• Tidak ada hasil yang ditemukan

D. Definisi Operasional

3) Retensi a. Pengertian

Retensi adalah kemampuan siswa untuk mengingat apa yang telah diajarkan oleh seorang guru pada rentang waktu tertentu.

Berdasarkan pendapat ini, dapat dinyatakan bahwa retensi dikaitkan dengan proses pengkodean, penyimpanan dan penarikan materi pembelajaran dalam waktu tertentu.23 Retensi merupakan salah satu tahapan belajar. Dalam tahap ini retensi merupakan proses penyimpanan dan perilaku baru yang diperoleh setelah mengalami proses acquisition (fase menerima informasi). Dalam tahap belajar terjadi proses internal dalam pikiran siswa. Dalam proses pembelajaran daya ingat atau retensi siswa tentunya dapat

22 Sholihah, H. A. A., Koeswardani, N. F., & Fitriana, V. K. (2019). METODE PEMBELAJARAN JIGSAW DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA SMP. KoPeN: Konferensi Pendidikan Nasional, 1(1), 160-167.

23Nursyamsi, S. Y., & Corebima, A. D. (2016). The Effect Of Numbered Heads Together (NHT) Learning Strategy On The Retention Of Senior High School Students In Muara Badak, East Kalimantan, Indonesia. European Journal of Education Studies.

dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain 1) pemilihan strategi belajar/model pembelajaran 2) karakteristik materi 3) kemampuan akademik siswa 4) waktu pelaksanaan tes retensi5) faktor internal.

Pembelajaran yang mampu melibatkan peserta didik secara aktif dan dapat meningkatkan retensi memerlukan model pembelajaran yang tepat. Retensi yang kuat membuat apa yang diketahui peserta didik akan tersimpan dalam memori dan akan memudahkan sel otak untuk berkoneksi satu sama lain. Peserta didik yang memiliki retensi yang lemah dapat berpengaruh buruk terhadap nilai hasil belajarnya dalam pembelajaran. Tingkat retensi terhadap materi akan meningkat, jika peserta didik diberi kesempatan untuk bereksplorasi. Hal ini didukung oleh penelitian Magnesen bahwa kita mengingat 10 % dari yang dibaca, 20% dari yang didengar, 30% dari yang dilihat, 50% dari yang didengar dan dilihat, 70% dari yang dikatakan, dan 90% dari yang dikatakan dan dilakukan Magnesen.24 Menurut Banikowski (1999) retensi merupakan faktor yang penting dalam proses pembelajaran. Proses belajar akan meningggalkan materi yang sudah didapatkan dalam diri seseorang dan akan disimpan sementara dalam ingatannya.

Ingatan atau memori memiliki peran penting dalam proses pembelajaran tidak hanya dalam dimensi menghafal saja, tetapi lebih kepada dimensi berfikir kritis, belajar, menghubungkan,

24Nusantari, E. (2018). Kajian Faktor yang Mempengaruhi Retensi Siswa SMA (Analisis Hasil Penelitian Eksperimen dan PTK). PROSIDING, 10(1521).

mengingat, dan menggunakan seluruh pengetahuannya serta kemampuan yang pernah didapat25. Sedangkan menurut Tapilow (2008) retensi merupakan kemampuan menyimpan informasi yang diperoleh dalam memori26.

Retensi berarti mengingat pengetahuan, proses, dan keterampilan yang dipelajari sebelumnya dalam waktu.

Keberadaan lembaga akademik berbasis luas adalah bagian dari keyakinan bahwa siswa mengingat apa yang mereka pelajari. Ini adalah kemampuan memori kerja seseorang karena beberapa siswa tidak dapat menyimpan pengetahuan atau mengingat untuk waktu yang lama (memori jangka pendek) dan yang lain memiliki kapasitas untuk menyimpan pengetahuan yang telah disimpan untuk beberapa waktu atau untuk waktu yang lama (jangka panjang) Penyimpanan).27

Retensi dapat berkurang dengan cepat setelah interval waktu tertentu dan lupa atau berkurangnya retensi ini dapat terjadi beberapa jam pertama setelah proses belajar berlangsung. Retensi merupakan salah satu fase dalam tahapan belajar. Dalam tahap ini retensi merupakan proses penyimpanan pemahaman dan perilaku

25 Dyah Ratna Fauziya, dkk. Hubungan Keterampilan Metakognitif Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Retensi Siswa Kelas X dengan Penerapan Strategi Pembelajaran Think Pair Share di SMAN 6 Malang. Hal.2

27Adejoh, M. J., Iji, C. O., & Ochu, A. N. O. (2017). EFFECT OF GUIDED INQUIRY INSTRUCTIONAL METHOD ON SECONDARY SCHOOL STUDENTS’RETENTION IN BIOLOGY IN PLATEAU STATE, NIGERIA. ATBU Journal of Science, Technology and Education, 5(2), 131-138.

baru yang diperoleh setelah mengalami proses acquisition (fase menerima informasi). Dalam tahap belajar terjadi proses internal dalam pikiran siswa. tahapan proses tersebut terjadi dengan urutan sebagai berikut: 1) siswa menerima rangsang dari reseptor, 2) rangsang yang masuk ditampung dalam sensori register dan diseleksi, sehingga membentuk suatu kebulatan perseptual, 3) pola perseptual tersebut masuk ke dalam ingatan jangka pendek (Short Term Memory / STM) dan tinggal disana selama 20 detik, kecuali

bila informasi tersebut ditahan lebih lama melalui proses penyimpanan, 4) penampungan hasil pengolahan informasi yang berada dalam STM dan menyimpannya dalam ingatan jangka panjang (Long Term Memory / LTM) sebagai informasi yang siap pakai sewaktu-waktu pada saat diperlukan, 5) pada saat diperlukan siswa menggali informasi yang telahdipelajari tidak menarik, tidak diperlukan individu sehingga tidak dihiraukan. Dengan demikian dalam pembelajaran dipandang perlu untuk menitik beratkan pada aspek-aspek bernalar sehingga pembelajaran menjadi bermakna.

Dalam meningkatkan daya ingat atau retensi siswa diperlukan juga model pembelajaran yang tepat. 28

28Rahman, T. (2006).Peranan Pertanyaan Terhadap Kekuatan Retensi dalam Pembelajaran Sains pada Siswa SMU. Educare, 1(2).

b. Prinsip-Prinsip Retensi

Retensi adalah penarikan kembali informasi yang pernah diperoleh sebelumnya. Informasi yang diterima dapat disimpan untuk: (1) beberapa saat saja, (2) beberapa waktu, dan (3) jangka waktu yang tidak terbatas. Berikut ini beberapa prinsip retensi yang penting untuk diketahui, antara lain :

a. Belajar yang berarti lebih mudah terjadi dan lebih lama diingat disbanding dengan belajar yang tampaknya tidak ada artinya.

Menghafal deretan huruf-huruf yang tidak ada hubungan arti merupakan sesuatu hal yang sangat sulit dan lama. Untuk memudahkannya, guru perlu membubuhkan suatu arti sehingga mudah untuk dihafal.

b. Belajar menghubungkan atau merangkaikan dua obyek atau peristiwa menjadi lebih mudah apabila kedua obyek atau peristiwa tersebut menjadi atau dijumpai dalam urutan yang berdekatan, baik ditinjau dari segi waktu maupun ruang.

c. Belajar dipengaruhi oleh frekuensi perjumpaan dengan rangsangan dan tanggapan yang sama atau serupa yang dibuat.

Dalam pelajaran, siswa menjadi semakin baik penguasaannya jika kepada mereka diberikan lebih banyak kesempatan untuk mengulang atau berlatih.

d. Belajar tergantung pada akibat yang ditimbulkannya. Ini berarti bahwa pelajaran yang memberi kesan menyenangkan, menarik,

mengurangi ketegangan, bermanfaat, atau memperkaya pengetahuan lebih efisien dan tersimpan atau member kesan yang lebih lama.

e. Belajar sebagai suatu keutuhan yang dapat diukur tidak hanya tergantung pada proses bagaimana belajar itu terjadi tetapi juga cara penilaiannya atau penggunaannya. Ini berarti bahwa apapun yang dianggap telah dipelajari oleh seseorang, maka ia hanya akan dapat menunjukkan penguasaannya atas sebagian dari yang telah dipelajari dan ini tergantung pada macam pertanyaan atau situasi yang diciptakan untuk menunjukkan penguasaan tersebut29.

Adapun faktor yang dapat mempengaruhi retensi belajar siswa Menurut Tinto (2003) ada lima kondisi yang dapat mempengaruhi retensi seorang siswa, yaitu (1) harapan (expectation), (2) dukungan (support), (3) umpan balik (feedback), (4) keterlibatan (involment), dan (5) pembelajaran (learning).45 Adapun indikator dari retensi itu sendiri ada 3, yaitu (1) proses mencamkan (encoding), (2) proses menyimpan (storage), dan (3) proses pengingatan kembali (retrieval)30.

29Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. (Jakarta: Rineka Cipta, 2003). hal 111-112.

30Amin Suroso, “Pengaruh Metode Diskusi Bervariasi Terhadap Prestasi Belajar Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Ditinjau Dari Retensi Siswa Kelas II Semester I SMP Negeri 6 Surakarta T.A 2009/2010 (Surakarta : Arsip skripsi Universitas Sebelas Maret, 2010), hal. 9.

Dokumen terkait