• Tidak ada hasil yang ditemukan

Panduan Asuhan Gizi Penyakit Tidak Menular dan Obesiti

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Panduan Asuhan Gizi Penyakit Tidak Menular dan Obesiti"

Copied!
452
0
0

Teks penuh

Saat mendokumentasikan dan melaporkan pelayanan gizi, setiap langkah yang diambil harus dicatat secara konsisten dan diselesaikan dengan tim pelayanan kesehatan yang terlibat di lokasi yang sama. Kegiatan dokumentasi dan pelaporan pelayanan gizi dimulai dengan kegiatan skrining gizi, pengkajian gizi, diagnosis gizi, intervensi gizi, serta pemantauan dan evaluasi gizi.

DOKUMENTASI KEGIATAN SKRINING MENGGUNAKAN FORMULIR SKRINING

Formulir Skrining Gizi untuk Anak a. Formulir Nutrition Risk Score (NRS)

Apakah ada penurunan berat badan atau tidak ada penambahan berat badan (bayi <1 tahun dalam beberapa minggu/bulan terakhir. Periksa berat badan secara teratur dan kaji risiko nutrisi setiap minggu (atau sesuai kebijakan rumah sakit).

Tabel 1.1. Kondisi penyakit yang berdampak pada gizi
Tabel 1.1. Kondisi penyakit yang berdampak pada gizi

Normal/Gizi Baik

Malnutrisi Sedang

Malnutrisi Berat

Formulir HARUS terdiri dari 3 pertanyaan yaitu berapa IMT pasien, berapa penurunan berat badan dalam 3-6 bulan terakhir dan apakah pasien menderita penyakit akut dan sudah atau belum asupan makanan selama > 5 hari. Metode menggunakan formulir MST terdiri dari 2 pertanyaan yaitu penurunan berat badan yang tidak terduga dan penurunan nafsu makan.

Formulir Skrining Gizi untuk Usia Lanjut a. Formulir Nutrition Risk Index (NRI)

Formulir GNRI digunakan untuk menyaring lansia dan penggunaannya melibatkan indikator biologis seperti albumin serum dan berat badan. Formulir GNRI ini merupakan modifikasi dari formulir NRI dengan perubahan pada indikator berat badan ideal dan pengukuran tinggi badan pada lansia yaitu dengan mengukur tinggi lutut.

DOKUMENTASI KEGIATAN PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR

Formulir Asuhan Gizi Dewasa/Lansia

26 Dietetika Penyakit tidak menular  Aktivitas dan mobilisasi (lampirkan status penilaian status fungsional indeks Barthel) Membutuhkan bantuan mandiri, sebutkan…….

Dietary History

Biokimia

Clinis/Fisik

Formulir Asuhan Gizi Anak

Untuk asuhan gizi pada anak, bentuk yang digunakan tidak berbeda jauh dengan bentuk asuhan gizi pada orang dewasa/lansia.

Riwayat Penyakit Pasien

  • Formulir Riwayat Pola Makan/Kebiasaan Makan
  • Formulir Catatan Asupan Makan Pasien
  • Formulir Permintaan Konseling Gizi
  • Formulir Audit Proses Asuhan Gizi Yang Komprehensif Untuk Catatan Klien/Populasi Yang Telah Dirancang

Formulir Monitoring dan Evaluasi Pelayanan Gizi digunakan untuk mengidentifikasi kegiatan pelayanan gizi yang telah dilakukan oleh ahli gizi. Formulir ini digunakan untuk mengaudit proses pelayanan gizi yang telah dilaksanakan sesuai rencana.

Selain itu, terdapat berbagai macam formulir panduan dan 2 jenis formulir evaluasi pelaksanaan pelayanan gizi secara keseluruhan.

NRS B. PYMS

Pada topik kedua ini kita akan mempelajari tentang praktik penyiapan dokumen dan pelaporan kasus di rumah sakit. Kami akan mencoba belajar mengisi formulir skrining dan formulir perawatan gizi anak dan dewasa dengan mengambil data pasien atau kasus penyakit di rumah sakit.

DOKUMENTASI DAN PELAPORAN SKRINING KASUS ANAK DAN DEWASA

Pilih formulir skrining yang sesuai dan isi data kasus di atas pada formulir skrining nutrisi. Pilih formulir penyaringan yang sesuai dan isi rincian kasus di atas pada formulir penyaringan.

Tabel 1.3. Perbandingan Metode Skrining Gizi Pada Anak
Tabel 1.3. Perbandingan Metode Skrining Gizi Pada Anak

KESIMPULAN

DOKUMENTASI DAN PELAPORAN ASUHAN GIZI KASUS ANAK DAN DEWASA

  • Contoh Kasus pada Pasien Anak

Dalam melakukan pendokumentasian dan pelaporan proses pelayanan gizi diperlukan keterampilan untuk memasukkan data pasien ke dalam formulir yang ada. Untuk mendokumentasikan pelayanan gizi, kita dapat menggunakan Formulir Pelayanan Gizi Anak atau Formulir Pelayanan Gizi Dewasa/Lansia.

NRS B. PNRS

Sedangkan formulir NRS-2002, formulir HARUS, formulir MNA – SF, formulir NRS, formulir NST (BAPEN), formulir SNAQ dapat digunakan untuk formulir skrining gizi pada orang dewasa yang dapat mendeteksi risiko gizi buruk. Berdasarkan evaluasi American Dietetic Association (ADA), formulir skrining terbaik untuk orang dewasa (tingkat I) adalah formulir NRS - 2002.

PAGT : Proses Asuhan Gizi Terstandar PES : Problem, Etiology, Signs/Symptoms PYMS : Pediatric Yorkhill Malnutrition Score SGA : Subjective Global Assessment. SGNA: Subjective Global Nutrition Assessment SNAQ: Short Nutrition Assessment Questionnaire SNST: Simple Nutrition Screening Tool. STAMP : Screening tool for pediatric malnutrition assessment Strong Kids: Screening tool for risk of impaired nutritional status and growth.

Workshop Kebijakan Terkini Pelayanan Gizi dan Kewenangan Ahli Gizi, PERSAGI-UNAIR, di Bekasi pada tanggal 29 April 2016.

ASUHAN GIZI TERSTANDAR UNTUK PASIEN OBESITAS

RUANG LINGKUP OBESITAS DEWASA

  • Pengertian obesitas pada orang dewasa
  • Patofisiologi obesitas pada orang dewasa

Keseimbangan energi dalam tubuh dipengaruhi oleh faktor dari tubuh itu sendiri yaitu regulasi fisiologis dan metabolisme tubuh, serta faktor di luar tubuh yaitu lingkungan. Asupan makanan yang berlebihan pada orang dewasa akan menyebabkan tubuh mengalami kelebihan asupan energi dibandingkan dengan kebutuhan energi tubuh untuk pengeluaran energi. Berbagai makanan yang masuk ke dalam tubuh mengandung nutrisi yang akan diubah menjadi sumber energi bagi tubuh.

Protein yang dikonsumsi akan dibentuk menjadi protein tubuh, dan kelebihan asupan protein akan disimpan sebagai lemak di dalam tubuh.

PENATALAKSANAAN TERAPI OBESITAS DEWASA

  • Asuhan gizi
  • Aktivitas Fisik
  • Modifikasi Perilaku

70 Dietetika Penyakit tidak menular  berperan dalam menjaga berat badan selama dan setelah mencapai penurunan berat badan. Kaji apakah terjadi penurunan berat badan sesuai yang diharapkan, yaitu mencapai 1/2 hingga 1 Kg BB/minggu. Penurunan berat badan dilakukan secara bertahap yaitu 1/2 hingga 1 kg/minggu dengan mengurangi asupan energi sebesar kkal/hari.

Dietetics Penyakit Tidak Menular 83 perilaku atau perubahan perilaku terkait konsumsi makanan yang dapat mendukung penurunan berat badan yang efektif.

Tabel 1.1. Klasifikasi IMT untuk Orang Dewasa Menurut WHO
Tabel 1.1. Klasifikasi IMT untuk Orang Dewasa Menurut WHO

RUANG LINGKUP OBESITAS ANAK

  • Pengertian obesitas pada anak
  • Etiologi obesitas pada anak

Menurut Lysen; Israel (2017) Obesitas pada masa kanak-kanak akan meningkatkan risiko terjadinya obesitas pada masa dewasa. Secara umum obesitas pada masa kanak-kanak disebabkan oleh konsumsi makanan dan minuman berkalori tinggi yang berlebihan, kurangnya aktivitas fisik, dan faktor genetik. Faktor genetik mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kecenderungan individu, namun faktor perilaku dan lingkungan lainnya juga berperan dalam munculnya obesitas pada anak.

Obesitas pada anak berkaitan dengan mekanisme fisiologis tubuh untuk menjaga keseimbangan antara asupan energi dan pengeluaran energi.

PENATALAKSANAAN TERAPI OBESITAS ANAK

Selain itu, rendahnya aktivitas fisik pada anak obesitas mengakibatkan rendahnya pengeluaran energi sehingga meningkatkan berat badan anak. Kegemukan atau obesitas berhubungan dengan asupan energi yang berlebihan dan aktivitas fisik yang kurang, ditandai dengan BMI = 30,83. 104 Dietetika Penyakit Tidak Menular  Tujuan intervensi gizi adalah mengurangi asupan energi secara bertahap, mengurangi berat badan secara bertahap, dan memperbaiki pilihan pola makan yang buruk.

Kegemukan/obesitas berhubungan dengan kelebihan asupan energi dan kurangnya aktivitas fisik, ditandai dengan BMI = 30,83 dan penampilan obesitas.

Tabel 2.1. Rumus Perhitungan Resting Energy Expenditure (WHO)
Tabel 2.1. Rumus Perhitungan Resting Energy Expenditure (WHO)

ASUHAN GIZI TERSTANDAR UNTUK PASIEN PENYAKIT KELAINAN

METABOLIK (DIABETES MELITUS, HIPOTIROID DAN HIPERTIROID)

RUANG LINGKUP PENYAKIT DIABETES MELITUS

  • Pengertian Penyakit DM
  • Etiologi Penyakit DM
  • Patofisiologi Penyakit DM

Ada berbagai jenis DM, seperti DM tipe 1, DM tipe 2, DM gestasional atau jenis DM lainnya (Escott-Stump, Sylvia, 2008). Modul ini hanya membahas tentang DM tipe 2 yang lebih banyak terjadi pada orang dewasa. Beberapa faktor risiko yang melekat pada diri seseorang mungkin berperan dalam meningkatkan risiko terkena DM tipe 2.

Adanya resistensi insulin pada otot dan hati serta kegagalan sel beta pankreas dalam mensekresi insulin merupakan kelainan dasar yang terjadi pada diabetes tipe 2.

PENATALAKSANAAN TERAPI PENYAKIT DIABETES MELITUS

  • Obat
  • Edukasi

Dietetika Penyakit Tidak Menular 123 Perhitungan kebutuhan energi pada pasien DM juga dapat menggunakan perhitungan berdasarkan status gizi dan tingkat pekerjaan (aktivitas). Permasalahan gizi atau problem (P) yang terdapat pada pasien DM dapat terjadi pada domain asupan, klinis, dan perilaku. Setelah diagnosis gizi ditegakkan, kami melakukan intervensi gizi untuk mengatasi permasalahan gizi yang dihadapi pasien DM.

Latihan fisik pada penderita DM dilakukan pada kadar glukosa darah tidak lebih dari 250 mg/dl.

Tabel 3.3.  Sasaran Pengendalian DM
Tabel 3.3. Sasaran Pengendalian DM

RUANG LINGKUP PENYAKIT HIPOTIROID DAN HIPERTIROID

  • Pengertian Penyakit Hipotiroid dan Hipertiroid
  • Etiologi Penyakit Hipotiroid dan Hipertiroid
  • Patofisiologi Penyakit Hipotiroid dan Hipertiroid

Dietetika Penyakit Tidak Menular 133 meningkat maka produksi TSH menurun dan sebaliknya apabila produksi hormon tiroid menurun sehingga tidak mencukupi kebutuhan maka produksi TSH meningkat (Kementerian Kesehatan, 2015). Penurunan produksi hormon tiroid akibat penyakit lokal pada kelenjar tiroid merupakan penyebab paling umum dari hipotiroidisme. Peningkatan kadar TSH merangsang hipertrofi dan hiperplasia kelenjar tiroid, menyebabkan kelenjar tiroid mengeluarkan lebih banyak hormon T3.

Antibodi ini merangsang sekresi dan pertumbuhan tiroid dengan cara yang mirip dengan TSH, namun tidak mengalami penghambatan umpan balik negatif oleh hormon tiroid.

Gambar 3.1. Kelenjar Tiroid
Gambar 3.1. Kelenjar Tiroid

PENATALAKSANAAN TERAPI PENYAKIT HIPOTIROID DAN HIPERTIROID

  • Pengobatan
  • Asuhan gizi

Keterangan : W = Berat Badan Sebenarnya, H : Tinggi Badan (cm), A = Umur (tahun) Setelah mendapatkan energi untuk REE, kita lanjutkan dengan menghitung Total Energy Expenditure (TEE) = REE x Aktivitas Fisik x Faktor Stress. Tujuan intervensi nutrisi pada pasien hipotiroidisme adalah untuk mengontrol penambahan berat badan akibat lambatnya laju metabolisme basal, memperbaiki ketidakseimbangan yang terjadi akibat asupan yang tidak adekuat atau defisiensi kongenital. Sedangkan tujuan intervensi nutrisi pada pasien hipertiroidisme adalah mencapai berat badan atau status gizi normal, memperbaiki keseimbangan nitrogen negatif, dan mengganti cairan yang hilang (akibat diare).

Intervensi nutrisi yang dilakukan pada pasien hipotiroidisme bertujuan untuk mengendalikan pertambahan berat badan akibat melambatnya energi metabolisme basal.

Tabel 3.3.  Faktor Aktivitas ( AF) dan Faktor Stres
Tabel 3.3. Faktor Aktivitas ( AF) dan Faktor Stres

ASUHAN GIZI TERSTANDAR UNTUK PASIEN GOUT ARTHRITIS

RUANG LINGKUP PENYAKIT GOUT ARTHRITIS

  • Pengertian
  • Etiologi
  • Diagnosis medis

 Sendi menjadi nyeri, bengkak, atau meradang akibat penumpukan kristal asam urat pada persendian. Pada tahap ini dilakukan upaya untuk menurunkan kelebihan asam urat dengan mengubah pola makan atau gaya hidup. Pada tahap ini, pasien mengalami serangan asam urat berulang-ulang, namun waktunya tidak pasti.

Pada fase kronis, kristal asam urat (tophi) menumpuk di berbagai area jaringan lunak pasien.

Gambar 4.3. Komplikasi Penyakit Gout
Gambar 4.3. Komplikasi Penyakit Gout

PENATALAKSANAAN GIZI PENYAKIT GOUT ARTHRITIS

  • Skrining Gizi

Asam urat (gout) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi penyakit yang berhubungan dengan hiperurisemia, sedangkan hiperurisemia didefinisikan sebagai kadar asam urat serum lebih dari 7 mg/dl pada pria dan lebih dari 6 mg/dl pada wanita. Penatalaksanaan pelayanan gizi pada pasien gout arthritis diawali dengan skrining gizi, pengkajian gizi, penentuan diagnosa gizi, intervensi gizi, konseling gizi, serta monitoring dan evaluasi gizi. Bentuk skrining gizi yang dapat digunakan untuk mengetahui adanya risiko malnutrisi pada penderita gout arthritis antara lain Short Form Mini Nutritional Assessment (MNA-SF), Nutrition Risk Index (NRI), Geriatric Nutrition Risk Index (GNRI), Nutrisi Inisiatif Skrining (NSI) dan Alat Skrining Nutrisi Kanada.

Terapi farmakologi pada pasien gout arthritis meliputi pemberian kolkisin, obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID) dan obat urikosurik. antihiperurisemia, kortikosteroid.

Gambar 4.6. Sayuran yang mengandung purin sedang
Gambar 4.6. Sayuran yang mengandung purin sedang

MNA-SP B. NRI

  • Identitas Pasien
  • Nutrition Screening (NRS 2002) Skrining Awal
  • Nutrition Assesment a. Anthropometri
  • Nutrition Diagnosis
  • Nutrition Intervention a. Preskripsi Diet

Tn. dl, trigliserida 208 mg/dl, HDL 50,9 mg/dl, LDL 75,9 mg/dl. Kebiasaan makan di rumah : makanan utama 3 kali sehari, jajanan favorit roti coklat isi keju, kacang mete dan goreng goreng, lauk hewani hampir setiap minggu, sate jerohan, udang goreng dan sarden serta lauk sayur, tempe, tahu setiap hari , sehari sekali makan 1 potong sedang , sayur mayur yang biasa dikonsumsi adalah sayur bening, bayam campur wortel, sayur sop kuah daging kental, pisang dan pepaya. Ibu 55 tahun dl, trigliserida 208 mg/dl, HDL 40,9 mg/dl, LDL 85,9 mg/dl.

Kebiasaan makan di rumah : makanan pokok 3 x sehari, jajanan favorit adalah gorengan dan emping goreng, lauk hewani berupa sosis usus hampir setiap hari, dan lauk sarden dan sayur, tempe, tahu setiap hari, makan 1 potong sedang sekali sehari Sayur yang sering dikonsumsi adalah bayam cerah dicampur wortel, sayur sop dengan kuah daging kental, buah yang sering dikonsumsi adalah pepaya, pisang atau semangka satu potong setiap hari.

Tabel 4.2. Data Biokimia  Jenis
Tabel 4.2. Data Biokimia Jenis

Gambar

Tabel 1.1. Kondisi penyakit yang berdampak pada gizi
Tabel 1.2. Perbandingan Karakteristik Dan Tujuan Penggunaan Skrining Gizi Anak
Tabel 1.4. Analisis Skrining Gizi Dewasa menurut American Dietetic Association (ADA)
Tabel 1.3. Perbandingan Metode Skrining Gizi Pada Anak
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji densitas zat gizi dan energi pangan, densitas asupan zat gizi dan energi, morbiditas, serta hubungannya dengan status gizi BB/U, TB/U,

Tidak ada perbedaan rerata persentase asupan gizi menurut tingkat pendidikan, kemungkinan karena setiap pasien mendapatkan makanan yang sama dari rumah sakit dan mendengarkan

/elayanan asuhan pasien dengan penyakit menular dan mereka yang daya tahannya diturunkan adalah pelayanan asuhan kepada pasien yang menderita penyakit menular dan

Meskipun begitu diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan yang baik mengenai faktor risiko penyakit tidak menular seperti mengurangi konsumsi

Karena tingginya akibat penyakit kardiovaskuler, kanker, poses trauma kepala, dapat diperkirakan bahwa kecelakaan dan penyakit tidak menular trauma pada gigi pun akan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji densitas zat gizi dan energi pangan, densitas asupan zat gizi dan energi, morbiditas, serta hubungannya dengan status gizi BB/U, TB/U,

Jawab : penilaian status gizi anak dapat di uke atau di lihat dari buku KMS karna di buku KMS tersebutlah dapat di lihat status gizi anak apakah baik ( garis Hijau) sedang (Kuning

pada Dinas Kesehatan Kota Sukabumi merupakan suatu konsep penyediaan informasi hasil cakupan pelayanan skrining kesehatan Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular (FR PTM) di