• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oktaviandi NIM Jurusan/Prodi : Pendidikan IPA Biologi Judul : Meta-Analisis Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Retensi dan Berpikir Kritis

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Oktaviandi NIM Jurusan/Prodi : Pendidikan IPA Biologi Judul : Meta-Analisis Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Retensi dan Berpikir Kritis"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keefektifan model pembelajaran kooperatif puzzle terhadap retensi dan berpikir kritis. Penelitian ini menggunakan metode meta-analisis dengan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan menganalisis hasil penelitian yang dipublikasikan terkait model pembelajaran kooperatif puzzle pada retensi dan berpikir kritis. Hasil temuan ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe puzzle lebih efektif digunakan untuk meningkatkan berpikir kritis dan pada tingkat SMA.

Pengaruh Model Creative Problem Solving (CPS) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas V Sekolah Dasar. 2017. Penggunaan Model Pembelajaran Kolaboratif Jigsaw Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Pada Konsep Pencemaran Lingkungan Di SMA Negeri 12 Banda Aceh. 2018. Analisis Penggunaan Model Pembelajaran Kolaboratif Jigsaw Dan Dampaknya Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Ikatan Kimia Di SMAN 1 Muaro Jambi.

Rumusan Masalah dan Batasan Masalah 1. Rumusan masalah

Tujuan dan Manfaat Penelitia 1. Tujuan Penelitian

Secara umum manfaat penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis. Dapat memberikan informasi awal tentang penggunaan metode jigsaw puzzle dalam proses belajar mengajar dan memperkaya pengetahuan khususnya dalam dunia pendidikan. Bagi pendidik, hasil penelitian ini dapat dijadikan model pembelajaran alternatif dalam upaya meningkatkan retensi dan berpikir kritis siswa serta mengurangi dominasi guru dalam pembelajaran.

Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi sekolah sebagai masukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan proses pembelajaran. Bagi para pembaca, kami berharap hasil penelitian ini dapat menambah informasi, wawasan dan pengetahuan khususnya mengenai permasalahan yang berkaitan dengan model pembelajaran kolaboratif puzzle.

Definisi Operasional

  • Karakteristik dan Prinsip Pembelajaran Kooperatif
  • Model Pemebelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
  • Retensi a. Pengertian
  • Berpikir Kritis
  • Meta-analisis
  • Kerangka Berpikir

Berpikir kritis adalah pengaturan diri pengambilan keputusan yang menghasilkan interpretasi, analisis, evaluasi, dan penalaran, serta presentasi menggunakan bukti, konsep, metodologi, kriteria, atau pertimbangan kontekstual untuk membuat keputusan. Facione mendefinisikan berpikir kritis sebagai kemampuan menganalisis, menalar, menafsirkan, menjelaskan, dan mengatur diri sendiri dalam upaya memecahkan masalah. Sedangkan menurut Halpern, berpikir kritis adalah kemampuan berpikir dalam memberikan alasan, memecahkan masalah, membuat kesimpulan, menghitung kemungkinan dan mengambil keputusan. mendefinisikan berpikir kritis sebagai proses berpikir yang akurat, relevan, masuk akal, dan menyeluruh dalam menganalisis dan mensintesis masalah. menggeneralisasi, menerapkan konsep, menafsirkan, mengevaluasi, mendukung argumen, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

Rangkuman indikator berpikir kritis adalah sebagai berikut: mengidentifikasi esensi masalah, mengenali hubungan penting, menarik kesimpulan yang tepat dari data, menarik kesimpulan dari informasi atau data yang tersedia, menafsirkan kesimpulan dari data yang tersedia, mengevaluasi fakta, melakukan perbaikan diri dan pemecahan masalah. Kemampuan berpikir kritis dibagi menjadi enam kriteria utama yang tercakup dalam proses berpikir kritis, yang meliputi: (1) Interpretasi, yaitu memahami atau mengungkapkan berbagai jenis pengalaman, situasi, data, peristiwa, prosedur atau kriteria; (2) Analisis, yaitu identifikasi hubungan antara pernyataan, pertanyaan, konsep, representasi yang bertujuan untuk menyampaikan pengalaman, alasan, informasi atau pendapat; (3) Inferensi, yaitu identifikasi untuk memperoleh unsur-unsur yang diperlukan untuk membuat suatu hipotesis, dengan mempertimbangkan informasi yang relevan dan membuat kesimpulan yang logis; (4) Penilaian, yaitu penilaian terhadap keandalan pernyataan yang merupakan laporan dan persepsi terhadap situasi, penilaian; (5) Eksplanasi, yaitu kemampuan memberikan penjelasan yang logis berdasarkan hasil yang diperoleh; (6) Self-regulation yaitu kemampuan memantau kegiatan pemecahan masalah. Berpikir kritis adalah berpikir beralasan dan reflektif dengan penekanan pada pengambilan keputusan tentang apa yang harus dipercaya atau dilakukan.

Selain itu, kemampuan berpikir kritis adalah proses berpikir yang dapat diterima oleh pikiran reflektif, rasional dan bertanggung jawab yang diarahkan untuk memutuskan apa yang akan dilakukan atau diyakini, dalam hal ini tidak sembarangan dalam menganalisis suatu masalah dan menarik kesimpulan, tetapi hasil berpikir kritis adalah kesimpulan yang terbaik. Pengaruh Model Creative Problem Solving (Cps) terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas V Mata Pelajaran IPA Sekolah Dasar Mengkategorikan kemampuan berpikir kritis ke dalam enam komponen, yaitu: 1) fokus, 2) alasan pendukung, 3) penalaran, 4) organisasi, 5) konvensi, dan, 6) integrasi.

Sifat meta-analisis meliputi kuantitatif dan menggunakan analisis statistik untuk memperoleh berbagai informasi yang berasal dari berbagai data dari penelitian sebelumnya. Meta-analisis adalah teknik pengembangan terbaru untuk membantu peneliti menemukan konsistensi atau ketidakkonsistenan dalam penilaian silang temuan penelitian. Meta-analisis adalah studi dengan menganalisis data yang berasal dari studi primer. Meta-analisis sebagai teknik dengan demikian bertujuan untuk menganalisis kembali hasil penelitian yang diolah secara statistik berdasarkan pengumpulan data primer. Dengan kata lain, meta analisis adalah analisis statis atau analisis integratif terhadap hasil analisis kajian.

Selama meta-analisis, keputusan hati-hati harus dibuat tentang: (a) studi yang akan disintesis, (b) variabel yang akan digunakan untuk pengkodean, (c) bentuk pengkodean yang akan digunakan, dan (d) bagaimana menginterpretasikan informasi yang diperoleh dari studi ini dalam hubungannya dengan kode yang digunakan. Oleh karena itu, disarankan untuk melakukan replikasi dan verifikasi meta-analisis karena meta-analisis kurang subyektif dibandingkan metode penilaian lainnya.

Tabel 2.1 Indikator berpikir kritis
Tabel 2.1 Indikator berpikir kritis

Jenis dan Pendekatan Penelitian

Populasi dan Sampel a. Populasi

Publikasi ilmiah tidak boleh memuat nilai rata-rata eksperimen dan kontrol serta nilai standar deviasi. Teknik pengumpulan data penelitian dalam penelitian ini adalah dengan cara: (1) menentukan masalah yang akan diteliti sesuai dengan topik penelitian yaitu “pengaruh sambungan gergaji terhadap retensi dan.

Teknik Analisis Data

Hasil Penelitian

  • Hasil Analisis Seluruh Artikel yang Memenuhi Kriteria Inklusi Tabel 4. Data Hasil Analisis Artikel
  • Hasil Analisis Artikel Tentang Pengaruh Kooperatif Jigsaw Terhadap Retensi
  • Hasil Analisis Artikel Tentang Pengaruh Kooperatif Jigsaw Terhadap Berpikir Kritis

Analisis Data dan Pembahasan

  • Efektifitas Model Kooperatif Jigsaw Terhadap Retensi
  • Perbandingan Efektivitas Model Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Retensi Dan Berpikir Kritis

Selain itu jika berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa berdasarkan tingkat pendidikan effect size model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap retensi jika berdasarkan tingkat pendidikan maka effect size yang paling tinggi berada pada jenjang SMA dengan nilai 2,39 dan termasuk dalam (kategori dampak sangat tinggi) dan effect size terendah berada pada jenjang SMA dengan nilai -41. Hasil temuan ini menunjukkan bahwa untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap retensi, sebaiknya diterapkan di tingkat SMA. Untuk mengetahui effect size hasil clustering menggunakan model collaborative jigsaw berdasarkan tingkat pendidikan disajikan secara grafis.

Mengacu pada Tabel 4.3, effect size keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk berpikir kritis menunjukkan hasil sebesar 3,55 en (tergolong pengaruh sangat tinggi). Hal ini sejalan dengan pengertian model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yaitu model pembelajaran yang mengarah pada kemampuan berpikir kritis dan dapat memotivasi siswa untuk melakukan inkuiri pemecahan masalah dalam situasi kehidupan nyata dan mendorong siswa untuk berkarya. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas kelompok dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berpengaruh terhadap keterampilan berpikir siswa, baik keterampilan kognitif maupun keterampilan berpikir kritis.

Selanjutnya tabel 4.5 memperlihatkan hasil meta analisis artikel tentang pengaruh model pembelajaran kooperatif puzzle terhadap berpikir kritis berdasarkan tingkat pendidikan, dengan rincian perhitungan effect size terdapat pada lampiran. Mengacu pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa berdasarkan tingkat pendidikan, effect size model pembelajaran kooperatif puzzle untuk berpikir kritis paling tinggi terdapat pada jenjang pendidikan SMA dengan skor 3,18 dan tergolong (kategori pengaruh sangat tinggi) dan effect size terendah berada pada jenjang pendidikan SD dengan nilai -0,10 dan tergolong pengaruh (negl). Pengaruh model pembelajaran kooperatif puzzle terhadap hasil belajar dan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran IPA di SMP Negeri 09 Lebong.

Berdasarkan analisis yang dilakukan, diperoleh hasil perbandingan keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap retensi dan berpikir kritis, mean effect size yang paling tinggi adalah model kooperatif tipe jigsaw untuk berpikir kritis, dengan nilai effect size sebesar 1,51 dan termasuk dalam kategori high effect size sedangkan mean effect size yang paling rendah adalah model kooperatif tipe jigsaw untuk retensi dengan nilai effect size sebesar 0,14 dan termasuk dalam kategori efek yang dapat diabaikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk berpikir kritis memiliki keefektifan yang lebih tinggi dibandingkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk retensi. Dari hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa besarnya pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw puzzle terhadap retensi termasuk dalam kategori diabaikan dengan nilai effect size sebesar -0,14 yang termasuk dalam kategori negligible effect, sedangkan besarnya pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw puzzle terhadap retensi termasuk dalam kategori diabaikan dengan nilai effect size sebesar 3,55 dan termasuk dalam kategori pengaruh tinggi.

Tabel 4.4 menunjukkan hasil meta analisis terhadap artikel tentang  pengaruh  model  kooperatif  tipe  jigsaw  terhadap  retensi  berdasarkan  jenjang  pendidikan,  dengan  rincian  perhitungan  effect  size  terdapat  pada  lampiran
Tabel 4.4 menunjukkan hasil meta analisis terhadap artikel tentang pengaruh model kooperatif tipe jigsaw terhadap retensi berdasarkan jenjang pendidikan, dengan rincian perhitungan effect size terdapat pada lampiran

Saran

Jika dilihat dari perbandingan keefektifannya, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw akan lebih efektif jika diterapkan pada berpikir kritis jika dibandingkan dengan retensi. Hal ini terlihat dari nilai critical thinking effect size sebesar 3,55 yang termasuk dalam kategori dampak sangat tinggi sedangkan konservasi dengan nilai effect size -0,14 termasuk dalam kategori dampak yang diabaikan. 2017). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dengan Jigsaw untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis pada Konsep Pencemaran Lingkungan di SMA Negeri 12 Banda Aceh.

Amin Suroso, “Dampak perbedaan metode diskusi terhadap prestasi belajar materi sistem persamaan linear dua variabel pertama dari retensi siswa kelas II semester I SMP Negeri 6 Surakarta T.A Surakarta: Arsip Skripsi Universitas Sebelas Maret), p. Hubungan keterampilan metakognitif dengan hasil belajar biologi dan retensi siswa kelas X dengan penerapan strategi pembelajaran berpasangan di SMAN 6 Malang Hubungan keterampilan metakognitif dengan hasil belajar biologi dan retensi siswa kelas X dengan penerapan strategi pembelajaran Think Pair Share di SMA Negeri 6 Malang.

Keefektifan Model Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Pola Pikir Matematis dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas X Trigonometri MA Mathalibul Huda Mlonggo Jepara Tahun Pelajaran 2018/2019 Skripsi (Disertasi Doktor, UIN Walisongo). Perbandingan potensi antara strategi pembelajaran TPS dan puzzle dalam memberdayakan keterampilan metakognitif, retensi dan hasil belajar biologi siswa berkemampuan akademik rendah di SMA yang berbeda (Disertasi Doktor, Universitas Negeri Malang). 2016). Berdayakan keterampilan berpikir kritis siswa melalui Remap NHT di kelas biologi. Pengaruh Strategi Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Retensi Siswa SMA Muara Badak Kalimantan Timur Indonesia.

Pengaruh strategi pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) terhadap retensi siswa sekolah menengah atas di Muara Badak, Kalimantan Timur, Indonesia. Perbedaan Gender Kemampuan Berpikir dan Hasil Belajar Siswa Kelas X Biologi SMA Negeri 7 Malang Menggunakan Strategi Jigsaw Puzzle. 2018) Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif terhadap Prestasi Akademik dan Sikap Biologi Siswa Kelas X.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI GENETIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOLABORASI TIPE JIGSAW DI KELAS IX-3 SMP NEGERI 2 KOTA TERNATE. Çukurova Universitäts iEğitim Fakültesi Dergisi Analisis Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Dan Dampaknya Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Ikatan Kimia Di SMAN 1 Muaro Jambi.

Gambar

Tabel 2.1 Indikator berpikir kritis
Tabel 2.1 Rubrik Berpikir Kritis  Skor
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir  Penelitian model Jigsaw telah banyak
Tabel 4.1. Data Hasil Analisis Artikel  Kod
+6

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan untuk pengambilan dan pengumpulan data adalah sebagai berikut :.. 1) Observasi : merupakan metode pengumpulan data