OBAT ANTIHIPERTENSI
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN FARMASI UNIVERSITAS GUNADARMA
2024
TUGAS MATA KULIAH FARMAKOLOGI
Dosen Pengampu : Hotlina Nainggolan, S.Si., M. Biomed
KELOMPOK 4
Gunadarma University
1
Dara Rhiscka F 20722060
Elisabeth Pigome 20722014
Khoirunisa Putri .A 20722010
Piliana Maulia
20722015
KELOMPOK 4
Gunadarma University
2
Putri Adelia 20722041
Salma Khoerunnisa 20722088
Sabrina Lufansya Putri
20722043
Gu na da rm a Un iv er si ty
POKOK PEMBAHASAN 3
DIURETIK
Presented By : Putri Adelia
Kelompok 4
Gunadarma University
MEKANISME KERJA 1
Diuretik bekerja meningkatkan ekskresi natrium, air dan klorida sehingga menurunkan volume darah dan cairan ekstraseluler.
Akibatnya terjadi penurunan curah jantung dan tekanan darah.Angka 1 merupakan efek yang dihambat oleh obat diuretik
berkurangnya tekanan arteri dan
peningkatan aldosteron akan dihambat sehingga meningkatkan ekskresi Na+ oleh ginjal.
penurunan volume plasma
sehingga menurunkan tekanan arteri
Katzhung halaman 174.
GOLONGAN OBAT DIURETIK
TIAZID
DIURETIK ENZIM
DIURETIK KUAT (LOOP DIURETIK)
Gu na da rm a Un iv er si ty
2
TIAZID
Gunadarma University
3
Farmakokinetik
Semua tiazid dapat diberikan per oral, tetapi terdapat perbedaan dalam metabolisme mereka.
Klorotiazid, senyawa induk golongan ini, tidak terlalu larut-lemak dan harus diberikan dalam dosis relatif besar. Ini adalah satu-satunya tiazid yang tersedia untuk pemberian parenteral. Klortalidon diserap secara perlahan dan memiliki masa kerja lebih panjang.
HCTZ lebih poten dan perlu digunakan dalam dosis yang lebih rendah.
Indapamid diekskresikan terutama oleh sistem empedu namun cukup banyak bentuk aktifnya yang dibersihkan oleh ginjal untuk menimbulkan efek diuretik pada DCT.
Semua tiazida disekresikan oleh sistem sekresi asam organik di tubulus proksimal dan bersaing dengan sekresi asam urat oleh sistem itu.
Katzung, Halaman 261
TIAZID
Gunadarma University
4
Farmakodinamik
Tiazida menghambat reabsorpsi NaC1 dari sisi luminal sel epitel di DCT dengan menghambat pengangkut Na+ /C1- (NCC) meninkatkan reabsorbsi Ca+.
Peningkatan ini diperkirakan terjadi karena efek di tubulus kontortus proksimal dan distal. Di tubulus proksimal, deplesi volume yang ditimbulkan oleh tiazid menyebabkan peningkatan reabsorpsi Na+ dan reabsorpsi pasif Ca2+. Di DCT, penurunan Na+ intrasel oleh blokade masuknya Na+ yang dipicu oleh tiazid meningkatkan pertukaran Na+ /Ca2+ di membran basolateral (Gambar 15-4), dan meningkatkan reabsorpsi keseluruhan Ca2+.
Efek tiazid sebagian bergantung pada produksi prostaglandin ginjal.
hipertens
gagal jantung
nefrolitiasis karena hiperkalsiuria idiopatik
diabetes insipidus nefrogenik.
Indikasi Klinis
TIAZID
Gunadarma University
5
Kontraindikasi
Pemakaian berlebihan setiap diuretik merupakan hal berbahaya pada pasien dengan sirosis hati, gagal ginjal borderline, atau gagal jantung.
Dosis
DIURETIKA HEMAT-KALIUM
Gunadarma University
6
Farmakokinetik
Spironolakton adalah suatu steroid sintetik yang bekerja sebagai antagonis kompetitif terhadap aldosteron.
Awitan dan masa kerja ditentukan oleh kinetika respons aldosteron di jaringan sasaran. Inaktivasi substansial spironolakton terjadi di hati. Secara keseluruhan, spironolakton memiliki awitan kerja yang agak lambat, memerlukan beberapa hari sebelum efek terapetik penuh tercapai.
Eplerenon adalah analog spironolakgon dengan selektivitas yang jauh lebih besar untuk reseptor mineralokortikoid. Obat ini beberapa ratus kali lebih lemah dalam mengaktifkan reseptor androgen dan progesteron dibandingkan dengan spironolakton, dan karenanya, memiliki efek samping yang jauh lebih sedikit.
Amilorid dan triamteren adalah inhibitor langsung influks Na+ di CCT (cortical collecting duct, duktus koligentes korteks). Triamteren dimetabolisasi di hati, tetapi ekskresi ginjal adalah rute utama eliminasi untuk bentuk aktif dan metabolit-metabolitnya. Karena triamteren mengalami metabolisasi ekstensif, waktu-paruh obat ini lebih singkat dan perlu diberikan lebih sering daripada amilorid (yang tidak dimetabolisasi).
DIURETIKA HEMAT-KALIUM
Gunadarma University
7
Farmakodinamik
Diuretik hemat-kalium mengurangi penyerapan Na+ di tubulus dan duktus koligentes. Penyerapan kalium (dan sekresi K+ ) di tempat ini diatur oleh aldosteron, seperti diuraikan di atas.
Spironolakton dan eplerenon berikatan dengan reseptor mineralokortikoid dan menumpulkan aktivitas aldosteron.
Amilorid dan triamteren tidak menghambat aldosteron, tetapi secara tidak langsung mengganggu masuknya Na+ melalui saluran Na+ epitel.
Efek diuretik hemat-K + dapat dihambat oleh OAINS pada kondisi-kondisi tertentu.
Kelebihan mineralokortikoid atau hiperaldosteronisme (juga disebut aldosteronisme) karena hipersekresi primer (sindrom Conn,
produksi hormon
adrenokortikotropik ektopik) atau hiperaldosteronisme sekunder (dipicu oleh gagal jantung, sirosis hati, sindrom nefrotik, atau penyakit lain yang berkaitan dengan penurunan volume intravaskular efektif)
Indikasi Klinis
DIURETIKA HEMAT-KALIUM
Gunadarma University
8
Kontraindikasi
Diuretik hemat-kalium dapat menyebabkan hiperkalemia berat, bahkan mematikan, pada pasien yang rentan. Pasien dengan insufisiensi ginjal kronik adalah yang paling rentan dan seyogianya jangan diberi diuretik ini. Pemberian K+ oral perlu dihentikan jika pasien diberi diuretik hemat kalium.
Pemberian secara bersamaan obat lain yang memperlemah sistem renin-angiotensin (penghambat β, inhibitor ACE , ARB) meningkatkan kemungkinan hiperkalemia
Dosis
LOOP DIURETICS
Gunadarma University
9
Farmakokinetik
Loop diuretics cepat diserap. Obat golongan ini dieliminasi oleh ginjal melalui filtrasi glomerulus dan sekresi tubulus. Penyerapan torsemid oral lebih cepat (1 jam) daripada furosemid (2-3 jam) dan hampir sama tuntasnya seperti pemberian intravena.
kerja furosemid biasanya 2-3 jam. Efek torsemid berlangsung hingga 4-6 jam. Waktu-paruh bergantung pada fungsi ginjal. Karena loop diuretics bekerja pada sisi luminal tubulus maka aktivitas diuretik mereka berkorelasi sekresi oleh tubulus proksimal.
Berkurangnya sekresi loop diuretics dapat terjadi karena pemberian simultan obat-obat seperti OAINS atau probenesid, yang bersaing untuk sekresi asam lemak di tubulus proksimal.
LOOP DIURETICS
Gunadarma University
10
Farmakodinamik
Loop diuretics menghambat NKCC2, pengangkut Na+ / K+ /2C1- luminal di TAL ansa Henle. Dengan menghambat pengangkut ini, loop diuretics mengurangi reabsorpsi NaCl dan juga menghilangkan potensial positif lumen yang berasal dari pendauran K+
Potensial positif ini normalnya mendorong reabsorpsi kation divalen di TAL dan dengan mengurangi potensial ini, loop diuretics menyebabkan peningkatan ekskresi Mg2+ dan Ca2+
Menginduksi ekspresi siklooksigenase (COX-2),yang ikut serta dalam sintesis prostaglandin dari asam arakidonat.
Indikasi terpenting pemakaian loop diuretics adalah edema paru akut, penyakit edematosa lain, dan hiperkalsemia akut. Pemakaian loop diuretics pada penyakit-penyakit ini dibahas di bawah dalam Farmakologi Klinis. Indikasi lain untuk loop diuretics adalah hiperkalemia, gagal ginjal akut, dan kelebihan dosis anion.
Indikasi Klinis
LOOP DIURETICS
Gunadarma University
Kontraindikasi
Furosemid, bumetanid, dan torsemid mungkin memperlihatkan reaktivitas-silang alergik pada pasien yang peka terhadap sulfonamid lain, tetapi hal ini tampaknya sangat jarang
Pemakaian berlebihan semua diuretik adalah berbahaya bagi pasien dengan sirosis hati, gagal ginjal borderline, atau gagal jantung.
11
Dosis
RANGKUMAN OBAT DIURETIK
Gunadarma University
RANGKUMAN OBAT DIURETIK
Gunadarma University
PENGHAMBAT ADRENERGIK
Presented By : Salma Khoerunnisa
Kelompok 4
GOLONGAN OBAT PENGHAMBAT ADRENERGIK
PENGHAMBAT ADRENORESEPTOR BETA ( β-Bloker) PENGHAMBAT ADRENOSEPTOR ALFA ( α-Bloker)
ADRENOLITIK SENTRAL
PENGHAMBAT SARAF ADRENERGIK PENGHAMBAT GANGLION
La ra na U ni ve rs it y | 2 02 4
10
Larana University | 2024
PENGHAMBAT ADRENOSEPTOR ( Β-BLOKER) 1
Farmakokinetik
Semua β-Bloker dapat diberikan per oral, tetapi terdapat perbedaan dalam metabolisme mereka.
Efek ini mulai terlihat dalam 24 jam sampai 1 minggu setelah terapl dimulai dan tidak diperoleh penurunan TD lebih lanjut setelah 2 minggu bila dosisnya tetap.
Obat ini tidak menimbulkan hipotensi ortostatik dan tidak menimbulkan retensi air dan garam .
Gunadarma University
MEKANISME KERJA 1
mekanisme penurunan tekanan darah akibat pemberian β-bloker . Angka 2 merupakan efek yang dihambat oleh obat β-bloker :
penurunan frekuensi denyut jantung dan kontraktilitas miokard sehingga
menurunkan curah jantung;
hambatan sekresi renin di sel- sel
jukstaglomeruler ginjal dengan akibat penurunan produksi angiotensin II
efek sentral yang mempengaruhi aktivitas saraf simpatis, perubahan pada sensitivitas baroreseptor, perubahan aktivitas neuron adrenergik perifer dan peningkatan
biosintesis prostasiklin.
Katzhung halaman 174.
Larana University | 2024
PENGHAMBAT ADRENOSEPTOR ALFA ( Α-BLOKER)
1
Farmakokinetik
Terazosin dimetabolisasi secara ekstensif, tetapi tidak banyak mengalami metabolisme first-pass dan memiliki waktu-paruh 12 jam.
Doksazosin memiliki ketersediaan-hayati moderat dan waktu-paruh 22 jam.
Efek samping
depresi
mimpi buruk Halusinasi
Gangguan fungsi seksual
Kontrainddikasi
bradikardia
blokade AV derajad 2 dan 3 sick sinus syndrome
tidak diperuntukan pada pasien gagal jantung
Larana University | 2024
PENGHAMBAT ADRENOSEPTOR ALFA ( Α-BLOKER)
1
Farmakodinamik
Hambatan reseptor α1 menyebabkan vasodilatasi di arteriol dan venula sehingga menurunkan resistensi perifer.
Venodilatasi menyebabkan aliran balik vena berkurang yang selanjutnya menurunkan curah jantung . Venodilatas i ini dapa t meyebabkan hipotensi orto- statik terutama pada pemberian dosis awal (feno- mena dosis pertama )
menyebabkan refleks takikardia dan peningkatan aktivitas renin plasma. Pada pemakaian jangka panjang refleks kompensasi ini akan hilang , sedangkan efek antihipertensi tetap bertahan.
Farmakodinamik
Terazosin juga dimetabolisasi secara ekstensif, tetapi tidak banyak mengalami metabolisme first-pass dan memiliki waktu-paruh 12 jam.
Doksazosin memiliki ketersediaan-hayati moderat dan waktu-paruh 22 jam.
Larana University | 2024
PENGHAMBAT ADRENOSEPTOR ALFA ( Α-BLOKER)
1
Efek samping
Pasien dengan deplesi cairan (dehidrasi, puasa ) dan usia lanjut lebih mudah mengalami fenomena dosis pertama ,seperti pusing sampai sinkop .
Sakit kepala palpitasi
edema perifer
hidung tersumbat mual
Larana University | 2024
ADRENOLITIK SENTRAL 1
Farmakokinetika
Metildopa masuk ke otak melalui pengangkut asam amino aromatik. Dosis oral lazim metildopa menimbulkan efek antihipertensi maksimal dalam 4-6 jam, dan efek dapat menetap hingga 24 jam
Klonidin larut lemak dan cepat masuk ke otak dari sirkulasi. Karena waktu-paruh yang relatif singkat dan kenyataan bahwa efek antihipertensinya berkaitan langsung dengan konsentrasi dalam darah, klonidin oral perlu diberikan dua kali sehari (atau sebagai tempelan, bawah) agar kontrol tekanan darah berlangsung mulus.
Larana University | 2024
ADRENOLITIK SENTRAL 1
Efek samping
mengurangi impuls simpatis dari pusat-pusat vasomotor di batang otak tetapi memungkinkan pusat- pusat ini mempertahankan atau bahkan meningkatkan sensitivitas mereka terhadap kontrol baroreseptor
Farmakodinamik
sedasi
Hipotensi postural Pusing
Mulut kering Sakit kepala Depresi
gangguan tidur
Larana University | 2024
PENGHAMBAT SARAF ADRENERGIK 1
Farmakodinamik
Guanetidin menghambat pelepasan norepinefrin dari ujung saraf simpatis, efek ini mungkin menjadi penyebab sebagian besar simpatoplegia yang terjadi pada pasien. Guan etidin diangkut menembus membran saraf simpatis oleh mekanisme yang sama yang mengangkut norepinefrin itu sendiri (NET, uptake 1), dan penyerapan ini esensial bagi kerja obat. Jika telah masuk ke dalam sel, guanetidin akan terkonsentrasi di vesikel transmiter, tempat obat ini menggantikan norepinefrin.
Karena menggeser norepinefrin, obat ini menyebabkan deplesi bertahap simpanan norepinefrin di ujung saraf.
Reserpin menghambat kemampuan vesikel transmiter aminergik untuk menyerap dan menyimpan amina-amina biogenik, mungkin dengan mengganggu vesicular membraneassociated transporter (VMAT; pengangkut yang terkait membran vesikel
Larana University | 2024
PENGHAMBAT GANGLION 1
Farmakodinamik
Guanetidin menghambat pelepasan norepinefrin dari ujung saraf simpatis, efek ini mungkin menjadi penyebab sebagian besar simpatoplegia yang terjadi pada pasien. Guan etidin diangkut menembus membran saraf simpatis oleh mekanisme yang sama yang mengangkut norepinefrin itu sendiri (NET, uptake 1), dan penyerapan ini esensial bagi kerja obat. Jika telah masuk ke dalam sel, guanetidin akan terkonsentrasi di vesikel transmiter, tempat obat ini menggantikan norepinefrin.
Karena menggeser norepinefrin, obat ini menyebabkan deplesi bertahap simpanan norepinefrin di ujung saraf.
Reserpin menghambat kemampuan vesikel transmiter aminergik untuk menyerap dan menyimpan amina-amina biogenik, mungkin dengan mengganggu vesicular membraneassociated transporter (VMAT; pengangkut yang terkait membran vesikel
PENGHAMBAT SISTEM RENIN- ANGIOSTENSIN
Kelompok 4
GOLONGAN PENGHAMBAT RENIN : ALISKIREN
Presented By : Piliana Maulia
Kelompok 4
Farmakokinetik :
Absorbsi aliskiren melalui saluran cerna sangat rendah dengan bioavailabilitas absolut hanya 2,6%, pemberian dosis tunggal 150 dan 200 mg dapat menghambat aktivitas renin plasma selama 10 dan 20 jam.
Kadar puncak tercapai setelah 7 hari.
Keberadaan makanan berlemak dalam lambung dapat menurunkan absorbsi dan bioavailabilitas sampai lebih 70%.
Obat ini mengalami distribusi luas dalam tubuh dengan ikatan protein relatif rendah (49,5%).
Gunadarma University | 2024
PENGHAMBAT RENIN : ALISKIREN 1
Farmakodinamik :
Aliskiren bekerja secara spesifik dan langsung pada active site enzim renin yang merupakan rate limiting step dalam rangkaian reaksi sistem renin-angiotensin. Akibatnya aktivitas renin plasma (PRA = Plasma Renin Activity) akan turun dan menghambat konversi angiotensinogen menjadi angiotensin I.
Gunadarma University | 2024
PENGHAMBAT RENIN : ALISKIREN 2
Indikasi dan Posologi :
Aliskiren digunakan dengan dosis 150 dan 300 mg sekali sehari per oral, sebagai obat tunggal atau kombinasi dengan obat lain.
Kombinasi dengan diuretik, ACE-inhibitor dan ARB menunjukkan efek sinergi.
Efek Samping :
Aliskiren relatif aman. Efek samping yang pernah dilaporkan antara lain rasa lelah, sakit kepala, pusing, diare, nasofaringitis, dan nyeri punggung.
Aliskiren merupakan penghambat sistem renin angiotensin, maka efek samping hiperkalemia dan disfungsi renal agaknya mirip dengan ACE-I dan ARB.
Aliskerin tidak mempengaruhi kadar bradikinin, sehingga diharapkan tidak menimbulkan efek samping batuk kering seperti ACE-I.
Efek samping angioudem pernah dilaporkan setelah pemakaian aliskiren.
Gunadarma University | 2024
PENGHAMBAT RENIN : ALISKIREN 3
Kontraindikasi :
Seperti penghambat SRA lain, aliskiren dikontraindisikan untuk wanita hamil dan menyusui.
Obat ini termasuk kategori risiko kelas C untuk kehamilan trimester pertama dan kelas D untuk trimester 2 dan 3.
Gunadarma University | 2024
PENGHAMBAT RENIN : ALISKIREN 4
PENGHAMBAT SISTEM RENIN ANGIOSTENIN : ANTAGONIS
RESEPTOPTOR ANGIOSTENIN II
Presented By : Dara Rhiscka Fauzia
Kelompok 4
Gunadarma University | 2024
PENGHAMBAT SISTEM RENIN
ANGIOSTENIN : ANTAGONIS RESEPTOPTOR ANGIOSTENIN II
4
Losartan merupakan prototipe obat golongan ARB yang bekerja selektif pada reseptor AT 1.
Farmakokinetik :
Losartan diabsorpsi dengan baik melalui saluran cerna dengan bioavailabilitas sekitar 33%. Absorpsinya tidak dipengaruhi oleh adanya makanan di lambung. Losartan dan metabolitnya tidak dapat menembus sawar otak.
Sebagian besar obat diekskresi melalui feses sehingga tidak perlu penyesuaian dosis pada gangguan fungsi ginjal (hemodialis dan usia lanjut)
Gunadarma University | 2024
PENGHAMBAT SISTEM RENIN
ANGIOSTENIN : ANTAGONIS RESEPTOPTOR ANGIOSTENIN II
4
Farmakodinamik :
Selektif dan blok kompetitif vasokonstriksi dan sekresi aldosteron efek angiotensin II oleh selektif antagonis yang mengikat AT1 reseptor
Dosis :
50 mg/hari untuk pemakaian awal 25–100 mg/hari untuk dosis lazim
Katzung halaman 185
Gunadarma University | 2024
PENGHAMBAT SISTEM RENIN
ANGIOSTENIN : ANTAGONIS RESEPTOPTOR ANGIOSTENIN II
4
Kontraindikasi :
Ditemukan untuk inhibitor ACE, termasuk pada bahaya pemakaian selama kehamilan.
Batuk dan hipersensitivitas
Kemungkinan terjadinya angioedema.
Efek Samping :
Pusing, ruam, hepatitis, vaskulitis, trombositopenia, reaksi anafilaksis, angiodema, pembengkakan pada wajah, bibir, faring, dan/atau lidah
Katzung halaman 185
Gunadarma University | 2024
PENGHAMBAT SISTEM RENIN
ANGIOSTENIN : ANTAGONIS RESEPTOPTOR ANGIOSTENIN II
4
Gunadarma University | 2024
PENGHAMBAT SISTEM RENIN
ANGIOSTENIN : ANTAGONIS RESEPTOPTOR ANGIOSTENIN II
4
Gunadarma University | 2024
PENGHAMBAT SISTEM RENIN
ANGIOSTENIN : ANTAGONIS RESEPTOPTOR ANGIOSTENIN II
4
Valsatran
Farmakokinetik :
Valsatran diabsorpsi dengan baik melalui saluran cerna dengan bioavailabilitas sekitar 23%.
Valsatran dapat mencapai plasma puncak 2-4 jam (secara oral). Volume distribusi valsatran 17 liter bersamaan dengan pengikatan protein plasma sekitar 95%. Untuk tahap eksresi, valsatran di eksresi paling banyak melalui feses sekitar 83% dan melalui urin sekitar 13%.
Gunadarma University | 2024
PENGHAMBAT SISTEM RENIN
ANGIOSTENIN : ANTAGONIS RESEPTOPTOR ANGIOSTENIN II
4
Farmakodinamik :
Bekerja pada subtipe reseptor AT1, dan memiliki afinitas tertinggi pada reseptor tersebut dibandingkan obat golongan angiotensin receptor blocker (ARB) lainnya. Afinitasnya terhadap subtipe reseptor AT2 rendah.
Katzung halaman 185
Gu na da rm a Un iv er si ty | 20 24 VALSATRAN
MEKANISME KERJA
Menghambat reseptor angiotensin II
Katzung halaman 310
PENGHAMBAT SISTEM RENIN ANGIOSTENIN : ANTAGONIS RESEPTOPTOR ANGIOSTENIN II
DOSIS
Dosis awal 40mg 2x sehari Dosis Lanjut 160mg 2x sehari
Efek Samping
•Dilatasi arteriol
• penurunan sekresi aldosteron
• peningkatan ekskresi natrium dan air
Kontraindikasi
Wanita hamil dan menyusui Pengidap asma
Pasien gagal ginjal
Renal stenosis/Stenosis arteri renalis
Gunadarma University | 2024
PENGHAMBAT SISTEM RENIN
ANGIOSTENIN : ANTAGONIS RESEPTOPTOR ANGIOSTENIN II
4
PENGHAMBAT AC- INHIBITOR
Presented By : Sabrina Lufansya Putri
Kelompok 4
Gunadarma University
1
Farmakope 4 halaman 338
Penghambat ACE mengurangi pembentukan enzim sehingga terjadi vasodilatasi dan penurunan sekresi aldosteron yang menyebabkan terjadinya eksresi natrium serta refensi kalium yang akibatnya terjadi penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi esensial maupun hipertensi renovaskuler
Farmakope 4 halaman 339
Penghambat ACE merupakan penghambat ACE efektif terhadap untuk hipertensi yang ringan, sedang maupun berat
PENGHAMBAT AC- INHIBITOR
Gunadarma University
MEKANISME KERJA 1
Kaptopril
FARMAKODINAMIK
Menghambat enzim pengubah yi,.peptidil dipeptidase yang menghidrolisis angiotensin menjadi angiotensin II dan menginaktifkan bradikinin. suatu vasodilator proten, yang bekerja paling tidak dengan merangsang pengeluaran nitrat oksida dan prostasiklin. Aktivitas hipotensif kaptopril dihasilkan oleh efek inhibisi terhadap sistem renin- angiotensin dan efek stimulatorik terhadap sistem kalikrein-kinin
Gunadarma University
1
Kaptopril
FARMAKOKINETIK Oral
bioavaibilitas 60 - 65 % Waktu paruh 2,2 jam Eksresi melalui urine
Efek samping
Batuk kering
Rash / Gangguan pengecapan Udem angineuretik
Eksresi melalui urine
Kontraindikasi
Wanita hamil dan menyusui Proteinuria
Gunadarma University
1
Kaptopril
DOSIS
Dosis awal anjuran : 50-75 mg/d
Dosis pemeliharaan enzim 75-150 mg/d
Indikasi
Antihipertensi
Gagal jantung kongestif
Gunadarma University
MEKANISME KERJA 1
Enapril
Farmakodinamika
Enalapril adalah suatu prodrug oral yang diubah oleh hidrolisis menjadi suatu inhibitor ACE,
enalaprilat, yang berefek serupa dengan efek kaptopril. Enalaprilat itu sendiri tersedia
hanya untuk pemakaian intravena, terutama untuk keadaan darurat hipertensif. Lisinopril
merupakan suatu turunan lisin enalaprilat.
Gunadarma University
48
Enapril
Farmakokinetika Oral
Bioavaibilitas 40 %
Waktu paruh : berulang 11 jam
Efek samping Batuk kering
Rash / Gangguan pengecapan Udem angineuretik
Eksresi melalui urine
Kontraindikasi
Ibu hamil dan menyusui
proteinuria
Gunadarma University
48
Enapril
Dosis
10 - 20 mg sekali atau dua kali sehari
Indikasi
Antihipertensi
Gagal jantung kongestif
VASODILATOR
Presented By : Elisabeth Pigome
Kelompok 4
Gunadarma University
MEKANISME KERJA 1
Katzung halaman 180 dan 181
Golongan obat ini mencakup vasodilator
oral, hidralazain, dan minoksidil, yang
digunakan untuk terapi rawat-jalan
jangka-panjang hipertensi, vasodilator
parenteral, nitroprusid, diazoksid, dan
fenoldopam, yang digunakan untuk
kedaruratan hipertensif: penghambat
saluran kalsium, yang digunakan pada
kedua keadaan; dan golongan nitrat, yang
terutama digunakan untuk angina
Katzung halaman 180
Semua vasodilator yang bermanfaat pada hipertensi melemaskan otot polos arteriol sehingga menurunkan resistensi vaskular sistemik. Natrium nitroprusid dan nitrat juga melemaskan vena.
Berkurangnya resistensi arteri dan menurunnya tekanan arteri rerata memicu respons-respons kompensasi yang diperantarai oleh baroreseptor dan sistem saraf simpatis, serta renin, angiotensin, dan aldosteron. Karena refleks simpatis utuh, terapi vasodilator tidak menyebabkan hipotensi ortostatik atau disfungsi seksual.
Gunadarma University | 2024
VASODILATOR 1
Katzung halaman 181 HYDRALAZIN
Hidralazin, suatu turunan hidrazin, melebarkan arteriol, tetapi tidak vena. Obat ini telah tersedia sejak bertahun-tahun yang lalu, meskipun semula dianggap kurang efektif karena cepat menimbulkan takifilaksis terhadap efek anti hipertensinya. Kini disadari adanya manfaat terapi kombinasi dan hidralazin dapat digunakan secara lebih efektif, terutama pada hipertensi berat. Kombinasi hidralazin dengan nitrat efektif pada gagal jantung dan perlu dipertimbangkan pada pasien dengan hipertensi dan gagal jantung, khususnya pasien Amerika Afrika.
Gunadarma University | 2024
VASODILATOR 1
Katzung halaman 181 HYDRALAZIN
Farmakokinetik : Dapat diabsorpsi dengan baik melalui saluran cerna tetapi bioavaibilitasnya relatif rendah (16% pada asetilasator cepat dan 32%
asetilasator lambat) karena adanya metabolisme lintas pertama yang besar.
Pada asetalisator lambar dicapai kadar plasma tinggi, dengan efek hipotensi dan efek samping lebih banyak.
Farmakodinamika : Merelaksasi otot polos arteriol dengan mekanisme belum diketahui. Sedangkan pada otot vena tidak dipengaruhi. Vasodilatasi yang terjadi menimbulkan reflek kompensasi yang kuat berupa peningkatan kekuatan dan frekuensi denyut jantung, peningkatan renin, dan norepinefrin plasma.
Gunadarma University | 2024
VASODILATOR 1
Katzung halaman 181 HYDRALAZIN
Indikasi : Antihipertensi (Tidak digunakan sbg obat tunggal)
Efek samping : Sakit kepala, mual, flushing, hipotensi, takikardia, palpitasi, angina pektoris. Iskemia miokard pada pasien PJK dicegah bersama pemberian B-blocker. Retensi air dan natrium disertai edema dicegah bersama pemberian diuretik.
Kontraindikasi : Pasien usia diatas 40 tahun, Hipertensi dengan PJK (Penyakit arteri coroner)
Dosis : 25-100mg dua kali sehari. Dosis maksimal 200mg/hari Interaksi : -
Gunadarma University | 2024
VASODILATOR 1
Katzung halaman 181 MINOKSIDIL
Minoksidil adalah vasodilator efektif yang dapat diberikan per oral. Efek terjadi karena terbukanya saluran kalium di membran otot polos oleh minoksidil sulfat, metabolit aktif. Meningkatnya permeabilitas kalium menstabilkan membran pada potensial istirahatnya serta mengurangi kemungkinan kontraksi. Seperti hidralazin, minoksidil melebarkan arteriol tetapi tidak melebarkan vena. Karena efek antihipertensinya yang lebih besar, minoksidil seyo gianya menggantikan hidralazin ketika dosis maksimal dari yang terakhir tidak efektif atau pada pasien dengan gagal ginjal dan hipertensi berat, yang juga kurang berespons terhadap hidralazin.
Gunadarma University | 2024
VASODILATOR 1
Katzung halaman 181 MINOKSIDIL
Farmakokinetik : Diserap dengan baik pada pemberian oral. Bioavaibilitas mencapai 90% dan kadar puncak plasma tercapat setelah 1 jam. Merupakan prodrug yang harus mengalami penambahan gugus sulfat sebelum aktif.
Waktu paruh 3-4 jam dan efek terapi bertahan sampa 24 jam/lebih..
Metabolisme terjadi di hati dengan cara konjugasi glukuronida. Ekskresi utama melalui urin, 20% bentuk sisanya tidak berubah.
Farmakodinamik : Membuka kanal kalsium sensiitif ATP (ATP-dependent potassium channel) dengan akibat terjadinya efflux kalium dan hiperpolarisasi membrane yang diikuti oleh relaksasi otot polos pembuluh darah dan vasodilatasi..
Gunadarma University | 2024
VASODILATOR 1
Katzung halaman 181 MINOKSIDIL
Indikasi : Efektif untuk hipertensi akselerasi atau maligna dan pada pasien dengan penyakit ginjal akut.
Efek samping : Retensi cairan dan garam; gangguan tolerenasi glukosa dgn tendensi hiperglikemia; sakit kepala, mual erupsi obat, rasa lelah dan nyeri tekan di dada.
Kontraindikasi : Pasien PJK karena dapat mencetuskan angina ( penyakit arteri koroner )
Dosis : 1,25mg 1x atau 2x sehari maksimal 40mg/hari
Interaksi : Kombinasi dengan guanetidin akan mengakibatkan hipotensi ortostatik
Gunadarma University | 2024
VASODILATOR 1
ANTAGONIS KALSIUM
Presented By : Khoirunisa Putri
Kelompok 4
1
Golongan dihidropiridin (DHP, yakni berupa nifedipin, nikardipin, isradipin, felodipin, dan amlodipin) bersifat vaskuloselektif dan generasi yang baru mempunyai seleksivitas yang lebih tinggi. Sifat vaskulotif dari golongan DHP ini menguntungkan pada penggunanya sebagai antihipertensi karena :Tidak ada efek langsung pada nodus AV dan AS.
Menurunkan resistensi perifer tanpa depresi fungsi jantung yang berarti.
Relatif aman dalam kombinasi dengan B-bloker.
Gu na da rm a Un iv er si ty
5
FARMAKOKINETIK
Farmakologi dan terapi UI Edisi 4, Halaman 340
Biofabilitas oral yang rendah, dari kebanyakan antagonis kalsium disebabkan oleh eliminasi presistemik (metabolisme lintas pertama) di hati yang tinggi. Hal ini menghasilkan kadar plasma yang sangat bervariasi karena mudah dipengaruhi oleh faktor-faktor absorpsi maupun faktor- faktor metabolisme di hati.
2
3
Gu na da rm a Un iv er si ty
5
FARMAKOKINETIK
Farmakologi dan terapi UI Edisi 4, Halaman 340
4
Kadar puncak yang cepat dicapai oleh kebanyakan antagonis kalsium menyebabkan TD turun dengan cepat, dan ini dapat mencetetuskan iskemia miokard atau serebral, absorbsi yang lambat dari miokard atau serebral. Absorbsi yang lambat dari amlodipin menyebabkan TD turun dengan perlahan.
Waktu paruh eliminasi yang pendek atau sedang kebanyakan antagonis kalsium menyebabkan obat harus diberikan 2-3 x sehari, bila dipakai 1 x sehari belum tentu dapat bekerja 24 jam penuh, kadarnya pada 24 jam masih 2/3 dari kadar puncaknya.
Metabolisme yang hampir sempurna oleh hati dari semua antagonis kalsium menunjukkan bahwa penggunaannya pada penderita dengan sirosis hati dan penderita usia lanjut harus dengan hati- hati.
5
6
Gu na da rm a Un iv er si ty
5
FARMAKOKINETIK
Farmakologi dan terapi UI Edisi 5, Halaman 341
7
Eksresi utuh lewat ginjal yang kecil dari semua amtagonis kalsium menunjukkan tidak perlunya perubahan dosis pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal.
Hanya isradipin dan amlodipin yang tidak meningkatkan kadar digoksin yang diberikan bersama, dan hanya verapamil dan amlodipin yang kadafrnya tidak ditingkatkan oleh simetidin yang diberikan bersama.
Menghambat influks kalsium pada sel otot polos pembuluh darah dan miokard. Di pembuluh darah, antagonis kalsium terutama menimbulkan relaksasi arteriol, sedangkan vena kurang dipengaruhi.
1
FARMAKODINAMIK
Farmakologi dan terapi UI Edisi 4, Halaman 340
2
Gu na da rm a Un iv er si ty
5
FARMAKODINAMIK
Farmakologi dan terapi UI Edisi 5, Halaman 358
Penurunan resistensi perifer ini sering diikuti oleh reflek takikardia dan vaso-konstriksi, terutama bila menggunakan golongan dihidropiridin kerja pendek (nifedipin). Sedangkan diltiazem dan verapamil tidak menimbulkan takikardia karena efek kronotropik negatif langsung pada jantung.
Bila refleks takikardia kurang baik, seperti pada orang tua, maka pemberian antagonis kalsium dapat menimbulkan hipotensi yang berlebihan.
1
INDIKASI
Antagonis kalsium terbukti sangat efektif pada hipertensi dengan kadar renin yang rendah seperti pada usia lanjut.
Farmakologi dan terapi UI Edisi 5, Halaman 341
1
Gu na da rm a Un iv er si ty
5
EFEK SAMPING
Farmakologi dan terapi UI Edisi 4, Halaman 341-342
2 3
Pada pemberian nifedipin dapat terjadi penurunan TD yang besar dan cepat, hipotensi berlebihan ini dapat mengakitbakan iskemia miokard atau serebral.
Refleks simpatis yang kuat berupa takikardia, palpitasi yang dapat mencetuskan serangan angina pada penderita PJK.
Pada vasodilatasi akut, dapat menyebabkan sakit kepala, pusing dan muka merah.
4
Efek samping lain berupa konstipasi, retensi urin, dan refluks esofagus merupakan akibat relaksasi otot polos saluran cerna dan kandungan kemih.1
Gu na da rm a Un iv er si ty
5
KONTRAINDIKASI
Farmakologi dan terapi UI Edisi 4, Halaman 341-342
Pada pasien dengan penyakit jantung koroner, pemakaian nifedipin kerja singkat dapat meninggi- kan risiko infark miokard dan stroke iskemik dan dalam jangka panjang terbukti mempertinggi mor-talitas. Oleh karena itu antagonis kalsium kerja singkat tidak dianjurkan untuk hipertensi dengan PJK. Pemakaian dosis tinggi sebaiknya dihindar- kan untuk semua hipertensi.
2
pasien dengan bradikardia, blok AV derajad 2 dan 3 dan sick sinus syndromeGu na da rm a Un iv er si ty
5
DOSIS
Farmakologi dan terapi UI Edisi 5, Halaman 360