• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pancasila sebagai identitas bangsa

N/A
N/A
Chanda Fysla

Academic year: 2023

Membagikan "Pancasila sebagai identitas bangsa"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pancasila sebagai ideologi negara dan dasar falsafah negara Indonesia telah menjadi pokok identitas bagi bangsa ini sejak pembentukan negara pada tahun 1945. Konsep ini, yang diresmikan melalui Pembukaan UUD 1945, mencerminkan nilai-nilai fundamental yang mewarnai kehidupan berbangsa dan bernegara. Melalui perjalanan sejarah panjang Indonesia, Pancasila bukan hanya sebuah asas hukum, tetapi juga menjadi landasan moral, sosial, dan kultural yang mengikat keragaman masyarakat Indonesia.

Pancasila, sebagai ideologi negara Indonesia, memainkan peran sentral dalam membentuk identitas dan karakteristik bangsa. Sejak diperkenalkan sebagai dasar negara pada proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, Pancasila telah menjadi pilar utama dalam membimbing langkah negara dan masyarakat. Dalam konteks ini, makalah ini akan mengeksplorasi secara mendalam peran dan signifikansi Pancasila sebagai identitas bangsa Indonesia.

Dalam makalah ini, akan diulas secara mendalam mengenai peran Pancasila sebagai identitas bangsa. Kita dapat memahami bagaimana Pancasila tidak hanya menjadi landasan konstitusional, tetapi juga menjadi perekat dan pemersatu dalam keberagaman yang kaya di Indonesia. Selain itu, kita akan menjelajahi relevansi dan tantangan yang dihadapi oleh Pancasila di tengah dinamika perkembangan masyarakat dan globalisasi saat ini.

Dengan membahas Pancasila sebagai identitas bangsa, makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Indonesia dan bagaimana Pancasila tetap relevan sebagai pemandu dalam menghadapi berbagai perubahan zaman.

(2)

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Pancasila Sebagai Identitas Bangsa?

2. Apa Kedudukan dan Fungsi Pancasila Sebagai Identitas Bangsa?

3. Apa yang dimaksud Jati Diri Bangsa Berpedoman Kepada Pancasila?

1.3 Tujuan Masalah

1. Mengetahui apa itu Pancasila Sebagai Identitas Bangsa

2. Mengetahui apa Kedudukan dan Fungsi Pancasila Sebagai Identitas Bangsa 3. Mengetahui Jati Diri Bangsa Berpedoman Kepada Pancasila

(3)

BAB II ISI

2.1 Pengertian Pancasila sebagai Identitas Bangsa

Istilah identitas nasional dapat disamakan dengan identitas kebangsaan. Secara etimologis, identitas nasional berasal dari kata “identitas” dan ”nasional”. Kata identitas berasal dari bahasa Inggris identity yang memiliki pengertian harfiah; ciri, tanda atau jati diri yang melekat padaseseorang, kelompok atau sesuatu sehingga membedakan dengan yang lain. Kata “nasional” merujuk pada konsep kebangsaan. Kata identitas berasal dari bahasa Inggris identiti yang memiliki pengerian harfiah ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain. Jadi, pegertian Identitas Nasional adalah pandangan hidup bangsa, kepribadian bangsa, filsafat pancasila dan juga sebagai Ideologi Negara sehingga mempunyai kedudukan paling tinggi dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk disini adalah tatanan hukum yang berlaku di Indonesia, dalam arti lain juga sebagai Dasar Negara yang merupakan norma peraturan yang harus dijunjung tinggi oleh semua warga Negara tanpa kecuali “rule of law”, yang mengatur mengenai hak dan kewajiban warga Negara, demokrasi serta hak asasi manusia yang berkembang semakin dinamis di Indonesia. atau juga Istilah Identitas Nasional adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain.

Pancasila sebagai Identitas Bangsa Indonesia adalah ideologi bangsa Indonesia yang terdiri dari keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan, kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan segala sesuatu yang berbau keindonesiaan .keadilan sosial bagi masyarakat Pancasila merupakan hasil perjuangan dan pengalaman sejarah bangsa Indonesia dalam mencari kemerdekaan dari kekuasaan kolonial

Pancasila bukan saja sebagai dasar negara, tetapi sekaligus juga telah menjadi tujuan kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan dasar negara Pancasila dan tujuan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila, maka tidak dapat tidak, pedoman atau cara-cara guna untuk mencapai tujuan tersebut juga harus Pancasila. Sehingga, dapat dikatakan dari dasar

(4)

Pancasila dengan pedoman Pancasila untuk Pancasila. Jika salah satu komponen ini tidak terpenuhi, maka tujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila tidak mungkin dapat terwujud. Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia dan sebagai dasar negara Republik Indonesia. Pancasila dijadikan sebagai pedoman dan landasan dalam melakukan gerakan-gerakan dalam hidup, tetapi sekaligus juga telah menjadi tujuan kehidupan berbangsa dan bernegara serta mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

Phakikatnya Pancasila mengandung dua pengertian pokok, sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia dan sebagai Dasar Negara Republik Indonesia. Dari kedua pengertian pokok ini, kemudian dilahirkan atau dapat ditarik berbagai pengertian-pengertian lainnya. Dalam berbagai pengajaran tentang Pancasila telah didalilkan bahwa Pancasila itu telah ada atau lahir bersamaan dengan adanya/lahirnya Bangsa Indonesia. Pancasila merupakan pandangan hidup yang harus dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan gerakan-gerakan dalam hidup, karena secara historis Pancasila merupakan kristalisasi nilai yang telah lama ada dan hidup serta berkembang dalam akar pribadi dan budaya bangsa Indonesia.

Identitas nasional merupakan ciri atau ciri khas yang membedakan suatu bangsa dengan bangsa lainnya. Identitas nasional mencakup aspek-aspek seperti sejarah, budaya, bahasa, agama, nilai-nilai, dan cita-cita bersama. Identitas nasional merupakan hasil proses interaksi sosial, politik, ekonomi, dan budaya antara berbagai kelompok masyarakat yang hidup di wilayah suatu negara. Pelestarian dan pengembangan jati diri bangsa sangat penting karena mempunyai fungsi sebagai berikut:

 Menjaga keutuhan dan kesatuan bangsa dalam bingkai negara kesatuan republik Indonesia (NKRI).

 Menumbuhkan rasa cinta tanah air, nasionalisme, dan patriotisme di kalangan masyarakat.

 Menjadi landasan untuk membangun kerjasama dan solidaritas antara sesama warga negara maupun dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

 Menjadi sumber inspirasi dan motivasi untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama.

(5)

2.2 Kedudukan dan Fungsi Pancasila Sebagai Identitas Bangsa

Asas-asas Pancasila pada hakikatnya merupakan pedoman penyelenggaraan dan penyelenggaraan negara, berdasarkan hakikat umum dan universal Pancasila sebagai dasar negara serta hakikat Pancasila sebagai sistem nilai yang khusus dan konkrit, dan perwujudan pengamalan Pancasila. Nilai-nilai yang terkandung dalam Perintah Pertama hingga Perintah Kelima merupakan cita-cita, harapan dan impian yang harus diwujudkan oleh masyarakat Indonesia dalam kehidupannya guna mewujudkan negara Kalutaraharja yang tenteram dan tenteram.

Dari penjelasan tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa karena Pancasila pada hakikatnya adalah perwujudan nilai-nilai, maka Pancasila tidak hanya menjadi dasar negara republik Indonesia, tetapi juga menduduki kedudukan sebagai ideologi nasional yang mencerminkan jati diri bangsa Indonesia, itu milik negara ini, diadopsi dan kemudian menjadi dasar negara.

Oleh karena itu, kedudukan Pancasila dapat dikaitkan dengan dua kedudukan dan fungsi pokoknya, yaitu sebagai dasar negara dan sebagai ideologi serta pandangan hidup yang mencerminkan jati diri bangsa. Sebagai kedudukan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pancasila berfungsi sebagai nilai inti dan norma yang mengatur penyelenggaraan negara. Segala peraturan perundang-undangan dalam penyelenggaraan negara, khususnya termasuk proses reformasi di segala bidang, diperhatikan secara cermat dan berpedoman pada nilai-nilai Pancasila.

Sedangkan Pancasila sebagai ideologi dan pandangan hidup merupakan seperangkat nilai berupa adat istiadat, budaya, dan nilai agama yang telah tertanam dalam masyarakat Indonesia jauh sebelum berdirinya Indonesia.

Dengan kata lain, unsur-unsur penyusun materi Pancasila tidak lain adalah cara hidup bangsa Indonesia sendiri, yang dianut dan dirumuskan oleh para founding fathers, dan Pancasila lahir dari cara hidup bangsa Indonesia sendiri, landasan negara, cara hidup masyarakat, dan ideologi. Oleh karena itu, Pancasila berakar pada ideologi dan pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri dan bukan tentang menghapuskan atau mengadopsi ideologi negara lain.

(6)

2.3 Jati Diri Bangsa Berpedoman Kepada Pancasila

Penurunan kualitas generasi muda Indonesia kini telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan, ditandai dengan melemahnya identitas dan ketahanan budaya. Lemahnya ketahanan budaya tersebut antara lain tercermin pada lemahnya kemampuan merespon dinamika perubahan yang timbul dari tuntutan zaman yang sangat ditandai dengan pesatnya intrusi budaya dunia.

Kebudayaan nasional yang diharapkan dapat menjadi katalisator pengenalan nilai-nilai luhur universal dan sekaligus penyaring terhadap masuknya budaya dunia yang negatif, jelas gagal memenuhi fungsinya. Tanpa sikap penyesuaian yang kritis, pengenalan budaya negatif, termasuk sikap berorientasi konsumen dan individual, merupakan proses yang lebih cepat dibandingkan pengenalan budaya positif dan produktif.

Krisis multidimensi yang terjadi saat ini turut berkontribusi terhadap melemahnya rasa percaya diri dan harga diri generasi muda, semakin menguatnya sikap ketergantungan, dan semakin meningkatnya sikap apatis mereka terhadap berbagai persoalan bangsa. Generasi muda kini menjadi generasi yang acuh tak acuh terhadap realitas masyarakat, karena menganggap bukan tugas dan misi mereka untuk menyelesaikan berbagai permasalahan tersebut. Secara terpisah permasalahan generasi muda adalah semakin memudarnya semangat nasionalisme akibat lemahnya kemampuan menyikapi keberagaman (pluralisme) yang merupakan ciri obyektif bangsa Indonesia. Terlebih lagi, nasionalisme Indonesia di kalangan generasi muda sedang dirusak oleh pesatnya globalisasi yang berdampak pada semua bidang kehidupan generasi muda.

Perilaku menyimpang seperti penggunaan narkoba, seks tidak berbayar, tawuran pelajar, dan kriminalitas sudah sangat familiar di kalangan generasi muda, dan mereka sudah melakukan perilaku tersebut sejak usia relatif muda. Mereka meresap ke dalam kehidupan sehari-hari kaum muda, mengadaptasi budaya perkotaan dengan berbagai cara, termasuk gaya hidup dan perilaku dalam berpakaian, pertemuan sosial, bermain, musik, konsumsi, dan lain-lain. Hal ini tidak hanya terjadi pada generasi muda di kota-kota besar, namun juga merambah hingga ke pelosok desa. Perbuatan dan cara hidup mereka meniru dan menyebar dari berbagai cara hidup yang ada di dunia, tanpa diketahui hakikat dan maknanya. Semua itu menunjukkan bahwa Pancasila belum terinternalisasi dalam kehidupan sehari-hari.

(7)

Oleh karena itu, perlu adanya pembangunan karakter generasi muda yang sejalan dengan nilai-nilai Pancasila. Eksistensi suatu bangsa sangat ditentukan oleh karakternya. Hanya bangsa yang berkarakter kuat yang dapat berkembang menjadi bangsa yang bermartabat dan disegani bangsa lain. Itu sebabnya kita semua ingin menjadi warga negara yang bermartabat. Sukarno selalu mendorong gerakan peningkatan kesadaran untuk “pembangunan bangsa dan pembangunan karakter”. Presiden Sukarno menjelaskan, tugas berat bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaan adalah membangun jati diri bangsa. Generasi muda terseret oleh berbagai kehidupan modern yang hedonis, melupakan nilai-nilai budaya bangsa yang berakar dari Pancasila:

2.3.1 Pengaruh globalisasi dunia terutama komunikasi dan informasi

Globalisasi dunia membawa perubahan yang luar biasa bagi kehidupan masyarakat, baik dari sisi positif ataupun negatifnya. Pengaruh komunikasi dan informasi saat ini berperan utama dalam membentuk sebagian besar tingkah laku dan kepribadian anak muda di Indonesia. Gaya hidup dan perilaku anak muda yang hedonis terinspirasi dari televisi, film, internet serta media komunikasi lainnya.

Kejadian, kecenderungan gaya hidup di belahan bumi lain, dengan pengaruh globalisasi membawa efek terinspirasinya anak muda di belahan dunia lain untuk melakukan tindakan serupa.

2.3.2 Degradasi kualitas moral

Salah satu hal yang sangat memprihatinkan di kalangan generasi muda adalah adanya kualitas moral, baik itu moral agama ataupun susila. Semakin melunturnya norma dan nilai-nilai agama dan susila dalam masyarakat, berubahnya persepsi dan kebiasaan tatanan kehidupan membawa kontribusi yang luar biasa bagi penurunan kualitas moral. Bahkan dalam sebagian generasi muda cenderung untuk melawan nilai dan arus dalam masyarakat. Idiom anti kemapanan menjadi “trade mark” bagi sebagian anak muda untuk terlepas dari “kungkungan nilai” dikarenakan degradasi kualitas moral dan terpengaruh dengan gaya hidup yang hedonis.

2.3.3 Lingkungan pergaulan

Pergaulan baik itu di lingkungan sekolah, kampus dan masyarakat merupakan asosiasi yang efektif bagi generasi muda untuk menumbuhkan gaya hidup yang

(8)

hedonis. Dalam banyak kasus, kekerasan dilakukan oleh generasi muda secara berkelompok dan karena itu kekerasan menjadi kekerasan kolektif yang secara psikologis, seseorang menjadi lebih berani dan terbuka dalam melakukan kekerasan.

2.3.4 Sikap emosional dan egoistik

Generasi muda identik dengan tingginya sikap emosional dan egoistik. Mereka melakukan berbagai tindakan berdasarkan emosi dan ego, tidak berdasarkan rasio, tanpa memikirkan dampak dan akibatnya. Hanya untuk menunjukkan eksistensi dan ekspresi diri mereka kadang melakukan kekerasan. Karakteristik generasi muda yang kurang memiliki akar budaya yang kuat dalam kecenderungan perilaku dan gaya hidup anak muda dengan alasan sebagai berikut:

2.3.4.1 Memahami modernitas hanya dari kulit luarnya saja

Tanpa memahami esensi dan makna yang menjelma dalam otak, pola pikir, dan perilaku. Sehingga mereka melakukan imitasi dan berlangsung dahsyat dengan deras arus informasi dan komunikasi. Anggapan modern apabila mereka memiliki dan berperilaku sesuai dengan tuntutan dalam proses imitasi tersebut.

Dan perilaku inilah yang menjadi gaya hidup mereka.

2.3.4.2 Bangga akan identitas fisik

Generasi muda bangga dengan identitas fisik yang mereka miliki, dalam hal berpakaian (fashion), konsumsi (food), wajah (face), fisik dan kesenangan (fun).

Hal ini menjalar dalam berbagai hal dalam kehidupan anak muda dan menjadi paradigma dan gaya hidup mereka. Mereka bersaing untuk hidup secara konsumtif, tanpa memahami hakekat dan esensi dari apa yang mereka lakukan.

Mereka merasa bangga dengan apa yang mereka miliki secara fisik, tanpa mengenal makna dan manfaat dari apa yang mereka miliki.

2.3.4.3 Menjadi generasi yang instan

Pada umumnya generasi muda sekarang merupakan generasi yang instan dalam banyak. Mereka menyukai berbagai hal yang instan tanpa harus ikut dalam proses di dalamnya. Mereka kurang mengenal konsep perjuangan sehingga makna dari tujuan dan eksistensi tersebut tidak mereka rasakan. Dari itulah mereka kurang memahami esensi banyak hal yang mereka lakukan.

(9)

2.3.4.4 Mudah terpengaruh kebudayaan lain yang belum tentu sesuai dengan karakteristiknya

Generasi muda sekarang ini cenderung tidak mempunyai karakter dan kepribadian yang kuat. Mereka mudah terpengaruh dengan kebudayaan lain yang berasal dari Barat, sebagai pemuas berbagai kebutuhan hedonisnya, tanpa menyeleksi lebih lanjut apakah kebudayaan tersebut sesuai dengan kepribadiaannya, bermakna atau bermanfaat untuk dirinya, tanpa banyak berpikir sisi positif dan negatifnya.

Pancasila dapat menjadi filter segala sesuatu dari pengaruh negatif globalisasi. Selain itu, dapat membangkitkan kesadaran kaum muda untuk memiliki moralitas dan mentalitas yang positif, dengan berbagai hal yang harus dilakukan dalam lingkungan keluarga, lembaga pendidikan, dan masyarakat. Mengarahkan dan menyadarkan generasi muda pada hal-hal dan kegiatan yang positif. Pendidikan dengan Pancasila sebagai dasarnya menekankan pada nilai- nilai untuk menumbuhkan warga negara yang baik dan patriotik.

Untuk itu Pancasila harus menjadi pandangan hidup generasi muda.Pandangan hidup mengandung konsep dasar kehidupan yang dicita-citakan oleh bangsa, pikiranpikiran terdalam dan gagasan sesuatu bangsa mengenai wujud kehidupan yang dianggap baik, yang akan membawa hidup dan kehidupan bangsa pada tujuan bersama. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia telah mampu memapu mempersatukan bangsa Indonesia yang pluralis dan multikultural serta memberikan petunjuk dalam mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan lahir dan batin dalam masyarakat. Pancasila yang berisi nilai-nilai luhur tersebut merupakan kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia sendiri dan diyakini sebenarnya.

Memberikan bekal pendidikan yang berlandaskan pada konsep iman dan taqwa dan pembentukan kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai agama dan susila. Dalam dunia pendidikan sudah saatnya direnungkan kembali sistem pendidikan nasional kita yang hanya menekankan pada pembentukan aspek kognitif, yang hanya mendidik manusia menjadi pintar.

Untuk itu dibutuhkan pendidikan dengan teknis dan kurikulum yang lebih berpihak pada pembentukan moral dan akhlaq yang positif, yang salah satunya dikembangkan dengan Pendidikan yang berlandaskan agama.

(10)

Karena itulah, Pancasila sebagai penguat dan identitas nasional Indonesia perlu segera direkonstruksi kembali oleh pemuda untuk diinternalisasikan dalam sikap dan nilai-nilai dalam kehidupan sehari-hari. Pancasila saat ini belum dihayati secara benar oleh generasi muda, hanya dipahami sebagai suatu instrument, simbol-simbol negara tanpa memahami hakikat dan makna dari esensi Pancasila itu sendiri. Sehingga, Pancasila menjadi unsur-unsur akal dan jiwa generasi muda yang konsisten dan konsekuen dalam tingkah lakunya sehingga tampak bahwa individu tersebut memiliki identitas khusus yang berbeda dari individu lainnya.

(11)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengertian Identitas Nasional adalah pandangan hidup bangsa, kepribadian bangsa, filsafat pancasila dan juga sebagai Ideologi Negara sehingga mempunyai kedudukan paling tinggi dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk disini adalah tatanan hukum yang berlaku di Indonesia, dalam arti lain juga sebagai Dasar Negara yang merupakan norma peraturan yang harus dijunjung tinggi oleh semua warga Negara tanpa kecuali “rule of law”, yang mengatur mengenai hak dan kewajiban warga Negara, demokrasi serta hak asasi manusia yang berkembang semakin dinamis di Indonesia.

Pancasila sebagai Kepribadian dan Identitas Nasional karena Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa dari masyarakat internasional, memilki sejarah serta prinsip dalam hidupnya yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain di dunia.Tatkala bangsa Indonesia berkembang menuju fase nasionalisme modern, diletakanlah prinsip-prinsip dasar filsafat sebagai suatu asas dalam filsafat hidup berbangsa dan bernegara. Prinsip-prinsip dasar itu ditemukan oleh para pendiri bangsa yang diangkat dari filsafat hidup bangsa Indonesia, yang kemudian diabstraksikan menjadi suatu prinsip dasar filsafat Negara yaitu Pancasila.

3.2 Saran

Demikian pokok bahasan makalah, “Pancasila sebagai Identitas Dasar Negara Republik Indonesia” yang dapat kami paparkan, besar harapan kami makalah ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak terutama bagi mahasiswa. Karena keterbatasan pengetahuan, referensi dan tata struktural bahasa dari pembuatan makalah ini, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun diharapkan agar makalah ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, As‟ad Said. Negara Pancasila: Jalan Kemaslahatan Berbangsa. Jakarta: LP3ES, (2009).

Susanto, Susanto. "Pancasila Sebagai Identitas Dan Nilai Luhur Bangsa: Analisis Tentang Peran Pancasila Sebagai Modal Sosial Berbangsa Dan Bernegara." JIIP: Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan 2.1,(2017).

Cahyani, F. D., Pratiwi, M. F. A. C. N., Nehru, N. A., & Ramadani, R. Pancasila Sebagai Identitas Dasar Negara Republik Indonesia.

Munir, MBM, Umi Salamah, & Suratman. Pendidikan Pancasila. Malang: Mardani Media, (2015).

Marsudi, Subandi, Al. Pancasila dan UUD’45 Dalam Paradigma Reformasi Edisi Revisi. Depok:

PT Rajagrafindo Persada, (2016).

Rahayu, Ani Sri. Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan (PPKN) Edisi Revisi. Jakarta: PT Bumi Aksara. . (2018).

Referensi

Dokumen terkait

[r]

TERHADAP MENCIT SWISS WEBSTER JANTAN YANG DIINDUKSI NATRIUM NITRIT NaNO2 ABSTRAK ANISA NUR SITI MAESAROH Email: anisanur@yahoo.co.id Tujuan dari penelitian ini adalah untuk