• Tidak ada hasil yang ditemukan

orang lain adalah neraka”

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "orang lain adalah neraka”"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan masalah

Apakah Hegemoni Budaya Kelompok Militer Ditinjau dari Etika dan Estetika Berpengaruh pada Kelompok Sipil Moncongloe Bulu di Kabupaten Maros? Apa yang melatarbelakangi hegemoni budaya kelompok militer di kawasan Yon Zipur 8/SMG Maros masih diapresiasi dan dianggap unggul?

Tujuan penelitian

Manfaat Penelitian

Definisi Operasional

Dan terakhir, menurut Joseph De Vito (1997), kelompok adalah sekelompok individu yang saling berhubungan satu sama lain dan mempunyai tujuan serta organisasi atau struktur yang sama di antara mereka. Masyarakat sipil”, tulis artikel Asparia Aulia (2012) “Definisi Masyarakat Sipil Global”, beberapa definisi menurut para ahli, antara lain; menurut Mary Kaldor merupakan konsep modern. Pendapat Charoters dilengkapi dengan definisi dari Civil Society International ( CSI ), yang memandang masyarakat sipil sebagai sektor ketiga, selain pemerintah dan dunia usaha.

Keanggotaan dalam masyarakat sipil dapat dilihat berdasarkan fungsi aktor, seperti aktivitas atau perannya, dan bukan berdasarkan bentuk organisasinya (Anon, n.d.). Ketika partisipasi masyarakat semakin meningkat dalam pembentukan lembaga dan kebijakan (“kewarganegaraan aktif”), di era globalisasi ini. Menurut David Korten dkk (2002), dari sudut pandang masyarakat sipil, dunia adalah tempat yang penuh dengan kemungkinan-kemungkinan kreatif yang dapat diwujudkan melalui kerja sama dan kesetaraan.

Dengan kata lain, berdasarkan prinsip kesetaraan, hal ini juga berarti bahwa masyarakat sipil global memiliki komitmen yang kuat terhadap nilai-nilai kemanusiaan bersama.

TINJAUAN PUSTAKA

  • Konsep Hegemoni
  • Hubungan Sipil-Militer (HSM)
  • Intervensi Komunitas
  • Teori Strukturasi
  • Jenis Penelitian
  • Lokus Penelitian
  • Informan Penelitian
  • Fokus Penelitian
  • Instrumen Penelitian
  • Jenis dan Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Keabsahan Data

Hal-hal yang menjadi fokus penelitian ini adalah fenomena masyarakat di kawasan militer yang bersifat hegemonik, baik dari segi estetika maupun etika, yang direkonstruksi mengikuti nilai-nilai ideal kelompok militer. Reduksi data atau pengelolaan data dari lapangan dengan cara memilih dan memilah data dengan cara merangkum yang relevan menurut fokus penelitian, yaitu: Analisis hegemoni budaya, pemusatan kelompok militer pada kelompok sipil. Hegemoni budaya dalam hal ini kelompok militer terhadap kelompok sipil di desa Moncongloe Bulu kabupaten Maros yang peneliti lakukan lebih fokus pada etika dan estetika masyarakat di kawasan SMG Yon-Zipur 8 kabupaten Maros jika dilihat. secara eksplisit telah mengalami perkembangan mobilisasi yang sangat pesat, namun nampaknya dalam paradigma ini terdapat keseragaman atau dominasi dibandingkan dengan daerah lain di wilayah Maro dikarenakan masih adanya kewenangan kelompok militer yang masih hidup dalam melakukan penindakan langsung terhadap kelompok tersebut. masyarakat sekitar.

Fokus penelitian selanjutnya adalah melihat bagaimana kelompok militer mempertahankan praktik hegemoniknya di hadapan kelompok sipil, yang berimplikasi pada terjaganya persepsi superioritas kelompok militer atas kelompok sipil. Yang sebenarnya menjamin kelompok militer tersebut masih mempunyai wibawa yang tinggi di tengah masyarakat bulu di Moncongloe adalah anggota militer berseragam ini banyak dicari oleh masyarakat sekitar yang mayoritas berprofesi sebagai petani. Jauh di lubuk hati mereka, mereka berharap bisa menjadi seperti itu juga. menyukai mereka dan menaikkan strata sosial keluarga mereka. Akibat yang terjadi akibat hegemoni kelompok sipil dan kelompok militer di desa Moncongloe Bulu.

6 Saidin., S.E. 30 Pengusaha “Pada dasarnya kelompok militer masih mempunyai wibawa yang tinggi di masyarakat bulu monkonglo, karena anggota militer yang berseragam ini sangat diminati masyarakat sekitar yang sebagian besar adalah petani, jauh di lubuk hati mereka mempunyai harapan bahwa mereka bisa menjadi seperti mereka dan mengangkat kelas sosial keluarga mereka."

Tabel 1.1 Informan Penelitian
Tabel 1.1 Informan Penelitian

GAMBARAN DAN HISTORIS PENELITIAN

Letak Geografis Kabupaten Maros

Luas wilayah Kabupaten Maros adalah 1.619,11 KM2, terdiri dari 14 (empat belas) kecamatan yang membawahi 103 desa/kelurahan. Kabupaten Maros merupakan wilayah yang berbatasan langsung dengan ibu kota provinsi Sulawesi Selatan, dalam hal ini Kota Makassar, dengan jarak kedua kota tersebut sekitar 30 km dan sekaligus terintegrasi dengan pengembangan wilayah metropolitan Mamminasata. Pada posisinya, Kabupaten Maros merupakan daerah transit yang juga menjadi pintu gerbang menuju wilayah utara Mamminasata yang mana hal ini memberikan peluang besar bagi pengembangan di Kabupaten Maros dengan luas wilayah 1.619,12 km2 yang terbagi dalam 14 kecamatan.

Keadaan dan jumlah penduduk

Kecamatan Moncongloe Bulu Kabupaten Maros berpenduduk 3624 jiwa dengan rincian jumlah penduduk laki-laki : 1847 jiwa, perempuan : 1777 jiwa, sehingga jumlah penduduk sebanyak 3624 jiwa.

Bentuk interaksi masyarakat

Jika dikaitkan dengan produktivitas tenaga kerja berarti rata-rata produktivitas tenaga kerja di Kecamatan Moncongloe masih rendah, karena pada sektor pertanian secara umum dapat disimpulkan kualitas penduduknya belum meningkat secara signifikan. Dari seluruh penduduk usia lima tahun ke atas di Kabupaten tersebut, terdapat 4.145 jiwa yang masih bersekolah pada berbagai jenjang, mulai dari SD hingga SMA Umum sederajat. Data pendidikan yang dimasukkan hanya warga yang bersekolah di Kecamatan Moncongloe, tidak termasuk data yang bersekolah di luar kabupaten.

Jika melihat jumlah fasilitas kesehatan di Kecamatan Moncongloe dapat dikatakan cukup memadai. Keberadaan dokter praktek atau dokter yang tinggal di kecamatan sebenarnya sangat diperlukan, hal ini untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di luar jam kerja atau jam buka pustu yang ada. Pada umumnya warga yang mengalami gangguan kesehatan yang memerlukan penanganan medis sangat sulit memperoleh layanan kesehatan tersebut karena tidak adanya dokter (Praktisi) yang tinggal di kecamatan tersebut.

Sektor pertanian khususnya padi sawah masih menjadi mata pencaharian utama masyarakat Distrik Moncongloe.

Penyajian dan analisis data

Setelah dilakukan penelitian lebih lanjut akhirnya diketahui bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan bahasa yang cukup cepat pada masyarakat ini, faktor tersebut tidak lain adalah kuatnya ketertarikan kelompok militer untuk mendominasi bahasa asli daerah ketika terjadi kontak antara kelompok militer dengan kelompok sipil. Kelompok militer mayoritas adalah masyarakat luar Sulawesi, tentunya tidak akan mudah untuk berkomunikasi dengan bahasa asli, sehingga kelompok sipil akan beradaptasi dan beralih menggunakan bahasa Indonesia, dan seiring berjalannya waktu, tidak sedikit pula TNI yang memilih pensiunan untuk tinggal dan tinggal di daerah tersebut dan tidak kembali ke daerah asalnya setelah mengambil istri dari warga sipil di daerah tersebut, sehingga tidak terjadi akulturasi budaya. Berikut observasi dan wawancara kepada para rektor intelijen yang bertugas di Asmil Yon-Zipur-8 SMG selama hampir 20 tahun, serta toko masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan S1, untuk mengetahui informasi penyebab terjadinya Hegemoni Budaya Kelompok Militer. di Area Yon Zipur 8/SMG Maros terus mendapat apresiasi dan dinilai unggul.

Dari pembahasan singkat sistem Teori Struktural terlihat bagaimana hubungan yang dibangun oleh kelompok militer yang sedang dibangun mengarahkan penanaman pemahaman pada kelompok sipil tentang apa yang baik dan buruk dalam kaitannya dengan tindakan dan penentuan moralitas ideal, yang mana jika tidak. diterapkan maka akan berakibat pada dijatuhkannya hukuman terhadap kewenangan yang dimiliki kelompok militer tersebut. Dari beberapa sampel yang diperoleh dari informan dan pendekatan hubungan sistem melalui Structuring Theory yang dibangun kelompok militer terhadap kelompok sipil, peneliti mengamati secara bertahap, kemudian peneliti menarik kesimpulan melalui praktik menjaga keunggulan kelompok militer di depan kelompok sipil. . , kemudian relasi sistem yang dibangun menimbulkan dominasi kelompok dan berujung pada hegemoni kelompok militer dihadapan kelompok sipil masyarakat Kabupaten Maro. Berdasarkan hasil penelitian Analisis Hegemoni Budaya, terkonsentrasinya kelompok militer terhadap kelompok sipil di Desa Moncongloe Bulu Kabupaten Maros menunjukkan bahwa keunggulan kelompok militer dibandingkan kelompok sipil disebabkan oleh adanya kekaguman masyarakat terhadap kehidupan yang lebih bermartabat. seperti yang mereka lihat pada kelompok militer, serta perasaan enggan terhadap militer, mereka akan langsung dihukum jika melanggar atau melakukan kesalahan dan mereka yang terkait dengan pelanggaran hukum akan terkena dampak fisik dari kelompok militer.

Selain itu, keberadaan Asmil Yon-Zipur-8 SMG terhadap masyarakat sipil mempunyai implikasi pada dua kutub yaitu positif dan negatif. Dimana benturan budaya yang terjadi membuat masyarakat sedikit lebih maju dalam perkembangannya, maka paradigma berpikirnya juga ikut terkonstruksi. mengikuti kelompok militer yang tercermin dari sikap dan wataknya, meskipun masih dapat dikatakan belum keseluruhan.

Tabel 1.3 Keterangan Informan Penelitian
Tabel 1.3 Keterangan Informan Penelitian

HEGEMONI CULTURE KONSENTRASI KELOMPOK MILITER

Keberadaan Kelompok Militer

“Saya ditunjuk sebagai rektor tidak hanya untuk mendisiplinkan anggota militer, tetapi juga untuk menjamin keselamatan masyarakat di sekitar Persatuan kami, dan jika perlu, kami akan mengambil tindakan tegas jika ada orang yang mengganggu keamanan kawasan lindung kami.” Komentar berikut ini kemudian memperkuat argumen informan pertama dari Provos Yon-Zipur-8 “Patu Andi Mangngaweang”. Ini adalah senjata ampuh kami dalam mengendalikan mereka untuk melakukan berbagai hal di area ini.”

Dari tiga sampel yang diambil secara acak dari varian umur yang berbeda, kami melihat adanya orientasi yang terfokus pada keinginan untuk mengenakan seragam militer atau setidaknya berkeluarga dengan seorang tentara yang mereka temui sehari-hari di lingkungan tempat tinggalnya. Kemudian hasil kajian mengenai bahasa yang digunakan dalam pergaulan sehari-hari oleh masyarakat sekitar kawasan SMG Asmil Yon-Zipur-8 sekilas terlihat biasa saja mengingat bahasa yang mereka gunakan adalah bahasa Indonesia, namun jika dilihat secara luas maka bahasa tersebut perbedaan akan terlihat jelas. seluruh desa sekitar masih sangat kental dengan bahasa daerahnya (Bugis/Makassar), namun tidak di pemukiman masyarakat sekitar Asmil Yon-Zipur-8 SMG, masyarakat di daerah tersebut bisa dikatakan sedikit lebih maju dalam penggunaan bahasa dibandingkan ke daerah lain. Peneliti kemudian memfokuskan pada etika dan estetika masyarakat Moncongloe Bulu. Peneliti menemukan kembali contoh warga sipil yang secara de facto mengikuti penampilan kelompok militer, seperti memiliki rambut rapi yang mengikuti gaya rambut anggota militer yang diwajibkan bagi mereka, sapaan amanah kepada sesama kelompok militer antara junior dan senior. para senior ketika bertemu dengan mengucapkan "Ganesha" "Sakti Mandra Guna" juga diikuti oleh para pemuda di sekitar area SMG Asmil Yon-Zipur-8 serta tata krama kelompok militer seperti menyapa junior kepada senior saat pertemuan juga diikuti dengan masyarakat sipil di daerah tersebut, padahal tujuan dari penghormatan ini tetap untuk bercanda.

Dari temuan tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa dominasi etika dan estetika kelompok militer terhadap kelompok sipil disebabkan oleh besarnya resistensi masyarakat sipil terhadap anggota militer, yang secara de facto mempunyai implikasi bahwa masyarakat sipil meniru apa yang dilakukan kelompok militer terhadap setiap orang. orang lain dengan tujuan untuk mengungkapkan perasaan perlawanan dan keinginannya, keinginan mereka untuk menjadi seperti orang-orang yang menurut masyarakat sudah matang secara ekonomi, sehingga menjadi suatu kebanggaan bagi orang tua jika menikah dengan anggota tentara atau tentara. kebanggaan perempuan yang bisa menikah dengan anggota militer yang secara tidak langsung akan menaikkan kelas sosialnya di mata masyarakat, mengingat sebagian besar masyarakat di wilayah Moncongloe bulu masih bekerja sebagai buruh kasar (petani/tukang bangunan).

SUPERIORITAS KELOMPOK MILITER TERHADAP

Dampak yang ditimbulkan

KESIMPULAN DAN SARAN

Saran

Gambar

Tabel 1.1 Informan Penelitian.........................................................................
Tabel 2.1 Peta Kabupaten Maros ....................................................................
Tabel 1.1 Informan Penelitian
Tabel 1.3 Keterangan Informan Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

At high temperatures above 200◦C, there is a phase transformation in the LixFePO4binary system from a two-phase mixture of triphylite and heterosite to a single solid solution phase of