D. Definisi Operasional
4) Berpikir Kritis
generalisasi, menerapkan konsep, menafsirkan, mengevaluasi, mendukung argumen, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
Untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir kritis dapat diukur melalui indikator-indikator berpikir kritis. Halpern mengidentifikasi berpikir kritis menjadi beberapa komponen yaitu:
(1) memahami bagaiamanasebabnya, (2) mengenali dan mengkritisi asumsi, (3) menganalisi tujuan, (4) memberikan alasan yang mendukung suatu kesimpulan, (5) menaksir, memperhitungkan keberhasilan dan kegagalan, (6) bekerja berdasarkan data dan (7) menggunakan analogi untuk menyelesaikan masalah. Ringkasan mengenai indikator dari berpikir kritis sebagai berikut : mengidentifikasi inti permasalahan, mengetahui hubungan yang penting, membuat kesimpulan yang benardari data, menarik kesimpulan dari informasi atau data yang tersedia, menafsirkan kesimpulan pada data yang tersedia, mengevaluai fakta-fakta, membuat perbaikan diri dan menyelesaikan masalah. Selain itu Budi (2015:18) memerinci kemampuan berpikir kritis menjadi (1) menyelesaikan suatu masalah dengan tujuan tertentu, (2) menganalisis, menggeneralisasikan, mengorganisasikan ide berdasarkan fakta/informasi yang ada, dan (3) menarik kesimpulan dalam
menyelesaikan masalah tersebut secara sistematik dengan argumen yang benar.
Kemampuan berpikir kritis dibagi menjadi enam kriteria utama yang terlibat dalam proses berpikir kritis yang meliputi: (1) Interpretasi, yaitu memahami atau mengekpresikan berbagai macam pengalaman, situasi, data, kejadian-kejadian, prosedur atau kriteria-kriteria; (2) Analisis, yaitu mengidentifikasi hubungan- hubungan antara pernyataan, pertanyaan, konsep, representasi yang bertujuan untuk menyampaiakn pengalaman, alasan, informasi atau pendapat; (3) Inferensi, yaitu mengidentifikasi untuk memperoleh unsur-unsur yang diperlukan untuk membuat hipotesis, mempertimbangkan informasi yang relevan dan membuat kesimpulan yang logis; (4) Evaluasi, yaitu menaksir kredibilitas pernyataan-pernyataan yang merupakan laporan dan persepsi situasi, penilaian; (5) Penjelasan, yaitu mampu memberikan penjelasan yang logis berdasarkan hasil yang diperoleh; (6) Regulasi diri, yaitu mampu untuk memonitoring aktivitas dalam menyelesaikan masalah. Dengan mengadaptasi indikator dari Facione diatas, Karim dan Normaya membuat tabel indikator berpikir kritis sebagai berikut:
Tabel 2.1 Indikator berpikir kritis
No Indikator Umum Indikator
1 Menginterpretasi Memahami masalah yang
ditunjukkan dengan menulis diketahui maupun yang ditanyakan soal dengan tepat
2 Menganalisis Mengidentifikasi hubungan-
hubungan antara pernyataan- pernyataan, pertanyaan-pertanyaan, dan konsep-konsep yang diberikan dalam soal yang ditunjukkan dengan membuat model matematika dengan tepat dan memberi penjelasan dengan tepat.
3 Mengevaluasi Menggunakan strategi yang tepat dalam menyelesaikan soal, lengkap dan benar dalam melakukan perhitungan
4 Menginferensi Membuat kesimpulan dengan tepat
Berpikir kritis adalah berpikir secaraberalasan dan reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apayang harus dipercayai atau dilakukan. Selain itu kemampuan berpikir kritisadalahsuatu proses berpikir yang dapat diterima akal reflektif, rasional, dan bertanggungjawab yang diarahkan untuk memutuskan apa yang dikerjakan atau diyakini, dalamhal ini tidak sembarangan dalam menganalisis suatu permasalahan dan menariksuatu kesimpulan, tetapi hasil dari berpikir kritis adalah pada sebuah kesimpulanyang terbaik.31
Berpikir kritis adalah pola berpikir konvergen. Berpikir konvergen merupakan proses mengolah suatu informasi dari
31Jumarniati, J., & Ekawati, S. (2017). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Model Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Melatih Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Pedagogy:
Jurnal Pendidikan Matematika, 2(2).
berbagai sudut pandang untuk memperoleh suatu kesimpulan.32 Berpikir kritis dapat diartikansebagai kemampuan berpikir secara jelas dan rasional, dimana dengan berpikir kritis siswa dapat memahami permasalahan dengan lebih baik dan dapat menemukan jawaban yang terbaik terhadap permasalahan yang dihadapi berpikir kritis merupakan dasar dari kemauan sendiri,disiplin diri, memantau sendiri, dan memperbaiki pikiran sendiri untuk dapat berkomunikasi dan memecahkan persoalan.33
Tabel 2.1 Rubrik Berpikir Kritis Skor
Poin
Deskriptor
5 Semua konsep benar, jelas dan spesifik
Semua uraian jawaban benar, jelas, dan spesifik, didukung oleh alasan yang kuat, benar, argumen jelas
Alur berpikir baik, semua konsep saling berkaitan dan terpadu
Tata bahasa baik dan benar
Semua aspek nampak, bukti baik dan seimbang
4 Sebagian besar konsep benar, jelas namun kurang spesifik
Sebagian besar uraian jawaban benar, jelas, namun kurang spesifik
Alur berpikir baik, sebagian besar konsep saling berkaitan dan terpadu
Tata bahasa baik dan benar, ada kesalahan kecil
Semua aspek nampak, namun belum seimbang 3 Sebagian kecil konsep benar dan jelas
Sebagian kecil uraian jawaban benar dan jelas namun alasan dan argumen tidak jelas
Alur berpikir cukup baik, sebagian kecil saling berkaitan
Tata bahasa cukup baik, ada kesalahan pada ejaan
Sebagian besar aspek yang nampak benar
2 Konsep kurang fokus atau berlebihan atau meragukan
32Setiawan, I., & Pebrina, A. W. (2019). PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA. Equilibrium: Jurnal Penelitian Pendidikan dan Ekonomi, 16(01), 70- 81.
33 Budiana, I. N., Sudana, D. N., & Suwatra, I. I. W. (2013). Pengaruh Model Creative Problem Solving (Cps) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswapada Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas V SD. MIMBAR PGSD Undiksha, 1(1).
Uraian jawaban tidak mendukung
Alur berpikir kurang baik, konsep tidak saling berkaitan
Tata bahasa baik, kalimat tidak lengkap
Sebagian kecil aspek yang nampak benar
1 Semua konsep tidak benar atau tidak mencukupi
Alasan tidak benar
Alur berpikir tidak baik
Tata bahasa tidak baik
Secara keseluruhan aspek tidak mencukupi 0 Tidak ada jawaban atau jawaban salah
Kategorikan keterampilan berpikir kritis dalam enam komponen yaitu: 1) focus, 2) supporting reasons, 3) reasoning, 4) organization, 5) conventions dan, 6) integration.Selain itu terdapat 6 unsur dasar dalam berpikir kritis yang disingkat menjadi FRISCO :
a. F (Focus): memfokuskan pertanyaan atau isu yang ada untuk membuat keputusan tentang apa yang diyakini.
b. R (Reason): mengetahui alasan-alasan yang mendukung atau menolak putusan-putusan yang dibuat berdasar situasi dan fakta yang relevan.
c. I (Inference): membuat kesimpulan yang beralasan atau meyakinkan. Bagian penting dari langkah penyimpulan ini adalah mengidentifikasi asumsi dan mencari pemecahan, pertimbangan dari interpretasi terhadap situasi dan bukti.
d. S (Situation): memahami situasi dan selalu menjaga situasi dalam berpikir untuk membantu memperjelas pertanyaan (dalam F) dan mengetahui arti istilah-istilah kunci, bagian- bagian yang relevan sebagai pendukung.
e. C (Clarity): menjelaskan arti atau istilah-istilah yang digunakan.
f. O (Overview): meninjau kembali dan meneliti secara menyeluruh keputusan yang diambil34