• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MODEL SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE (SCOR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGUKURAN KINERJA DENGAN MODEL SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE (SCOR)"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MODEL SUPPLY CHAIN OPERATION

REFERENCE (SCOR)

Oleh: WAHYU SANTOSO ( 04540065 )

INDUSTRIAL ENGINEERING

Dibuat: 2009-04-23 , dengan 3 file(s).

Keywords: Supply Chain, SCOR, AHP, OMAX

ABSTRAKSI

PT SEMEN GERSIK memiliki sistem pengukuran kinerja dengan

menggunakan empat objektif yaitu: Revenue Management, Cost Management, Capacity Management, Increasing Company Adventages, dengan 36 Key Performance Indicator (KPI). Namun dari 36 KPI ini hanya ada 10 KPI yang menggambarkan kinerja proses Supply Chain.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka usaha pertama kali yang perlu

dilakukan adalah merancang sistem pengukuran kinerja supply chain perusahaan dan melakukan pengukuran pada bulan Oktober 2008 agar dapat dilakukan perbaikan

pada bidang – bidang yang kinerjanya masih buruk. Selama ini PT SEMEN

GERSIK belum pernah melakukan pengukuran kinerja terhadap supply chainnya, sehingga diperlukan pengukuran kinerja supply chain.

Metode yang akan digunakan untuk mengidentifikasikan indikatorindikator kinerja supply chain adalah model SCOR. Model SCOR

mempunyai lima dimensi, yaitu: plan, source, make, deliver, return. SCOR juga memiliki lima performance objective supply chain , yaitu: reliability, responsiveness, flexibility, cost dan assets. Dengan menggunakan metode

SCOR diharapkan dapat diidentifikasikan indikator–indikator supply chain yang

sebaiknya digunakan oleh PT SEMEN GERSIK. Untuk pembobotan indikator kinerja supply chain digunakan metode AHP, sedangkan untuk scoring system digunakan metode Objective Matrix (OMAX).

Dari hasil pengukuran kinerja supply chain di PT SEMEN GERSIK di

dapat 22 indikator kinerja supply chain, yang terdiri dari 4 indikator untuk ruang lingkup plan, 6 indikator untuk ruang lingkup source, 7 indikator untuk ruang lingkup make, 3 indikator untuk ruang lingkup deliver dan 2 indikator untuk ruang

lingkup return. Sedangkan dari hasil perhitungan OMAX didapat 1 indikator yang jauh dari target perusahaan dan memerlukan tindakan perbaikan. Yaitu KPI konsumsi batu bara.

ABSTRAC

PT CEMENT GERSIK have system measurement of performance by using four objective that is: Revenue Management, Cost Management, Capacity

Management, Increasing Company Adventages, by 36 Key Performance Indicator ( KPI). But from 36 of KPI this there's only 1 0 KPI depicting performance process Supply Chain

Pursuant to problems, hence effort first time which need to be done or

(2)

Time PT CEMENT GERSIK have never done or conducted measurement of

performance to chain-nya supply, is so that needed by measurement of performance of supply chain.

Method to be used to identify performance indicators of supply chain is

model of SCOR. Model SCOR have five dimension, that is: plan, source, make, deliver, return. SCOR also have five performance of chain supply objective, that is: reliability, responsiveness, flexibility, and cost of assets. By using method of SCOR expected can be identified by indicators of supply chain which better be used by PT CEMENT GERSIK. For the wight of performance indicator of supply chain used by method of AHP, while for the scoring of system used by method of Objective Matrix ( OMAX).

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Turner, pendekatan Emerson telah bergerak melampaui teori pertukaran konvensional sebagaimana dirumuskan Homans dan Blau, menuju model pertukaran baru

Perusahaan ini tengah mengembangkan sistem jaminan ketelusurah halal (halal traceability supply chain) pada produk daging yang dijual nya dengan membuat model

Mengembangkan key performance indicator sistem pengukuran kinerja supply chain yang berbasis Balanced Scorecard yang didasarkan atas.. strategi

Anggapan bahwa wanita tidak perlu memiliki pendidika n tinggi Semua Guru SD se-kota Banjarma sin harus memiliki kualifikas i S1 tahun 2018 mendata ng Peningkatan

Keenam atribut tersebut adalah bahan baku utama pembuatan keripik, harga, kerenyahan, rasa, warna produk, warana dan tulisan label kemasan, tetapi terdapat juga

Berdasarkan hasil uji parsial yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Kesadaran Wajib Pajak (X2), Pelayanan (X3), dan Pengawasan (X4) berpengaruh positif

Sumber data primer yaitu terdiri dari penelitian di lapangan, dokumen (buku-buku yang telah ditulis oleh para tokoh pendidikan) dan para informan kunci yaitu

Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 581 Tahun 1999 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat. Keputusan Menteri Koperasi,