• Tidak ada hasil yang ditemukan

ORNAMEN NUSANTARA BATIK LUMBON

N/A
N/A
ata

Academic year: 2023

Membagikan "ORNAMEN NUSANTARA BATIK LUMBON "

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ORNAMEN NUSANTARA BATIK LUMBON

Disusun guna memenuhi Ujian Akhir Semester mata kuliah Ornamen Nusantara

Dosen Pengampu:

Drs. Yadi Rukmayadi, M.Pd.

Disusun oleh:

Annisa Dyandra Paramita (2205560)

PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL FAKULTAS PENDIDIKAN SENI DAN BUDAYA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Bandung

2023

(2)

KATA PENGANTAR

(3)

DAFTAR ISI

(4)

DAFTAR GAMBAR

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kata ornamen berasal dari bahasa latin, “ornare” yang berarti menghias dan beberapa ahli mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian ornamen yaitu sebagai berikut:

1. Menurut Saragih, ornamen merupakan pictogram atau bahasa gambar untuk

mengungkapkan ekspresi jiwa. Menurutnya, ornamen atau ragam hias adalah suatu hiasan pada permukaan benda-benda sandang, papan, dan perabotan yang bertujuan untuk memperindah benda tersebut.

2. Sunaryo berpendapat bahwa ornamen adalah penerapan hiasan pada suatu produk.

Bentuk-bentuk hiasan yang menjadi ornamen berfungsi untuk memperindah barang yang dihias.

3. Meyer mengungkapkan bahwa ornamen dalam arti terbatas mengandung unsur-unsur dari hiasan yang dikembangkan dari motif daun-daun alam, bentuk geometris, dan bentuk-bentuk binatang.

Sedangkan pengertian Nusantara sendiri adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan kepulauan Indonesia yang membentang dari ujung Sumatera hingga Papua. Istilah ini pertama kali tercatat dalam literatur Jawa Pertengahan di abad ke-12 sampai 16 untuk menggambarkan suatu negara yang mengadopsi konsep dari Kerajaan Majapahit. Secara morfologi, istilah nusantara diambil dari Bahasa Jawa

Kuno. Nusa berarti pulau dan antara berarti lain atau bisa diartikan juga sebagai Seberang.

Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa Ornamen Nusantara merupakan ragam hias yang ada di setiap daerah dan dapat dijadikan ciri khas daerah tersebut. Seperti contohnya batik pada kain dan Kaluak Paku yang terletak pada Rumah Gadang.

Menurut Edward B. Taylor, budaya adalah "keseluruhan kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan lain yang diperoleh oleh manusia sebagai anggota masyarakat". Indonesia merupakan negara kepulauan yang di setiap pulaunya memiliki banyak sekali ciri khas

(6)

1.2 Rumusan Masalah

Untuk menyusun makalah ini penulis menyimpulkan beberapa rumusan masalah yang akan dibahas dalam isi makalah ini, berikut adalah rumusan masalahnya:

a. Pengertian dan pemahaman dari Batik b. Sejarah singkat Batik Banyumas

c. Pengertian filosofis motif Batik Lumbon dan pemaparan mengenai pengimplementasian terhadap Batik Lumbon.

1.3 Tujuan Penelitian

Makalahini bertujuan untuk

(7)

BAB 2

PEMBAHASAN

Di Indonesia, batik merupakan salah satu

2.2 Sejarah Batik Bannyumas

Batik Banyumas atau yang lebih sering dikenal dengan nama Banyumasan awalnya berpusat di daerah Sokaraja, batik ini dibawa oleh pengikut- pengikut Pangeran Diponegero yang setelah usai peperangan tahun 1830, mereka kebanyakan menetap di daerah Banyumas. Pengikutnya yang terkenal waktu itu ialah Najendra dan dialah yang mengembangkan batik di Sokaraja. Bahan mori yang dipakai merupakan hasil tenunan sendiri dan pewarna yang digunakan adalah pewarna alam berupa pohon tom, pohon pace atau mengkudu, yang menghasilkan warna merah semu kuning.

Kejayaan Batik Banyumas pernah terjadi sekitar tahun 1965-an sampai 1970- an. Namun semakin kesini, Batik Banyumas kalah saing dengan batik dari daerah lain. Hal ini dikarenakan masalah pengelolaan, terutama masalah manajemen usaha.

Batik Banyumas, susah berkembang karena minimnya minat pembatik muda.

Generasi muda saat ini, lebih memilih untuk bekerja di sektor formal dan enggan belajar membatik dari orang tuanya.

Para pengrajin Batik Banyumas terus melakukan inovasi dan kreasi agar menghasilkan motif yang baru dan tetap bisa diterima oleh pasar tanpa kehilangan identitasnya. Kombinasi dengan kain tenun lurik yang dibatik merupakan salah satu bentuk usaha menyelamatkan Batik Banyumasan dari kepunahan. Kalau tidak kreatif dan membuat inovasi baru, Batik Banyumasan lama-kelamaan bisa punah. Upaya Pemerintah Kabupaten Banyumas dalam mendukung kelestarian batik Banyumas dengan cara menerapkan pemakaian seragam batik Banyumas.

Batik Banyumasan mempunyai ciri pola batik tersendiri yang merupakan ciri batik pedalaman, yaitu banyak terinspirasi motif tumbuhan dan hewan. Sesuai dengan lingkunganya seperti hutan dan gunung. Proses pewarnaannya pun banyak

menggunakan warna tua atau gelap dengan gambar yang lugas dan tegas, seperti budaya masyarakat Banyumas yang apa adanya. Walaupun ada beberapa pembuat batik di Banyumas yang membuat batik dengan motif yang berbeda. Batik Banyumas hampir memiliki kesamaan dengan motif Jonasan. Motif Jonasan merupakan

kelompok motif non geometric yang didominasi dengan warna-warna dasar kecoklatan dan hitam. Warna coklat karena soga, sementara warna hitam karena wedel. Batik Banyumasan memiliki kekhasan yang terlihat dari motif maupun pewarnaannya yang mempunyai warna pekat dan tandas.

(Fitinline. 2013)

(8)

2.3 Pengertian filosofis motif Batik Lumbon dan pemaparan mengenai pengimplementasian terhadap Batik Lumbon

Batik Banyumasan dikenal sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kebebasan,

penghargaan terhadap nilai demokrasi dan semangat kerakyatan. Nilai filosofis itulah yang kemudian tertuang dalam motif-motif batik yang khas seperti Sekarsurya, Sidoluhung, Jahe Puger, Cempaka Mulya, Khantil, Ayam Puger, Madu Bronto, Jahe Srimpang, Lumbon (Lumbu), Sungai Serayu, Gunungan, Batu Waljinan, Kawung Jenggot, Dunia Baru, Satria Busana, Pring Sedapur, dan lain sebagainya.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pada pembahasan dari bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa budaya Cina mempengaruhi motif pada batik yang ada di Lasem1. Motif asli

Manfaat dari penelitian ini adalah: (1) Memberikan pemahaman kepada pembaca mengenai sejarah dan perkembangan Museum Batik Pekalongan, (2) Sebagai bahan masukan

(2) Pengaruh kontak hubungan antar daerah memberikan pengaruh besar terhadap bentuk pola hias batik Pagi-Sore Pekalongan, pada awalnya hanya pengaruh akulturasi budaya

(2) Pengaruh kontak hubungan antar daerah memberikan pengaruh besar terhadap bentuk pola hias batik Pagi-Sore Pekalongan, pada awalnya hanya pengaruh akulturasi budaya

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui sejarah awal batik Ponorogo, (2) untuk mengetahui perkembangan industri batik di Ponorogo dan (3) untuk

Pemberian nama batik ini disesuaikan dengan nama di temukannya motif dasarnya yaitu dari gambar batu Prasasti Plumpungan 750 Masehi, tonggak sejarah lahirnya

HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu strategi komunikasi yang dilakukan oleh Perhimpunan Batik Indonesia PERBAIN Sokaraja dalam membangun citra “Kampung Batik Sokaraja” yaitu dengan rutin

Dokumen ini membahas sejarah dan pembuatan makanan tradisional Pelembang