Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana dampak pemberian insentif terhadap semangat kerja karyawan PT. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa semakin baik insentif yang diberikan maka akan semakin tinggi pula tingkat semangat kerja karyawan. Berkat rahmat dan bimbingannya, penulis dapat menyelesaikan skripsinya yang berjudul “Pengaruh Pemberian Insentif Terhadap Semangat Kerja Pada PT.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh Marthadini (2017) mengenai “Pengaruh Disiplin Kerja dan Pemberian Insentif Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PT. Penelitian yang dilakukan oleh Maziah (2018) berjudul “Pengaruh Pemberian Insentif Terhadap Kinerja Karyawan PT. Sedangkan penelitian yang saat ini sedang dilakukan mempunyai perbedaan lokasi dan fokus yaitu mengenai “Pengaruh Pemberian Insentif Terhadap Semangat Kerja PT.
Teori dan Konsep
Konsep Pemberian Insentif
Menurut Hasibuan (2016), insentif adalah insentif yang diberikan kepada pegawai tertentu berdasarkan prestasi kerjanya agar pegawai terdorong untuk meningkatkan produktivitas kerjanya. Insentif non-materiil merupakan insentif yang diberikan kepada pegawai dalam bentuk penghargaan dan afirmasi berdasarkan kinerja pegawai. Insentif negatif merupakan insentif yang mengancam hukuman bagi pegawai yang prestasi kerjanya di bawah standar.
Konsep Semangat Kerja
Ketertarikan pegawai terhadap pekerjaan yang dilakukan artinya pegawai yang berminat dalam mengerjakan pekerjaannya akan meningkatkan semangat kerja. Gaji atau faktor gaji yang tinggi akan meningkatkan semangat kerja dan meningkatkan semangat kerja karyawan. Dalam penelitian ini peneliti akan menganalisis dan menguji indikator etos kerja yang dikemukakan oleh Nitisemito (2012), yaitu: (1) Kehadiran.
Kerangka Pikir
Hipotesis
Definisi Operasional Variabel
Sedangkan semangat kerja pegawai dalam penelitian ini adalah keadaan pegawai yang senang dalam melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya, agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh, penuh tanggung jawab dan selesai tepat waktu, sehingga pada akhirnya memperoleh kinerja yang baik. Makassar Telecommunication Region (WITEL) melalui pemberian insentif sebagai motivasi yang diberikan kepada pegawai berdasarkan prestasi kerjanya, berupa uang atau barang yang bernilai ekonomi, sehingga berpeluang membantu kesejahteraan pegawai dan keluarganya. , bersama dengan beberapa insentif materi. Bagaimana dengan insentif non-materiil berupa hadiah dan konfirmasi prestasi kerja yang ditawarkan PT.
Dikatakan bahwa Wilayah Telekomunikasi Makassar (WITEL) semangat bekerja apabila disediakan kehadirannya dan ditetapkan sebagai berikut: Kewajiban kerja yang ditetapkan adalah hari kerja dimulai pada hari Senin sampai dengan Jumat. Kolaborasi antar rekan kerja atau dengan manajernya berjalan baik untuk mencapai tujuan bersama.
Telkom Witel Makassar dikatakan bersemangat dalam bekerja jika keadaan emosi yang kita rasakan saat melakukan pekerjaan menyenangkan dan memberikan kenyamanan. Telecommunication Region (WITEL) Makassar, karena peneliti menemukan permasalahan yang muncul salah satunya disebabkan oleh pandemi Covid-19 yang berdampak pada dunia usaha dan masyarakat, termasuk PT. Makassar Telecommunications Region (WITEL) merupakan salah satu penyedia jasa berupa layanan jaringan telekomunikasi terbesar di Indonesia, sehingga etos kerja para pegawainya patut dicermati lebih lanjut.
Telekomunikasi Region (WITEL) Makassar dalam menciptakan semangat kerja pegawai yang efektif dan efisien di era new normal bukanlah hal yang mudah, tidak hanya menciptakan motivasi yang tinggi namun juga perlu memberikan insentif.
Jenis dan Tipe Penenlitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dan asosiatif dengan judul “Pengaruh Pemberian Insentif Terhadap Semangat Kerja Karyawan PT. Alasan peneliti menggunakan jenis penelitian ini karena data dikumpulkan dari karyawan dengan cara menyebarkan kuesioner yang bertujuan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara dua variabel.
Populasi dan Sampel
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian menggunakan teknik random sampling yang artinya setiap unsur dalam setiap populasi bebas mempunyai peluang yang sama untuk terpilih. Peneliti memaparkan kuesioner baik kepada manajer maupun karyawan atau responden di PT. Penelitian ini menggunakan skala Likert untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi karyawan atau responden di kantor PT.
Observasi merupakan metode panca indera, dengan mata sebagai alat utama di samping panca indera lainnya seperti telinga, penciuman, mulut dan kulit. Oleh karena itu observasi adalah kemampuan manusia dalam menggunakan observasi melalui kerja panca indera mata dan dengan bantuan panca indera lainnya. Teknik dokumentasi dapat diartikan sebagai teknik pengumpulan data dengan analisis yang dipublikasikan oleh lembaga yang menjadi subjek penelitian, berupa prosedur, peraturan, gambar, struktur organisasi, laporan hasil kerja dan dokumen elektronik (rekaman) lainnya yang diperlukan. dalam penelitian, serta Teknik ini digunakan untuk mengambil foto pada saat melakukan penelitian untuk menjamin keaslian penelitian tanpa rekayasa.
Teknik Analisis Data
Untuk melihat besarnya pengaruh variabel X terhadap variabel Y didasarkan pada tabel interpretasi nilai korelasi sebagai berikut.
Teknik Pengabsahan Data
Kota Makassar merupakan kota metropolitan dan salah satu kota terbesar keempat di Indonesia dan terbesar di kawasan timur Indonesia. Kota Makassar berperan sebagai pusat pelayanan di Kawasan Timur Indonesia (KTI), sebagai pusat perdagangan dan jasa, pusat kegiatan masyarakat, serta pusat pelayanan pendidikan dan kesehatan. Wilayah perkotaan Makassar berada pada koordinat 119 BT dan 5,8 LS, sedangkan ketinggiannya bervariasi antara 0-25 meter di atas permukaan laut.
Kota Makassar merupakan wilayah pantai datar dengan kemiringan 0-5 ke arah barat yang dikelilingi oleh 2 muara sungai Tallo dan Jeneberang. Bertanggung jawab untuk mengoordinasikan penyimpanan, pengangkutan dan pengiriman barang serta memastikan stok dikelola dan dipindahkan secara efisien. mempunyai tugas mengkoordinasikan tugas penjaga di setiap pos jaga, bertanggung jawab menciptakan ketertiban di setiap lokasi pemasangan kantor, dan mengawasi pelaksanaan tugas anggota.
Bertanggung jawab atas pemeliharaan perangkat Telkom, baik perangkat aktif maupun pasif, serta penanganan gangguan atau penyelesaian masalah yang dialami pelanggan retail, bisnis, dan enterprise. Bertanggung jawab atas perencanaan, pengarahan, pemantauan dan evaluasi sistem kerja akuntansi untuk pengelolaan data keuangan dan laporan laba rugi perusahaan. Manajer Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Bagian 1 bertanggung jawab untuk memastikan bahwa perusahaan menerapkan program K3 secara efektif.
Manajer Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bagian 2 bertanggung jawab atas efektivitas pengelolaan program K3 dan manajer harus melibatkan seluruh pihak di perusahaan dalam pelaksanaan program K3.
Hasil Penelitian
- Variabel Insentif (X)
- Variabel Semangat Kerja (Y)
- Hasil Uji Regresi Linier Sederhana Pengaruh Pemberian Insentif (X) Terhadap Semangat Kerja (Y) Secara Parsial
- Hasil Uji Regresi Linier Sederhana Pengaruh Pemberian Insentif (X) Terhadap Semangat Kerja (Y) Secara Simultan
Dengan menggunakan SPSS 23.0 for Windows, hasil uji validitas insentif (X) dan semangat kerja pegawai (Y) dapat disajikan sebagai berikut: . 1) Variabel insentif (X). Berdasarkan tabel 4.4 item Variable Incentive mempunyai nilai r hitung dari seluruh nilai r hitung yang dihasilkan. Berdasarkan Tabel 4.5, dari seluruh nilai r hitung yang dihasilkan item pernyataan, variabel Semangat Kerja mempunyai nilai r hitung diatas 0,30, dengan nilai tertinggi sebesar 0,904 dan nilai terendah sebesar 0,845, karena semua item pernyataan memiliki nilai r terhitung di atas 0,30.
Berdasarkan data pada Tabel 4.6 yaitu angka nilai Cronbach’s alpha untuk seluruh variabel dalam penelitian ini. Terlihat dari Tabel 4.7 bahwa mean persentase variabel etos kerja dengan jumlah data (N) 64 adalah sebesar 3,7917 dengan nilai minimum sebesar 2,9772 dan nilai maksimum sebesar 5,0836 dengan standar deviasi sebesar 0,45290. Regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen pemberian insentif material (X1) dan pemberian insentif non material (X2) terhadap variabel dependen etos kerja.
Hasil tersebut juga menunjukkan bahwa hipotesis pertama diterima yaitu terdapat pengaruh antara indikator Stimulasi Material (X1) terhadap Semangat Kerja (Y), namun pengaruh tersebut tergolong sedang yaitu hanya memberikan pengaruh sebesar 48,1%. b) Pengaruh pemberian insentif non material (X2) terhadap semangat kerja (Y). Berdasarkan hasil uji regresi linier sederhana pada tabel Model Summary, terlihat nilai R-squared yang disebut dengan koefisien determinasi berganda, yang berfungsi untuk memberikan proporsi atau perubahan total pada variabel dependen yang dijelaskan dari variabel independen. variabel. sebesar 37, hal ini berarti Pengaruh pemberian insentif non material (X2) terhadap semangat kerja (Y) sebesar 0,37 atau 37%. Hasil tersebut juga menunjukkan bahwa hipotesis ketiga diterima yaitu terdapat pengaruh antara pemberian insentif (X) terhadap semangat kerja (Y), dampak tersebut relatif besar yaitu berpengaruh.
Hipotesis ketiga diterima yaitu terdapat pengaruh antara pemberian insentif (X) terhadap semangat kerja (Y), pengaruh tersebut relatif besar yaitu pengaruh sebesar 72,1%.
Hasil Pembahasan
Semangat kerja atau semangat kerja dapat diartikan sebagai kepuasan pegawai dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya, sehingga pekerjaan selesai tepat waktu. Makassar terlihat dari beberapa indikator, menurut Nitisemito (2012), aspek untuk mengukur semangat kerja adalah :. a) Absensi, ketidakhadiran dapat menunjukkan ketidakhadiran seorang pegawai dari tugasnya. Dampak stimulasi terhadap semangat kerja karyawan. Promosi jabatan merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan karena secara tidak langsung akan mempengaruhi karyawan untuk memiliki semangat kerja yang tinggi.
Dengan demikian dapat diartikan bahwa tingkat semangat kerja pegawai dapat dipengaruhi oleh tingkat insentif yang diterima. Berkaitan dengan penelitian terdahulu yang membuktikan bahwa pemberian insentif berdampak terhadap semangat kerja, maka Ningsih (2019) melakukan penelitian tentang “Pengaruh Pemberian Insentif Terhadap Semangat Kerja Pegawai Puskesmas Di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone” hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pemberian insentif dipengaruhi oleh etos kerja karyawan yang tersisa, 44% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti kesesuaian bakat dan minat, lingkungan kerja yang mendukung, komunikasi yang baik antar rekan kerja, dll. . motivasi dari pimpinan dan hubungan yang harmonis dalam lembaga. Oleh karena itu, hendaknya para manajer memberikan perhatian kepada bawahannya agar pegawai dapat menjaga semangat kerja yang diperoleh di Puskesmas Kecamatan Libureng Kabupaten Bone.
Sehubungan dengan pendapat Siagian (2011) yang menyatakan bahwa sistem insentif seringkali dianggap menarik untuk meningkatkan semangat kerja. Berdasarkan hasil penelitian dan hasil pembahasan maka penulis dengan judul Pengaruh Pemberian Insentif Terhadap Semangat Kerja Karyawan PT. Berdasarkan analisis parsial (uji t) ternyata hasil penelitian membuktikan bahwa variabel independen yaitu insentif berpengaruh positif dan signifikan terhadap semangat kerja di PT.
Berdasarkan analisis simultan (uji f) terlihat hasil penelitian membuktikan bahwa variabel independen yaitu insentif secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap semangat kerja pada PT.
Saran
Saran Bagi PT. Telkom Indonesia
Saran Bagi Semua Karyawan
Saran Bagi Peneliti Selanjutnya
Pengaruh pemberian insentif terhadap semangat kerja karyawan (studi kasus pada Yayasan Pendidikan Budi Luhur Cakti). Pengaruh Pengembangan Perangkat Dan Pemberian Insentif Terhadap Kinerja Perangkat Desa Di Kecamatan Sultan Daulat Kota Subulussalam. Pengaruh Insentif dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pesisir Selatan.
DAFTAR KUESIONER
Pemberian hak guna ruang membuat karyawan merasa dihargai atas kerja kerasnya sehingga meningkatkan semangat kerja karyawan. Karyawan merasa puas dengan adanya kesempatan promosi yang dapat membantu karyawan untuk maju dan semangat dalam bekerja. Karyawan mematuhi aturan ketepatan waktu saat rapat di kantor yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perusahaan.
Karyawan mematuhi aturan waktu pulang kerja yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perusahaan. Kasus yang digunakan Statistik untuk setiap pasangan variabel didasarkan pada semua kasus dengan data yang valid untuk pasangan tersebut. Kasus yang Digunakan Statistik didasarkan pada semua kasus dengan data yang valid untuk semua variabel dalam prosedur.
Case statistics used are based on cases with no missing values for any variable used.