• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nilai-nilai Pendidikan Akhlak dalam Asmaul Husna (Kajian atas Buku Asmaul Husna Karya Ibnu Ajibah Al-Husaini)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Nilai-nilai Pendidikan Akhlak dalam Asmaul Husna (Kajian atas Buku Asmaul Husna Karya Ibnu Ajibah Al-Husaini)"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

Nilai-nilai pendidikan akhlak dalam Asmaul Husna (kajian kitab Asmaul Husna karya Ibnu Ajibah Al-Husaini). Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam Asmaul Husna, sebuah kajian terhadap kitab Asmaul Husna karya Ibnu Ajibah Al-Husaini, dengan rumusan masalah: Untuk meneliti dalam kajian memudahkan nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam Asmaul Husna, penulis akan menggunakan kitab Asmaul Husna karya Ibnu Ajibah Al-Husaini.

Dari penelitian ini akan muncul uraian tentang nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam Asmaul Husna karya Ibnu Ajibah Al-Husaini. Penulis merumuskan masalah tersebut sebagai berikut: apakah nilai-nilai pendidikan akhlak dalam buku Al-Barzanji. Qurash Shihab, dalam penelitian yang akan dijalankan oleh pengkaji, akan memfokuskan kepada nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam Asmaul Husna, kajian terhadap kitab Asmaul Husna karya Ibnu Ajibah Al-Husaini.

Penelitian ini akan mengkaji dan menghuraikan nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam Asmaul Husna dalam kitab Asmaul Husna karya Ibnu Ajibah Al-Husaini.

Sistematika Pembahasan

Untuk menganalisis data yang terkumpul, penelitian ini menggunakan analisis isi, yaitu tinjauan sistematis terhadap catatan atau dokumen sebagai sumber data.8. Mengembangkan alat metodologi yaitu dengan menentukan metode yang akan kita gunakan yaitu metode pengumpulan data dan metode analisis data. Dalam pembahasan kali ini penulis memaparkan pengertian nilai, pentingnya pendidikan akhlak, ruang lingkup pendidikan akhlak, dasar-dasar pendidikan akhlak, pengertian asmaul husna, pembagian asmaul husna, pendapat para ulama tentang asmaul husna .

Nilai Pendidikan Akhlak 1. Pengertian Nilai

Begitu pula Imam Al-Ghazali menyatakan dalam kitabnya Ihya' Ulumuddin bahwa akhlak adalah gambaran tingkah laku dalam jiwa yang darinya perbuatan dapat diselesaikan dengan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.34. Dari beberapa pengertian di atas dapat dipahami bahwa akhlak adalah watak atau ciri-ciri seseorang, yaitu keadaan jiwa yang telah terlatih, sehingga jiwa benar-benar mempunyai sifat-sifat yang melekat. Ibnu Miskawaih secara singkat menyatakan bahwa akhlak adalah sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

Sementara itu, Imam al-Ghazali, dengan panjang lebar daripada Ibn Miskawaih, mengatakan bahawa akhlak ialah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan pelbagai perbuatan dengan mudah dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Mengenai ungkapan akhlak, sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya’ Ulumuddin, akhlak adalah cerminan tingkah laku dalam jiwa yang mana perbuatan mudah diselesaikan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Pengertian akhlak lebih tepat tertumpu pada kandungannya, akhlak adalah sifat yang berlabuh dan melekat pada jiwa manusia, yang melakukan perbuatan secara spontan dan mudah, tanpa paksaan atau muslihat.

Maka, asas atau sumber utama akhlak ialah Al-Qur'an dan al-Hadith, yang merupakan sumber utama agama itu sendiri.

ملسو يلع ها ىلص ّيّلا لاق كلام نب سنأ نع

نل نيرمأ مكيف تكرت

تّسو ها باتكامدعب اولضت لوسر

أطوما ي اور

Dari beberapa pengertian pendidikan moral di atas dapat dipahami bahwa pendidikan moral adalah suatu proses pengembangan sifat manusia dengan dasar-dasar moralitas, keutamaan perangai dan budi pekerti yang diharapkan dimiliki oleh manusia dan diterapkan serta menjadi kebiasaan. Memperkuat pendidikan akhlak dengan cara memperluas wawasan, berteman dengan orang-orang pilihan, membaca dan mempelajari pahlawan-pahlawan yang pemikirannya luar biasa, dan yang lebih penting adalah memberikan dorongan yang mendorong seseorang untuk beramal shaleh. Selain itu, pendidikan akhlak juga dapat diartikan sebagai pendidikan yang mengarah pada terciptanya tingkah laku lahir dan batin manusia agar menjadi manusia yang seimbang dalam hubungannya dengan dirinya dan orang di luar dirinya.

Model hubungan manusia dengan Allah, seperti menyatukan Allah dengan menjauhi syirik, takut kepada-Nya, memohon pertolongan kepada-Nya melalui solat, berzikir, siang atau malam, sama ada berdiri, duduk atau berbaring serta bertawakal kepada-Nya. Pola perhubungan ini merangkumi semua manusia sebagai makhluk Allah iaitu Rasulullah baik ibu bapa mahupun masyarakat. Corak hubungan manusia dengan alam semesta, seperti memelihara kelestarian alam, melindungi hutan daripada kemarau akibat penebangan hutan tanpa penanaman semula, dan memelihara keindahan alam.

Bidang Ilmu Moral membahas tentang perbuatan manusia, kemudian menentukan apakah perbuatan tersebut baik atau buruk. Ilmu akhlak bisa disebut juga ilmu yang memuat pembahasan dalam upaya memahami tingkah laku manusia, kemudian memberikan nilai-nilai atau hukum-hukum terhadap perbuatan tersebut, yaitu apakah perbuatan tersebut tergolong baik atau buruk. Jadi, yang menjadi objek pembahasan Ilmu Moral adalah berkaitan dengan norma-norma atau penilaian terhadap suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang.

Dengan dipaparkannya beberapa bagian literatur tentang akhlak, menunjukkan bahwa eksistensi Ilmu Akhlak sebagai suatu disiplin ilmu agama sejajar dengan ilmu-ilmu Islam lainnya, seperti tafsir, tauhid, fiqh, sejarah Islam, dan lain-lain. Bahwa objek ilmu moral adalah membahas perbuatan manusia dan kemudian menentukan apakah perbuatan tersebut baik atau buruk. 44. Jadi, wilayah pembahasan akhlak yang dibahas dalam buku ini berkaitan dengan seluruh perilaku dan etika manusia, seperti terhadap Allah (swt).

Landasan pendidikan akhlak adalah Al-Qur'an dan Hadits, karena akhlak merupakan sistem akhlak yang berdasarkan ajaran Islam. Al-Qur'an dan Hadits sebagai pedoman hidup umat Islam menjelaskan kriteria perbuatan baik dan buruk.

ع ا ثدحب

زيزعلا دب

نع دمح ن

لاق

اص ها لوسر

دما اور)

Asmaul Husna

Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia, kepunyaan-Nya segala nama yang baik." (QS. Taha:8).51. Maksudnya: "Asmaul Husna itu kepunyaan Allah semata-mata, maka bermohonlah kepada-Nya dengan mengucapkan Asmaul Husna itu dan tinggalkanlah. orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Maksudnya: “Katakanlah: Serulah Allah, serulah Rahman, apa sahaja nama Tuhan yang kamu seru, Dia mempunyai nama-nama yang baik.” (QS Al-Isra 17:110) 53.

ااًدحا

Analisis Nilai Pendidikan Akhlak dalam Asmaul Husna

Nilai-nilai ajaran Islam mengajarkan bahwa setiap umat Islam wajib mengagungkan Allah dan mensyukuri nikmat-Nya yang menjadi sumber rezeki, kekuatan, kedamaian dan membimbing kita (manusia) keluar dari kegelapan menuju cahaya. Pengenalan Asma'ul Husna akan mendorong setiap umat Islam untuk memahami pentingnya kehidupan. Pendidikan akhlak merupakan suatu proses pengembangan fitrah manusia dengan dasar-dasar akhlak, sifat-sifat budi pekerti dan budi pekerti yang diharapkan dimiliki dan diterapkan oleh manusia serta menjadi kebiasaan.

Asmaul Husna mempunyai makna yang luas dan mendalam membahas tentang pendidikan akhlak terhadap Sang Pencipta dan juga terhadap sesama umat Islam. Dalam Esmaul Husna terdapat ciri-ciri dan perilaku Allah SWT yang berkaitan dengan perilaku/akhlak manusia yang dapat dijadikan pedoman untuk menciptakan kehidupan yang harmonis. Oleh karena itu, pendidikan akhlak di sini penting bagi setiap umat Islam agar tercipta kehidupan bermasyarakat yang damai.

Seperti yang penulis jelaskan pada bab sebelumnya, Asmaul Husna adalah himpunan nama-nama Allah yang baik dan indah yang mengandungi rahmat dan keredhaan bagi setiap orang yang mendambakan keredhaan-Nya. Allah memperkenalkan diri-Nya kepada hamba-hamba-Nya dengan nama-nama, beberapa di antaranya sudah cukup untuk menunjukkan pentingnya kesempurnaan dalam pelayanan mereka dan merealisasikan kesempurnaan kebijaksanaan dalam tindakan Yang menciptakan mereka. Nama Allah yang paling agung yang sepadan dengan kemiskinan hamba-Nya ialah Al-Mu‟thi (Maha Pemberi), Al-Jawwaad (Maha Pemurah) atau Al-Muhsin (Maha Berkuasa), Al-Waasi‟ (Yang Terbaik. ). Yang Maha Besar), Al-Ghaniyy (Yang Maha Kaya).

Dalam keadaan terhina dan lemah, nama yang pantas didoakan Allah adalah Al-Aziiz (Yang Maha Kuasa), Al-Jabbaar (Yang Maha Pemaksa), atau Al-Mutakabir (Yang Maha Sombong), Al-A' laa, Al-Muta' aali dan Al-'Alii (Yang Maha Tinggi). Dalam keadaan menyesal setelah berbuat maksiat, nama-nama shalat yang benar adalah Al-Lathiif (yang paling lemah lembut), At-Tawwaab (yang paling menerima taubat), atau Al-Ghafuur (yang paling pemaaf), Al-Hayiyy ( paling pemalu) dan As-Sittiir (paling menutupi). Jika sedang bekerja dan mencari penghasilan, nama-nama shalat yang benar adalah Ar-Raaziq, Ar-Razzaq (Yang memberi rejeki), atau Al-Mannaan (Yang memberi rahmat), As-Samii' (Yang Dzat mendengarkan) dan Al-Bashiir (Maha Melihat).

Dalam mencari jalan untuk mendapatkan ilmu dan kefahaman, nama yang sesuai untuk didoakan ialah Al-Hasiib (Maha Bertimbang rasa dan Mencukupi), Ar-Raqiib (Maha Berjaga-jaga), atau Al-„Aliim (Maha Mengetahui). , Al -Hakiim (Yang Maha Bijaksana), dan Al-Khabiir (Maha Mengetahui/Berkomunikasi).

Analisis Nilai Pendidikan Akhlak Menurut Ibnu Ajibah Al-Husaini dalam Bukunya

Dimanapun seorang mukmin berada, hendaknya ia tidak lepas dari berpikir dan berdzikir kepada Tuhannya (QS. Ali'Imran 3: 191). Artinya: (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau berbaring dan merenungkan penciptaan langit dan bumi (berkata): “Ya Tuhan kami, Engkau tidak menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka lindungilah kami dari siksaan neraka." Itulah wujud dzikrullah dalam arti sebenarnya.78. Padahal, mencoba meniru nama-nama Allah ibarat bersaing dengan-Nya, sehingga bisa menimbulkan kesombongan yang luar biasa.

Takhalluq berarti mengingkari sifat-sifat ego diri sendiri dan meneguhkan sifat-sifat Allah yang berpotensi ada dalam diri kita. Karena hampir semua kebajikan yang kita kembangkan dalam diri kita, melalui perbuatan baik kita untuk orang lain, bermula dan disempurnakan oleh Tuhan. Jadi dengan memupuk kualitas-kualitas ini dalam diri kita, kita sebenarnya menjadi lebih dekat dengan sumber kualitas-kualitas ini yang tak terbatas.

Nabi juga menyatakan: "Aku diutuskan hanya untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak." Di samping Rasul berpesan takhalluqū bi akhlāqillah, Allah juga berfirman: Nabi juga adalah contoh yang sempurna dalam menciptakan ihsan, maka dinamakan uswatun hasenah (contoh yang indah). Ketiga, mekam tahakkuk setelah melalui mekam ta‟alluk dan tekhalluk kini kita akan ke mekam tahakkuk.

Stasiun ini menuntut kita untuk benar-benar memahami makna Asmaul Husna dan membimbing kita bagaimana menciptakan sikap dan perilaku sehari-hari yang selaras dengan makna Asmaul Husna.

Kesimpulan

Menurut ulama klasik, takhalluq bukan berarti mengingkari sifat-sifat ego seseorang dan meneguhkan sifat-sifat Allah yang secara potensial sudah ada dalam diri kita.

Saran

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam kitab Al-Adāb An-Nabawiyyah Fī Al-A’māl Al-Yaumiyyah tentang mensucikan

Perspektif ilmu pendidikan Islam terhadap pemikiran Habib Abdullah Alawi Al-Hadad tentang pendidikan akhlak dalam kitab Adabu Sulukil Murid di bidang tujuan pendidikan.

Ibnu Sina sangat memperhatikan segi akhlak yang menjadi fokus utama dari seluruh pemikiran filsafat pendidikannya, yaitu mendidik anak dengan menumbuhkan kemampuan beragama yang

Dari latar belakang yang sudah diuraikan di atas dapat ditemukan bahwa rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana nilai-nilai pendidikan akhlak

Karena tujuan dasar dari pemikiran Gülen dalam pendidikan adalah terbentuknya moral yang baik pada siswa, maka selain mencantumkan materi yang berkaitan dengan

Dari berberapa nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam surat Yusuf ayat 20-29, bahwa nilai-nilai pendidikan akhlak dalam Q.S Yusuf ayat 20-29 sangat relevan untuk