Organ PT
Dasar Hukum
• Pasal 1
• 2. Organ Perseroan adalah Rapat Umum Pemegang Saham, Direksi, dan Dewan Komisaris.
UU NOMOR 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
RUPS
• RUPS adalah organ Perseroan Terbatas yang memiliki kewenangan eksklusif yang tidak diberikan kepada Direksi dan Dewan Komisaris.
Menurut Pasal 1 angka 4 UU PT, RUPS adalah organ perseroan yang
mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan dalam Undang-Undang ini
dan/atau anggaran dasar. RUPS mempunyai kewenangan untuk ;
• Mengambil keputusan sesuai dengan ketentuan forum yang terdapat dalam UU PT.
• Mengubah anggaran dasar sesuai dengan ketentuan forum yang terdapat dalam UU PT.
• Menyetujui penggabungan, peleburan, pengambilalihan, atau pemisahan, pengajuan permohonan pailit, perpanjangan jangka waktu berdirinya dan pembubaran Perseroan sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam UU PT.
• RUPS mempunyai kewenangan yang ditetapkan dalam UU PT antara lain :
• Penetapan perubahan anggaran dasar ( pasal 34)
• Penetapan pengurangan modal ( pasal 37 )
• Pemeriksaan, persetujuan, dan pengesahan laporan tahunan ( pasal 60 )
• Penetapan penggunaan laba ( pasal 62)
• Pengangkatan dan pemberhentian direksi dan komisaris ( pasal 80, 91,92)
• Penetapan mengenai penggabungan, peleburan, dan pengambilalihan ( pasal 105 )
• Penetapan pembubaran Perseroan.
• RUPS dilaksanakan minimal setahun sekali selama PT masih berdiri dan paling lambat 6 bulan setelah tutup tahun buku Perseroan.
Direksi
• Direksi mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk menjalankan perseroan sesuai dengan tujuan dan maksud di dirikannya perseroan. Direksi yang diangkat oleh perusahaan tidak harus memiliki kewarganegaraan Indonesia tetapi juga dapat memiliki kewarganegaraan asing. UU PT sendiri tidak mengatur mengenai ketentuan warga negara apa yang dapat menduduki jabatan direktur.
• Namun, dalam Pasal 46 ayat (1) UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa “Tenaga kerja asing dilarang menduduki jabatan yang mengurusi personalia dan/atau jabatan-jabatan tertentu”, sehingga dapat diartikan jika tenaga kerja asing boleh menjadi direktur suatu perusahaan kecuali untuk jabatan yang mengurusi atau berhubungan secara langsung dengan kepegawaian atau personalia seperti Direktur HRD.
• Direksi mempunyai kewenangan untuk menjalan pengurusan perusahaan dengan kebijakan yang dipandang tepat dan dengan batas yang ditentukan oleh Undang-Undang dan/atau anggaran dasar. Selain itu, direksi mempunyai kewajiban untuk;
• Membuat daftar pemegang saham, daftar khusus, risalah RUPS dan risalah rapat direksi
• Membuat laporan tahunan untuk disampaikan kepada RUPS.
• Memelihara seluruh daftar, risalah dan dokumen keuangan Perseroan diatas dan dokumen Perseroan lainnya.
• Direksi merupakan organ Perseroan yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan untuk kepentingan dan tujuan Perseroan serta
memiliki Perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar (Pasal 1 ayat 5 UU PT).
• Direksi memiliki kewenangan untuk menjalankan Perusahaan dengan sebaik-baiknya, namun kewenangannya menjalankan Perusahaan
dibatasi oleh Undang-Undang dan atau Anggaran Dasar PT.
• Berdasarkan Pasal 82 UU PT, kewajiban direksi adalah sebagai berikut :
• Membuat dan memelihara daftar pemegang saham, risalah RUPS dan risalah rapat direksi;
• Menyelenggarakan pembukuan Perseroan.
• Direksi dapat dijabat lebih dari 1 orang direktur, bila demikian maka 1 orang direktur dapat ditunjuk menjadi direktur utama.
Komisaris
• Komisaris mempunyai tugas untuk melakukan pengawasan atas kebijakan
pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya kepada Perseroan ataupun usaha Perseroan kepada Direksi. Ketentuan ini terdapat dalam Pasal 108 UU PT.
Komisaris yang melakukan pengawasan mempunyai beban tanggung jawab
yang sama dengan Direksi. Kewajiban mengenai tugas komisaris terdapat dalam Pasal 116 UU PT;
• Membuat risalah rapat Dewan Komisaris dan menyimpan salinannya
• Melaporkan kepada Perseroan mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau keluarganya pada Perseroan dan Perseroan lain
• Memberikan laporan tentang tugas pengawsan yang telah dilakukan selama tahun buku yang baru lampau kepada RUPS.
• Dampak apabila salah satu organ ini tidak ada maka PT tidak dapat di dirikan atau harus terjadi perubahan anggaran dasar dikarenakan dalam UU PT telah disebutkan bahwa organ perseroan adalah RUPS, Direksi dan Dewan Komisaris.
• Berdasarkan Pasal 1 Ayat 6 UU PT, Komisaris adalah organ Perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan khusus sesuai dengan Anggaran Dasar dalam menjalankan Perusahaan. Komisaris
memiliki wewenang untuk:
• Melakukan pengawasan terhadap direksi dalam menjalankan perusahaan sesuai dengan anggaran dasar dan perundang-undangan atau tidak serta memberi
nasihat
• Mengetahui segala tindakan direksi dalam menjalankan perusahaan
• Memberhentikan sementara seorang atau lebih anggota direksi apabila anggota direksi tersebut dalam menjalankan perusahaan bertindak bertentangan dengan anggaran dasar atau perundang-undangan yang berlaku.