• Tidak ada hasil yang ditemukan

NOTA DINAS

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "NOTA DINAS "

Copied!
49
0
0

Teks penuh

Menurut Amin al-Khiili, kajian teks al-Qur'an merupakan bagian dari kajian literatur al-Qur'an (haulal-Qur'an dan fil-Qur'an). Kajian teks Al-Qur'an tidak dapat dipisahkan dari kajian bahasa dan sastra karena bahasa adalah mediumnya, sedangkan sastra merupakan ciri penggunaan bahasa Al-Qur'an yang unik. Ayat-ayat yang hampir mendominasi isi Al-Qur'an kurang mendapat perhatian peneliti dibandingkan dengan perhatian mereka terhadap ayat-ayat hukum, teologis, dan lainnya.

Ada banyak kisah dalam Al-Qur'an, namun untuk lebih fokus, penelitian ini dibatasi pada kisah Ibrahim as. Ini adalah salah satu bukti bahwa Al-Qur'an sesuai dengan kebutuhan tempat dan waktu yang berbeda. Dari segi praktis, kajian ini membantu menyempurnakan terjemahan Al-Qur'an Republik Indonesia yang sekian lama tidak mengalami revisi signifikan.

BABI

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Gaya bahasa yang digunakan dalam cerita sangat bervariasi, perintah atau ajaran moral disampaikan secara tidak langsung sehingga pesan yang disampaikan kepada manusia maupun penonton dan kepada sasaran cerita ini akan lebih efektif. Jadi, tidak seperti, misalnya, kisah Yusuf as., yang hanya terdapat dalam satu surah, sangat penting untuk mempelajari bagaimana kata atau frase digunakan dalam masing-masing surah, mengapa kata atau frase tertentu digunakan dan yang lain tidak. . ikhtiir, ikhtabar, awiimir, 'allimnii, cfin, ma4at, mustaqima,). Pertanyaan yang muncul adalah mengapa dalam kisah Ibrahim kata-kata tersebut tidak digunakan sebagai padanan, apakah pemilihan kata tersebut mempengaruhi makna.

Wa-iz qiila Jbriihfmu rabbij 'al hiizii baladan iiminan war-zuq ahlahu minassamariit man iimana minhum billiihi wal-yaumil iikhir. Wa-'iz qiila Ibriihfmu rabbij'al hiizal-balada iminan wa-jnubnf wa-baniyya 'an na' budal-'a$niim. Jika dilihat dari gaya retorika dan penggunaan sarana yang koheren, ada juga masalah, misalnya ketika Ibrahim memberikan penjelasan kepada ayahnya dan kaumnya tentang Rabbi asy-Syu'ara/26: 78-81 sebagai berikut.

Juga, dalam penggunaan perangkat kohesif, mengapa perangkat kohesif “dan”/wau (.J. Berdasarkan pencarian dan pembacaan ayat-ayat pada kisah Ibrahim a.s.), ditemukan semua masalah stilistika, yang meliputi aspek leksikal, gramatikal , gaya retoris dan kiasan, penggunaan perangkat kohesif, serta gaya penyampaian dalam wacana yang khas. Stilistika mencari jawaban mengapa pengarang memilih cara berekspresi yang unik. Apakah pilihan bentuk linguistik tertentu menciptakan nilai estetika?" dan "Apa pengaruhnya terhadap makna?" 3.

Fitur ini dapat berupa fonologis (pola bunyi), sintaksis (jenis struktur kalimat), leksikal, diksi, frekuensi penggunaan pengucapan tertentu. Jenis kajian ini juga dapat membantu mengungkap pola pengulangan, yang merupakan fitur penting yang mengarah pada kohesi sebuah karya, bahasa yang digunakan pengarang untuk tujuan tertentu.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

  • Tujuan Teoritis
  • Tujuan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu seseorang dalam menafsirkan Al-Qur'an, meningkatkan apresiasi umat Islam terhadap gaya bahasa Al-Qur'an, kemudian memahami dan menikmatinya. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam upaya mengintegrasikan dan menghubungkan ilmu-ilmu agama dengan ilmu-ilmu umum pada khususnya, dan perkembangan ilmu pada umumnya. Kajian ini juga dapat berkontribusi untuk menambah khazanah ilmu tafsir, sehingga sebelum menafsirkan al-Qur’an harus terlebih dahulu dilakukan kajian stilistika guna memperoleh pemahaman yang maksimal.

Dari segi kepraktisan, penelitian ini dapat membantu perbaikan terjemahan Al-Qur'an oleh Kementerian Agama Republik Indonesia yang sudah lama tidak mengalami revisi yang signifikan.

Kajian Pustaka

Radhi al-Hafid menulis disertasi “Nilai Pendidikan Kisah Al-Qur’an”, konsentrasi kajiannya adalah nilai pendidikan kisah Al-Qur’an secara keseluruhan. Muhammad Tammam bin Mustafa Ayyubi menulis disertasi (di Universitas 'Ain Syams) "Qi~~ah Ibrahim fil Qu'ran wat-Tourat", konsentrasi studinya dalam studi perbandingan antara dua kitab suci. Tihami al-'Abdiili menulis kitab an-Nabiy lbrihlm fis-Saqafah al-'Arabiyyah, memfokuskan pada isi kisah Ibrahim dalam budaya Arab pada umumnya.

Di bidang Al-Qur'an ada ulama yang membahasnya dengan nama Usliib al-Quriin, namun metode dan tujuan pembahasannya tidak jelas. Misalnya, Az-Zarkasyi (w.794 H.) dalam kitabnya af-Burhan H'Uliim al-Quriin memuat pembahasan tentang Usliib al-Qur'an, namun pembahasannya hanya menyangkut aspek Balagah dalam berbagai ayat Al-Qur'an. ; az-Zarqani dalam bukunya Manihil al-'lrfin Ii 'Uliim al-Qur'an dalam bab. Abdul K.haliq ·~}mah menulis buku Merisit Ji Usliib al-Qurin, kajiannya hanya berkisar pada aspek sintaksis Al-Qur'an, pembahasannya tidak berdasarkan metode yang jelas, tidak ada analisis, dan tidak tidak secara khusus meneliti cerita.

Buku-buku ini memang membahas Usliib al-Qur'an yang disamakan dengan istilah Gaya Bahasa Al-Qur'an sehingga pembahasannya aplikatif tanpa didasarkan pada metode atau teori yang jelas. Kajian-kajian yang ada karenanya merupakan kajian stilistika secara umum dan terpisah dari Al-Qur'an. Upaya melebur ke dalam stilistika Al-Qur'an (I/mu Usliib al-Qurin) telah dilakukan oleh berbagai kalangan, namun belum dilakukan atas dasar metode yang jelas, sehingga pembahasannya bersifat parsial.

Dalam hal ini, peneliti akan memulai kajiannya terhadap metode stilistika, kemudian merumuskan stilistika al-Qur’an dan menerapkan metode tersebut pada kajian sejarah Ibrahim as.

Kerangka Teori

  • Pengertian Stilistika
  • Teori Stilistika

Dalam kamus bahasa dikatakan bahwa stilistika adalah ilmu yang menyelidiki bahasa yang digunakan dalam karya sastra; interdisiplin ilmu antara linguistik dan sastra.16 Dalam sastra Arab, stilistika dikenal dengan 1lm al-Usliib atau al-Usliibiyyah.17. Teori stilistika, yang menaruh perhatian pada struktur bahasa lisan, bertujuan untuk mempelajari karya sastra dan menjelaskan hubungan antara berbagai unit sintaksis, morfologis, dan leksikal yang semuanya membentuk keseluruhan struktur format sastra. Kajian ini terkadang dimulai dari satuan-satuan kecil dalam satuan yang sama, tetapi lebih besar dalam kajian struktur karya sastra secara keseluruhan.

Untuk menentukan apakah sebuah karya memiliki anomali (al-inhiriif) atau tidak, dapat dibandingkan dengan narasi karya sastra kontemporer atau kekinian. Ia ingin mengungkapkan perasaan terpendam, gejolak emosi dan suasana hatinya dalam bentuk karya sastra yang dianggapnya tepat. Kedua, peneliti memperhatikan unsur-unsur teks kemudian mencatatnya, bertujuan untuk mengetahui sedikit banyak fenomena stilistika dalam teks.

Kesimpulan ini dibuat dengan cara mengumpulkan ciri-ciri dari unsur-unsur teks, kemudian menarik kesimpulan secara umum. Kegiatan ini sesuai dengan prinsip rekonstruksi setelah dekonstruksi atau dengan prinsip umum berdasarkan analisis unsur-unsur bagian-bagiannya (analisis induktif) sehingga dapat diidentifikasi bahasa statis (as-sawiibit) dan variabel (al-mutagayyiriit). , dan aspek juga dapat dibedakan.- Aspek keindahan karya sastranya. Selain itu perlu juga diperhatikan bahwa peneliti terkadang mengumpulkan catatan dan beberapa unsur ciri secara terpisah, lupa bahwa karya sastra merupakan satu kesatuan yang utuh dan menyeluruh, yang penerapannya dalam penelitian tidak memisahkan bentuk dan isi sehingga apa yang ditulis menjadi dapat diidentifikasi. atau pembicara.

Oleh karena itu, analisis stilistika dalam tesis ini dimulai dengan membagi karya sastra atau teks menjadi bagian-bagian kecil yang terkadang bermuara pada kata atau fonem, kemudian dianalisis secara terpisah dari karya sastra. Menurut Abrams, unsur-unsur gaya (stilistika fitur) meliputi fonologi, sintaksis, leksikal, retorika (penggunaan perangkat retoris Dalam perangkat retoris, bahasa kiasan Dalam bahasa kiasan, bahasa kiasan, dll. Kemudian efek yang muncul dari pilihan gaya unsur-unsur tersebut dianalisis.31 Dalam tesis ini digunakan metode analisis Gorys Keraf, yang membaginya menjadi gaya bahasa retoris, yang hanya merupakan penyimpangan dari konstruksi biasa untuk mencapai efek tertentu, dan gaya bahasa kiasan, yang merupakan penyimpangan lebih lanjut, terutama dalam bidang makna.

Dalam menganalisis unsur linguistik yang sekaligus merupakan unsur stilistika dan membentuk suatu wacana naratif, peneliti akan menggabungkan ketiga pendapat tersebut di atas (Abrams, Leech & Short dan Gorys Keraf), kecuali unsur fonologis (dari Abrams) yang sengaja dibuat. tidak diperhitungkan. :::lc didiskusikan karena unsur-unsur tersebut biasanya digunakan untuk menyelidiki karya sastra puitis, sedangkan kontribusinya kurang dalam karya sastra prosa, sehingga kajiannya mencakup gaya leksikal, gramatikal, retoris, gaya bahasa kiasan dan kohesi isi. dalam kisah Ibrahim as.

Metode Penelitian

  • Jenis Penelitian
  • Metode Pengumpulan data
  • Metode Analisis Data

Dengan menggunakan tipe “a”, dapat dilacak wujun al-inhiraf (aspek penyimpangan) gaya bahasa dalam kisah Ibrahim dari gaya bahasa pada umumnya. Dengan menggunakan tipe "b", seseorang dapat melacak penggunaan kata-kata yang biasanya digunakan dalam kisah Ibrahim as. Untuk mengumpulkan kata-kata unik tersebut, digunakan metode pencarian di internet (http://www.al-eman.com/Islamlib/viewtoc.asp, http://www.islamnoon.com/Derasat/Moajam/moajam_index.htm), dan buku Garlb al-Quran wa Tafszruh karya lbn al-Yaz1di.

Mengenai penggunaan tipe "c" untuk mengkaji penggunaan artikel sejenis untuk mengungkapkan isi makna yang sama. Semantik, yaitu kajian tentang makna tertentu dalam bahasa tertentu menurut sistem klasifikasi 39 Metode ini digunakan untuk mengkaji makna kosakata yang menjadi objek kajian~11 dalam tesis ini. Deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan semata-mata atas fakta atau fenomena bahasa yang ada, tanpa memperhatikan benar atau salahnya penggunaan bahasa.

Komparatif, yaitu membandingkan satu data dengan data lainnya. Deduksi, suatu metode yang digunakan untuk menguraikan suatu masalah yang bersifat umum, kemudian mengaitkannya dengan hal-hal yang khusus, dan kemudian menarik suatu kesimpulan yang bersifat khusus. Metode ini digunakan untuk menguji kaidah kebahasaan baku yang akan dihadapkan atau diperiksa keabsahannya dalam ayat-ayat al-Qt<

Induksi, yaitu kebalikan dari deduksi, untuk menguraikan suatu masalah dari hal-hal yang bersifat khusus, kemudian menghubungkannya dengan masalah yang bersifat umum, kemudian menarik kesimpulan yang bersifat umum. Metode ini digunakan untuk mengkaji preferensi dan penyimpangan dalam al-Qur'an secara khusus, kemudian dibuat aturan umum untuk kasus yang sama dalam al-Qur'an.

Sistematika Pembahasan

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Perjanjian Kinerja Hasil Reviu Sesuai dengan tujuan dan sasaran jangka menengah Kecamatan Teluknaga hasil reviu dan sebagai bahan yang diperjanjikan oleh Camat dengan Bupati Tangerang