Akun konsolidasi telah disusun berdasarkan prinsip dan praktik akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah Rupiah (Rp). Akun konsolidasi menggabungkan akun-akun perusahaan dan entitas (catatan 3) yang dikendalikan oleh perusahaan (dan anak perusahaan), yang disusun sampai dengan tanggal 31 Desember setiap tahun.
Penyesuaian dapat dilakukan terhadap laporan keuangan anak perusahaan agar kebijakan akuntansi yang digunakan konsisten dengan kebijakan akuntansi yang digunakan Perseroan. Untuk keperluan penyajian laporan keuangan konsolidasian, aset dan liabilitas entitas anak yang laporannya disajikan dalam mata uang asing, terdiri dari LSI dalam dolar Amerika dan MP dalam dolar Singapura dijabarkan ke dalam Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada tanggal neraca. . , sedangkan pendapatan, pengeluaran dan arus kas dijabarkan dengan nilai tukar rata-rata. Selisih kurs yang terjadi disajikan sebagai bagian ekuitas pada akun “Selisih Kurs Penjabaran Laporan Keuangan”.
Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan liabilitas yang dilaporkan serta pengungkapan aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan. pada jumlah laporan keuangan. pemasukan dan pengeluaran selama periode pelaporan. Perseroan tidak memasukkan biaya kompensasi tersebut dalam laporan keuangan konsolidasi karena dampaknya tidak signifikan. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak di masa depan yang timbul dari perbedaan nilai tercatat aset dan liabilitas menurut laporan tahunan dan dasar pengenaan pajak atas aset dan liabilitas.
Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasi.
ANAK PERUSAHAAN
Aset dan liabilitas yang terbagi dalam satu atau lebih segmen dialokasikan ke setiap segmen jika dan hanya jika pendapatan dan biaya yang terkait dengan aset tersebut juga dialokasikan ke segmen tersebut.
KAS DAN SETARA KAS
EFEK-EFEK
PIUTANG USAHA PIHAK KETIGA
Manajemen Perusahaan dan anak perusahaan berkeyakinan bahwa penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang usaha pihak ketiga adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat piutang tak tertagih.
PERSEDIAAN
UANG MUKA PEMBELIAN
INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI
AKTIVA TETAP
Peralatan yang disewakan terdiri dari perangkat keras dan perlengkapan komputer dengan jangka waktu sewa 1 sampai 4 tahun.
AKTIVA LAIN-LAIN
HUTANG BANK
Berdasarkan perjanjian kredit no. 76 tanggal 24 Mei 2006, diaktakan oleh Mellyani Noor Sandra, S.H., notaris di Jakarta, perusahaan memperoleh pinjaman modal kerja (demand loan) dengan jumlah maksimum sebesar USD 5.000.000. Persediaan barang berupa produk bermerek Epson dengan nilai jaminan di USA sebagaimana tercantum dalam Akta Jaminan Fidusia No. 105, diaktakan oleh Mellyani Nor Sandra, S.H., notaris di Jakarta, MII memperoleh pinjaman dengan jumlah pinjaman maksimum sebesar USD 5.000.000.
27, yang diaktakan dengan surat notaris dari Mellyani Noor Sandra S.H., notaris di Jakarta, MEB memperoleh fasilitas pinjaman dengan jumlah maksimum pinjaman sebesar US$ 1.800.000. 23, yang dibuktikan dengan akta notaris Mellyani Noor Sandra S.H., notaris di Jakarta, MEB memperoleh fasilitas pinjaman tetap dengan jumlah maksimum pinjaman sebesar US$ 6.100.000. Fasilitas pinjaman dengan Bank NISP ini dijamin dengan Letter of Comfort dari Perusahaan, jaminan dari MII dan piutang penjualan MEB.
Berdasarkan perjanjian pinjaman tanggal 31 Mei 2004 No. 34 yang diaktakan dengan akta notaris Endang Betty Budiyanti S.H., notaris di Jakarta. Pada tahun 2007, Bank Danamon menawarkan fleksibilitas dalam penggunaan fasilitas perdagangan, yaitu dengan menawarkan tambahan open account financing (OAF) dan Trust Acceptances (TR) yang pada tahun 2006 belum ada. Tingkat bunga SIBOR satu bulan ditambah 2,75% per tahun dan dijamin dengan piutang usaha dan.
Pada tanggal 30 Mei 2006, MII memperoleh fasilitas pinjaman dari PT Bank Lippo Tbk berupa PTX-OD1, PTX-OD2, PTA2 dan PTA-OD dengan jumlah maksimum pinjaman masing-masing sebesar US$ 450.000, US$. Pinjaman ini dijamin dengan piutang pelanggan PT Telekomunikasi Selular Indonesia dan PT Telekomunikasi Indonesia. Pada tanggal 30 Mei 2006, MEB memperoleh fasilitas pinjaman dari PT Bank Lippo Tbk dalam bentuk PTX-OD2 dengan jumlah maksimum pinjaman sebesar US$ 620.000 dengan tingkat bunga variabel 8% per tahun.
Pada tanggal 5 April 2006, MEB memperoleh fasilitas pinjaman dari PT Bank Lippo Tbk berupa pinjaman PTX-OD dengan jumlah maksimum pinjaman agregat di Amerika Serikat dengan tingkat bunga variabel sebesar 8% per tahun. Pinjaman ini dijamin dengan piutang usaha dan inventaris MEB khusus merek Lenovo serta Letter of Comfort dari perusahaan. Pinjaman ini dijamin dengan Letter of Comfort dari Perusahaan, piutang penjualan dan persediaan MEB (catatan 6 dan 7).
HUTANG USAHA
HUTANG PAJAK
BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR
PENDAPATAN DITANGGUHKAN
HUTANG BANK JANGKA PANJANG
Pinjaman berjangka ini telah dilunasi oleh perusahaan pada tanggal 31 Mei 2007 PT Bank NISP Tbk (NISP). Berdasarkan perjanjian pinjaman tanggal 30 Juni 2006 no. 105, yang diaktakan dengan akta notaris oleh Mellyani Noor Sandra S.H., notaris di Jakarta, MII menerima pinjaman non-revolving (term loan) dengan jumlah maksimum pinjaman sebesar 3,000,000 USD.
HAK MINORITAS
MODAL SAHAM
TAMBAHAN MODAL DISETOR – BERSIH
Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan
DIVIDEN DAN CADANGAN UMUM
OPSI PEMILIKAN SAHAM OLEH KARYAWAN
Golongan A adalah seluruh pegawai Perusahaan dan anak perusahaan (kecuali pegawai eksekutif) yang telah bekerja berturut-turut lebih dari 12 bulan terhitung sejak tanggal 1 November 2000. Golongan B tahap I adalah pegawai eksekutif dan pegawai kunci yang telah bekerja berturut-turut lebih dari 12 bulan terhitung sejak tanggal 1 November 2000. Golongan B tahap II adalah pegawai eksekutif dan pegawai kunci yang telah bekerja terus menerus lebih dari 12 bulan terhitung sejak tanggal 1 Juli 2001.
Grup B di III. Opsi akan otomatis dibatalkan jika karyawan mengundurkan diri atau diberhentikan, dan opsi yang tidak dilaksanakan pada tanggal 26 Juni 2003 akan menjadi batal.
Atas dasar mesyuarat agung pemegang saham luar biasa pada 7 Jun 2001, yang disahkan oleh akta notaris Fathiah Helmi, S.H., no. 8 hari yang sama, para pemegang saham bersetuju untuk mengurangkan harga pelaksanaan opsyen daripada jumlah yang ditetapkan sebelum ini iaitu Rp 850 sesaham kepada Rp 310 sesaham sehubungan dengan penurunan harga saham syarikat di bursa saham di Indonesia. . Tambahan pula, berdasarkan mesyuarat agung luar biasa pemegang saham pada 27 September 2001 dan dinyatakan dalam resolusi mesyuarat agung bil.
29 tanggal 27 September 2001 dari Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta, para pemegang saham menyetujui untuk menyesuaikan jumlah hak opsi dari ESOP menjadi sebanyak-banyaknya hak opsi sehubungan dengan pembagian saham bonus pada tahun 2001 dan jangka waktu melaksanakan opsi yang semula 3 tahun menjadi 15 tahun. Sehubungan dengan perubahan modal ditempatkan dan disetor Perseroan akibat pembagian saham bonus, maka program kepemilikan saham karyawan telah disesuaikan harga pelaksanaannya dengan formula tertentu menjadi Rp 103 per saham. Jumlah hak opsi yang akan dilaksanakan Hak opsi di atas telah disesuaikan untuk mencerminkan pembagian saham bonus pada tahun 2001.
Berdasarkan asumsi di atas, biaya kompensasi tahunan setelah memperhitungkan opsi yang dibatalkan adalah masing-masing sebesar Rp dan Rp untuk tahun 2006 dan 2005.
PENJUALAN DAN BEBAN POKOK PENJUALAN
BEBAN USAHA
PENGHASILAN BUNGA Pendapatan bunga dari
BEBAN BUNGA Beban bunga dari
PAJAK PENGHASILAN
Pada tahun 2006, perusahaan dan anak perusahaan menerima beberapa Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) dan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB). Bagian kelebihan pajak penghasilan yang tidak dapat dikembalikan dan kekurangan pajak penghasilan atas surat ketetapan pajak yang diterima sebesar Rp. dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi. Pada tahun 2005, MII mengajukan banding ke Direktorat Jenderal Pajak atas surat ketetapan no.
LABA (RUGI) PER SAHAM DASAR
KEWAJIBAN IMBALAN PASCA KERJA
SIFAT DAN TRANSAKSI HUBUNGAN ISTIMEWA Sifat Hubungan Istimewa
INFORMASI SEGMEN Segmen Usaha
AKTIVA DAN KEWAJIBAN MONETER DALAM MATA UANG ASING
PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING
IKATAN
PERSETUJUAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
