Judul : Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Novel Ronggeng Dukuh Paruk Karya Ahmad Tohari (Studi Kasus Rasus) Menyatakan bahwa naskah skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang disebutkan sumbernya. Judul : Nilai Pendidikan Karakter Dalam Novel Ronggeng Dukuh Paruk Karya Ahmad Tohari (Studi Kasus Rasus). Puji syukur kami panjatkan ya Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Mu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Disertasi ini berjudul: “Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Novel Ronggeng Dukuh Paruk Karya Ahmad Tohari (Studi Tokoh Rasus)”. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Novel Ronggeng Dukuh Paruk Karya Ahmad Tohari (Studi Tokoh Rasus). Pendidikan karakter adalah proses pemberian bimbingan kepada peserta/peserta didik agar menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter baik dalam dimensi hati, pikiran, raga maupun perasaan dan karsa.
Nilai-nilai pendidikan karakter juga dapat terkandung dalam karya sastra, salah satunya adalah novel. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam peran Rasus dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dan konstruktif bagi dunia pendidikan khususnya pengembangan nilai-nilai pendidikan karakter melalui pemanfaatan seni sastra.
Dari penelitian ini ditemukan terdapat 13 nilai pendidikan karakter pada tokoh Rasus dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk.
Latar Belakang Masalah
Dalam konteks etika pendidikan dalam Islam, sumber etika dan nilai yang paling otentik adalah Al-Quran dan Sunnah Nabi SAW, yang kemudian dikembangkan berdasarkan hasil ijtihad para ulama. Nilai-nilai yang berasal dari adat istiadat atau tradisi dan ideologi sangat rentan dan situasional. 5 Said Agil Husain Al Munawar, Aktualisasi Nilai-Nilai Al-Quran dalam Sistem Pendidikan Islam, (Ciputat: Ciputat Press, 2005), hal.
Namun lebih dari itu, karya seni yang baik adalah karya yang tidak hanya mementingkan nilai estetika dan hiburan saja, melainkan karya seni yang sarat dengan nilai yaitu isi dan pesan yang dapat diambil setelah menikmati suatu karya sastra. Keseluruhan karya pada hakikatnya merupakan pesan masyarakat, karena suatu karya sastra secara teoritis menjadi milik masyarakat setelah ia ditulis.6 Karya sastra merupakan hasil kebudayaan. Sebab, karya sastra merupakan hasil karya seorang sastrawan yang hidup lekat dengan gaya hidup masyarakatnya.
Adanya hubungan tersebut menandakan bahwa karya sastra berpeluang menjadi sarana pengubah kondisi sosial masyarakat. Dalam dinamika sastra, perubahan harus menjadi semangat hidupnya.8 Karya sastra adalah karya seni yang diminta untuk menciptakan hiburan dan pendidikan. Hal ini membuat penulis tertarik untuk meneliti novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari, khususnya yang berkaitan dengan pendidikan karakter.
Novel Ronggeng Dukuh Paruk merupakan sebuah karya fiksi yang ditulis oleh sastrawan nasional asal Banyumas, Ahmad Tohari. Kehidupan manusia di Banyumas cenderung egaliter dan menjaga kesetaraan dalam hubungan antara individu yang satu dengan individu yang lain. Cablaka merupakan tokoh yang dilontarkan secara spontan oleh masyarakat Banyumas terhadap fenomena yang tampak di depan mata, tanpa menyembunyikannya.
Novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari merupakan salah satu novel yang berkualitas. Dalam Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari, terdapat beberapa nama yang terlibat dalam cerita Ronggeng Dukuh Paruk. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh “Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Novel Ronggeng Dukuh Paruk Karya Ahmad Tohari (Studi Tokoh Rasus)”.
Definisi Operasional
Nilai-Nilai Pendidikan Karakter
Beberapa nama yang disebutkan di atas terbagi menjadi tiga jenis klasifikasi tokoh, yaitu tokoh utama (main character), tokoh kedua (antagonis), dan tokoh pelengkap (complementary). Dari penggolongan tersebut Rasus merupakan tokoh utama (main character) dalam cerita Ronggeng Dukuh Paruk. Tokoh utama adalah tokoh yang paling banyak terlibat dalam suatu peristiwa, dari awal sampai akhir cerita.
Sedangkan definisi menurut Kartono dkk bahwa nilai adalah sesuatu yang dianggap penting dan dipelihara.17 Sedangkan menurut Gordon Allport, nilai adalah suatu keyakinan yang membuat seseorang bertindak berdasarkan pemikirannya.18 Demikianlah dapat disimpulkan. nilai itu adalah sesuatu yang dianggap penting bagi seseorang berdasarkan pemikirannya. Pendidikan karakter adalah sesuatu yang dilakukan guru untuk mempengaruhi karakter peserta didik. 19 Pendidikan karakter adalah proses pemberian petunjuk kepada peserta didik/peserta didik agar menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter baik dalam dimensi hati, pikiran, jasmani dan perasaan serta maksud 20 Pengertian pendidikan karakter menurut Agus Wibowo yaitu pendidikan yang menanamkan dan mengembangkan akhlak mulia pada diri peserta didik, agar mempunyai akhlak mulia tersebut, menerapkan dan mengamalkannya dalam kehidupannya, baik dalam keluarga, sebagai anggota masyarakat maupun sebagai warga negara. . Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai pendidikan karakter merupakan sesuatu yang dianggap penting untuk dilakukan.
Menurut Muhamed Mustari, nilai-nilai pendidikan karakter terdiri dari 25 nilai.22 Nilai-nilai karakter ke dua puluh lima tersebut adalah: religius, jujur, bertanggung jawab, pola hidup sehat, disiplin, kerja keras, beriman, berjiwa wirausaha, berpikir logis, kreatif. , kritis dan inovatif, mandiri, ingin tahu, cinta ilmu, sadar diri, patuh pada aturan sosial, hormat, baik hati, demokratis, ekologis, nasionalis, pluralistik, cerdas, suka menolong, tangguh, berani mengambil risiko dan berorientasi pada tindakan. Sedangkan menurut Kementerian Pendidikan Nasional seperti dikutip Agus Wibowo, terdapat 110 nilai luhur sebagai landasan karakter bangsa yang dimiliki setiap suku di Indonesia. 23 Dalam hal ini penulis mengacu pada nilai-nilai. pendidikan karakter menurut Kementerian Pendidikan Nasional.
Rumusan Masalah
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif dan konstruktif bagi dunia pendidikan khususnya terhadap pengembangan nilai-nilai pendidikan melalui pemanfaatan seni sastra. Bagi dunia sastra, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pembuatan sebuah karya, tidak hanya mengedepankan nilai jual dari segi keindahan, namun juga lebih memperhatikan isi dan pesan yang muncul dari karya sastra tersebut. .dapat dicapai. karya seni.
Kajian Pustaka
Sumber Data
Dalam hal ini data diperoleh langsung dari subjek penelitian yaitu nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk. Sumber utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari dan buku Mendidik Karakter karya Thomas Lickona. Sumber sekunder merupakan hasil penggunaan sumber tidak langsung lainnya dan sebagai dokumen yang sekedar dikaji ulang.
Teknik Pengumpulan Data
Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini analisis dilakukan dengan mengkaji struktur-struktur yang terdapat dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari. Struktur ini juga dapat berupa tanda atau simbol yang sengaja diciptakan dalam novel. Pada tahap ini peneliti berpikir reflektif yaitu bolak-balik antara teks, konteks, dan kontekstualisasi untuk mengungkap pendidikan karakter.
Langkah kerja analisis meliputi: pertama, langkah objektif (penjelasan), yaitu analisis dan deskripsi aspek semantik metafora dan simbol berdasarkan tingkat kebahasaannya. Langkah ini disebut juga dengan langkah eksistensial, yaitu pemahaman pada tataran keberadaan atau keberadaan makna, yaitu uraian nilai-nilai pendidikan tokoh-tokoh dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk.
Sistematika Pembahasan
PENUTUP
Kesimpulan
Mandiri : sikap dan perilaku yang tidak mudah bergantung pada orang lain untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi. Rasa ingin tahu : sikap dan tindakan yang selalu berusaha menemukan lebih dalam dan luas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat atau didengar. Semangat Kebangsaan: cara berpikir, bertindak, dan berpengetahuan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.
Cinta Tanah Air: cara berpikir, bersikap dan berperilaku yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa bangsa, lingkungan sosial, budaya, ekonomi dan politik. Peduli lingkungan : sikap dan tindakan yang selalu berusaha mencegah kerusakan lingkungan alam sekitar, dan mengembangkan upaya untuk memperbaiki kerusakan yang sudah terjadi. Kepedulian sosial : sikap dan tindakan yang selalu ingin memberikan bantuan kepada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
Tanggung jawab : sikap dan perilaku seseorang untuk memenuhi tugas dan kewajibannya terhadap dirinya sendiri, masyarakat, lingkungan hidup, negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
Saran-Saran
Penutup
Al Munawar, Said Agil Husain, Actualization of Qur'anic Values in the Islamic Education System, Ciputat: Ciputat Press, 2005. Hendri, Fairy Tale-Based Character Education, Bandung: Rosda Karya, 2013 Kartono Kartini og Gulo, Dictionary of Psychology, Bandung: Pioneers Jaya, 1987. Kurniawan Syamsul, Integrated Conception and Implementation Character Education in Family, School, College, and Community Environments, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013.
Kutha Ratna Nyoman, Peran Karya Sastra, Seni dan Budaya dalam Pendidikan Karakter, Yogyakarta: Pustaka Mahasiswa, 2014. Mawardi Kholid, “Singiran: Pendekatan Sosial Budaya dalam Pembelajaran Islam di Pondok Pesantren dan Komunitas NU”, v izdaji Journal Insania II, Purwokerto: Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat STAIN Purwokerto, 2006. Umetnost kot preroški izraz, v reviji Jurnal Ibda volume 11, Purwokerto: AKAR Lembaga Kajian Budaya Indonesia v sodelovanju s P3M STAIN Purwokerto, 2013.
Stanton Robert, Teori Fiksi Robert Stanton (Terjemahan: Sugihastuti dan Rossi Abi Al-Irsyad), Yogyakarta: Perpustakaan Mahasiswa, 2012. Thoha Chabib, Kapita Selecta Pendidikan Islam, Yogyakarta: Perpustakaan Mahasiswa, 1996 Tohari Ahmad, Ronggeng Dukuh Paruk Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2011 Wachid Abdul BS, Sastra Pencerahan, Yogyakarta: Saka, 2005. Zainul Fitri Agus, Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012.