل َةَش
Pernikahan Menurut Hukum di Indonesia 1. Pengertian Pernikahan
Perkawinan di Indonesia diatur dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974.23 Menurut Pasal 1 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974, perkawinan adalah “ikatan lahiriah dan batiniah antara seorang laki-laki dan seorang perempuan sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan sejahtera selamanya berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.” Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 menyatakan bahwa suatu perkawinan sah apabila dilangsungkan menurut hukum masing-masing agama dan alirannya; dan di samping itu, setiap perkawinan harus dicatatkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Mencatat setiap perkawinan sama saja dengan mencatat peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan seseorang, misalnya kelahiran dan kematian, yang dicatat dalam akta, akta resmi yang juga dimasukkan dalam Pendaftaran Tanah.
Undang-undang ini menganut prinsip bahwa calon suami istri harus matang jiwa dan raganya untuk dapat melangsungkan perkawinan, memenuhi tujuan perkawinan dengan baik tanpa berakhir dengan perceraian dan memperoleh keturunan yang baik dan sehat. Undang-undang ini menentukan batas usia perkawinan bagi laki-laki dan perempuan, yaitu 19 (sembilan belas) tahun bagi laki-laki dan 16 (enam belas) tahun bagi perempuan. Dalam pasal 34 ayat 1 UU No. 1 Tahun 1974 menyatakan bahwa “Suami wajib melindungi isterinya dan menyediakan segala keperluan hidup rumah tangga menurut kesanggupannya.”
Dengan adanya kaidah-kaidah tersebut, jelaslah peraturan-peraturan bagi masyarakat mengenai hak dan kewajiban suami dalam suatu perkawinan menurut hukum perkawinan yang sah, apabila ada yang melanggarnya, maka ketentuan-ketentuan yang tertulis dalam undang-undang tersebut dapat menjadi payung hukum dalam mempunyai keluarga.
Kewajiban Orangtua terhadap Anak
Hak dan kedudukan perempuan seimbang dengan hak dan kedudukan laki-laki baik dalam kehidupan rumah tangga maupun dalam pergaulan sosial, sehingga segala sesuatu dalam keluarga dapat dirundingkan dan diputuskan bersama oleh suami istri. Undang-undang ini menegaskan bahwa yang bertanggung jawab terhadap anak adalah orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah dan negara, hal ini dilakukan agar perlindungan anak secara berkesinambungan dapat dilaksanakan untuk melindungi hak-hak anak. Rangkaian ini hendaknya terus berkesinambungan dan fokus untuk menjamin tumbuh kembang anak, hal ini dilakukan untuk menciptakan kehidupan yang baik bagi anak-anak yang diharapkan menjadi generasi penerus bangsa yang tangguh, nasionalis, dan memiliki akhlak mulia. .
Deskripsi Objek Penelitian
Sepanjang perjalanan Desa Kutoporong akan disuguhkan suasana pedesaan yang asri dengan beberapa hamparan sawah dan tanaman tebu yang menyelimutinya, hamparan sawah warga yang hijau dan segar sehingga mampu memanjakan siapa pun yang melihatnya. Dibalik itu semua, siapapun yang datang ke Desa Kutoporong akan merasa senang karena keramahan masyarakatnya, serta kekayaan potensi alam dan pemandangan yang indah ditunjang dengan udara yang cukup sejuk, segar dan asri. Tak hanya itu, siapa pun yang datang ke Desa Kutoporong akan merasa beruntung karena nantinya akan menemukan Perumahan Mojo Asri Pararaton yang terletak di antara dusun Kutoporong dan ngul Moro. Di sana, setiap orang yang berkunjung ke tempat ini akan mendapatkan apartemen yang bagus dan bagus serta bisa singgah di kafe. menarik dalam dirinya.
Dari jumlah penduduk tersebut di atas, sebagian besar kelompok usia produktif mempunyai angkatan kerja dengan usia yang cukup, namun sehubungan dengan angkatan kerja tersebut perlu diperoleh keterampilan kerja dengan cara mengikuti kursus kerja dan pada akhirnya akan meningkatkan keterampilan tersebut sehingga dapat mempengaruhi opini masyarakat. populasi saat ini akan meningkat. Masyarakat Desa Kutoporong sebagian besar adalah petani, sehingga untuk meningkatkan pertanian di desa kami diperlukan saran-saran pertanian dari instansi terkait agar dapat menghasilkan pertanian yang lebih baik. Mengingat wilayah Desa Kutoporong 70% merupakan persawahan dan selebihnya merupakan lahan rawa yang telah berubah fungsi menjadi lahan pertanian untuk menghasilkan produk-produk unggulan, sedangkan penduduknya masih belum banyak, namun masih banyak petani. Desa Kutoporong merupakan kawasan pertanian yang mayoritas penduduknya adalah suku Jawa dan bermatapencaharian sebagai petani, peternak, dan pembantu swasta.
Seperti tradisi dan budaya desa Kutoporong yang masih eksis yaitu tradisi roughah dusun, tahlil, diba’an, khotmil quran.
Praktik Nikah Misyar di Desa Kutoporong, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto
Penduduk Desa Kutoporong sebagian besar bermata pencaharian sebagai buruh tani, tidak sedikit pula yang menjadi buruh pabrik, wiraswasta, buruh migran dan merantau ke luar kota. Nyatanya, hal tersebut tidak berlangsung lama, tiga bulan kemudian suami saya kembali ke negaranya tanpa perceraian, apalagi kehidupan dan tempat tinggal. Dia hanya bilang ingin pulang dulu baru kembali lagi dan sebenarnya sampai saat ini belum ada hal baru.
Iya saya tanya buktinya mana, akta nikah dan lain sebagainya, katanya tidak ada karena hanya siri. Bermula saat SR mengetahui suaminya telah menikah sebelumnya dan dia telah menjadi istri keduanya. Konsep pernikahan ini hampir mirip dengan pernikahan kontrak, namun tidak ada batasan waktu pasti berapa lama pernikahan tersebut akan dilangsungkan.
Perkahwinan berlangsung secara bersiri dan tidak ada janji cerai, nafkah dan kediaman selepas suami pulang ke negaranya.
Implikasi Nikah Misyar terhadap Anak di Desa Kutoporong Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto
Beberapa kali anak saya pulang sambil menangis karena di-bully oleh teman-temannya karena dianggap sebagai anak haram tanpa ayah. Karena prosesnya lama, mantan suami tidak bisa dihubungi dan saya tidak punya salinan identitasnya, akhirnya hanya tertulis nama anak saja. Meskipun dalam sebagian besar perkawinan misyar hanya salah satu pihak yang menanggung beban mengasuh anak, namun ada juga yang melakukannya secara bersama-sama berdasarkan kesepakatan, meskipun dengan bagian yang berbeda.
Karena status kami suami istri, saya suruh dia melakukan aktivitas seperti antar jemput dan ajak wali. Jarang sekali kami tinggal serumah, padahal kami menikah minimal seminggu sekali, hanya untuk antar jemput sekolah atas undangan orang tua siswa.” 16. Dari Implikasi Praktek Nikah Misyar Bagi anak-anak di atas, terlihat banyak hak-hak anak yang pada akhirnya tidak terpenuhi, antara lain hak atas kasih sayang penuh dari kedua orang tuanya, hak atas penghidupan, hak atas pendidikan dan hak-hak lainnya seperti kepemilikan surat-surat sipil.
Analisis Praktek Pernikahan Misyar di Desa Kutoporong Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto Perspektif Hukum Positif di Indonesia.
Analisis Praktik Nikah Misyar di Desa Kutoporong Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto Perspektif Hukum Positif di Indonnesia
- Keabsahan Praktek Nikah Misyar di Desa Kutoporong Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto
- Keabsahan Anak dari Praktek Nikah Misyar di Desa Kutoporong Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto
Istilah perkawinan siri diberikan kepada perkawinan yang tidak memenuhi ketentuan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan pada Pasal 1 ayat (1) dan ayat (2). Namun pernikahan antara RK dan HN sah menurut UU Perkawinan. Sebab perkawinan itu dilakukan menurut ketentuan Pasal 2 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Perkawinan, yaitu sesuai.
Hal ini disebabkan karena perkawinan tersebut tidak sesuai dengan ketentuan Akta Perkawinan pada alinea pertama dan kedua Pasal 2, dimana perkawinan tersebut tidak sah secara agama dan tidak dicatatkan sesuai dengan ketentuan yang ada. Berdasarkan hasil analisa di atas maka nikah misyar yang dilakukan oleh CH tidak sah menurut UU Perkawinan. Karena perkawinan yang dilakukan oleh pasangan ini dilakukan sesuai dengan Undang-undang Perkawinan, maka status anak luar nikah adalah anak sah, meskipun bentuk perkawinannya adalah perkawinan misyar.
Implikasi Pernikahan Misyar Bagi Anak di Desa Kutoporong Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto Dalam Perspektif UU No. 35 Tahun Ini.
Implikasi Nikah Misyar Terhadap Anak di Desa Kutoporong Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto Perspektif Undang-Undang No 35 Tahun
16 Agus Hermanto, Dwi Wulandari, Meriyati, “Misyar Nikah dan Ketaatan Hak dan Kewajiban Suami Istri”, Jurnal Ijtima’iyya, Vol. Sehingga nafkah anak dalam perkawinan misyar mayoritas dilakukan oleh istri (istri atau ibu dari anak). Berdasarkan hukum positif di Indonesia, praktik nikah misyar tidak diatur secara jelas dalam Undang-Undang Perkawinan atau peraturan perundang-undangan lainnya di Indonesia.
Praktek nikah misyar di Desa Kutoporong yaitu CH, RK dan SR dilakukan dengan berbagai alasan. Selain itu, nikah misyar yang dilakukan CH bertentangan dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan khususnya Pasal 30, 33, dan 34. Pernikahan RK adalah pernikahan misyar dan sah secara agama dan sah menurut ketentuan Pasal 2 ayat 1 dan ayat 2 undang-undang - Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan, yaitu dilakukan menurut agama dan dilangsungkan.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014, akibat dari perkawinan misyar terhadap anak yang terjadi di Desa Kutoporong adalah banyak hak-hak anak yang tidak terpenuhi seperti hak untuk mendapatkan kasih sayang.