• Tidak ada hasil yang ditemukan

op. I /n'6ua"rt"1 - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "op. I /n'6ua"rt"1 - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

/l ee

TEIilTIK ROLE PI-AWNG UNTTIK }IENGURANGI PERILAKU BALLYING

PESER.TA

DIDIK KELAS VItr DI

SMP

I\'EGERI

2

SAWAELUNTO

ARTIKEL

Diajukan

Sebagai Salah

Suu

Syarat

untuk

Memperoleh Gelar Sarjann

Pendidikan gfRAru q

Diajukan oleh:

NECI YALISMA NPM:

l2ld6l0229

PROGRAM STUDI BIMBINGAN I}AN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN tr,MU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATf,RA BARAT

2016

op.

I

##y

/n'6ua"rt"1 /

4-J

I

|'

(2)

Dr. Helma., M.Pd**

Alfaiz., S.Psi. I., M.Pd **

*Student

**Lecturers

Guidance and Caunseling Study Program, STKIP PGRI West Sumatera ABSTRACT

This research is motivated by the poorly behavior of student to their peers such as:

hitting, mocked with nicknames names of parents, friends dubbed as body odor. This study aimed to reduce bullying behavior of students.Type of this research is experimental research with is purposive sampling. The research design used a quasi-experimental, with a design that is nonequivalent control group design. Accounted 26 people who identified once did the bullying, them divided into two groups: 1) the experimental group 2) the control group. The instrument used was a questionnaire and RPL. Data were analyzed student by using t-test.

The results of this study show that, There is no difference in the bullying behavior of learners between the experimental group and the control group before treatment. There are differences in bullying behavior of student with the control group between before and after the being given treatment. There are differences in bullying behavior of student with after treatment experimental group before treatment (role playing techniques). There are differences in bullying behavior of student group kontrol with experimental group after a given treatment role playing, this means that treatment is given which is a technique of role playing can reduce bullying behavior of student and can be seen in the experimental group before to after treatment, there are significant differences after a given 3 times role playing techniques. Based on the research that has been done, the researchers recommend further research to be able to further investigate the role playing techniques to reduce physical bullying behavior.

Keywords: Role playing techniques, bullying, student.

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu proses interaksi manusiawi antara pendidik dengan subjek didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Proses tersebutberlangsung dalam lingkungan tertentu dengan menggunakan bermacam-macam tindakan.Sesuai dengan Pasal 1 ayat 1 Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Syafril, 2012: 46) dijelaskan bahwa:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

Pendidikan akan berjalan dengan lancar jika guru bimbingan dan konseling dapat memanfaatkan teknik yang tepat sewaktu memberikan layanan bimbingan dan konseling di kelas. Salah satu teknik yang dapat digunakan guru bimbingan dan konseling dalam pelaksanaan layanan yaitu bermain peran (role playing).

Yasmin (2010: 166) mengemukakan bahwa bermain peran

1

(3)

2 adalah teknik yang melibatkan interaksi

antara dua peserta didik atau lebih tentang suatu topik atau situasi. Peserta didik melakukan peran masing-masing sesuai dengan tokoh yang ia lakoni, mereka berinteraksi sesama mereka melakukan peran terbuka. teknik ini dapat dipergunakan di dalam mempraktik isi materi yang baru, mereka diberi kesempatan seluas-luasnya untuk memerankan sehingga menemukan kemungkinan masalah yang akan dihadapi dalam pelaksanaan sesungguhnya. Teknik ini menuntutkan guru untuk mencermati kekurangan dari peran yang diperagakan peserta didik.

Sagala (2010: 213) mengemukakan bahwa sosiodrama (role playing) berasal dari kata sosio dan drama. Sosio berarti sosial menunjuk pada objeknya yaitu masyarakat menunjukkan pada kegiatan-kegiatan

sosial, dan drama

mempertunjukkan,mempertontonkan atau memperlihatkan. Jadi sosiodrama ialah teknik mengajar yang dalam pelaksanaannya peserta didik mendapat tugas dari guru untuk mendramatisasikan suatu situasi sosial yang mengandung suatu problem, agar peserta didik dapat memecahkan suatu masalah yang muncul dari suatu situasi sosial.

Zalfendi (2010: 275) mengemukakan bahwa role playing dalam proses belajar mengajar memiliki tujuan agar peserta didik dapat memahami perasaan orang lain, dan toleransi. Dalam kehidupan sering terjadinya perselisihan dalam pergaulan hidup, dapat disebabkan karena kesalahpahaman. Maka dengan role playing peserta didik dapat menghayati peranan apa yang dimainkan, mampu menempatkan diri dalam situasi orang lain yang dikehendaki guru. Peserta didik bisa belajar watak orang lain, cara bergaul dengan orang lain, dalam situasi ini peserta didik harus bisa memecahkan masalahnya.

Sedangkan Hamalik (2011:

214) mengemukakan bahwa bermain peran dapat mengidentifikasi situasi- situasi dunia nyata dan dengan ide-ide orang lain. Identifikasi tersebut adalah cara untuk mengubah perilaku dan sikap sebagaimana peserta didik menerima karakter orang lain. Dengan cara ini dapat mempertunjukkan masalah- masalah diantara kelompok atau individual. Mulyasa (2014: 113)

mengemukakan bahwa bermain peran adalah usaha membantu individu untuk memahami perannya sendiri dan peran yang dimainkan orang lain sambil mengerti perasaan, sikap dan nilai-nilai yang mendasarinya. Tahap-tahap pelaksanaan bermain peran menurut ahli sebagai berikut:

Menurut Mulyasa (2014: 15) terdapat sembilan tahap bermain peran yang dapat dijadikan pedoman dalam pembelajaran yaitu:

a. Menghangatkan suasana dan memotivasi peserta didik.

b. Memilih partisipan/peran c. Menyusun tahap-tahap

peran

d. Menyiapkan pengamat e. Pemeran

f. Diskusi dan evaluasi g. Pemeranan ulang

h. Diskusi dan evaluasi tahap dua

i. Membagipengalaman dan mengambil kesimpulan Berdasarkan teori role playing di atas, ditemukan bahwa dengan role playing teknik layanan konseling mengatasi masalah sesuai dengan fenomena sosial seperti halnya perilaku bullying.

Coloroso, 2007 (Adilla, 2009:

58) mengemukakan bahwa bullying merupakan aktivitas sadar, disengaja, dan bertujuan untuk melukai, menanamkan ketakutan melalui ancaman agresi lebih lanjut dan menciptakan teror yang didasari oleh ketidakseimbangan kekuatan, niat untuk menciderai, ancaman agresi lebih lanjut, teror, yang dapat terjadi jika penindasan meningkat tanpa henti.

Menurut Geldard (2012: 171) bullying dapat didefenisikan sebagai sebuah tindakan atau perilaku agresif yang disengaja, yang dilakukan oleh sekelompok orang atau seseorang secara berulang-ulang dan dari waktu ke waktu terhadap seorang korban yang tidak dapat mempertahankan dirinya dengan mudah. Selanjutnya, Triyono (2014:

151) mengemukakan bahwa perilaku bullying adalah suatu tindakan menyakiti dari seseorang kepada orang lain dengan sengaja, yang dilakukan lebih dari sekali.

Bullying ini bisa berwujud tindakan fisik maupun psikis.

Olweus, 1993 (Flora, 2014:

38) mengemukakan bahwa bullying adalah perilaku negatif yang

(4)

yang dapat menyakiti orang lain, terutama sekali orang yang lemah, baik itu menyakiti secara fisik maupun perasaan seseorang. Perilaku bullying yang sering terjadi di lingkungan sekolah, seperti mengejek dengan panggilan orang tua, memukul, menjauhi teman sebaya, memfitnah, mencubit, menendang dan lainnya. Perilaku bullying ini sangat merugikan peserta didik yang menjadi korbannya. Jenis- jenis bullying menurut ahli sebagai berikut:

Triyono (2014: 151-152) mengemukakan jenis bullying terdiri dari tiga bagian, yaitu :

a. Bullying fisik

Bullying fisik adalah tindakan yang dilakukan melalui kontak fisik. Contoh yang sering ditemui di lingkungan sekolah seperti menjambak, mencubit, memukul, mencolek, meludahi, menarik leher kerah baju, mendorong, dan tindakan lainnya yang tidak menyenangkan karena adanya kontak fisik.

b. Bullying verbal

Bullying verbal adalah tindakan yang dilakukan secara verbal (melalui ucapan atau kata-

tindakan yang dilakukan menyebabkan tekanan pada aspek kejiwaan atau perasaan anak, mendiamkan, mempermalukan, mencibir, mengintimidasi, menakut-nakuti, melecehkan, meremehkan, sentimen (sinis), memancing permusuhan, menjauhi dan tindakan psikologis lainnya.

Pada zaman modern ini, di sekolah seringkali terjadi perilaku-perilaku buruk terhadap teman sebaya. Salah satunya yaitu perilaku yang sedang maraknya di sekitar kita yaitu perilaku bullying.

Banyak hal yang peneliti temukan di sekolah pada saat melaksanakan PPLBK Sekolah bahwasanya masih ada peserta didik yang mengejek temannya dengan julukan yang tidak baik, mengejek dengan julukan nama orang tua, memukul teman yang sedang belajar, dan mengucilkan teman di kelas.

Permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka perlu dipahami dan dikaji lebih mendalam mengenai teknik role playing dan perilaku bullying. Oleh sebab itu penelitian ini diangkat dengan judul “Teknik Role Playing Untuk Mengurangi Perilaku Bullying Peserta Didik Kelas VIII di SMP Negeri 2 Sawahlunto”.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 28 Mei-20 Juli. Metode penelitian yang digunakan peneliti yaitu metode penelitian eksperimen.Metode yang digunakan dalam penelitian, melalui percobaan antara variabel-variabel tertentu untuk melihat seberapa jauh pengaruh perlakuan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.Jenis penelitian eksperimen yang digunakan peneliti adalah eksperimen semu (quasi eksperimental). Menurut Arifin (2011: 74) quasi eksperimental adalah eksperimen semu yang bertujuan untuk memprediksi keadaan yang dapat dicapai melalui eksperimen yang sebenarnya, tetapi tidak ada pengontrolan dan manipulasi terhadap seluruh variabel

yang relevan. Desain quasi eksperimenal yang digunakan peneliti yaitu nonequivalent control group design.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini berusaha untuk mengetahui seberapa jauh perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol dalam mengurangi perilaku bullying. Penelitian ini akan mendeskripsikan tentang teknik role playing untuk mengurangi perilaku bullying peserta didik kelas VIII di SMP N 2 Sawahlunto.

Adapun populasi dalam penelitian ini sebanyak 179 orang. Sedangkan sampel terdiri dari 26 orang yang didapatkan melalui pretest pertama yang diberikan kepada peserta didik.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa

(5)

seperangkat pernyataan yang disusun secara logis, sistematis tentang konsep yang menerangkan variabel-variabel yang diteliti”

Menurut Arikunto (2010: 194) angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Angket yang disebarkan dirancang sesuai dengan kebutuhan dan disebarkan kepada responden. Jadi angket adalah seperangkat pertanyaan yang harus dijawab oleh responden secara tertulis yang digunakan untuk smemperoleh berbagai keterangan yang langsung diberikan oleh responden. Jenis angket yang digunakan peneliti yaitu angket skala likert yang memiliki lima altenatif jawaban dimana angket yang menyediakan pilihan pernyataan dengan bentuk checklist pada salah satu jawaban.Iskandar (2009: 82) menyatakan bahwa pertanyaan atau pernyataan yang akan dijawab oleh responden berbentuk skala likert yang mempunyai gradasi dari sangat positif dan sangat negatif yang diungkapkan melalui kata-kata sebagai berikut:

Tabel. 4 Altenatif Jawaban

Teknik analisis data merupakan salah satu cara yang digunakan untuk menguraikan keterangan dari data yang diperoleh peneliti agar data tersebut dapat dipahami oleh peneliti dan pihak lain yang ingin mengetahui hasil penelitian. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji perbedaan ini peneliti menggunakan rumus uji-t (t-tes) sampel related atau berpasangan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai teknik role playing untuk mengurangi perilaku bullying peserta didik kelas VIII di SMP N 2 Sawahlunto bahwa terdapat perbedaan antara kelompok eksperimen sebelum dan setelah

kepercayaan sebesar 95% dan ttabel 2,20 bahwasanya terdapat perbedaan.

Berdasarkan yang dikemukakan Hamalik (2011: 214) bahwa bermain peran dapat mengidentifikasi situasi-situasi dunia nyata dan dengan ide-ide orang lain. Identifikasi tersebut adalah cara untuk mengubah perilaku dan sikap sebagaimana peserta didik menerima karakter orang lain. Dengan cara ini dapat mempertunjukkan masalah- masalah diantara kelompok atau individual.

Pembahasan

Berdasarkan hasil uji t yang diperoleh bahwa ada beberapa sub-variabel menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diantaranya:

1. Kelompok Eksperimen dengan Kelompok Kontrol Sebelum diberikan Treatment Teknik Role Playing.

2. Kelompok Kontrol antara Sebelum dan Setelah diberikan Treatment Teknik Role Playing.

3. Kelompok Kontrol dengan Kelompok Eksperimen Setelah diberikan Treatment Teknik Role Playing.

Sedangkan hasil uji-t lainnya menunjukkan bahwa ada beberapa sub- variabel terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diantaranya:

1. Kelompok Kontrol antara Sebelum dan Setelah diberikan Treatment Teknik Role Playing.

2. Kelompok Eksperimen antara Sebelum dan Setelah diberikan Treatment Teknik Role Playing.

3. Kelompok Kontrol dengan Kelompok Eksperimen Setelah diberikan Treatment Teknik Role Playing.

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan peneliti bahwasanya ada yang tidak signifikan antara beberapa sub-variabel yaitu perilaku bullying antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol sebelum treatment dengan sub-variabel bullying fisik dengan hasil uji t 1,18 dan ttabel

sebesar 2.20, bullying verbal hasil uji t 1,57 dan ttabel2.20, bullying psikis hasil uji t -0,19 dan ttabel2.20. Selanjutnya, perilaku bullying kelompok kontrol sebelum dan setelah treatment dengan sub-variabel bullying fisik dengan hasil uji t 0,17 dan ttabel 2.20, bullying psikis dengan hasil uji t 0.85 dan ttabel 2,20. Perilaku bullying peserta didik antara kelompok kontrol dengan eksperimen No Altenatif Jawaban Skor

Netral

1 Selalu 5

2 Sering 4

3 Jarang 3

4 Kadang-kadang 2

5 Tidak Pernah 1

(6)

variabel bullying fisik dengan hasil uji t 12.6 dan ttabel 2.20, bullying verbal dengan hasil uji t 10.6 dan ttabel 2.20, bullying psikis dengan hasil uji t 3,69 dan ttabel 2,20.

Kelompok kontrol dengan eksperimen setelah diberikan treatment dengan sub- variabel bullying verbal dengan hasil uji t 6,38 dan ttabel 2.20, bullying psikis dengan hasil uji t 3.40 dan ttabel2.20.

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa ada perbedaan yang signifikan perilaku bullying peserta didik kelompok eksperimen antara sebelum dengan setelah diberikan treatment teknik role playing.

Fakta yang peneliti temukan mendukung teori role playing menurut Hamalik (2011: 214) ini bahwasanya ada

lagi.

Teknik role playing ini dilakukan oleh peneliti sebanyak 3 kali, treatment pertama dilaksanakan pada tanggal 31 Mei 2016 dengan tema yang berjudul “say no to bullying”. Treatment kedua dilaksanakan pada tanggal 25 Juni 2016 dengan tema yang sama. Treatment ketiga dilaksanakan pada tanggal 19 Juli 2016. Adapun pelaksanaan teknik ini peneliti berpedoman pada teori Hamalik. Ada beberapa tahap pelaksanaan yang dapat peneliti pahami dalam bermain peran, salah satunya yaitu untuk mengevaluasi peran-peran yang telah dilaksanakan oleh peserta didik sesuai dengan aturan-aturan bersosialisasi dengan sesama teman di sekolah.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil rekapitulasi data dan pembahasan dapat disimpulkan ada beberapa sub-variabel menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan dan ada perbedaan yang signifikan sebagai berikut:

1. Tidak terdapat perbedaan perilaku bullying peserta didik antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol sebelum mendapat treatment teknik role playing, dengan subvariabel bullying fisik dengan hasil uji t sebesar 1.18 dan

ttabel 2.20 yang menyatakan tidak ada

perbedaan secara signifikan, bullying verbal dengan hasil uji t sebesar 1.57 dan

ttabel 2.20 yang menyatakan tidak ada

perbedaan secara signifikan, bullying psikis dengan hasil uji t sebesar -0.19 dan

ttabel 2.20 yang menyatakan tidak ada

perbedaan secara signifikan.

2. Perbedaan perilaku bullying peserta didik kelompok kontrol sebelum dan setelah mendapat treatment, dengan subvariabel bullying fisik dengan hasil uji t 0.17 dan ttabel 2.20 yang mennyatakan tidak ada perbedaan secara signifikan, bullying verbal dengan hasil uji t 4,32 dan ttabel 2.20 yang menyatakan ada perbedaan secara signifikan, bullying psikis dengan hasil uji t 0.85 dan ttabel 2.20 yang

menyatakan tidak ada perbedaan secara signifikan.

3. Perbedaan perilaku bullying peserta didik kelompok eksperimen sebelum dan setelah mendapat treatment teknik role playing, dengan subvariabel bullying fisik dengan hasil uji t 12.6 dan ttabel2.20 yang mennyatakan ada perbedaan secara signifikan, bullying verbal dengan hasil uji t 10.6 dan ttabel2.20 yang menyatakan ada perbedaan secara signifikan, bullying psikis dengan hasil uji t 3.69 dan ttabel 2.20 yang menyatakan ada perbedaan secara signifikan.

4. Perbedaan perilaku bullying peserta didik antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen setelah diberikan treatment, dengan subvariabel bullying fisik dengan hasil uji t 1.74 dan ttabel2.20 yang mennyatakan tidak ada perbedaan secara signifikan, bullying verbal dengan hasil uji t 6.38 dan ttabel 2.20 yang menyatakan ada perbedaan secara signifikan, bullying psikis dengan hasil uji t 3.40 dan ttabel2.20 yang menyatakan ada perbedaan secara signifikan.

Dari hasil penelitian di atas, bahwa ada perbedaan perilaku bullying peserta didik kelompok eksperimen antara sebelum dengan setelah treatment secara kesuluruhan menujukkan ada perbedaan yang signifikan.

(7)

Jadi teknik role playing ini dapat mengurangi perilaku bullying peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 2 Sawahlunto serta dapat juga digunakan oleh guru bimbingan dan konseling dalam memberikan layanan.

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dalam penelitian ini peneliti ingin mengajukan saran kepada:

1. Kepala Sekolah

Diharapkan kepada kepala sekolah sekaligus orang tua peserta didik di sekolah, agar dapat memantau dan membimbing peserta didik dalam membangun karakter berperilaku yang baik terhadap teman sebaya maupun orang dewasa.

2. Guru Bimbingan dan Konseling

Diharapkan kepada guru bimbingan dan konseling sebagai pembimbing sekaligus orang tua peserta didik di sekolah untuk lebih memaksimalkan pelayanan bimbingan dan konseling dan lebih meningkatkan bantuan kepada peserta didik yang melakukan tingkah laku yang tidak baik seperti menggunakan berbagai macam teknik dan metode dalam pemberian layanan seperti teknik role playing dan lain-lainnya.

3. Peserta Didik

Bagi peserta didik sebagai pelajar dan penerus bangsa diharapkan dapat bersosialisasi dengan baik terhadap teman maupun orang yang lebih tua.

Serta dapat menjauhi perbuatan atau tingkah laku yang tidak baik terhadap sesama.

4. Peneliti Selanjutnya

Disarankan pada peneliti selanjutnya, agar dijadikan sebagai sumber informasi dan diharapkan dapat melakukan penelitian mengenai teknik role playing untuk mengurangi perilaku bullying peserta didik dengan variabel yang berbeda.

Kepustakaan

Adilla, Nissa. (2009). Pengaruh Kontrol Sosial terhadap Perilaku Bullying di Sekolah Menengah Pertama.

Jurnal Kriminologi Indonesia.

Vol.5 No.1. Hlm. 56-66.

Arifin, Zainal. (2011). Penelitian Pendidikan.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta.

Flora, Robiah. (2014). Mengurangi Perilaku Bullying Kelas X4 melalui Pemberian Layanan Bimbingan kelompok Teknik Role Playing.

Jurnal Saintech. Vol.06 No. 02.

Hlm 34 - 44.

Geldard, Kathryn. (2012). Konseling Remaja Intervensi Praktis Bagi Remaja Berisiko. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Hamalik, Oemar. (2011). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Iskandar. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta:

Gaung Persada Press.

Mulyasa. (2014). Pengembangan Implementasi Kurikulum 2013.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sagala, Syaiful. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.

Syafril. (2012). Pengantar Pendidikan.

Padang: Sukabina Press.

Triyono. (2014). Materi Layanan Klasikal Bimbingan dan Konseling Bidang Bimbingan Sosial. Yogyakarta:

Paramita Publishing.

Yasmin, Martinis. (2010). Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press.

Referensi

Dokumen terkait

Lingkungan warga Tuah Karya Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru Provinsi Riau bahwa dampak kabut asap terhadap lingkungan fisik dan sosial sangat berpengaruh terhadap kualitas udara

IGF活性の促進や抑制などにかかわっている.標的細胞 には,IGF,インスリンそれぞれに結合する受容体, IGF-I受容体 (IGF-IR) とインスリン受容体 (IR) が存在 するが,これらも構造が類似している.IGF-IRは,胎 児期にはほとんどすべての細胞で高発現しているが,出 生後肝臓や脂肪組織では発現が低下する.このため肝臓